• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Relevansi Pendapat Imam Hanafi Terhadap

Dalam dokumen Rusdiani NIM - etheses UIN Mataram (Halaman 52-63)

BAB III ANALISIS TERHADAP KEDUDUKAN SAKSI

B. Analisis Relevansi Pendapat Imam Hanafi Terhadap

Para ahli fikih banyak yang berbeda dalam berpendapat mengenia diterima kesaksian perempuan dalam melihat hilal ramadhan. Yaitu ada dua pendapat yakni menurut madzhab hanafi diterimanya kesaksiannya apabila dalam keadaan mendung “Kalau yang memberitahukan itu wanita, analogi madhab adalah diterima perkataannya. Dan ini pendapat Abu Hanifah, salah satu pendapat teman-temannya Syafi‟i, karena itu adalah berita agama maka seperti periwayatan (hadits), pemberitahuan tentang kiblat, masuk waktu shalat. Ada kemungkinan tidak diterima karena persaksian melihat hilal, (sebagaimana) tidak diterima perkataan wanita seperti hilal Syawal.”

Seperti Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata:

“beberapa ulama menyebutkan perempuan tidak akan diterima persaksiannya ketika masuknya bulan ramadan atau bulan-bulan yang lainnya. Karena kalau berkaca pada jaman Rasulullah SAW adalah kebanyakan laki-laki. Nabi sallallahu‟alaihi wa sallam bersabda: “Kalau ada dua orang laki-laki yang bersaksi, maka berpuasalah dan berbukalah”. Selanjutnya dalil dari mazhab (Hanbali) bahwa ini adalah kabar agama, kedudukannya sama antara laki-laki dan perempuan dalam periwayatannya. Sementara periwayatan adalah kabar agama. Karena latar belakang itu mereka tidak mensyaratkan melihat hilal Ramadan dalam penetapannya untuk mengucapkan persaksian di hadapan hakim nantinya.

Sebelum itu, mereka membahas kalau ada yang mendengar orang yang jujur dan terpecaya di dalam suatu majlis bahwa ia telah melihat hilal maka dipastikan kabar itu tepat untuk memulai puasa.

Lalu bagaimana dalam kasus perempuan yang ketika melihat hilal rukyatul hilal apakah kesaksiannya bisa diterima atau tidak bukan kah begitu? Beberapa dasar pokok pendapat dan argumentasi kaum hawa dalam kesaksian syahadahnya bisa diterima. Keterangan itu dikuatkan dengan cara pendekatan

41

sosiologi59 antara perbedaan keduanya dilihat dari berbagai macam sisi, antara lain:

a) Perbedaan laki–laki dan perempuan dalam pola pikir

Seorang perempuan kebanyakan akan mengunakan otak kanannya karena tidak perlu dijelaskan lagi hal tersebut menjadi alasan bahwa perempuan mampu menganalisa dari berbagai sudut pandang dan menarik suatu kesimpulan. Jika didasarkan dari penelitian Ragini Verma otak seorang perempuan akan mengaitkan pola pikirannya dengan keadaan sosial pada saat ini sehingga perempuan lebih sering mengandalkan perasaan. Menurut kajian Tel Aviv mengatakan bahwa perempuan menyerap informasi lima kali lebih cepat dibandingkan laki-laki dan inilah yang menjadi alasan perempuan lebih cepat menyimpulkan dalam berbagai hal.

b) Rasio dan Realita

Peminat ahli falak dalam ilmu falak untuk sekarang ini ternyata banyak yang mucul. Dilihat dari bukti dengan banyaknya tempat-tempat yang biasanya para perukyat merukyat di lapangan tersebut. Entah itu baik para istri yang menemani suaminya merukyat, maupun mahasiswa mahasiswi yang observasi lapangan ataupun orang-orang yang hanya sekedar melihat pelaksanaan rukyat. Dan banyak juga yang hanya untuk mengkoleksi pribadi dengan bawa peralatannya sendiri di lapangan.

c) Perbedaan laki–laki dan perempuan dalam psikologis

Dilihat dari laki-laki dengan perempuan akan sama, letak tempat berbedanya hanya fisiknya saja tapi bukan berarti perempuan lemah dan secara psikologisnya pun sama. Setriap insan yang di bumi pastinya melakukan hal yang terbaik

