SUNTINGAN DAN ANALISIS TEKS
Naskah Kaghas No. 07.56
Dr. Endang Rochmiatun, M.Hum.
Fitriah, S.S.,M.Hum Mifta Huljannah
Penerbit
SUNTINGAN DAN ANALISIS TEKS Naskah Kaghas No. 07.56
Penulis : Dr. Endang Rochmiatun, M.Hum Fitriah, S.S.,M.Hum
Mifta Huljannah Layout : Yuni Aprilia
Editor : Fitriah, S.S.,M.Hum Desain Cover : Ismoko
Hak Penerbit pada Noer Fikri Offset Anggota IKAPI (No. 012/SMS/13) Dicetak oleh:
CV. Amanah
Jl. Mayor Mahidin No. 142 Telp : (0711) 366 625
Palembang – Indonesia 30126 E-mail : [email protected] Cetakan I : November 2022 16,25 x 25 cm
iv, 90 hlm
Hak Cipta dilindungi undang-undang pada penulis All right reserved
ISBN : 978-623-178-043-0
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ’alamin. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam semesta yang telah menciptakan manusia dengan akal dan fikiran.
Berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta kekuatan yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menuangkan fikiran, tenaga dan waktu dalam menyelesaikan buku yang berjudul “Suntingan Teks dan Analisis Isi Teks pada Naskah Kaghas No.07.56 Dalam Koleksi Museum Ngeri Sumatera Selatan” Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada suri teladan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikut yang selalu istiqomah di jalan-Nya.
Dalam penyusunan buku ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada agar berhasil sebagaimana mestinya, namun masih terdapat kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran sangat dibutuhkan demi sempurnanya buku ini.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah turut membantu, membimbing dan memberikan dorongan dalam penyelesaian buku ini, semoga selalu dalam lindungan dan mendapatkan kenikmatan dunia dan akhirat dari Allah SWT dan bermanfaat bagi semua. Aamiin.
Palembang, 05 September 2022 Penulis
A. Investarisasi Naskah ... 5
B. Deskripsi Naskah... 6
C. Suntingan Teks ... 7
D. Transliterasi Teks ... 11
E. Terjemahan Teks ... 38
Bab 3 Analisis Isi Naskah Nomor Inv 07.56 Koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan... 67
A. Analisis Naskah ... 67
B. Analisis Isi Teks ... 69
Bab 4 Penutup... 87
A. Kesimpulan ... 87
B. Saran ... 88
Daftar Pustaka ... 89
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki nilai kebudayaan yang cukup tinggi. Ini dibuktikan dengan berbagai adat dan kebudayaan.
Dikenalnya kebudayaan lama oleh generasi sekarang berkat adanya dokumentasi yang telah merekam kebudayaan tersebut. Salah satu dokumentasi itu berupa naskah-naskah yang ditulis dalam berbagai bahasa daerah yang tersebar di seluruh nusantara.1
Rajah dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah wafaq. Rajah merupakan jimat yang ditulis dalam bahasa Arab, dalam rajah juga tertulis ayat-ayat Al-Qur’an dan angka-angka dalam tulisan Arab yang diyakini memiliki kekuatan magis. Rajah adalah benda mati yang dibuat atau ditulis tangan oleh seseorang yang mempunyai ilmu hikmah tingkat tinggi, agar didalam rajah itu mempunyai kekuatan. Rajah yang ditulis oleh ahli ilmu hikmah biasanya berupa tulisan Arab, angka-angka, huruf-huruf tertentu atau simbol-simbol yang diketahui hanya oleh yang membuatnya.2 Rajah atau juga disebut dengan jimat, menurut kamus bahasa Indonesia adalah barang atau tulisan yang dianggap mempunyai kesaktian dan dapat melindungi pemiliknya, digunakan sebagai penolak balak, penjaga rumah, dan sebagainya. Dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai suratan atau gambaran, tangga dan sebagainya. Yang dipakai sebagai jimat untuk penolak penyakit dan sebagainya.3
Naskah adalah salah satu warisan budaya bangsa yang tak ternilai harganya. Naskah kuno dapat membuka kembali identitas bangsa Indonesia dimasa lampau. Selain itu, naskah kuno megandung nilai yang cukup tinggi dan dapat memberikan sumbangsih bagi masa depan budaya bangsa. Adapun isi dari naskah memuat sejumlah informasi masa lampau.
Dari naskah generasi penerus dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai bentuk dan isi kebudayaannya, selain candi, prasasti, ataupun relif. Naskah sebagai bagian dari sastra lama perlu dikaji karena sangat
1 Ahmad Budi Wahyono, Hikayat Panji Kuda Semirang: Alih Aksara, (Jakarta:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Jakarta, 2018), hlm.1.
2 Anwar Mujahidin, Analisis Simbolik Penggunaan Ayat-Ayat Al-Qur’an Sebagai Jimat Dalam Kehidupan Masyrakat Ponorogo, Jurnal Kalam, Vol. 10 No. 1, 2016, hlm. 50.
3 Perdana Ahmad, Ilmu Hikmah Antara Kharamah dan Kedok Perdukunan, (Klaten : Wafa Press, 2009), hlm. 28-19
Bengkulu, jambi, dan lampung.5
Naskah kuno merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dalam bidang kebendaan yang telah di lindungi oleh UU RI No 11 tahun 2010 Ungkapan “warisan budaya” dalam hal ini merupakan suatu pemberian bahwa naskah kuno adalah teks klasik yang diwariskan secara turun- temurun. Barried, dkk, mendefinisikan naskah kuno sebagai “tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa masa lampau”. Artinya naskah kuno merupakan karya yang diciptakan masyarakat zaman dahulu serta mewakili suatu masa minimal 50 tahun yang lalu.6 Hal tersebut juga berkaitan dengan undang- undang nomor 43 tahun 2007, pengertian naskah kuno yaitu semua dokumen tertulis yang tidak dicetak atau tidak dapat diperbanyak dengan cara yang lain, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri yang berumur sekurang-kurangnya 50 tahun.7
Menurut Syamsir Alam (Nuzulur, 2018: 2) naskah-naskah lama nusantara ternyata menunjukkan keberagaman yang luar biasa baik dari segi aksaranya, bahasa, tema, isi, maupun media yang dipergunakan.
Naskah-naskah tersebut tersimpan di dalam maupun diluar negeri dengan jumlah yang cukup banyak diurus oleh institusi pemerintah dan
4Ibid., hlm. 7.
5 A. Rapanie, dkk., Naskah Ulu Koleksi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, hlm.5.
6 Burhanuddin Arafah,”Warisan Budaya, Pelestarian dan Pemanfaatannya”,artikel diakses pada maret 2021 dari http://www.yayasankertagama.org/article/article4.pdf h.8.
7 Ahmad Budi Wahyono, Hikayat Panji Kuda Semirang: Ahli Aksara, (Jakarta:
Perpustakaan nasional Republik Indonesia Jakarta, 2018), hlm. 1.
separuhnya disimpan serta dijadikan satu satu koleksi pribadi atau dijadikan sebagai benda pusaka keluarga.8
Aksara ka-ga-nga berawal dari kata Brahmi, salah satu naskah kuno di India. Dari naskah Brahmi tersebut diteruskan menjadi huruf pallawa dan catatan Kawi.9 Warisan kebudayaan yang bernilai tinggi salah satunya ialah naskah, daerah yang masih banyak tersebar menyimpan naskah ulu atau ka-ga-nga ialah Pagaralam, Lahat, Empat Lawang, Lubuk Linggau, Ogan Komering Ulu Selatan. Adapun berbagai media yang dipakai yakni;
berbahan tanduk, gigi, gading gajah, tulang binatang, batu, rotan, daluang, kertas, daun nipah, daun lontar, tempurung kelapa, kulit kayu (kaghas), bambu baik itu gelondong maupun bentuk bilah yang lebih dikenal dengan nama gelumpai. Naskah merupakan tempat menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan pandangan dari perkembangan adat pada masa lalu.
