• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Statistik a. Angket

H. Uji Validitas dan Reabilitas

2. Analisis Statistik a. Angket

Analisis data angket gaya belajar tentang kecenderungan gaya belajar yang dimiliki peserta didik. Kuesioner ini terdiri dari 60 butir pertanyaan dan memuat 4 butir pilihan jawaban : Sangat Setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Setiap item soal memiliki skor yang berbeda sesuai dengan jawaban yang dipilih seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Angket Chek List

No Jawaban Skor

1. Sangat setuju 4

2. Setuju 3

3. Tidak setuju 2

4. Sangat tidak setuju 1

Dengan penyebaran indikator gaya belajar peserta didik pada soal, maka kuesioner ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu :

● No 1-20 menunjukkan aspek Visual

● No 21-40 menunjukkan aspek Auditorial

● No 41-60 menunjukkan aspek Kinestetik

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya peresentas kecenderungan gaya belajar peserta didik Analisis gaya belajar peserta didik melalui tes menggunakan persentase sebagai berikut:

π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘ π‘’ (%) = 𝑆

𝑁× 100%

Keterangan :

% : Presentase

S : Jumlah peserta didik dengan gaya belajar auditory, visual, dan kinestetik

N : Jumlah keseluruhan sampel

Setelah dilakukan penghitungan skor maka dilakukan penggolongan kecenderungan gaya belajar peserta didik, masing- masing gaya belajar dihitung jumlah peserta didik dan dibandingkan dengan jumlah siswa seluruhnya, dilakukan pemberian tingkatan gaya belajar perta didik (viual, auditori, dan kinestetik).

b. Pemahaman Konsep

Deskriptif kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan pemahaman konsep fisika peserta didik terhadap karakteristik gaya belajar peserta didik dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan oleh guru.

Analisis pemahaman konsep fisika peserta didik, yaitu :

1) Skor rata-rata pada pemahaman konsep fisika peserta didik diperoleh dengan menggunakan

π‘₯Μ… =βˆ‘π‘˜π‘–=1π‘₯𝑖 𝑛

Keterangan :

π‘₯Μ… : Nilai rata-rata

βˆ‘π‘˜π‘–=1π‘₯𝑖 : Sigma yang menunjukkan penjumlahan dari sekelompok data 𝑛 : banyaknya data dari 𝑖 = 1 sampai π‘˜

2) Menggunakan skor deviasi

Untuk memperoleh skor deviasi pada penelitian ini digunakan perhitungan standar deviasi untuk data bergolongan, yaitu

𝑆 = βˆšΞ£π‘“π‘–(π‘₯π‘–βˆ’ π‘₯Μ…)2 (𝑛 βˆ’ 1)

3) Kategori

Menurut (Riduwan, 2012:41), skor yang diperoleh peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam lima kriteria sesuai dengan jumlah skor ideal dari tiap instrumen.

Tabel 3.3 Kriteria Interpretasi Skor Interval Skor Kriteria

Interpretasi 10 - 120 Sangat Tinggi 21 - 140 Tinggi

41 - 160 Cukup 61 - 180 Rendah

81 - 100 Sangat Rendah

(Riduwan, 2012:41

3. Analisis Infrensial a. Uji Normalitas

Uji prasyarat analisis pada penelitian ini menggunakan uji normalitas, bertujuan untuk mengetahui sebaran data pada variable gaya belajar dan hasil belajar fisika. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji Chi Kuadrat. Adapun rumus yang digunakan yaitu

𝑋2 = βˆ‘(π‘‚π‘–βˆ’ 𝐸𝑖)2 𝐸𝑖 Dengan :

Oi = Frekuensi observasi Ei = Frekuensi harapan

Jika nilai X2 hitung < nilai X2 tabel maka data tersebut terdistribusi normal.

b. Analisis Linearitas

Pengujian linieritas dilakukan untuk menguji garis regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat merupakan garis lurus atau tidak sehingga dapat dilakukan peramalan. Adapun rumus-rumus yang digunakan dalam uji linieritas adalah:

1) Rumus menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)):

π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘”(π‘Ž)=(βˆ‘ Y)2 N

π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘”(π‘Ž)=(βˆ‘ Y)2 n

dengan: βˆ‘Y = Jumlah skor Y N = Jumlah responden

2) Rumus menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (JKreg(b/a)):

dengan: βˆ‘X = Jumlah skor X

βˆ‘Y = Jumlah skor Y

βˆ‘XY = Jumlah hasil perkalian skor X dan Y N = Jumlah responden

3) Rumus menghitung jumlah kuadrat residu (JKres):

dengan: βˆ‘Y2 = Jumlah skor X

4) Rumus menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)):

5) Rumus menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(b/a)):

