• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Statistik

Dalam dokumen PDF Bab Iv Hasil Penelitian Dan Pembahasan (Halaman 59-85)

Setelah dilakukan analisis deskriptif, maka untuk mengetahui adanya korelasi yang signifikan antara variabel-variabel penelitian, perlu dilakukan analisis statistik untuk menguji hipotesis penelitian yang telah diajukan. Analisis ini diajukan untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis penelitian dengan metode statistik ini dilakukan dengan memberi nilai pertanyaan yang ada pada angket yang disebarkan dengan membuat pasangan data berdasarkan sub variabel yang ditentukan.

Pertanyaan data penelitian dalam angket, semuanya menggunakan skala ordinal, kecuali untuk pengukuran komponen kognitif dalam hal pemahaman responden terhadap informasi dan perusahaan, menggunakan skala nominal, dengan kategori jawaban B (untuk jawaban atas pernyataan yang menurut responden Betul) serta S (untuk jawaban atas pernyataan yang menurut responden Salah). Bagi setiap item yang dijawab secara Benar oleh responden diberi nilai 1, sedangkan setiap item pernyataan yang dijawab Salah diberi nilai 0. Pertanyaan ada 2 nomor yang masing-masing pertanyaan terdiri dari 10 item pernyataan, sehingga total untuk seluruh item pertanyaan adalah 20.

Setelah data dari angket telah di input ke dalam coding sheet, khusus untuk jawaban atas item pernyataan yang baerjumlah 20 tadi, dilakukan proses Transformasi Nilai dari nominal ke Ordinal.

Caranya :

1. Telah diketahui bahwa skor jawaban minimal adalah 0 dan skor maksimal adalah 20 (total item pernyataan 20, dimana jawaban yang Benar diberi nilai 1 dan yang Salah diberi nilai 0), berarti Rentang jawaban adalah 20 – 0 = 20

2. Dari Skor tersebut kemudian ditentukan 5 kategori nilai (ditentukan 5 untuk menyamakan skala ordinal sebelumnya yaitu 1 – 5). Sebelum penentuan kategori nilai jawaban, dari Rentang jawaban 20 tersebut, ditentukan interval nya dengan rumus :

Interval = Rentang : K, dimana K adalah jumlah kategori, jadi Interval = 20/5 = 4

3. Setelah interval ditentukan, maka dibuat daftar Nilai yang telah ditransformasikan dari skala Nominal ke Ordinal sebagai berikut :

0 – 4 => 1 5 – 8 => 2 9 – 12 => 3 13 – 16 => 4 17 – 20 => 5

Dengan demikian, semua nilai seluruhnya telah dapat diproses dengan uji statistik Rank Spearman.

Adapun pasangan-pasangan data yang diuji dan dianalisis adalah sebagai berikut :

X1 – Y1 X1 – Y2 X1 – Y3

X2 – Y1 X2 – Y2 X2 – Y3

X3 – Y1 X3 – Y2 X3 – Y3

X4 – Y1 X4 – Y2 X4 – Y3

Pengujian pasangan-pasangan data tersebut menggunakan uji statistik koefisien korelasi (rs) karena memiliki skala ordinal-ordina;. Perhitungan uji statistik ini mempergunakan program komputer SPSS for Windows sehingga komputer dapat menampilkan langsung hasil hitung statistik dalam bentuk tabel yang langsung menunjukkan apakah uji statistik signifikan atau tidak.

Untuk mengetahui derajat hubungan (koefisien korelasi) antara variabel- variabel (bebas dan terikat) diperlukan sebuah prosedur statistik yang dinamakan analisis hubungan dengan menggunakan ukuran asosiasi yang disesuaikan dengan jenis (skala pengukuran) data. (Rakhmat, 2002:34). Untuk mengetahui hubungan antara variabel, maka digunakan tes uji koefisien korelasi Rank Spearman (rs) dengan rumus sebagai berikut :

(Rumus 1.1)

N N

di r

N

i

s 3

1

6

2

1

(Siegel, 1997:253)

Langkah-langkah untuk mencari koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut:

- Setiap observasi pada variabel X diberi ranking mulai dari satu hingga N.

Juga observasi-observasi pada variabel Y mulai dari satu hingga N

- Menyusun daftar N subyek tersebut. Pada setiap subyek dicantumkan rangking-rankingnya untuk variabel X dan rankingnya pada variabel Y.