Keanekaragaman diperoleh pada isi naskah bermacam-macam, seperti cerita-cerita, penghibur, harapan, asal-usul, ajaran agama islam, mantra, pengobatan, dan lain-lain. Macam-macam isi naskah inilah dipelajari dengan memakai ilmu tentang naskah yaitu filologi.10 Yang dimaksud dengan kerja filologi, adanya sejumlah variasi bentuk-bentuk tulisan dalam suatu naskah yang mana berisikan informasi masa lampau. Prinsip filologi ini didasarkan pada suatu penurunan dalam suatu teks karena terdapat banyak variasi.11
Menurut katalog naskah kuno Museum Negeri Sumatera Selatan tahun 2020, karangan Samsudin,SS dkk menjelaskan bahwa jumlah naskah ulu di museum berjumlah 58 buah koleksi yang terdapat berbagai jenis naskah di antaranya membahas tentang primbon, resep obat-obatan tradisional, agama islam,riwayat nabi Muhammad SAW, tentang nasehat kepada generasi penerus agar tidak lupa diri, serta banyak lagi naskah yang belum terbaca dan salah satunya teks yang berbahasa melayu berdialek daerah basemah yang ditulis dengan aksara ulu dengan kode no inv 07.56.12 Media tulisnya menggunakan kulit kayu berjumlah 18 lipat dan 34
8 Nuzulur Ramadhona,”Suntingan Teks dan Analisis Isi Teks Pada Naskah Ulu Sumatera Selatan Dalam Koleksi Peti PNRI No.91/3+”, Skripsi ,(Palembang: Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Raden fatah Palembang, 2018), hlm. 2.
9 Wahyu Rizky Andhifani, Laporan Arkeologi Survei Sumatera Selatan Bagian Pertama (Kabupaten Muara enim, kabupaten Lahat, Kota Pagaralam, Kota Prabumulih) Persembahan Naskah Ulu, (Palembang: Balai Arkeologi, 2009), hlm. 2.
10 Wahyu Rizky Adhifani, Naskah Kuna Pusaka Raja Sulah Desa Siulak Mukai Kerinci Jambi, Jurnal Siddhayarta, Vol.17, No.2, tahun 2012, hlm. 65.
11 Siti Baroroh Baried et al., Pengantar Teori Filologi, 1994. hlm. 5.
12 Ibid hlm.13.
walaupun ada di beberapa halaman terdapat huruf yang kurang jelas sedangkan faktor eksternal berupa data dari luar baik itu dari data yang di bahasa di dalam naskah masih digunakan oleh masyarakat uluan serta masih sedikitnya para penelitih dalam menelitih akasara ulu baik dari buku- buku atau karya-karya ilmiah yang lebih karakteristik menjelaskan naskah kaghas tersebut.
BAB II DESKRIPSI NASKAH KAGHAS NO.07.56
A. Investarisasi Naskah
Langkah Inventarisasi terhadapa naskah yang diteliti sangat diperlukan karena awal dalam penelitian filologi yaitu. Inventarisasi naskah pada penelitian ini dilakukan dengan pencarian melalui katalog naskah yaitu Cataloge of Malay, Minangkabau, And South Sumatera Manuscripts In The Netherlands Volume One and Two ditulis oleh Tengku Iskandar, Indonesian Manuscripts in Great Britain: A Catalogue of Manuscripts in Indonesian Languages in British Public Collections13, katalog museum negeri sumatera selatan dan museum sultan Mahmud Badarudin II.
Sehingga peneliti dapat menyakini bahwa katalog-katalog naskah- naskah tersebut penulis tidak menemukan naskah kuno yang berjudul sama dengan naskah kaghas kode no inv 07.56 yaitu pengobatan. Akan tetapi dalam penelusuran penulis terdapat beberapa naskah kuno yang berisi mengenai pengobatan, seperti naskah kuno beraksara ulu dengan kode 07.
47 berisikan obat- obatan tradisional14 dan naskah kuno dengan judul Pengobatan Tradisional Masyarakat Melayu Palembang Naskah Ilmu Pengobatan Syekh Kms. Muhammad Azhari Bin Abdullah Al Falimbani Tahun 1842, beraksara Jawi dan berbahasa Melayu. Naskah kuno ini tersimpan di museum negeri sumatera selatan Isi teks dalam naskah mengenai pengobatan tradisional mengunakan rajahan.
Naskah kaghas No.07.56 adalah koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan. Naskah ini sudah terdaftar dalam katalog Induk naskah-naskah Nusantara. Setelah melakukan pencarian belum ada ditemukan naskah dengan judul yang sama. Maka naskah kaghas No.07.56 merupakan naskah tunggal. Kemudian berdasarkan dari pencarian penulis belum ada yang menjadikan naskah ini sebagai bahan penelitian.
13 Nuzulur rahmadhona, “Telaah Pelafalan Bahasa Arab (Islam) Dalam Naskah Kuno Aksara Ulu Sumatera Selatan Kode Mss Malay A 2 Koleksi British Library, London (Tinjauan Filologi)”, Tesis. 2021.
14 Muhammad Affan Ridhollah , Dkk “Naskah Ulu: Obat-Obatan Tradisional Dalam Naskah Kaghas Nomor. Inv 07. 47 Koleksi Museum Negeri Sumatra Selatan (Kajian Filologi)”, Jurnal Sejarah dan Peradaban Islam, Vol. I No. 3, 2021.
Cara di dapat : Ganti Rugi Tanggal masuk/ No SK : 1987
Recto : 18 halaman
Verso : 16 halaman
Bahasa : Melayu dialek daerah basemah
Kondisi Benda : Baik
Tempat Penyimpanan : Gedung Pameran II Jumlah halaman/lipatan : 34 halaman 18 lipatan
Aksara : Ulu/ KA-GA-NGA
Awal kalimat : -
Akhir Kalimat : -
Deskripsi : Naskah kaghas koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan berasal dari Lahat, dalam penelitian ini penulis menyebutnya naskah kaghas no. 07.56 dengan nomor inventarisasinya adalah 07.56.
Nomor registrasi ialah 1462. Naskah kaghas No.07.56 didapat dari pihak museum dengan cara ganti rugi, kondisi naskah baik ukuran nasakah dengan panjang 10 cm dan lebar 16 cm. naskah ini berhuruf ka-ga-nga atau ulu dengan varian dialek “e”, media tulisnya kulit kayu (kaghas).
Teks ditulis dengan menggunakan tinta berwarna hitam dengan kondisi yang cukup jelas, meskipun ada beberapa bagian yang tintanya sudah memudar da nada beberapa huruf yang tidak terbaca dikarenakan terputus atau kabur. Sampul naskah berwarna coklat dengan ditandai lebel no.
inventarisasi dibagian depan dan belakang. Terdiri dari 34 halaman dan 18 lipatan.
Recto pada naskah kaghas 07.56 terdiri dari 6 halaman, bertulis huruf ulu dan terdapat ilustrasi gambar berjumlah 5 halaman.
Awal kalimat : Ini perusak dusun … … …
Akhir kalimat : … … kude menyerang … nenge menyerang …
Versonya berjumlah 11 halaman yang terdiri 9 halaman bertulis huruf ulu dan terdapat 2 halaman berilustrasi gambar.
Awal kalimat : Sari hini dapet … … …
Akhir kalimat : … … …beruli banyak
Recto pada bagian 2, naskah kaghas 07.56 terdiri dari 6 halaman berilustrasi gambar.
Awal kalimat : -
Akhir kalimat : -
Versonya berjumlah 6 halaman bertuliskan huruf ulu.