59 Pendekatan Sosiologi tersebut adalah suatu landasan kajian sebuah studi atau

penelitian untuk mempelajari hidup bersama dalam masyarakat. Ilmu sosial tidak mudah membuat garis pemisah yang tegas antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lain

42

namun bukan berarti harus bersaing dari segi ibadah untuk meningkatkan keimanan bisa tapi untuk yang lain mungkin iya kalau itu demi kepentingan pribadi. Laki-laki cenderung menggunakan logikanya dan langsung lihat secara garis besarmya akan tetapi perempuan akan secara perfeksionis untuk mencari kepuasaan dalam diri seseorang. Perempuan juga lebih memperhatikan penampilannya, konsentrasi dari setiap orang berbeda, dan perempuan akan sangat teliti dan cenderung menggunakan perasaanya.

d) Perbedaan laki–laki dan Perempuan dalam ideologis

Selanjutnya di dalam firman surat An-Nisa‟ ayat 34, Allah SWT berfirman:

ٓا َمِبَو ٖضۡع َب ىَلَع ۡم هَضۡعَب هَّللٱ َلَّضَف اَمِب ِءٓا َظِ يلٱ ىَلَع َنى م َّىَق لاَجِ سلٱ ا َح ذ َ

دِى َ

ق ذ َح ِل َّصلٱَف ۡمِهِل َىۡمَأ ًِۡم ْاى قَفهَأ هَّللٱ َظِفَح اَمِب ِبۡيَغۡلِ ل ٞذ َظِف

ِع ِجا َضَ ۡلۡٱ يِف ًَّ هو س ج ۡهٱَو ًَّ هى ظِعَف ًَّ هَشى ش و َنى فاَخَج يِت لٱ َو َّ

اٗ ي ِلَع َنا َك َهَّللٱ َّنِإ ًلايِب َط ًَِّهۡيَلَع ْاى غۡبَج َلاَف ۡم كَىۡعَطَأ ۡنِئَف ًَّ هى بِسۡضٱَو اٗريِب َك ٢١

Artinya: laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dank arena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga mereka.

Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalua perlu) pukullah mereka. Tetatpi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencaro-cari alasan untuk menyusahkannya.

Sungguh, Allah Maha Tinggi Maha Besar.

Pesan ayat yang dijelaskan di atas bila kita kaji dengan enam esensi kebenaran yang sesuai dengan fakta manusia akan terlihat bentuk konteks yang ada pada ayat tersebut. Karena ayat

43

itu menjelaskan bahwa jelas sekali perempuan tidak mendapat keadilan karena lebih mengedepankan laki-laki ketimbang perempuan. Sehingga perlu pengkajian ulang tentang ayat ini.

Selanjutnya dari kata ar-rijalu diambil kata jamak mufrod ar-rijulu sedangkan ar-rojulu memilki arti yang sama dengan kata adz-dzakaru jamkaknya adz-dzukuuru artinya orang laki-laki.

Pertanyaannya ialah, kenapa al-qur‟an dalam ayat itu menjelaskan arti “orang laki-laki” dengan bahasa ar-rijalu yang dimana makna yang tersirat di dalamnya al-qur‟an menggunakan ungkapan ar- rijalu di ayat itu dimana seharusnya fungsi kata adz-dzakaru berbeda fungsinya dengan ar-rojjulu. Adz-Dzakaru diartikan jantan untuk menunjukkan makna lahiriyah seorang lakilaki. Berbeda dengan ar-rojulu menunjukkan secara karakter batiniyyah bahwa yang tertanam dalam laki-laki ialah jiwa yang sejati. Selain itu juga surah an-nisa‟ diungkapkan dengan kata inatsu yaitu seorang perempuan tunggal. Sehingga dindalam al-qur‟an menggunakan ma‟rifat dalam kata ar-rijalu dengan an-nisa degan tanda alif lam ta‟rif yang artinya sifat dari seorang lakilaki dan perempuan ataupun karakter yang dimilikinya keduanya ialah sejati yangtidak dimiliki pada setiap manusia namun pada orang terpilih.