- Tentukan harga diuntuk setiap subyek dengan mengurangkan ranking y pada ranking X. Kuadratkan harga-harga itu untuk menentukan di2untuk ke-N kasus guna mendapatkan di2

- Hitunglah

rsdengan menggunakan rumus 1.1 dimana:

N = banyak sampel

rs= koefisien korelasi Rank Spearman

di= selisih antara rank X dan rank pada urutan tertentu

Kadang-kadang terjadi, dua subyek atau lebih mendapatkan skor sama pada variable sama. Oleh sebab itu perlu koreksi jumlah kuadrat dengan mempertimbangkan angka sama. Faktor koreksinya adalah T.

(Rumus 1.2)

12

3 t

T t , (Siegel, 1997:256)

Kalau terdapat jumlah besar angka sama untuk menghitung

rsdigunakan rumus sebagai berikut:

2 2 2

2 2 2

Y X

d Y

rs X i , (Siegel, 1997:256)

Dimana :

N TY Y N

N TX X N

12 12

2 3 2 3

12

3 t

T t

Dimana :

N = banyaknya sample

rs= koefisien korelasi Rank Spearman

t = banyaknya data berangka sama pada suatu ranking tertentu T = faktor koreksi

Jika proporsi angka-angka sama dalam observasi-observasi X atau Y besar atau jumlah sample lebih dari 10 (N>10), maka signifikasi diuji dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Rumus 1.3)

1

2

2

s

s

r

r N

t

Dimana db (derajat kebebasan) = N – 2. Untuk penelitian ini tingkat signifikasi ( ) ditetapkan sebesar 0,05 pada tes dua sisi.

Sedangkan kriteria penerimaan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

Jika t hasil perhitungan lebih besar atau sama dengan t dalam table (thit ttab) pada tingkat signifikasi 0,05 maka hipotesis penelitian (H1) diterima. Untuk mengukur tinggi rendahnya korelasi digunakan koefisien korelasi menurut Guilford (Rakhmat, 2002:29), yaitu:

Kurang dari 0,20 : hubungan rendah sekali 0,20 – 0,40 : hubungan rendah tapi pasti 0,40 – 0,70 : hubungan cukup berarti 0,70 – 0,90 : hubungan tinggi, kuat

Lebih dari 0,90 : hubungan sangat tinggi, kuat sekali

4.2.1.1 Analisis Hubungan antara Variabel Program Komunikasi Harian dengan Variabel Sikap Positif Investor pada Perusahaan

Analisis Sub Hipotesis Kesatu ( X1 –Y1)

H0 : = 0 (Tidak ada hubungan antara akuntabilitas informasi (X1) dengan komponen kognitif investor pada perusahaan (Y1))

H1 : 0 (Ada hubungan antara akuntabilitas informasi (X1) dengan komponen kognitif investor pada perusahaan (Y1))

Tabel 4.48 Hubungan X1 – Y1

Sub Variabel rs t hitung t tabel Kesimpulan Akuntabilitas Informasi (X1)

dan

Komponen Kognitif (Y1)

0,092 0,604 2,017 Ho diterima

Jika diperhatikan tabel di atas, besarnya korelasi (hubungan) antara dua sub variabel dan keberartiannya dapat dilihat pada bagian Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs), perbandingan t hitung dan t tabel. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa uji keberartian hubungan antara dua variabel diatas.

Dengan taraf kekeliruan sebesar 5 %, t hitung = 0,604 < t tabel = 2,017 maka Ho diterima, maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara Akuntabilitas Informasi dengan Komponen Kognitif Investor (hubungan antara Akuntabilitas Informasi dengan Komponen Kognitif tidak berarti/ tidak signifikan). Sedangkan besar hubungan / nilai koefisien korelasi hubungan antara Akuntabilitas Informasi dengan Komponen Kognitif yaitu sebesar 0,092 nilai tersebut menunjukan hubungan rendah sekali.