Awal kalimat : … … di … re … ne he … gih ri bi … . Item telu te … mam mu … datang masi ya te ……
Akhir kalimat : … … … di hilir perabuan tana hidup C. Suntingan Teks
Untuk memudakan dalam penelitian terhadap teks atau isi naskah- naskah lama, perlu adanya media pemahaman yang lebih mudah dan praktis, karena pada masa sekarang kebanyakan masyarakat kurang bisa membaca naskah lama yang masih menggunakan bahasa daerah dan tentu masih mengunakan tulisan daerah. Misalnya naskah ulu daerah perdalaman sumatera selatan yang menggunakan bahasa melayu daerah dan aksara ulu.
Maka perlu adanya transliterasi terhadap naskah-naskah tersebut untuk mempermudah pemahaman terhadap isi naskah.
1. Lambang aksara
Naskah kaghas No. Inventarisasi 07.47 koleksi museum negeri sumatera selatan menggunakan aksara ulu dalam penulisan teks tersebut. Agar dapat mudah dipahami secara baik maka pada penelitian ini penelitih sajikan bentuk aksara yang terdapat pada naskah tersebut.
Aksara ulu yang dipakai dalam naskah kaghas nomor inv 07.56 yakni menggunakan sistem silabaris, setiap lambang memiliki satu bunyi dengan lambang dan bunyi dalam aksara latin sebagai berikut:
5 DA
6 NA
7 PA
8 BA
9 MA
10 CA
11 JA
12 NYA
13 A
Tabel 2. 1, Pedoman Transliterasi Aksara Ulu Sumatera Selatan Aksara ulu, seperti halnya aksara yang lain yang bersistem silabaris memiliki sandangan yaitu penanda pada lambang aksara yang berfungsi membedakan bunyi. Namun dalam hal ini, peneliti hanya akan menyajikan sandangan yang ditemui dalam naskah kaghas kode no inv 07. 56. Yang ditemukan dalam teks naskah kaghas kode no inv 07. 56 .15
15A. Rapanie, dkk., Gelumpai tentang Nabi Muhammad, hlm. 17
14 SA
15 RA
16 LA
17 WA
18 YA
19 HA
20 NDA
21 MBA
22 NGGA
23 NJA
Tabel 2.2, Pedoman Transliterasi Sandangan Aksara Ulu Sumatera Selatan Mengubah KA menjadi KAH
Mengubah KA menjadi KAR
Mengubah KA menjadi KANG
Mengubah KA menjadi KAI/Y
Sebagai tanda bunuh, KA menjadi K
Selain sandang terdapat tanda-tanda lain yang menuntun cara pembacaan naskah, antara lain:
Bentuk Fungsi
Tanda awal Teks
Tabel 3. 3: Tanda Lain D. Transliterasi Teks
Transliterasi ialah pergantian huruf atau pengalihan huruf dari satu abjad ke abjad yang lain.16 Transliterasi dilakukan untuk mengganti atau pengalian huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain dalam naskah. Dalam hal tranliterasi peneliti menstrasliterasi sesuai dengan pengalihan huruf-huruf ulu ke huruf latin sesuai dengan teks dalam naskah. Transliterasi dilakukan berdasarkan lembah perlembar. Dalam transleterasi digunakan beberapa tanda, yaitu :
(…) : untuk menandai teks yang tidak dapat dialihkan aksarakan karena tidak terbaca atau bentuknya tidak jelas
[…] : untuk menandai bacaan yang diganti atau ditambahkan berdasarkan pada teks naskah
(//) : untuk menandai batas baris pada setiap teks naskah ( ) : untuk menandai awal kalimat pada setiap teks naskah ( ) : untuk menandakan awal atau batas kalimat pada setiap teks
naskah
( ) : untuk menandakan tanda awal bacaan pada setiap teks naskah Penyalinan transliterasi naskah kaghas no.07.56 sebagai berikut :
16 Nabilah lubis, naskah teks dan metode filologi, hlm. 73.
Ilustrasi Gambar lembar ke 1
Foto Naskah lembar ke 2
Ilustrasi Gambar lembar ke 2
Foto Naskah lembar ke 3
Ilustrasi Gambar lembar ke 3
Illustrasi Gambar lembar ke 4
Foto Naskah lembar ke 5
Ilustrasi Gambar lembar ke 5
Foto Naskah lembar ke 6
lustrasi Gambar lembar ke 6
Ilustrasi Gambar lembar ke 7
Foto Naskah lembar ke 8
Ilustrasi Gambar lembar ke 8
Foto Naskah lembar ke 9
Ilustrasi Gambar lembar ke 9
Ilustrasi Gambar lembar ke 10
Foto Naskah lembar ke 11
Ilustrasi Gambar lembar ke 11
PERKATA (AHLI AKSARA ) I ni per u sa k sa
Du sun hu rang
Foto Naskah lembar ke 12
PERKATA (AHLI AKSARA ) // Di rum ah ru pa nya Ta ru na ma nda pa t di Tu la la wa t ra pa nya Di u ta na ru pa nya
I ni pa ru sa k ru mah n
Foto Naskah lembar ke 13
Ilustrasi Gambar lembar ke 13
PERKATA (AHLI AKSARA ) // di pang mu suh ki ta sa [ra gi li ]17 Nga na da ra ka nya wa ga ma Ka ga ba ra na a da ka la [mpa]18 [ma ]19 ka wa da ha
Foto Naskah lembar ke 14
17 Dugaan sementara menurut penelitih huruf ini bisa dibaca [ra gi li ]karena bentuk hurufnya mirip dengan huruf tersebut akan tetapi tidak dapat terbaca dengan jelas dikarenakan hurufnya terputus
18 Dugaan sementara menurut penelitih huruf ini [mpa] akan tetapi tidak dapat terbaca dengan jelas dikarenakan hurufnya terputus
19 Dugaan sementara menurut penelitih huruf ini [ma] dikarenakan bentuk hurufnya mirip dengan huruf ma akan tetapi masih tidak dapat terbaca dengan jelas karena ada beberapa huruf yang kabur
PERKATA (AHLI AKSARA ) Di u lu mu suh ki
Di ah yar mu suh ki Di ru sun mu suh ki ta Di ja lan mu suh ki ta wa Di ru [ rang ] 20mu su ki ta sa ra
Di ka pung mu suh ki ta [sa ] rang [hi ] …21 Di ru mah mu suh ki ta [ sa ]22 rang hi
Foto Naskah lembar ke 15
20Dugaan sementara menurut penelitih huruf ini bisa dibaca [rang] karena bentuk hurufnya mirip dengan huruf tersebut akan tetapi tidak dapat terbaca dengan jelas dikarenakan hurufnya terputus
21 … tidak dapat terbaca karena hurufnya terputus
22 Dugaan sementara menurut penelitih ini adalah huruf sa karena bentuk hurufnya mirip dengan huruf sa
Ilustrasi Gambar lembar ke 15
PERKATA (AHLI AKSARA ) Rang Sa [wa]23 ka lu war ki ga gah ki Lu ka di kah nan pah [ da ]24 Lu ka pa la bah da
Lu ka di ki ri ba …25 Lu ka di li yar
Foto Naskah lembar ke 16
23 Dugaan sementara menurut penelitih huruf ini bisa dibaca wa karena mirip dengan huruf wa
24 Dugaan sementara menurut penelitih huruf ini bisa dibaca da karena hurufnya mirip dengan huruf da
25 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
PERKATA (AHLI AKSARA ) Jang u wa ki ta sa di I …26 U rang ha gung u lih ki …27 Ba ra mpa wa hu li hi ta sa
Ba nah ku t dah pa t sah Bu dah k dah pa t hu li ki ta sa Ba ru li ki ta sah ri ka
Foto Naskah lembar ke 17
26 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
27 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
Ilustrasi Gambar lembar ke 17
PERKATA (AHLI AKSARA ) Sah ri hi ni da pa t ha …28 sa ri a ni ma pa t
Sah ri i ni [ di ] 29 pa
Sah ri i ni ma pa t …30 Sa ri i ni ma pa ti
…31 …32 i ni ma pa t pa
Foto Naskah lembar ke 18
28 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
29 Dugaan sementara menurut penelitih huruf ini bisa dibaca di karena mirip dengan huruf di akan tetapi tidak dapat terbaca dengan jelas kaerna hurufnya kabur
30 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
31 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
32 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