Perintah ayat itu mempunyai makna “Siapa saja yang memiliki karakter laki-laki sejati itu adalah pemimpin bagi orang- orang yang memiliki karakter sejati perempuan”. Dari pengeretian itu diambil kesimpulan bahwa perempuan memiliki sifat laki-laki yang sejati yang berani, tenang dalam menarik kesimpulan dan dia juga bisa adil. Banyak kaum feminis juga mempermasalahkan pesan-pesan yang terkandung dalam al-qur‟an dan gagal memahami maknanya. Sehingga perlu ada kajian ulang tentang arti yang tersirat dalam makna ayat tersebut guna menghindari kesalah pahaman yang akan datang.

Ulama Syâfi‟iyah, Hanafiyah, Mâlikiyah maupun Hanabilah berpendapat sekalipun dalam bahasa yang beragam bahwa kedudukan kesaksian wanita terbatas pada masalah-masalah perdata, tidak dalam masalah-masalah pidana. Terlepas dari

44

perbedaan penggunaan istilah tersebut, tindak pidana dalam hukum Islam dapat dibedakan dalam tiga hal, yaitu tindak pidana dalam bentuk had atau hudûd, dalam bentuk qisas-diyat serta dalam bentuk ta‟zir. Ulama Syafi‟iyah sama sekali tidak menerima kesaksian wanita dalam masalah pidana, hal tersebut terlihat dari perkataan Syafi‟i dan para pengikutnya mengikuti petuah untuk tidak menerima kesaksian perempuan dalam masalah hudud, pidana zina, perwalian, wasiat, ataupun dalam bidang yang menyangkut harta benda. Hal ini tidak hanya berkaitan pada penolakan kesaksian perempuan akan tetapi tidak terima kesaksian perempuan bersama dengan laki-laki.

Sebagaimana diterimanya kesaksian satu laki-laki untuk kasus di luar hudud, maka demikian halnya kesaksian perempuan satu perempuan. Rasulullah SAW pernah menerima kesaksian perempuan yang berkulit hitam. Pengakuan dalam kesaksian antara laki-laki dan perempuan dalam Islam sangat jelas dalam hukum Islam. Kedudukan persaksian dalam Islam tidak sekedar terbatas kepada masalah jenis kelamin tanpa melihat adanya unsur-unsur kualitas dan integritas moral seorang saksi.

Pelaksanaan rukyatul hilal baik itu laki-laki maupun perempuan akan terlibat langsung dalam pengamatan pada tanggal 29 sore harinya, maka keputusan akan langsung di istikmalkan.

Sebagai anjuran langsung menyeruh para ahli falak untuk turun langsung ke lapangan, sesuai dengan perintah nya sebagaimana dalam hadits ini disebutkan:

َر ُه اَب َ

أ ُتَع ِم َس : َلا َق ، ِداَيِز ُنْب ُدَّمَحُم اَنَث َّدَح ،ُةَبْع ُش اَنَث َّدَح ،َمَدَأ اَنَث َّدَح ُّي ِب َّنلا َلاَق :ُلىُقَي ُهْنَع هَّللا َي ِ ضَر َةَرْي ى َّل َص

ا َقلاىُب َ أ : َلاَق ْو َ

أ َمَّل َس َو ِهْي ل َع ُهَّللا َ

ِِم ِس ى َّل َص

َِمَّل َس َو ِهْي ل َع ُهَّللا َ

ِِهِتَي ْوُرِلاى ُم ى ُص :

ِِهِتَي ْوُرِل اوُر ِط ف ْ َ أ َو

ِْن ِإ ف َ ,

َِي َّب ُغ

ِْم ُكْي ل َع َ

َِنيِث لَ َ َ

ث َناَبْع َش َة َّد ِع اى ُ ل ِم ْكَأَف

Artinya: “Berpuasalah kamu semua dengan melihat hilal (Ramadhan) dan berbukalah kamu semua dengan melihat hilal (Syawal). Bila tertutup atasmu, maka sempurnakanlah bilangan Syakban menjadi 30 hari.” (HR. Bukhori)