Pelaksanaan prinsip akuntabilitas informasi yang merupakan pertanggungjawaban agar pihak perusahaan memiliki kemampuan dalam mengantisipasi pertanyaan investor atas berbagai kebijakan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan berkaitan dengan dana yang dipercayakan oleh investor kepada perusahaan. Tidak adanya hubungan antara prinsip akuntabilitas dengan komponen kognitif investor pada perusahaan memberikan gambaran bahwa kecepatan memberi informasi yang dibutuhkan investor, kemampuan

public relations dalam menanggapi pertanyaan dari investor, serta ketersediaan laporan keuangan yang dapat diandalkan mengenai pengelolaan dana investor oleh perusahaan yang disampaikan oleh public relations, belum cukup kuat untuk mempengaruhi peningkatan pengetahuan dan kepercayaan (komponen kognitif) . Hal ini kemungkinan disebabkan penerapan prinsip akuntabilitas informasi kurang optimal dilakukan oleh PT. Gemilang Sarana Abadi sehingga kurang sesuai dengan harapan responden. Responden mungkin mengharapkan penerapan prinsip akuntabilitas yang lebih besar karena adanya perbandingan dengan perusahaan lain dan mengharapkan agar perusahaan itu juga melakukan hal yang sama.

Analisis Sub Hipotesis Kedua (X1 – Y2)

H0 : = 0 (Tidak ada hubungan antara akuntabilitas informasi (X1) dengan komponen afektif investor pada perusahaan (Y2))

H1 : 0 (Ada hubungan antara akuntabilitas informasi (X1) komponen afektif investor pada perusahaan (Y2))

Tabel 4.49 Hubungan X1 – Y2

Sub Variabel rs t hitung t tabel Kesimpulan Akuntabilitas Informasi (X1)

dan

Komponen Afektif (Y2)

0,453 3,332 2,017 Ho ditolak

Jika diperhatikan tabel di atas, besarnya korelasi (hubungan) antara dua sub variabel dan keberartiannya dapat dilihat pada bagian Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs), perbandingan t hitung dan t tabel. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa uji keberartian hubungan antara dua variabel diatas dengan taraf kekeliruan sebesar 5 %, t hitung = 3,332 > t tabel = 2,017 maka Ho ditolak, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara Akuntabilitas Informasi (X1) dengan Komponen Afektif (Y2) (Hubungan antara Akuntabilitas Informasi dengan Komponen Afektif berarti/signifikan). Sedangkan besar hubungan/ nilai koefisien korelasi hubungan antara Akuntabilitas Informasi dengan Komponen Konatif yaitu sebesar 0,453 nilai tersebut menunjukan hubungan cukup berarti.

Adanya hubungan yang cukup berarti antara akuntabilitas informasi dengan komponen konatif investor pada perusahaan menunjukkan bahwa penerapan prinsip akuntabilitas yang dinilai dari kecepatan memberi informasi yang dibutuhkan investor, kemampuan public relations dalam menanggapi pertanyaan dari investor, serta ketersediaan laporan keuangan yang dapat diandalkan mengenai pengelolaan dana investor oleh perusahaan yang disampaikan oleh public relations dilakukan secara optimal belum mampu menciptakan tingkat kepuasan yang tinggi pada investor PT. Gemilang Sarana Abadi secara optimal, walaupun rata-rata penilaian terhadap penerapan prinsip akuntabilitas tersebut sudah cukup baik, namun hal ini tidak banyak dipengaruhi oleh prinsip akuntabilitas yang dilaksanakan oleh perusahaan tersebut.

Analisis Sub Hipotesis Ketiga (X1 – Y3)

H0 : = 0 (Tidak ada hubungan antara akuntabilitas informasi (X1) dengan komponen konatif investor pada perusahaan (Y3))

H1 : 0 (Ada hubungan antara akuntabilitas informasi (X1) dengan komponen konatif investor pada perusahaan (Y3))

Tabel 4.50 Hubungan X1 – Y3

Sub Variabel rs t hitung t tabel Kesimpulan Akuntabilitas Informasi (X1)

dan

Komponen Konatif (Y3)

0,094 0,621 2,017 Ho diterima

Jika diperhatikan tabel di atas, besarnya korelasi (hubungan) antara 2 sub variabel dan keberartiannya dapat dilihat pada bagian Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs), perbandingan t hitung dan t tabel. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa uji keberartian hubungan antara dua variabel diatas.