PERKATA (AHLI AKSARA ) [ nda ] 33ma nya …34 [ ta ]35 …36 …37 Ba bi ma nya rang ku [ ta ]
Ri mau ma nya rang …38
[ ta ]39 ja ma nya rang ah [ tang ] 40 [ na ] ngga ma nya rang … [ ga ] Ku da ma nya rang
… [ ngga ] ma nya rang ba
33 Dugaan sementara menurut penelitih huruf ini bisa dibaca [nda] karena mirip dengan huruf [nda] akan tetapi tidak dapat terbaca dengan jelas kaerna hurufnya kabur
34 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
35 Dugaan sementara menurut penelitih huruf ini bisa dibaca [ta] karena mirip dengan huruf [ta] akan tetapi tidak dapat terbaca dengan jelas kaerna hurufnya kabur
36 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
37 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
38 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
39 Dugaan sementara menurut penelitih huruf ini bisa dibaca [ta] karena mirip dengan huruf [ta] akan tetapi tidak dapat terbaca dengan jelas kaerna hurufnya kabur
40 Dugaan sementara menurut penelitih huruf ini bisa dibaca [tang] karena mirip dengan huruf [tang] akan tetapi tidak dapat terbaca dengan jelas kaerna hurufnya kabur
Foto Naskah lembar ke 19 Ilustrasi Gambar lembar ke 19
PERKATA (AHLI AKSARA )
… di … ja ga na ha ja …41
… gah rang i … i ta …
Ta lu ta [ ba ]42 ma ban ma … Da ta mu si [ nye ]43 ta …
Ha rang i ni mau La ba bi Nya ya p Ta ngah ya … Da tang
La ru
… tah ja … La ma …
41 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
42 Dugaan sementara menurut penelitih huruf ini bisa dibaca [ba] karena mirip dengan huruf [ba] akan tetapi tidak dapat terbaca dengan jelas kaerna hurufnya kabur
43 Dugaan sementara menurut penelitih huruf ini bisa dibaca [nye] karena mirip dengan huruf [nye akan tetapi tidak dapat terbaca dengan jelas kaerna hurufnya kabur
PERKATA (AHLI AKSARA ) Rang k ki ta di kit i ta m
[ ja ] ya sah ri hi I ri ju
Tah lu pa yah muh si ni ya lah Ya ri h
Nya
… … …44 Lah muh mah Sa ka la pah Da la ta Ta te da
Ya lark u ri da ta
Ma mun suh Ja nya
Foto Naskah lembar ke 21 Ilustrasi Gambar lembar ke 21
44 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
PERKATA (AHLI AKSARA )
… di … ja ga na ha ja …
… gah rang i … i ta …
Ta lu ta [ ba ]45 ma ban ma … Da ta mu si [ nye ]46 ta …
Ha rang i ni mau La ba bi
Nya ya p
Ta ngah ya … Da tang
La ru
… tah ja … La ma … Bu …
Rang k ki ta di kit i ta m [ ja ] ya sah ri hi I ri ju
Tah lu pa yah muh si ni ya lah Ya ri h
Nya … … … Lah muh mah Sa ka la pah Da la ta Ta te da
Ya lark u ri da ta Ma mun suh Ja nya
45 Dugaan sementara menurut penelitih huruf ini bisa dibaca [ba] karena mirip dengan huruf [ba] akan tetapi tidak dapat terbaca dengan jelas kaerna hurufnya kabur
46 Dugaan sementara menurut penelitih huruf ini bisa dibaca [nye] karena mirip dengan huruf [nye akan tetapi tidak dapat terbaca dengan jelas kaerna hurufnya kabur
Foto Naskah lembar ke 22
Ilustrasi Gambar lembar ke 22
Foto Naskah lembar ke 23 Ilustrasi Gambar lembar ke 23
PERKATA (AHLI AKSARA )
… sa ja ye
Di hi lir ta ne ma ti Di hu ta ne ye
Di ka nan pe re bu tan…48 Ma ti di hu lu pe re
47 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
48 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
Bu ta ne hi du P
… ta na ma ti
Di hi lir pe ra bu wan Ta na hi du p
Hu lu ta na ma ti Di hi lir ta na i du p
Foto Naskah lembar ke 24 Ilustrasi Gambar lembar ke 24
PERKATA (AHLI AKSARA ) Pa gi yah i ta ma jay a Ki mai ha na ya …49
… lu da ngah ha di … ra
… ki ni ta lu ja ngah ru bu
… sah nang ja ya mi ra ta la ..
Ja ya pa ti ngi … ma ta Pu tih ja ya
49 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
PERKATA (AHLI AKSARA )
… pa gi pa gi mu sah ra ya ki
… gut i ka ki nda ha ri ta ta
… suh ta lug u ti ka ki da pa
… na ya ki ta ta lu mu suh …
… ta lu
Si … ba ra ja … Ba ra ja ta sa … Si ri mu ba ra …50 Su ki ta sa …
Foto Naskah lembar ke 26 Ilustrasi Gambar lembar ke 26
50 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
PERKATA (AHLI AKSARA )
… ha de .. ta
… batamu da … Sa ta ru ki ta
… da nya
ta ki ta ba ta mu de ngan le be ki te
… ha de ki te ba ra ta mu de ngan hu rang … Ha de ki ta ba mu de ngan ka ha ta …
… Ha de ki ta ba ta mu de ngan sa da ru … Ha da ki ta ba ta mu de ngan da ra pa da …51
Foto Naskah lembar ke 27 Ilustrasi Gambar lembar ke 27
PERKATA (AHLI AKSARA )
Ha de ki te ba ta mu de ngan le be be sa r pe…
Ha de ki te ba ta mu de ngan sa ki te pe de … Ha de ki te ba ta mu de ngan hu rang ka … A de ki te ba ta mu de ngan ku le ki te ma …
ini ke ka lu ka wan ka li te nga … 52 Ka lu war ki te bu dah
51 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
52 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
PERKATA (AHLI AKSARA)
Te nga ma le m hu rang de tang ja ge … Se ne de tang ya de ba re tu nggu
… le pa s se me le pa s ni pa de nye sa ki t
… pa nya ti yep ma ti ma ti ja ge ru pe nye
… t ti ya de ma ti pa de nye ba li k ju ti…
… pa da nye de tang la lik ru pe nye da…
ru pe nye ti ya de tang pa de nye Be te ga de ngan hu rang sa ta
Foto Naskah lembar ke 29 Ilustrasi Gambar lembar ke 29
PERKATA (AHLI AKSARA ) Tanda bulat banyak
Ma da y hi ju t …53
Be te ga de ngan hu rang seke Be te ga de ngan hu rang ku le Be te ga de ngan hu rang ba nya k Be te ga de ngan hu rang su ngg
Be te ga lah hu rang da ri pa …
Foto Naskah lembar ke 30 Ilustrasi Gambar lembar ke 30
53 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
Di ye la me na ja lan nye ma sa ki te wa …
Foto Naskah lembar ke 31 Ilustrasi Gambar lembar ke 31
PERKATA (AHLI AKSARA )
de sa mpa ng re ye … yan nda ma se ki te …
… pu ma ka nan nye pe da ng me ne ja li me
… nu na nye
((Bulat) ) me nu run kan sa ja gi de … je be nang (bulat 4 numpuk ) be ru li ke …
(bulat) sang ka ke pa de nye be ru lih … … (Bulat) nta pa de … …
Ra je ki te te pe …
((bulat) ) bi ge ka … …
… ba ji k ka pa … Lu m… … …
Foto Naskah lembar ke 32 Ilustrasi Gambar lembar ke 32
PERKATA (AHLI AKSARA ) (bulat) Je … je ke … … Li le le ba ra ng ke … Se ini (gha) de … 54 Be ru li ba nya k
Papapapapapapapapapapapapapapapapapapa
foto Naskah lembar ke 33 Ilustrasi Gambar lembar ke 33
54 … tidak dapat terbaca dengan jelas karena hurufnya terputus
E. Terjemahan Teks
Terjemahan merupakan suatu langkah dalam kajian filologi yang berupa pergantian bahasa asli teks ke dalam bahasa yang mudah di mengerti oleh masyarakat secara umum.55Terjemahan adalah pergantian bahasa dari bahasa daerah atau bahasa tradisional yang kemudian diterjemahkan ke bahasa yang mudah di pahami oleh pembaca pada waktu suntingan teks dipublikasikan, dengan tujuan agar terjemahan tersebut mudah di pahami isinya oleh pembaca.