45

Penjelasan ayat hadist tersebut menjelaskan baik laki-laki maupun perempuan ikut terlibat dalam pelaksanaan dalam pengamatan melihat hilal. Keterlibatan perempuan dalam posisi ini juga, sebagai hal nya dipandang telah menduduki posisi sebagai saksi di tengah umat atau syuhada ala an-nas yaitu sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-Hajj:78

اۡم ك ىَبَخ ۡجٱ َى ه ۦ ِه ِداَه ِج َّق َح ِه َّللٱ يِف ْاو دِه َجَو ًۡ ِم ًًِ ِ دلٱ يِف ۡم كۡيَلَع َلَعَج اَمَو

َنى كَي ِل ا َر َه يِف َو لۡبَق ًِم َنيِمِل ۡظ ۡلۡٱ م ك ىَّم َط َى ه َميِه َسۡبِإ ۡم كيِبَأ َتَّلِ م ٖجَسَح اْاى جا َء َو َة ىَل َّصلٱ ْاى ميِق َ

أ َف ِضاَّىلٱ ى َلَع َءٓا َدَه ش ْاى هى كَجَو ۡم كۡيَلَع اًديِه َش لى طَّسلٱ ري ِصَّىلٱ َمۡعِوَو ى ل ۡىَ َ ۡ

لۡٱ َمۡعِى َف ۡم ك ىَلۡىَم َى ه ِهَّللٱِب ْاى م ِصَخۡعٱَو َة ىَكَّصلٱ ٨٧

Artinya: Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (ikutilah) agama nenek moyangmu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al- Qur‟an) ini agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah sholat dan tunaikanlah zakat, dan berpegang teguhlah kepada Allah. Dialah pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.

Berdasarkan ayat ini, baik laki-laki maupun perempuan diperkenankan untuk menjadi saksi sebagai pemimpin dan penyeru yang benar dan adil guna memperbaiki kehidupan umat.

Menunjukkan bahwa siapa saja yang menjadi saksi sebagai pemimpin, baik laki-laki maupun perempuan harus memiliki pandangan yang tajam, pemikiran cermat (cerdas), dan sikap yang jujur (adil). Syarat dan ketentuannya perempuan bisa untuk menjadi saksi. Di lihat dari pelaksanaan nya perempuan juga mampu dalam menginformasikan yang terjadi di lapangan dengan teliti, benar, dan jujur.

Allah telah membentuk makhluknya untuk mengeksplor denga yang lainnya, demi terciptanya kekeluargaan antara insan yang satu dan lainnya, dengan begitu uuntuk menciptkan keharmonisan dalam setiap hubungan maka harus saling menyanyangi dan mengassihi. Dalam ajaran Islam perempuan

46

diposisikan pada tempat yang mulia danberkesempatan mengejar karir nya. Bukan hanya lai-laki saja karena memiliki tanggungnjawab yang besar sehingga perempuan di sampingkan dalam beropendidikan. Maka itu pendapat inilah yang harus dipatahkan atas kekhawatirannya bagi perempuan yang hanya sekedar bisa di dapur saja tetapi bisa di dalam segala hal yang diluar sana yang sama dengan laki-laki namun tidak mengjilangkan kodratnya sebagai perempuan untuk melayani suami dan anaknya.

Karena kondisi inilah yang menjadikan peran perempuan tidak mendapatkan peluang dan tumbuh karena ada pintu yang kokoh antara keluarga yang merespon balik kepada anaknya yang ingin berpendidikan.

Jadi ditegaskan bahwa tanggung jawab bukan pada laki- laki saja tapi perempuan pun akan mampu. Maka itulah dasar-dasar yang tidak berdasar yang mempertanyakan apakah perempuan bisa atau tidaknya harus bisa dibuktikan dengan nyata sesuai kemampuannya. Dulu orang-orang banyak yang mengtakan perempuan amat perasa mengandalkan perasaannya mana mungkin kesaksiannya bisa diterima dan kurangnya akal. Islam sangat mengedepankan dan memuliakan perempuan karena itulah Rasulullah SAW juga mengutamakan kaum perempuan.

Maka harusnya bisa membantahkan stigma bahwa perempuan bukan hanya di dapur saja tanpa ada keterlibatan dalam hal-hal hukum maka itu tidak bisa. Sehingga keterlibatan perempuan bisa untuk menjadi apa yang diinginkan karena perempuan juga memiliki kapasitas yang memang setara bila dilihat dari kemampuannya yang bermumpuni. Dilihat dari pelaksanaanya juga sangat diperhatikan perempuan juga mempunyai pemahaman dalam pelaksanaan rukyatul hilal.