Dengan taraf kekeliruan sebesar 5 %, t hitung = 0,621 < t tabel = 2,017 maka Ho diterima, maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara akuntabilitas informasi (X1) dengan komponen konatif (Y3) (hubungan antara akuntabilitas informasi dengan komponen konatif tidak berarti/ tidak signifikan). Sedangkan besar ubungan/nilai koefisien korelasi hubungan antara akuntabilitas informasi dengan komponen kognitif investor pada perusahaan yaitu sebesar 0,094 nilai tersebut menunjukan hubungan rendah sekali.

Hasil perhitungan menunjukkan tidak adanya hubungan antara penerapan prinsip akuntabilitas informasi oleh PT. Gemilang Sarana Abadi dengan kecenderungan perilaku investor (komponen konatif) pada perusahaan. Data hasil penelitian menunjukkan rata-rata responden berpendapat bahwa prinsip akuntabilitas sudah baik, mereka pun sebagian besar memiliki kecenderungan yang tinggi dalam : kesediaan untuk tetap menjadi investor, kesediaan investor untuk memberikan kontribusi serta dukungan terhadap perusahaan, kesediaan investor untuk menambah jumlah investasi pada perusahaan, kesediaan investor untuk menyampaikan informasi tentang perusahaan kepada orang lain serta kesediaan investor dalam mengajak orang lain untuk menjadi investor perusahaan.

Jadi penerapan prinsip akuntabilitas informasi bukan faktor yang mempengaruhi komponen konatif atau kecenderungan perilaku investor pada perusahaan.

Analisis Sub Hipotesis Keempat (X2 – Y1)

H0 : = 0 (Tidak ada hubungan antara prediktabilitas informasi (X2) dengan komponen kognitif investor pada perusahaan (Y1))

H1 : 0 (Ada hubungan antara prediktabilitas informasi (X2) dengan komponen kognitif investor pada perusahaan (Y1))

Tabel 4.51 Hubungan X2 – Y1

Sub Variabel rs t hitung t tabel Kesimpulan Prediktabilitas Informasi (X2)

dan

Komponen Kognitif (Y1)

0,070 0,458 2,017 Ho diterima

Jika diperhatikan tabel di atas, besarnya korelasi (hubungan) antara dua sub variabel dan keberartiannya dapat dilihat pada bagian Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs), perbandingan t hitung dan t tabel. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa uji keberartian hubungan antara dua variabel diatas dengan taraf kekeliruan sebesar 5 %, t hitung = 0,458 < t tabel = 2,017 maka Ho diterima, maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara prediktabilitas informasi dengan komponen kognitif investor (hubungan antara prediktabilitas informasi dengan komponen kognitif tidak berarti/tidak signifikan). Sedangkan besar hubungan/nilai koefisien korelasi hubungan antara prediktabilitas informasi dengan komponen kognitif investor pada perusahaan yaitu sebesar 0,070 nilai tersebut menunjukan hubungan rendah sekali.

Prinsip Prediktabilitas informasi merupakan kemampuan dalam memprediksi prospek usaha mendatang secara tepat dan rasional, yang terkait dengan kebijakan yang efektif, efisien dalam operasi dan teknis pengembangan bisnis sesuai dengan peraturan bisnis dan hukum yang berlaku.

Dalam penelitian ini, aspek prediktabilitas dapat dilihat dari : adanya jaminan hukum yang melindungi hak investor, kemampuan public relations dalam memprediksi prospek usaha secara tepat, kemampuan public relations dalam memberikan informasi secara rasional, kemampuan public relations dalam memberikan informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan, serta penyampaian informasi yang tepat waktu. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara pelaksanaan prinsip prediktabilitas dengan

komponen kognitif investor pada perusahaan. Apabila dilihat dari hasil penelitian bahwa sebagian besar responden menyatakan pelaksanaan prinsip prediktabilitas sudah baik dan pengetahuan, pemahaman dan kepercayaan investor pada perusahaan juga cukup baik. Hal ini berarti, pelaksanaan prediktabilitas informasi bukan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan, pemahaman dan kepercayaan investor pada perusahaan.