Dalam terjemahan pada naskah kaghas No.inv 07.56 koleksi museum negeri sumatera selatan, peneliti sedikit mengalami beberapa masalah dalam penerjemahan yaitu pada bahasa naskah tidak di pakai lagi pada masyarakat sehingga kesulitan dalam arti atau maknanya. Peneliti juga akan berusaha sebaik mungkin untuk dapat menejemahkan naskah ini secara lengkap dan terperinci agar bisa dipahami. Adapun terjemahan dari naskah kaghas no.inv 07.56 sebagai berikut;
55 Masayu Naurotul Ulfa, Naskah Gelumpai Pada Peti 91 di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia: Deskripsi Naskah Suntingan Teks dan Analisis Isi, hlm. 43.
1. Perkalimat (ahli bahasa ) dan terjemahan : Gambar lembar ke 1
2. Perkalimat (ahli bahasa ) dan terjemahan : Gambar lembar ke 2
4. Perkalimat (ahli bahasa ) dan terjemahan ; Gambar lembar ke 4
5. Perkalimat (ahli bahasa ) dan terjemahan ; Gambar lembar ke 5
6. Perkalimat (ahli bahasa ) dan terjemahan ; Gambar lembar ke 6
8. Perkalimat (ahli bahasa ) dan terjemahan ; Gambar lembar ke 8
9. Perkalimat (ahli bahasa) dan terjemahan ; Gambar lembar ke 9
10. Perkalimat (ahli bahasa) dan terjemahan ; Gambar lembar ke 10
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : Ini perusak sedusun hurang
TERJEMAHAN Ini perusak sedesa orang
12. Perkalimat (ahli bahasa) dan terjemahan ; Gambar lembar ke 12
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : (tanda bulat) di rumah rupenye
Taruna mandapat di (wa) Tula langit rupenye Diutan rupenye
(tanda bulat ada titik) ini perusak rumah TERJEMAHAN
(tanda bulat) di rumah rupanya Taruna mendapat di (wa) Tula langit rupanya Dihutan rupanya
13. Perkalimat (ahli bahasa ) dan terjemahan ; Gambar lembar ke 13
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : Di pang (pan) musuh kita sara …..
Gambar (ga ka nga na da ra ) Gambar (ka nda wa ga ) ……
Bawah gambar (ba ra na a …… ) (terdapat 3 gambar )
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : (tanda bulat) di ulu musuh ki …..
Di ayir musu ki …..
Di dusun musuh ki ….
Di … lan musuh ki te Di … ri musuh kite sati
Di kapung musuh kite sari hi … Di rumah musuh kita sarihi …..
TERJEMAHAN
(tanda bulat) di ulu musuh ki ….
Di air musu ki ….
Di desa musuh ki ….
Di … lan musuh ki ta Di … ri musuh kita sati
Di kepung musuh kita hari ini … Di rumah musuh kita hari ini …..
15. Perkalimat (ahli bahasa) dan terjemahan ; Gambar lembar ke 15
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : Jangan keluar kisa …
Luke di kanan pade … Luke pale badan Luke di kiri ba … Luke di liyar … TERJEMAHAN Jangan pergi keluar Luka pada di kanan Luka juga dibadan Luka dikiri badan Luka dileher
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : Jang uli kite sari I …
Urang hagung kulih ki …
… rempuan hulih kite …
… nakut dapet sa… … Ruli kite sari I … TERJEMAHAN Jang uli kita hari I … Orang hagung kulih ki …
… rempuan hulih kita …
… nakut dapat sa … … Rulih kita hari I
17. Perkalimat (ahli bahasa) dan terjemahan ; Gambar lembar ke 17
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : Sari hini dapet …
Sari ini ndapet Sari ini dapet Sari ini ndapet …
… Ini ndapet … TERJEMAHAN Hari ini dapat … Hari ini ndapat Hari ini dapet Hari ini ndapat …
… ini ndapat …
18. Perkalimat (ahli bahasa) dan terjemahan ; Gambar lembar ke 18
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) :
… me nyu … …
… babi menyerang ku … Rimau menyerang … Gaja menyerang a…
Nenge menyerang … Kuda menyerang … Nenge menyerang …
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : (awal) …… di…re…ne he …
Ghi ri bi … Item Telu te… ma m mu … Datang masi ya te…
Hari ini lima (li mau) Lebe syiap
TERJEMAHAN
(awal) …… di…re…ne he…
Ghi ri bi… hitam Dua te… ma m mu…
Dating masih ya te…
Hari ini lima (harimau) Sudah besiap
20. Perkalimat (ahli bahasa) dan terjemahan ; Gambar lembar ke 20
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : Rak kite Irang tam
Jeye sari hini iju Talu puyan manisi yala Yelhnye
TERJEMAHAN Rak kita orang hitam Jaya hari ini iju
Telah punya manusia lah Yalhnya
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : (awal) …… di…re…ne he …
Ghi ri bi … Item Telu te… ma m mu … Datang masi ya te…
Hari ini lima (li mau) Lebe syiap
Rak kite Irang tam Jeye sari hini iju Talu puyan manisi yala Yelhnye
TERJEMAHAN
(awal) …… di…re…ne he…
Ghi ri bi… hitam Dua te… ma m mu…
Dating masih ya te…
Hari ini lima (harimau) Sudah besiap
Rak kita orang hitam Jaya hari ini iju
Telah punya manusia lah Yalhnya
22. Perkalimat (ahli bahasa) dan terjemahan ; Gambar lembar ke 22
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : Da de mati
Hini mule betiyep
Rase rase seseri hini ri … Hitem bise kite jeye
Luke kening hade mati sari hini Sekhe mati
Be se rume hedewesa Ri Ini lekele
Ngan hade mati TERJEMAHAN Tidak mati
Ini mulai betiyap
Rasa rasa sesering ini ri … Hitam bisa kita jaya
Luka kening hada mati hari ini Sekha mati
Bersama ruma hadewasa Hari ini lekele
Dengan hada mati
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) :
…sa jaye
Di hilir tane mati Di hutaneye Ilir nye
Di kanan perebutan … Mati dihulu pere Buta ne hidup
… tana mati Di hilir perabuwan Tana hidup
Hulu tana mati Di hilir tana Idup TERJEMAHAN
… sa jaya
Di hilir tana mati Di hutannya Ilir nya
Di kanan perabutan … Mati dihulu pere Buta na hidup
… tana mati Di hilir perabuwan Tana hidup
Hulu tana mati Di hilir tana hidup
24. Perkalimat (ahli bahasa) dan terjemahan ; Gambar lembar ke 24
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) :
… Pegiyan Item jeye
… kindang ha ….. sa …
… lu dengan hadang … ra Ye kuni tali ta ….. tu … Ran na jeye mire talu ..
Jaye para item Putih jeye
TERJEMAHAN
… pergian hitam jaya
… kandang ha …..sa …
… lu dengan hadang … ra Ya kuni tali ta ….. tu … Ran na jaya mira talu … Jaya para hitam
Putih jaya
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : Pegi musuh jaya I …
… guti ke indang ha ra kata … Nuh talu guti ka kindang …
…. Na ya kite ta talu musuh …
… talu .