6) Rumus menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres):

dengan: N = Jumlah responden π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘”(𝑏/π‘Ž) = b (βˆ‘ XY βˆ’βˆ‘ X βˆ‘ Y

N )

π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘”(𝑏/π‘Ž) = b (βˆ‘ XY βˆ’βˆ‘ X βˆ‘ Y n )

π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘  = βˆ‘ Y2βˆ’ π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘”(𝑏/π‘Ž)βˆ’ π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘”(π‘Ž)

π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘  = βˆ‘ Y2βˆ’ π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘”(𝑏/π‘Ž)βˆ’ π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘”(π‘Ž)

π‘…π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘”(π‘Ž)= π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘”(π‘Ž)

π‘…π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘”(π‘Ž)= π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘”(π‘Ž)

π‘…π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘”(𝑏/π‘Ž) = π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘”(𝑏/π‘Ž)

π‘…π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘”(𝑏/π‘Ž) = π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘”(𝑏/π‘Ž)

π‘…π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘  = π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘  N βˆ’ 2

π‘…π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘  = π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘  n βˆ’ 2

π‘…π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘  = π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘ 

n βˆ’ 2

7) Rumus menghitung jumlah kuadrat error (JKE):

dengan: βˆ‘Y = Jumlah skor Y

βˆ‘Y2 = Jumlah hasil kuadrat skor Y N = Jumlah responden

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai dengan pasangannya.

8) Rumus menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC):

9) Rumus menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC):

dengan: 𝐽𝐾𝑇𝐢 = Jumlah kuadrat tuna cocok k = Jumlah kelompok

10) Rumus menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE):

dengan: 𝑁 = Jumlah responden k = Jumlah kelompok 𝐽𝐾𝐸= βˆ‘ {βˆ‘ Y2βˆ’(βˆ‘ Y)2

N }

k

𝐽𝐾𝐸 = βˆ‘ {βˆ‘ Y2βˆ’(βˆ‘ Y2) n }

k

𝐽𝐾𝐸 = βˆ‘ {βˆ‘ Y2βˆ’(βˆ‘ Y2) n }

k

𝐽𝐾𝐸 = βˆ‘ {βˆ‘ Y2βˆ’(βˆ‘ Y2) n }

k

𝐽𝐾𝑇𝐢 = π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘ βˆ’ 𝐽𝐾𝐸

𝐽𝐾𝑇𝐢 = π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘ βˆ’ 𝐽𝐾𝐸

𝐽𝐾𝑇𝐢 = π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘ βˆ’ 𝐽𝐾𝐸

𝐽𝐾𝑇𝐢 = π½πΎπ‘Ÿπ‘’π‘ βˆ’ 𝐽𝐾𝐸 𝑅𝐽𝐾𝑇𝐢 = 𝐽𝐾𝑇𝐢

π‘˜ βˆ’ 2

𝑅𝐽𝐾𝑇𝐢 = 𝐽𝐾𝑇𝐢

π‘˜ βˆ’ 2

𝑅𝐽𝐾𝑇𝐢 = 𝐽𝐾𝑇𝐢 π‘˜ βˆ’ 2

𝑅𝐽𝐾𝑇𝐢 = 𝐽𝐾𝑇𝐢 π‘˜ βˆ’ 2 𝑅𝐽𝐾𝐸= 𝐽𝐾𝐸

𝑁 βˆ’ π‘˜

𝑅𝐽𝐾𝐸= 𝐽𝐾𝐸 𝑛 βˆ’ π‘˜

𝑅𝐽𝐾𝐸= 𝐽𝐾𝐸 𝑛 βˆ’ π‘˜

𝑅𝐽𝐾𝐸= 𝐽𝐾𝐸 𝑛 βˆ’ π‘˜

11) Rumus nilai uji F:

Kriteria pengukuran: jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier. Rumus Ftabel = F(1 – Ξ±)(db TC, db E) di mana db TC = k – 2 dan db E = n – k (Muhidin dan Abdurahman, 2007:89).

c. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui tingkat hubungan dari data korelasi yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dengan bentuk data interval atau ratio menggunakan uji pearson product moment atau analisis korelasi.