Analisis Sub Hipotesis Kelima (X2 – Y2)

H0 : = 0 (Tidak ada hubungan antara prediktabilitas informasi (X2) dengan komponen afektif investor pada perusahaan (Y2))

H1 : 0 (Ada hubungan antara sub variabel prediktabilitas informasi (X2) dengan komponen afektif investor pada perusahaan (Y2))

Tabel 4.52 Hubungan X2 – Y2

Sub Variabel rs t hitung t tabel Kesimpulan Prediktabilitas informasi (X2)

dan

komponen afektif (Y2)

0,777 8,085 2,017 Ho ditolak

Jika diperhatikan tabel di atas, besarnya korelasi (hubungan) antara dua sub variabel dan keberartiannya dapat dilihat pada bagian Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs), perbandingan t hitung dan t tabel. Berdasarkan tabel tersebut

dapat disimpulkan bahwa uji keberartian hubungan antara dua variabel diatas, Dengan taraf kekeliruan sebesar 5 %, t hitung = 8,085 > t tabel = 2,017 maka Ho ditolak, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara prediktabilitas informasi (X2) dengan komponen afektif investor pada perusahaan (Y2).

Sedangkan besar hubungan/nilai koefisien korelasi hubungan antara prediktabilitas informasi dengan komponen kognitif investor pada perusahaan yaitu sebesar 0,777 nilai tersebut menunjukan hubungan tinggi, kuat.

Prediktabilitas informasi berkorelasi dengan komponen afektif investor pada perusahaan. Hubungan tinggi, kuat menunjukkan bahwa adanya jaminan hukum yang melindungi hak investor, penyampaian informasi yang tepat waktu, tepat serta rasional yang mempengaruhi keputusan trading yang pada akhirnya berpengaruh terhadap faktor keuntungan/kerugian investor telah cukup baik dalam mempengaruhi kepuasan para investor.

Analisis Sub Hipotesis Keenam (X2 – Y3)

H0 : = 0 (Tidak ada hubungan antara prediktabilitas informasi (X2) dengan komponen konatif investor pada perusahaan (Y3))

H1 : 0 (Ada hubungan antara prediktabilitas informasi (X2) dengan komponen konatif investor pada perusahaan (Y3))

Tabel 4.53 Hubungan X2 – Y3

Sub Variabel rs t hitung t tabel Kesimpulan Prediktabilitas Informasi (X2)

dan

Komponen Konatif (Y3)

0,392 2,794 2,017 Ho ditolak

Jika diperhatikan tabel di atas, besarnya korelasi (hubungan) antara dua sub variabel dan keberartiannya dapat dilihat pada bagian Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs), perbandingan t hitung dan t tabel. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa uji keberartian hubungan antara dua variabel diatas.

Dengan taraf kekeliruan sebesar 5 %, t hitung = 2,794 > t tabel = 2,017 maka Ho ditolak, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara prediktabilitas informasi dengan komponen konatif investor pada perusahaan (hubungan antara prediktabilitas informasi dengan komponen konatif berarti/signifikan). Sedangkan besar hubungan /nilai koefisien korelasi hubungan antara prediktabilitas informasi dengan komponen konatif yaitu sebesar 0,392 nilai tersebut menunjukan hubungan rendah tapi pasti.

Prediktabilitas informasi berkorelasi dengan komponen konatif investor pada perusahaan. Hubungan rendah tapi pasti menunjukkan kurang baiknya aspek prediktabilitas informasi dalam membentuk komponen konatif investor.

Prediktabilitas informasi dalam program komunikasi harian dinilai dari adanya jaminan hukum, penyampaian informasi yang tepat waktu, tepat dan rasional

masih belum dilaksanakan secara maksimal, atau masih berada dibawah harapan investor.

Analisis Sus Hipotesis Ketujuh (X3 – Y1)

H0 : = 0 (Tidak ada hubungan antara transparansi informasi (X3) dengan komponen kognitif investor pada perusahaan (Y1))

H1 : 0 (Ada hubungan antara transparansi informasi (X3) dengan komponen kognitif investor pada perusahaan (Y1))

Tabel 4.54 Hubungan X3 – Y1

Sub Variabel Rs t hitung t tabel Kesimpulan Transparansi Informasi (X3)

dan

Komponen Kognitif (Y1)

-0,122 -0,804 2,017 Ho diterima

Jika diperhatikan tabel di atas, besarnya korelasi (hubungan) antara sub variabel transparansi informasi (X3) dengan sub variabel komponen kognitif investor pada perusahaan(Y1) dan keberartiannya dapat dilihat pada bagian Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs), perbandingan t hitung dan t tabel.