(tanda mata angina ) si ….. ba ra ja … Ba raja asa …
Niri mubara … Su kite se …..
TERJEMAHAN Pergi musuh jaya I …
… guti ke indang ha ra kata…
Nuh talu guti ka kindang …
….. na ya kita ta talu musuh …
… talu
(tanda mata angina) si … ba ra ja … Ba raja asa…
Niri membara … Su kite se ….
26. Perkalimat (ahli bahsa ) dan terjemahan ; Gambar lembar ke 26
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) :
… hade … ta
… batamu da … Sataru kite
… da nya
Ta kita buta mu dengan lebe kite
… hade kite baratemu dengan hurang … Hade kite batamu dengan ka hata …
… hada kita batamu dengan sadaru … Hada kite batamu dengan dara pada … TERJEMAHAN
… hade…ta
…bertemu da…
Seteru kita
…da nya
Ta kita bertemu dengan lebe kita
…hade kita bertemu dengan orang…
Hada kita bertemu dengan ka hata…
…ha da kita bertemu dengan saudara … Hada kita bertemu dengan darah pada…
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : Hade kite betemu dengan lebe besar pe … Hade kite betemu dengan sakite pe de … Hade kite beretemu dengan hurang ka … Ade kite beretemu dengan kule kite ma…
(matahari) ini kekalu kawan (matahari) kali te nga … (matahari) tenga bingun itu detang jage bi …
(matahari) sune (matahari) tengan bingi hurang detang … Kite disa … …
TERJEMAHAN
Hade kita bertemu dengan lebih besar pe … Hade kita bertemu dengan sakit pada … Hade kita bertemu dengan orang ka … Ada kita bertemu dengan pacar kita ma … (matahari) ini kalu kawan (matahari) kali tenga … (matahari) suna (matahari) tangan orang akan datang … Kita disa … …
28. Perkalimat (ahli bahasa) dan terjemahan; Gambar lembar ke 28
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : (matahari) tenga malem hurang detang jege…
(matahari) sene (matahari) detang ya de bare tunggu
… lepas semelepas ni padenye (matahari) sakit
…panya tiyep mati (matahari) mati jege rupenye (matahari)
…t tiyade mati padenye (matahari) balik juti …
… padanye (matahari) detang lalik rupenye (matahari) da … Rupenye (matahari) tiya detang padenye
(tanda bulat bulat)
Betega dengan hurang sata TERJEMAHAN
(matahari) tenga malam orang datang jaga…
(matahari) sana (matahari) datang ya da bara tunggu
… lepas semelepas ni padanya (matahari) sakit
… punya tiap mati (matahari) mati jaga rupanya (matahari)
…t tiada mati padanya (matahari) balik juti …
… padanya (matahari) datang lalik rupanya (matahari) da … Rupanya (matahari) tiada datang padanya
(tanda bulat bulat) Betega dengan orang sata
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : Bulat banyak
Madey hijut …
Betega dengan hurang seke Betega dengan hurang kule Betega dengan hurang banyak Betega dengan hurang sunggu
(tanda matahari) betegalah hurang dari pa … TERJEMAHAN
Bulat banyak Madey hijut …
Bediri dengan orang sana Bediri dengan orang kule Berdiri dengan orang banyak Berdiri dengan orang sunggu
(tanda matahari) berdirilah orang dari pa…
30. Perkalimat (ahli bahasa) dan terjemahan ; Gambar lembar ke 30
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : Yir rajelahnye kite peca …
Pe makan na nunenye (matahari) di … Lu jalan ma saki heye ma bu … Ru pehepasnye
(matahari) di patang guntung jelan mase kite … Biripe makananye
…heda kayu mati sebuah lajalannye ma …
… ya m kelahbu pemakan nanye (matahari) … di tu …
Ne jalan mase kite bera tipu lepa nu na na (matahari) diye lame najalannye masa kite wa…
TERJEMAHAN Yir rajalahnya kita paca…
Pa makan na nu nanya (matahari) di … Lu jalan ma saki haya ma bu …
Ru pahapasnya
(matahari) di patang guntung jalan masa kita…
Berapa makananya
…hada kayu mati sebuah lajalannya ma…
…ya m kelabu pemakan nanya (matahari) … di tu …
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) :
(matahari) de sampan reye … yan nda mase ki te… …
… pu makannanye (matahari) pedang me ne ja li me
… nu nanye
((bulat) matahari ) menurunkan saja gide … Je benang (bulat 4 numpuk) berulih bare ke … (bulat) sang k kepadenye (matahari) berulih … … (bulat) nta pade … …
Rajeki te te pe … …
((bulat) matahari) bi ge ka … …
… ba ji k ka pa … (matahari) lu m … … … TERJEMAHAN
(matahari) da perahu raya … yan nda masa ki ta … …
… pu makannanya (matahari) pedang ma na ja li ma
… nu nanya
((bulat) matahari ) menurunkan saja gida …
Ja benang (bulat 4 numpuk ) beroleh bara ke … (bulat) sang k kepadanya (matahari) beroleh … … (bulat) nta pada … …
Rezeki ta ta pa … …
((bulat) matahari ) bi g aka … …
… ba ji k ka pa …
(matahari ) lu m … … …
32. Perkalimat (ahli bahasa) dan terjemahan ; Gambar lembar ke 32
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : (bulat) je … je ke … …
Li le be barang ke … Se ini (gha) de … (matahari) beruli banyak
Papapapapapapapapapapapapapapapapapapapapa TERJEMAHAN
(bulat) ja … j aka … … Li la ba barang ke … Sani (gha) da …
(matahari) beroleh banyak
Papapapapapapapapapapapapapapapapapa
PERKALIMAT (AHLI BAHASA) : Ka ta na
Ha ma Ga ga wa ba Ka pa
TERJEMAHAN Katanya
Hama Gaga waba Kapa
34. Perkalimat (ahli bahasa ) dan terjemahan;Gambar lembar ke 34
BAB III ANALISIS ISI NASKAH NOMOR. INV 07. 56
KOLEKSI MUSEUM NEGERI SUMATERA SELATAN
A. ANALISIS NASKAH
1. Karakteristik Tesk Naskah
Naskah merupakan tradisi tulisan nusantara, dengan serangkai perjalanan panjang sehingga menghasilkan banyak dokumen tertulis berupa naskah-naskah kuno yang keberadaannya saat ini masih tersimpan di beberapa koleksi lembaga maupun perorangan.56 Dari beberapa naskah yang ada tentunya memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik itu melekat sehingga menjadi identitas naskah tersebut, hal inilah yang menjadi karakteristik dari masing-masing naskah sehingga bisa di kaji secara mendalam. Namun pada dasarnya naskah kuno memiliki karateristik yang sama yaitu isinya sama yaitu memuat unsur logika-magis, tidak ada keterangan waktu (anakronistik), istanasentris, dan anonim..57
Dari hasil penelitihan naskah ulu nomor. inv 07. 56 koleksi museum negeri Sumatera Selatan, Penelitih mendapati karateristik yang sesuai dengan naskah kuno pada umunya, seperti:
a. Memiliki unsur Logika-Magis
Logika-magis merupakan pemikiran yang biasa diantara pemikiran logika dan pemikiran magis. Pada naskah kaghas berisi tentang rajahan atau simbol-simbol memiliki kekuatan sprinatular yang dipercaya masyarakat dapat menghalang dan membantu masyarakat dalam segala bisang. Hal ini sering ditemukan dalam naskah-naskah kuno lokal, pada naskah nomor. inv 07.56, penelitih menemukan unsur-unsur logika dan magis yang terdapat pada lembar sebelas pada naskah kaghas yang berisi sebagai berikut:
56Nuzurul Ramadhona, Sutingan Teks Dan Analisis Isi Teks Pada Naskah Ulu Sumatra Selatan Dalam Koleksi Peti Pnri No.91/3+ (Palembang: Uin Raden Fatah Palembang, 2018).