Demikianlah ketika perempuan diberikan persamaan dalam mengakses, berparytisipasi, dan ikut dalam mengintrolin dengan laki-laki jurtru itulah perempuan harus dilestarikan sebagaiman melestraikan budaya yang amat penting bagi Negara. Karena perempuan juga mampu dalam berkomuniakasi dengan baik dan

47

benar. Jadi kesempatan yang diberikan pada perempuan tidak hanya diberikan di bidang dalam saja disebut dengan bagian dari seorang istri akan tetapi bisa menjadi kepala Negara yang bisa memimpin suatu Negara demi terciptanya desa yang aman dan damai. Maka dari situlah perempuan harus dapat keluar dari zona yang memngkinkan untuk tidak terjerat lagi di bidang urusan rumah tangga. Agar tidak terjadi keirian diantara keduanya karena sama-sama bisa dalam hal publik dan lain-lain.

Dapat dipastikan adanya mereka yang skeptis dan beralasan berkenaan dengan masalah pandangan Islam dengan teknologi.

Apalagi terdapat kenyataan bahwa teknologi adalah ciri menonjol zaman moderen ini, sehingga asosiasi kita adalah kita setiap mendengar perkataan teknologi ialah dengan zaman muktakhir itu.

Tetapi sebenarnya teknologi tidaklah muncul hanya di zaman sekarang. Meskipun ia memainkan peran sentral dalam zaman moderen, namun teknologi telah ada sejak tumbunya masyarakat kota pada angsa sumeria sekitar 5000 tahun yang lalu.

Karena itu hodgon misalnya menyatakan kemustahilan memandang suatu kesatuan terpisah. It hads not been isolated historical complex of which the occident formed a part (ia tidask dapat diisolasi bahkan dalam asal-usulnya karena ia mensyarakatkan adanya jaringan sejarah yang lebih luas yang pada itu orang barat membentuk suatu bagian.

Sebagian dari peradaban umat manusia secara keseluruhan teknologi dapat ditelusuri unsur-unsurnya yang berasal dari berbagai bangsa dan masa. Berkenaan dengan unsur-unsurnya yang berasal dari bangsa-bangsa muslim. Seperti telah disinggung di atas. Dapat disebut bebrapa fakta seperti penggunaan kata-kata pinjaman dari bahasa arab dalam teknologi kimia moderen semisal kata-kata inggris alambique, alchemy, alcohol, azimuth, elixir, henna, nadir, saffron, dan lain-lain. Telah dketahui bahwa kontak- kontak orang barat dengan orang timur melalui saluran telah membawa ilmu pengetahuan dan teknologi Islam khususnya dan ttimur umunya ke eropa. Dunia barat pada saat itu masih

48

sedemikian terbelkangnya dibanding dengan dunia timur, sehingga hambpir apa pun yang dibawa dari timur merupakan sentuhan kemajuan bagi barat. Memang pembicaraan tentang teknologi moderen sekarang ini cenderug bersifat ke eropa barat sentris sehingga tidak jarang terkesan kesengajaan, paling tidak keseganan, unrtuk jelas mengakui kontribusi bangsa-bamgsa timur.

Meskipun begitu masih didapatkan singgungan sepintas lalu ke arah engakuan itu.