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa uji keberartian hubungan antara dua variabel diatas. Dengan taraf kekeliruan sebesar 5 %, t hitung = -0,804

< t tabel = 2,017 maka Ho diterima, maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara transparansi informasi dengan komponen kognitif investor pada perusahaan (hubungan antara transparansi informasi dengan komponen kognitif tidak berarti/ tidak signifikan). Sedangkan besar hubungan/nilai koefisien korelasi

hubungan antara transparansi informasi dengan komponen kognitif investor pada perusahaan yaitu sebesar -0,122 nilai tersebut menunjukan hubungan rendah sekali dengan korelasi yang bersifat negatif artinya jika nilai X3 naik akan mengakibatkan nilai Y1 turun, atau sebaliknya.

Hal ini menunjukkan bahwa transparansi informasi yang dinilai ketersediaan informasi yang dapat dipercaya, keterbukaan saluran informasi, kemudahan dalam memperoleh informasi, kelengkapan informasi yang disampaikan serta kejelasan informasi (informasi yang mudah dimengerti) tidak berpengaruh pada peningkatan pengetahuan, pemahaman dan kepercayaan investor pada perusahaan.

Analisis Sub Hipotesis Kedelapan (X3 – Y2)

H0 : = 0 (Tidak ada hubungan antara transparansi informasi (X3) dengan komponen afektif investor pada perusahaan (Y2))

H1 : 0 (Ada hubungan antara transparansi informasi (X3) dengan komponen afektif investor pada perusahaan (Y2))

Tabel 4.55 Hubungan X3 – Y2

Sub Variabel Rs t hitung t tabel Kesimpulan Transparansi Informasi (X3)

dan

Komponen Afektif (Y2)

0,565 4,486 2,017 Ho ditolak

Jika diperhatikan tabel di atas, besarnya korelasi (hubungan) antara dua sub variabel dan keberartiannya dapat dilihat pada bagian Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs), perbandingan t hitung dan t tabel. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa uji keberartian hubungan antara dua variabel diatas.

Dengan taraf kekeliruan sebesar 5 %, t hitung = 4,486 > t tabel = 2,017 maka Ho ditolak, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara transparansi informasi dengan komponen afektif investor pada perusahaan (hubungan antara transparansi informasi dengan komponen afektif berarti/signifikan). Sedangkan besar hubungan/ nilai koefisien korelasi hubungan antara transparansi informasi dengan komponen afektif investor pada perusahaan yaitu sebesar 0,565 nilai tersebut menunjukan hubungan cukup berarti.

Transparansi informasi berkorelasi dengan komponen afektif investor pada perusahaan . Hubungan cukup berarti menunjukkan bahwa transparansi informasi dalam program komunikasi harian cukup baik dalam membentuk komponen afektif investor, yang ditandai dengan perasaan senang serta kepuasan investor.

Namun pelaksanaan transparansi informasi walaupun dinilai udah baik masih dibawah harapan responden.

Analisis Sub Hipotesis Kesembilan (X3 – Y3)

H0 : = 0 (Tidak ada hubungan antara transparansi informasi (X3) dengan komponen konatif investor pada perusahaan (Y3))

H1 : 0 (Ada hubungan antara transparansi informasi (X3) dengan komponen konatif investor pada perusahaan (Y3))

Tabel 4.56 Hubungan X3 – Y3

Sub Variabel Rs t hitung t tabel Kesimpulan Transparansi informasi (X3)

dan

Komponen Konatif (Y3)

0,391 2,788 2,017 Ho ditolak

Jika diperhatikan tabel di atas, besarnya korelasi (hubungan) antara dua sub variabel dan keberartiannya dapat dilihat pada bagian Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs), perbandingan t hitung dan t tabel. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa uji keberartian hubungan antara dua variabel diatas.

Dengan taraf kekeliruan sebesar 5 %, t hitung = 2,788 > t tabel = 2,017 maka Ho ditolak, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara transparansi informasi dengan komponen konatif investor pada perusahaan (hubungan antara transparansi dengan komponen konatif berarti/signifikan). Sedangkan besar hubungan/nilai koefisien korelasi hubungan antara transparansi informasi dengan komponen konatif investor pada perusahaan yaitu sebesar 0,391 nilai tersebut menunjukan hubungan rendah tapi pasti.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip transparansi informasi yang dilihat dari ketersediaan informasi yang dapat dipercaya,

keterbukaan saluran informasi, kemudahan dalam memperoleh informasi, kelengkapan informasi yang disampaikan serta kejelasan informasi masih belum optimal dalam membentuk kecenderungan perilaku investor pada perusahaan. Hal ini bisa disebabkan bahwa penerapan transparansi informasi bukan satu satunya hal yang mpengaruhi komponen konatif investor, dan pelaksanaan prinsip transparansi informasi walalupun sudah baik tetapi masih dibawah harapan investor.