57 Muhammad Affan Ridhollah, Dkk “Naskah Ulu: Obat-Obatan Tradisional Dalam Naskah Kaghas Nomor. Inv 07. 47 Koleksi Museum Negeri Sumatra Selatan (Kajian Filologi)”, Jurnal Sejarah dan Peradaban Islam, Vol. I No. 3, 2021.
keterangan waktu pada naskah naskah peneliti haruslah mengadakan tinjauan atau studi fokus untuk mengungkap kapan suatu informasi itu terjadi pada naskah nomor.inv 07.56, sehingga dapat membantu peneliti menemukan keterangan waktu.
c. Istanasentris
Cerita-cerita yang banyak terdapat pada naskah kuno adalah mengangkat aktivitas elite dalam masyarakat. Mereka terdiri dalam golongan raja, menteri-menteri, dan tokoh keagamaan.
Pada naskah kaghas nomor.inv 07.56 peneliti tidak menemukan tokoh yang muncul dan hanya menjelaskan tentang simbol- simbol rajahan dan tidak menjelaskan tentang tokoh elite masyarakat.
d. Anonim
Dalam beberapa karya atau naskah kuno yang dijumpai, seringkali penulis naskah tidak mau menuliskan namanya di dalam tulisannya. Naskah kaghas nomor. inv 07.56 koleksi museum negeri Sumatara Selatan, penelitih tidak menemukan siapa penulis asli atau penyalin dari naskah ini.
2. Karakteristik Aksara Pada Naskah
Dari hasil penelitihan naskah kaghas nomor.inv 07.56, peneliti mendapati bentuk tulisan aksara lebih di sebabkan oleh media penulisannya. Sesuai dengan namanya kaghas merupakan kulit kayu jadi naskah kaghas merupakan naskah yang ditulis dengan media kulit kayu yang di bentuk menyerupai kertas sehingga tulisanya aksara berbentuk tegak lurus dan sisinya lebih tumpul
karna penulisan menunakan tinta bukan ukiran seperti media bambu.
Aksara KA-GA-NGA secara jelas terlihat seperti tulisan paku yang pernah di gunakan sebagai salah satu format tulisan awal sistem tulisan. Diantaranya adalah sebagai pictographic (huruf gambar), lambang yang mewakili objek. Terkait bentuk huruf yang menyerupai tulisan paku dapat di jelaskan bahwa sistem ini selanjutnya menjadi sistem penulisan bahasa, tulisan paku kemudian menyerap unsur ideographic, lambang tidak hanya menghadirkan objek tapi juga gagasan.58
Pada naskah kaghas nomor.inv 07.56 beraksara KA-GA- NGA, penelitih mendapati bahwa dalam cara penulisan naskah kaghas ini lebih kecendrungan dalam arah penulisan dimulai dari ujung lembar ke ujung lembar. Apabila awal teks naskah di tandai penada berbentuk seperti lingkaran yang di tempatkan disebelah kiri larik pertama teks yang bersangkutan. Ada kalanya penanda tersebut digunakan awal bagian teks dari cerita.
B. Analisis Isi Teks
Naskah kaghas nomor.inv 07.56 koleksi museum negeri Sumatera Selatan, naskah ini Terdiri dari 34 halaman dan 18 lipatan kaghas (lembar yang terisi) di tulis menggunakan huruf KA-GA-NGA. Setelah peneliti melakukan penelitihan terhadap naskah kaghas nomor. inv 07.56, peneliti mendapati bahwa sistem pengunaan rajahan dalam hal ini simbol-simbol tradisional yang digunakan untuk melindungi si pengunan dari berbagai macam marabahaya ini sudah berkembang di kalangan masyarakat sumatera selatan terutama masyarakat ulu, dengan mengunakan naskah kaghas sebagai media tulis maka para ahli atau dukun mencatat simbol- simbol yang guna dalam kehidupan.
Dalam penelitihan ini peneliti mengelompokan pembahasan menjadi 3 pembahasan dari naskah nomor. Inv 07.56 atau 3 sub bab kecil agar mempermudah peneliti dalam mengannalisis naskah kaghas nomor. inv 07.56 koleksi museum Negeri Sumatera Selatan secara rinci dari lembar ke lembar. Diantara 3 pembahasan tersebut, yaitu :
58 Muhammad Affan Ridhollah, Dkk “Naskah Ulu: Obat-Obatan Tradisional Dalam Naskah Kaghas Nomor. Inv 07. 47 Koleksi Museum Negeri Sumatra Selatan (Kajian Filologi)”, Jurnal Sejarah dan Peradaban Islam, Vol. I No. 3, 2021.
Ilustrasi Gambar
gambar diatas menjelaskan tentang rajahan penjaga atau penjaga diri, adapun cara pengunaanya tergantung kegunaanya misalnya ditulis pada baju, kalung, ikat pinggang, badan, dan lain-lainnya. Adapun untuk kegunaanya tergantung permintaan yang mau di rajah seperti untuk kebal, pengasih, penyayang dan lain-lainnya, menurut Mat Ubi59 (salah satu praktisi ahli pengobatan di Musi Banyuasin) ia menjelaskan bahwa gambar tersebut masih digunakan walaupun ada perbedaan, misalnya kalau dinaskah tidak ada huruf arabnya karna punya penduduk lokal sedangkan yang berkembang sekarang itu merupakan pengaru agama islam, akan tetapi pengunaannya sama karna pada masyarakat saat melakukan aktifitas baik itu didarat, laut dan hewan serta mahluk halus yang dapat menganggu keselamatan.
Sehingga dengan adanya rajahan tersebut dapat memberikan rasa aman dimanapun dia berada.60 Adapaun gambar diatas lebih dijelaskan dengan adanya bacaan pada lembar pertama dan kedua setelah gambar yaitu :
1. (tanda bulat) di rumah rupenye
(tanda bulat) di rumah rupenye (tanda bulat) di rumah rupanya
Taruna mandapat di (wa) Tula langit rupenye Diutan rupenye
(tanda bulat ada titik) ini perusak rumah
Taruna mendapat di (wa) Tula langit rupanya Dihutan rupanya
2. (tanda bulat) di ulu musuh ki …..
(tanda bulat) di ulu musuh ki
…..
(tanda bulat) di ulu musuh ki
….
Di ayir musu ki …..
Di dusun musuh ki ….
Di … lan musuh ki te Di … ri musuh kite sati Di kapung musuh kite sari hi.
Di rumah musuh kita sarihi
…..
Di air musu ki ….
Di desa musuh ki ….
Di … lan musuh ki ta Di … ri musuh kita sati Di kepung musuh kita hari ini Di rumah musuh kita hari ini
…..