Dikatakan di muka tentang apa unsur kesejatian dan kebenaran dalam pandangan kritis banyak orang terhadap kehadiran teknologi moderen dan akibat-akibatnya. Mereka memperingatkan bahwa disamping manfaatnya yang tidak diragukan dalam meningkatkan kemakmuran umat manusia, teknologi moderen juga mengandung dalam dirinya unsur-unsur yang dapat membahayakan harkat dan martabat manusia, serta merusak keseimbangan ekologis lingkungan hidupnya. Beberapa jargon konsumerisme dan lain-lain sebagaimana terutama banyak yang digunakan kalangan kaum marxisme merupakan ungakapan tentang bagaimana teknologi modren merusak keseimbagan ekoligis, hal itu telah mendorong tumbunya berbagai gerakan linglungan environmental ism salah satunya yang berita kegiatannya sering memenuhi media massa ialah green peace yang sangat militan. Sikap mempertanyakan kembali hubungan manusia dengan teknologi selalu dipelopori oleh individu-individu dari masyarakat-masyrakat berteknologi maju sendiri, atau oleh mereka yang keterbelakangan tapi memunginkan memiliki pengalaman perorangan tentang berkehidupan moderen dan mempunyai akses kepada kalangan yang mempertanyakannya. Jadi tidak semua reaksi negatif terhadap kehadiran teknologi itu dapat reduksi anya sebagai daya inrertin pada istink primitif manusia untuk bertahan hidup dan menolak hal-hal yang belum dikenalnya saja. Sebagian dar reaksi negatif itu terutama akhir-akhir ini adalah justru hasil pengamatan dan renungan orang-oramg moderen sendiri, kadi memiliki otentitas dan kesejatian yang patut sekali diperhatikan.

49

Dari sudut pandagan tertentu perkembangan dan kemajuan teknologi modern adalah kelanjutan logis sejarah umat manusia senidiri. Disebabkan beberapa faktor tertentu yang sampai sekarang masih menjadi bahan pembahasan para ahli teknologi moderen muncul dari eropa barat dalam hal ini ingris dengan revolusi industri sehingga zaman modern pun dimulai dari sana. Ini cukup menarik, karena sejauh eropa barat laut dan khususnya inggris dari tinjauan mondial klasik baik geografis maupun kultural dapat dikatakan sebagai daerah pinggiran. Sebab dalam tinjauan mondial klasik itu pusat dunia berperadaban yang dalam bahasa yunani dinamakan Oikouune dalam bahasa arab dissebut al- ma‟murah daerah berpenghuni banyak dan berperadaban. Itu berpusat pada kawasan-kawasan peradsaban besar yunani-romawi di sebelah barat dan india dan cina sebelah timur. Maka hirnya itu dari eropa barat laut merupakan suatu anomali. Menurut normanya akan lebih logis bila muncul dri salah satu kawsana fase perkembangan kehiduPan sosial manusia yang dari sumeria di lembah mesopotamia irak sekaramg. Karena itu ada hipotesa bahwa kalau tidak mumcul eropa barat laur sebagiamana telah terjadi tentu kawasan akan muncul dari daerah lain dalam kawasan al-ma‟mura dari kelanjutan logis dari peradaban manusia.

Berdasarkan pandangan itu, dengan zaman moderen yang teknologinya adalah suatu keharusan sejarah yang tak bisa terhindarkan. Perlu juga diluruskan bahwa diterimanya kesaksian wanita bukan untuk menonjolkan pemikiran tentang kesetaraan (equalitas), karena masalah seperti ini hanya dikenal dalam pemikiran barat yang dilatarbelakangi oleh penindasan terhadap kaum wanita. Islam hanya mengenal istilah taklif atau pembebanan dan hukum syari‟at merupakan solusi bagi aktifitas manusia.

Pemecahan ini hanyalah didasarkan kepada perbuatan tertentu yang dilakukan oleh manusia tertentu dan dalam jumlah tertentu, sebab tidak semua persoalan hukum mengharuskan pemecahan yang sama, pemecah atas mereka akan sama jika memang tabiat keduanya sama, sebaliknya pemecahan yang diberikan kepada

50

keduanya akan berbeda jika memang watak atau tabi‟at salah satu dari keduanya menuntut adanya perbedaaan.

51 BAB IV KESIMPULAN A. Kesimpulan

1. Kesaksian perempuan dalam hukum Islam ialah bisa menjadi saksi. Dengan acuan yang tertuang dalam al-Qur‟an surah al- baqarah 282 maupun al-Hadits tersebut sebagai pembuktian bahwasanya ketika melihat hilal baik laki-laki dan perempuan sigap melakukan rukyatul hilal. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Kesaksian yang dilakukan oleh dua orang laki-laki atau jika tidak ada laki-laki maka boleh seorang laki- laki dan dua orang perempuan pabila seorang lupa maka saksi lainnya dapat mengingatkan” maka secara jelas saksi baik laki-laki maupun perempuan tidak ada yang membedakan diantara keduanya. Laki-laki dan perempuan sama-sama berkewajiban dalam memikul beban kebenarannya sebagai saksi sebagaimana pula dalam ayat al-Qur‟an yang bunyinya:

“Dan tegakkanlah kesaksian itu karena Allah”, sehingga baik diantaranya keduanya harus memiliki sifat yang adil sebagaimana syarat-syarat yang ada dalam Islam.

