BAB III PEMBAHASAN
3.4. Pengendalian Waktu, Biaya, dan Mutu Pekerjaan
3.4.3. Analisis Pengendalian Mutu
44 penambahan hari kerja pada minggu ke-7 dengan kebutuhan anggaran dana yang cukup besar. Sehingga terjadi kerugian sebesar Rp 122.940.155,00. Secara umum kondisi pengendalian biaya dan waktu proyek dijelaskan pada tabel dibawah ini :
Tabel 3. 26. Kondisi Pengendalian Biaya dan Waktu Proyek Minggu
Ke Kondisi Proyek
1 Pekerjaan terlaksana sesuai dengan jadwal dan biaya anggaran
2 Pekerjaan terlaksana sesuai dengan jadwal dan biaya anggaran
3 Pekerjaan selesai terlambat tetapi biaya lebih kecil dari anggaran
4 Pekerjaan selesai terlambat tetapi biaya lebih kecil dari anggaran
5 Pekerjaan selesai terlambat tetapi biaya lebih kecil dari anggaran
6 Pekerjaan selesai terlambat tetapi biaya lebih kecil dari anggaran
7 Pekerjaan selesai terlambat dengan biaya yang jauh lebih besar dari anggaran
- Shop drawing struktur
- Shop drawing Bracing, Stiffer (pengaku girder), dan lifting frame
- Request pekerjaan yang ditandatangani konsultan dan owner - Metode pekerjaan Erection Girder yang disetujui oleh owner c. Test kesehatan semua personil Erection Girder
d. Membuat JSA (Job Safety Analysis) Pelaksanaan Pekerjaan Erection Girder
e. Memperhatikan endurance pekerja dengan memperhatikan waktu jam kerja para pekerja
f. Toolbox meeting g. Ijin kerja K3
h. Ukur kecepatan angin (Anenometer) max 30 km/jam atau 8 m/s i. Pengecekan peralatan alat angkat oleh ahli pesawat angkat angkut
atau oleh PJK3
j. Tes angkat beban dengan posisi miring akan dilakukan insite saat erection girder
k. Melakukan pengecekan APK dan APD
- Kelengkapan APD utama (helm, reflektor, sepatu safety)
- Kelengkapan APD tambahan (full body harness, kedok las, apron, sarung tangan biasa, sarung tangan las, kacamata)
- Mengecek kesesuaian tangga akses
- Memasang life line dan mengecek kesesuaian pemasangan life line abutment dan girder
- Memasang safety line di red dan yellow area 2. Akses Kerja
a. Transportasi stock pile ke area erection - Akses kerja
- Alinyemen vertikal max 10%
- Landasan/tanah dasar minimal: CBR 6 - Plat baja tebal +/- 20 mm
b. Lifting
- Landasan/tanah dasar (CBR min. 6%) - Tidak ada orang & kegiatan di area erection - Plat baja tebal +/- 20 mm
c. Pembatasan Red Area (Daerah Larangan) dan Yellow Area (Daerah Waspada)
3. Girder a. Girder
- Mengecek kesesuaian laporan stressing - Mengecek kesesuaian Grouting dan Curing - Mengecek Cor tutup angkur
46 - Membuat marking titik angkat pada posisi 4 m
- Mengecek kembali elevasi dan jarak ABT-ABT - Mengecek kelurusan girder
- Memastikan posisi girder kondisi vertical
- Mengecek camber awal vertical 70 mm – 90 mm
- Mengecek camber vertikal setelah 30-60 hari = 180 mm
- Mengecek stiffner (pengaku girder) sesuai dengan shop drawing - Mengecek bracing (penyangga girder) sesuai dengan shop
drawing
- Mengecek lifting frame (girder lifter) sesuai dengan shop drawing
b. Uji ultrasonic pada sambungan baja pada pengelasan
c. Pengecekan baut pada thread bar system menggunakan torque meter
4. Bearing pad a. Mortar Pad
- Umur mortar pad - Posisi dan elevasi - Kerataan
- Lebar bearing pad selebar girder b. Bearing / Elastomeric
- Dimensi
- Kesesuaian Spek 5. Alat
a. Alat Angkat (Ikut PW Alat) - Pengangkatan girder ke bogie
- Kapasitas crane min. 2x beban girder (Cek Load Chart) - Pengaku (stiffner) sepanjang 45 m
- Posisi lifting ≤ 4 m dari ujung
- Verifikasi SILO, SIO dan Loadchart (ditempel pada alat) - Transfer beban dari bogie ke crane
- Uji beban: angkat min. 10 menit di ketinggian +/- 50 cm dari bogie
- Posisi girder sudah vertikal - Cek kelurusan girder max. 50 mm - Kedua ujung girder rata / horizontal 3.4.3.1. Hasil Pengujian
1. Uji Kuat Tekan Beton
Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan cara membuat beberapa benda uji berbentuk silinder/ kubus yang berasal dari campuran beton ready mix yang di bawa ke tempat grouting
berlangsung. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai kuat tekan yang telah di grouting. Pengujian beton dilakukan di Laboratorium Quality Control PT. Pembangunan Perumahan (PP).