Korelasi pearson product moment dilambangkan dengan (r) dimana terdapat ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≀ r ≀ + 1). Jika r = -1 maksudnya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sempurna positif (sangat kuat). Sedangkan harga r akan dikonsultasikan pada tabel interpretasi niali r berikut

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

(Riduwan 2012:228) 𝐹 =𝑅𝐽𝐾𝑇𝐢

𝑅𝐽𝐾𝐸

𝐹 =𝑅𝐽𝐾𝑇𝐢 𝑅𝐽𝐾𝐸

𝐹 =𝑅𝐽𝐾𝑇𝐢 𝑅𝐽𝐾𝐸

𝐹 =𝑅𝐽𝐾𝑇𝐢 𝑅𝐽𝐾𝐸

Adapun langkah-langkah uji korelasi pearson menurut (Riduwan, 2012:229) adalah sebagai berikut:

1) Membuat Ha dan H0 dalam bentuk kalimat:

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha : Terdapat hubungan antara daya retensi dengan hasil belajar fisika peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 6 Bulukumba

H0 : Tidak terdapat hubungan antara daya retensi dengan hasil belajar fisika peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 6 Bulukumba

2) Membuat Ha dan H0 dalam bentuk statistik:

Ha : r β‰  0 H0 : r = 0

3) Membuat tabel penolong untuk menghitung nilai korelasi 4) Memasukkan angka-angka statistik dari tabel penolong dengan

rumus:

dengan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y.

X = Skor pertama, dalam hal ini merupakan skor-skor pada item ke-i yang akan diuji validitasnya.

Y = Skor kedua, dalam hal ini merupakan jumlah skor pada item ke-i yang diperoleh tiap responden.

βˆ‘ X = Jumlah skor X.

βˆ‘ Y = Jumlah skor Y.

βˆ‘ XY = Jumlah hasil perkalian X dan Y.

βˆ‘ X2 = Jumlah hasil kuadrat skor X.

π‘Ÿπ‘₯𝑦 = 𝑁 βˆ‘ π‘‹π‘Œ βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ)

√{𝑁 βˆ‘ 𝑋2βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2}{𝑁 βˆ‘ π‘Œ2βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2}

π‘Ÿπ‘₯𝑦 = 𝑁 βˆ‘ π‘‹π‘Œ βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ)

√{𝑁 βˆ‘ 𝑋2βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2}{𝑁 βˆ‘ π‘Œ2βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2}

π‘Ÿπ‘₯𝑦 = 𝑁 βˆ‘ π‘‹π‘Œ βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ)

√{𝑁 βˆ‘ 𝑋2βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2}{𝑁 βˆ‘ π‘Œ2βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2}

π‘Ÿπ‘₯𝑦 = 𝑁 βˆ‘ π‘‹π‘Œ βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ)

√{𝑁 βˆ‘ 𝑋2βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2}{𝑁 βˆ‘ π‘Œ2βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2}

βˆ‘ Y2 = Jumlah hasil kuadrat skor Y.

N = Jumlah responden.

5) Menentukan besarnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut:

dengan:

KP = besarnya koefisien penentu (determinan) r = koefisien korelasi

6) Menguji signifikansi dengan rumus thitung:

dengan:

r = koefisien korelasi N = banyaknya data

Kriteria pengujian yaitu jika thitung β‰₯ dari ttabel, maka signifikan dan jika thitung ≀ dari ttabel, maka tidak signifikan.

7) Ketentuan tingkat kesalahan (Ξ±) = 0,05 atau 0,01 dengan rumus derajad bebas (db) = N – 2.

8) Membuat kesimpulan.

𝐾𝑃 = π‘Ÿ2Γ— 100%

π‘Ÿπ‘₯𝑦

= 𝑁 βˆ‘ π‘‹π‘Œ βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ)

√{𝑁 βˆ‘ 𝑋2βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2}{𝑁 βˆ‘ π‘Œ2βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2}

π‘Ÿπ‘₯𝑦

= 𝑁 βˆ‘ π‘‹π‘Œ βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ)

√{𝑁 βˆ‘ 𝑋2βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2}{𝑁 βˆ‘ π‘Œ2βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2}

π‘Ÿπ‘₯𝑦

= 𝑁 βˆ‘ π‘‹π‘Œ βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ)

√{𝑁 βˆ‘ 𝑋2βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2}{𝑁 βˆ‘ π‘Œ2βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2} π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” =π‘Ÿβˆšπ‘ βˆ’ 2

√1 βˆ’ π‘Ÿ2

π‘Ÿπ‘₯𝑦

= 𝑁 βˆ‘ π‘‹π‘Œ βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ)

√{𝑁 βˆ‘ 𝑋2βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2}{𝑁 βˆ‘ π‘Œ2βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2}

π‘Ÿπ‘₯𝑦

= 𝑁 βˆ‘ π‘‹π‘Œ βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ)

√{𝑁 βˆ‘ 𝑋2βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2}{𝑁 βˆ‘ π‘Œ2βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2}

π‘Ÿπ‘₯𝑦

= 𝑁 βˆ‘ π‘‹π‘Œ βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ)

√{𝑁 βˆ‘ 𝑋2βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2}{𝑁 βˆ‘ π‘Œ2βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2}

43 BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Bulukumba. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar yang dimiliki peserta didik terhadap pemahaman konsep mata pelajaran fisika kelas XI di SMA Negeri 6 Bulukumba.

1. Analisis Deskriptif

Dokumen terkait