2. Menurut ulama Hanafiyah kesaksian hilal yang dapat diterima adalah kesaksian hilal walaupun satu orang saja tetapi bersifat adil baik itu perempuan tetapi jika tertutup oleh awan atau keadaan cuacanya mendung maka kesaksiannya tidak cukup maka harus digenapkan menjadi tiga puluh hari. Sehingga pendapat Hanafi lah yang relevan sampai sekarang karena pada dasarnya pendapat ulama fikih lainnya lebih condong ke satu orang demi kehati-hatian dan sadd-adz-dzari‟ah (penetapan hukum larangan atas suatu perbuatan tertentu yang diperbolehkan maupun tidak untuk mencegah perbuatan yang dilarang).

B. Saran-saran

1. Kesaksian perempuan memang sudah dijelaskan dalam al- qur‟an surah al-baqarah ayat 282 bahwasanya perempuan bisa menjadi saksi namun tidak pernah menjelaskan secara khusus

52

bahwa perempuan bisa menjadi saksi dalam bidang rukyatul hilal. Empat mazhab pun sudah menerangkan boleh dan tidak bolehnya perempuan menjadi saksi, sehingga perlu penjelasan dengan lebih spesifik mengenai peran perempuan sebagai saksi agar tidak terjadi perbedaan dengan mempertimbangkan zaman yang sudah semakin canggih saat ini. Sebagai perempuan pun bisa menjabat sebagai kepala negara dan bisa berkarir dalam bidang yang diminatinya.

2. Perlunya generasi-generasi milenial dalam ahli falak untuk terus mengkaji tentang kedudukan kesaksian perempuan dalam rukyatul hilal bila dilihat pada saat ini ahli falak perempuan terus bermunculan.

53

DAFTAR PUSTAKA Buku/Jurnal/Skripsi

Abd al-Fattâh Muhammad Abu al-Aini, al-Qadha wa al-Itsbat fi al- Islama, (Kairo: Dar al-Kutub, 1983)

Abdul Aziz As Syinawi, Biografi Empat Mazhab, (beirut; publishing, 2000)

Abu Dzar Al Ghifari, “Analisis Hasil Rukyat dan Kesaksian Non Muslim dalam Perspektif Fiqh Hisab Rukyat”, 2019).

Ahmad al-Dardir, al-Syarh al-Shaghir, Juz V, (Bayrut: Maktab Muhammad Ali Syubaihi wa addini, t.th.)

Ahmad Baidowi, Tafsir Feminis Kajian Perempuan dalam Al- Qur‟an dan MufasirKontemporer, Bandung: Penerbit Nuansa, 2005, Cet. ke-I

Ahmad Djazuli, Ilmu Fiqih, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005)

Ahmad Asy Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Mazhab, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1993)

Al- Imam Abi Abdlah Muhammad ibn Isma‟il Al- Bukhari, Sahih Bukhari (Riyadh: Bait al- Ifkar al- Dauliyah Lilnasyr wa al- Tauzi, 1997M/

1419H), Hadits Nomor 1906

Al-Jauhari, As-Sihah Taj al-Lugah wa Sihah al-Arabiyah, Muktabah Syamilah, 1987: Jilid II

Al-Tirmidhi, al-Jami‟ al-Shahîh, (Beirut: Dar al-Fikr, tt), vol. 3

Bait al- Ifkar al- Dauliyah Lilnasyr wa al- Tauzi, 1997M/ 1419H), Hadits Nomor 1906

Bidang urusan Agama Kanwil Kementerian Agama Islam Provinsi NTB, Almanak Hisab Rukyat, tahun 2021

Dalam dokumen Rusdiani NIM - etheses UIN Mataram (Halaman 52-63)

Dokumen terkait