Analisis Sub Hipotesis Kesepuluh (X4 – Y1)

H0 : = 0 (Tidak ada hubungan antara partisipasi informasi (X4) dengan komponen kognitif investor pada perusahaan (Y1))

H1 : 0 (Ada hubungan antara partisipasi informasi (X4) dengan komponen kognitif investor pada perusahaan (Y1))

Tabel 4.57 Hubungan X4 – Y1

Sub Variabel Rs t hitung t tabel Kesimpulan Partisipasi Informasi (X4)

dan

Komponen Kognitif (Y1)

0,256 1,739 2,017 Ho diterima

Jika diperhatikan tabel di atas, besarnya korelasi (hubungan) antara dua sub variabel dan keberartiannya dapat dilihat pada bagian Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs), perbandingan t hitung dan t tabel. Berdasarkan tabel tersebut

dapat disimpulkan bahwa uji keberartian hubungan antara dua variabel diatas.

Dengan taraf kekeliruan sebesar 5 %, t hitung = 1,739 < t tabel = 2,017 maka Ho diterima, maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara partisipasi informasi dengan komponen kognitif investor pada perusahaan (hubungan antara partisipasi informasi dengan komponen kognitif tidak berarti/tidak signifikan).

Sedangkan besar hubungan/nilai koefisien korelasi hubungan antara partisipasi informasi dengan komponen kognitif investor pada perusahaan yaitu sebesar 0,256 nilai tersebut menunjukan hubungan rendah sekali.

Partisipasi informasi keikutsertaan investor dalam memperoleh informasi dan data, upaya pengecekan serta proses pengambil keputusan bersama dalam perusahaan. Dalam penelitian ini aspek partisipasi dapat dilihat dari : adanya kesempatan bagi investor untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan bersama, adanya kesempatan bagi investor untuk berpartisipasi dalam proses pencarian informasi, serta adanya kesempatan bagi investor untuk berpartisipasi dalam melakukan evaluasi.

Data penelitian menunjukkan bahwa Tidak adanya hubungan antara pelaksanaan transparansi informasi menunjuk

Analisis Sub Hipotesis Kesebelas (X4 – Y2)

H0 : = 0 (Tidak ada hubungan antara partisipasi informasi (X4) dengan komponen afektif investor pada perusahaan (Y2))

H1 : 0 (Ada hubungan antara partisipasi informasi (X4) dengan komponen investor pada perusahaan (Y2))

Tabel 4.58 Hubungan X4 – Y2

Sub Variabel Rs t hitung t tabel Kesimpulan partisipasi informasi (X4)

dan

komponen afektif (Y2)

0,101 0,668 2,017 Ho diterima

Jika diperhatikan tabel di atas, besarnya korelasi (hubungan) antara dua sub variabel dan keberartiannya dapat dilihat pada bagian Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs), perbandingan t hitung dan t tabel. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa uji keberartian hubungan antara dua variabel diatas.

Dengan taraf kekeliruan sebesar 5 %, t hitung = 0,668 < t tabel = 2,017 maka Ho diterima, maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara partisipasi informasi dengan komponen afektif investor pada perusahaan (hubungan antara partisipasi informasi dengan komponen afektif investor tidak berarti/tidak signifikan). Sedangkan besar hubungan/nilai koefisien korelasi hubungan antara partisipasi informasi dengan komponen afektif investor pada perusahaan yaitu sebesar 0,101 nilai tersebut menunjukan hubungan rendah sekali.

Analisis Sub Hipotesis Keduabelas (X4 – Y3)

H0 : = 0 (Tidak ada hubungan antara partisipasi informasi (X4) dengan komponen konatif investor pada perusahaan (Y3))

H1 : 0 (Ada hubungan antara partisipasi informasi (X4) dengan komponen konatif investor pada perusahaan (Y3))

Dalam dokumen PDF Bab Iv Hasil Penelitian Dan Pembahasan (Halaman 59-85)

Dokumen terkait