Untuk pengujian kuat tekan beton kali ini direncanakan Fc 20 untuk grouting PC-I Girder Jembatan STA 4+575. Apabila dalam pengujian kuat tekan beton tidak memenuhi apa yang di harapkan maka grouting akan dilakukan pembongkaran dan diminta grouting ulang dengan kuat tekan yang diharapkan.
Gambar 3. 33. Hasil Uji Kuat Tekan Beton (1)
Gambar 3. 34. Hasil Uji Kuat Tekan Beton (2)
Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan beton dengan benda uji berupa kubus yang diperuntukkan untuk grouting PC-I girder dengan mutu rencana Fc 20 dapat dilihat pada Gambar 3.33. dan 3.34. didapat kuat tekan dari hasil pengujian dalam umur tujuh hari dalam nilai yang sudah dikonversikan dari rata- rata tegangan hancur kubus adalah sebesar 21,815 Mpa. Menurut
48 tabel konversi umur PBI 71 untuk mendapatkan mutu beton umur tujuh hari maka minimal harus mencapai 65% dari kuat rencana mutu beton. Untuk mendapatkan perhitungan prosentase kuat tekan benda uji dilakukan perhitungan sebagai berikut :
%=Kuat tekan hasil uji lab(kg/cm2) Kuat tekanrencana(kg/cm2)
%=21,815Mpa 20Mpa
%=1,09
Berdasarkan perhitungan prosentase di atas didapat nilai 109%
sudah melebihi syarat beton umur tujuh hari yaitu minimal 75% dari kuat rencana mutu beton. Hal ini menunjukkan bahwa beton tersebut sudah memenuhi kriteria untuk mencapai mutu beton Fc 20.
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Magang Praktik Kerja (MPK) di PT.
Pembangunan Perumahan (PP) pada Proyek Pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) Lot 6A P. Sine – Bts. Kab. Blitar 1 diambil kesimpulan mengenai peralatan konstruksi dan pengendalian proyek sebagai berikut:
1. Peralatan yang digunakan pada Proyek Pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) Lot 6A P. Sine – Bts. Kab. Blitar 1 untuk pekerjaan stressing dan erection balok PC-I girder menggunakan alat berat berupa crawler crane, prime mover, low bed trailer, dan wheel loader dan untuk peralatan kerjannya sendiri antara lain: genset 250 KVA, travo 380 V, stressing jack, hydraulic pump, plat baja, shackle, lifting frame, wire rope, radio HT, rantai kotrek, wire clips, lifeline dan scaffholding.
2. Alat berat yang digunakan pada pekerjaan stressing dan erection balok PC-I girder Proyek Pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) Lot 6A P. Sine – Bts. Kab. Blitar 1 ada empat crawler crane setelah dilakukan perhitungan SF crane untuk Lifting Girder didapat niali Lifting Utility Ratio lebih dari satu yang dapat dikategorikan aman untuk pekerjaan lifting girder.
3. Kinerja pekerjaan struktur khususnya stressing dan erection balok PC- I girder pada Proyek Pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) Lot 6A P. Sine – Bts. Kab. Blitar 1 mengalami keterlambatan hal ini dapat dilihat dari perencanaan proyek yang seharusnya selesai pada bulan April tetapi nyatanya masih banyak pekerjaan yang belum terealisasikan dan tidak menutup kemungkinan akan berdampak pada biaya.
4. Berdasarkan data yang didapat dapat dilihat penyebab keterlambatan yaitu keterlambatan pengiriman, cuaca yang tidak menentu, peralatan konstruksi termasuk alat berat yang perlu perbaikan,
5. Pengendalian mutu beton dalam proyek ini dilakukan dengan uji tekan beton di Laboratorium Quality Control PT. Pembangunan Perumahan (PP). Pada proyek ini untuk grouting PC-I girder Jembatan STA 4+575 menggunakan Fc 20.
4.2. Saran
Saran yang ditujukan untuk PT. Pembangungan Perumahan (PP) pada Proyek Pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) Lot 6A P. Sine – Bts. Kab. Blitar 1 yaitu lebih memperhatikan atau mengecek rutin kondisi peralatan yang digunakan di lapangan baik itu alat kerja maupun
49
50 alat berat agar tidak menjadi penghambat untuk pekerjaan di lapangan serta lebih memperhatikan lagi penyebab keterlambatan pada Proyek Pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) Lot 6A P. Sine – Bts. Kab.
Blitar 1 dengan melakukan tindakan pencegahan agar Proyek Pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) Lot 6A P. Sine – Bts. Kab.
Blitar 1 dapat berlangsung secara efisien. Dengan perbaikan tersebut diharapkan dapat mengurangi pemborosan biaya dalam melaksanakan Proyek Pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) Lot 6A P. Sine – Bts.
Kab. Blitar 1 dan juga agar tidak ada pihak yang dirugikan.