59 Wawancara dengan bapak mat ubi pada tanggal 15 Agustus 2022
60 Ust. Labib Mz, Mujarobat Akbar, usaha bintang jaya, Surabaya, 1994.
Gambar 1.1 rajahan penjaga versi naskah aksara ulu
61 Hasil Wawancara Dengan Mat Ubi Tanggal 15 Agustus 2022.
62 Ust. Labib Mz dkk, Mujarobat Akbar, Usaha Bintang Jaya, Surabaya, 1994.
63 Ust Labib MZ dkk, Bintang Indonesia, Jakarta.
b. Rajahan Penjaga Rumah
Foto Naskah
Ilustrasi Gambar
Pada gambar ini peneliti mengindentifikasikannya sebagai rajah penjaga rumah karena terdapat kesamaan dengan kitab mujarobat dan rajahan yang digunakan oleh masyarakat aceh yang mempercayainya sebagai rajahan penjaga rumah dari maling.64 adapun pengunaan rajahaan ini dengan cara di gambar lalu di tempel pada setiap sisi rumah diantaranya sisi timur, barat, selatan dan
64 Rajah salah satu pengobatan tradisional ureung aceh, balai pelestari dan nilai tradisional bandar aceh, 2010.
Di rumah musuh kita sarihi ….. Di rumah musuh kita hari ini Dari kalimat diatas dapat kita lihat keadaan masyarakat saat itu, bila diperdalam musuh yang terdapat pada bacan naskah di indikasikan sebagai makna bahwa desa itu tidak aman baik dari gangguan bandit, maling, perompak maupun dari faktor lainnya, sehingga dengan adanya rajah ini di harapkan oleh masyarakat tersebut bisa memberi pelindungan selama mereka ada di dalam rumah baik keluarga maupun harta benda mereka sehingga saat mereka berkerja mereka tidak merasa khawatir dengan apa yang ada didalam rumah tersebut.66
Adapun simbol yang di pakai pada jenis rajahan ini adalah sebagai berikut:
65 MS. Mariyah, Rahasia Mujarobat lengkap, mahkota, Surabaya.
66 MS. Mariyah, Rahasia Mujarobat lengkap, mahkota, Surabaya.
Gambar 1.1 rajahan penjaga rumah
Gambar di atas merupakan rajah pelindung yang di tambah empat pilar atau tiang yang terdapat pada saat membangun rumah. Selain itu juga terdapat gambar lainnya akan tetapi memiliki perbedaan dengan kitab mujarobat tetapi mempunyai kesamaan fungsinya.
Berikut gambarnya.
Gambar 1.2 rajahan penjaga rumah c. Rajahan Tangkal Penolak Pencuri
Rajahan ini merupakan lanjutan dari rajahan penjaga rumah.
Menurut Mat Ubi, rajahan penjaga rumah sebatas menjaga rumah saja jadi diperlukan juga rajahan yang dapat membuat niat seseorang yang ingin mencuri hilang jika melihat rumah, adapun jenis rajahan ini masih sama yaitu menjaga. Adapun gambar rajahannya sebagai berikut:
Gambar di atas merupakan rajahan penolak pencuri karena terdapat berbagai simbol-simbol yang terdapat pada kitab mujarobat67, adapun penjelasan gambar ini di indikasikan sebagai perlengkap dari rajah penolak pencuri. Adapun gambar rajahannya:
Gambar 1. 9 rajahan pengobatan
67 Ust Labib MZ dan Khushosul Akbar SH, Bintang Indonesia, Jakarta.
Menurut M.A. JAYA dalam buku yang berjudul kumpulan mujrobat asli kesembuhan, menjelaskan tentang rajah ini untuk penolak pencuri dan sebagainya, dan tidak akan dapat memasuki rumah, karena tampaknya seperti lautan dan terdinding seperti gunung68 disebut, maka ditulislah rajah di bawah ini:
Pertama, Dipasang pada pintu sebelah timur rumah
Kedua, Ditanam pada lantai selatan timur rumah
Ketiga, Ditanam pada sudut selatan barat rumah
Keempat, Ditanam pada sudut utara barat rumah
Gambar 1.3 gambar rajah penolak pencuri dalam kitab mujarrobat
68 M.A.JAYA.Kumpulan Ilmu Gaib Mujarobat Asli Kesembuhan, hlm.42-43.
Ilustrasi Gambar
Pada gambar di atas penelitih menindikasikan sebagai rajah penjaga dari hama karena pada gambar tersebut ada kata hama di bawah gambar seperti manusia, berikut gambarnya:
Gambar 1.3 rajahan penjaga dari hama
Dari gambar di atas seperti orang yang terkurung atau terlindungi dari bahaya sedangkan tulisan pada bawah tersebut tertulis kata hama yang dapat di artikan berlindung dari penyakit atau hama.
Serta di perjelas dengan gambar rajahan penjaga sebagai berikut:
gambar yang menjadi simbol-simbol dalam Rajahan tersebut lalu dikubur di setiap sisi kebun, adapun contoh gambar rajahan sebagai berikut :
Foto Naskah
69 Wawancara dengan Mat Ubi tanggan 15 Agustus 2022.
Ilustrasi Gambar
Gambar diatas merupakan rajahan penjaga kebun karena terdapat berbagai simbol tanaman dan hewan yang ada di kebun, adapun penjelasan gambar ini terdapat pada lembaran kesebelas yang di indikasikan sebagai perlengkap dari rajah ini atau disebut dengan mantera, adapun bacaannya sebagai berikut:
… me nyu … …
… babi menyerang ku … Rimau menyerang … Gaja menyerang a…
Nenge menyerang … Kuda menyerang … Nenge menyerang …
… me nyu … …
… babi menyerang ku … Harimau menyerang … Gaja menyerang a … Naga meyerang … Kuda menyerang … Naga menyerang …
Lembar kesebelas pada naskah ini diindikasikan sebagai mantera dari rajahan penjaga kebun karena nama hewan yang di pakai dalam mantera tersebut merupakan hewan yang sering menganggu ternak, tanaman serta keamanam penduduk, seperti harimau, gajah, naga, dan babi ataupun manusia.70 Adapaun pengunaan mantera ini yaitu ketika saat hendak mengubur gambar rajahan tersebut, barulah mantera tersebut dibaca.
70 R. Gunasasmita, kitab primbon Jawa serbaguna, PT. Buku seru, Jakarta, 2021.
Gambar 1.5 rajahan penjaga
Gambar ini merupakan simbol dari rajah pelindung yang merupakan simbol yang di pakai pada saat dijadikan sebagai pelindung.
Gambar 1.6 gambar tumbuhan
Pada gambar ini di indikasikan sebagai gambar tumbuh-tumbuhan yang merambat seperti ubi atau tanaman lainnya, sehingga dapat di simpulkan sebagai perwakilan gambar dari tumbuhan serta pemilihan tanaman ini juga memiliki makna tersendiri.71
Gambar 1.7 gambar hewan
Pada gambar ini merupakan gambar hewan yang bernama kalabang yang menjadi perwakilan hewan-hewan kecil yang ada di perkebunan seperti belalang, siput, capung dan lainnya, serta memiliki makna tersendiri.72
Gambar 1.8 gambar kaki hewan pengais
71 R. Gunasasmita, kitab primbon Jawa serbaguna, PT. Buku seru, Jakarta, 2021.
72 R. Gunasasmita, kitab primbon Jawa serbaguna, PT. Buku seru, Jakarta, 2021.
Fungsi lain dari rajah adalah pengobatan karena dilihat dari kegunaan rajah itu menjaga yang di indikasikan sebagai menjaga badan dari berbagai macam penyakit baik secara medis ataupun nom medis tergantung pada kepercayaan. Adapun foto rajaan yang digunakan untuk prngobatan sebagai berikut:
Foto Naskah
73 R. Gunasasmita, kitab primbon Jawa serbaguna, PT. Buku seru, Jakarta, 2021.
74F. W. Dillistone, the power of symbols, Kanisius, Yogyakarta, 2003.
Illustrasi Gambar
Gambar diatas merupakan rajahan pengobatan karena terdapat berbagai simbol-simbol yang terdapat pada kitab mujarobat75, adapun penjelasan gambar ini terdapat kesama serta fungsi sama yang di indikasikan sebagai rajah, adapun sebagai berikut :
Gambar 1.10 rajahan suami istri
Adapun cara pengunaan rajah ini sangat baik untuk menahan sperma/mani suami-isteri dalam bersetubuh, sehingga merasakan kenikmatan didalam bersetubuh tersebut lebih lama. Maka rajah ini ditulis pada kertas putih dan Pada telapak tangan kiri dan diusapkan pada dzakar/kemaluannya. InsyaAllah mujarab.76 Adapun letak
75 Ust Labib MZ dan Khushosul Akbar SH, Bintang Indonesia, Jakarta.
76 Ust Labib MZ dan Khushosul Akbar SH, Bintang Indonesia, Jakarta. H. 256