V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.3 Analisis Usaha Peternakan Sapi Potong
sapi yang digembalakan. Keuntungan yang diperoleh dari sistem dikandangkan adalah:
a)kualitas pakan sapi lebih terjamin, b) tingkat keamanan terjaga, c) diperolehnya hasil sampingan dari kotoran sapi seperti biogas, pupuk organic dan sebagainya.
22 Muh. Yunus 1 5.000.000 3.840.000
23 Tari 1 5.000.000 4.933.500
Jumlah 32 152.300.000 137.228.500
Rata-rata 71,87 6.621.739 5.966.457 Sumber:Data Primer Setelah Diolah 2014
Berdasarkan Tabel 12 menjelaskan bahwa penerimaan peternak sapi potong dari 23 responden dengan jumlah ternak sapi potong sebanyak 32 atau rata-rata sebesar (71,87) dan jumlah harga yang didapatkan oleh peternak sapi
potong yaitu Rp.152.300.000,- atau rata-rata sebesar (6.621.739) sehingga penerimaan peternak sapi potong yaitu Rp.137.228.500,- atau rata-rata sebesar (5.966.457).
Tabel 13. Jumlah Biaya Tetap yang Dikeluarkan Peternakan Sapi Potong di Desa Tampo Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang
NO Nama
Responden
Biaya Tetap
Jumlah
1 2 3
1 Usman - 11.500 65.000 76500
2 Mohajir - 11.500 15.000 26500
3 Hasbi - 11.500 75.000 86500
4 Rukman - 11.500 15.000 26500
5 Karim - 11.500 15.000 26500
6 Nurhayati - 11.500 15.000 26500
7 Jampa - 11.500 15.000 26500
8 Muh. Ansar 3.200.000 - 130.000 3330000
9 Sennang - 11.500 15.000 26500
10 Pajakkari - 11.500 15.000 26500
11 Cendong - 11.500 15.000 26500
12 Salama - 11.500 15.000 26500
13 Muh. Tahir - 11.500 15.000 26500
14 Paksyamsuddin - 11.500 15.000 26500
15 Gasseng - 11.500 15.000 26500
16 Dariah - 11.500 15.000 26500
17 Asma wing - 11.500 80.000 91500
18 Kamaruddin - 11.500 15.000 26500
19 Pakbudi - 11.500 15.000 26500
20 Kaharuddin - 11.500 15.000 26500
21 Basri - 11.500 15.000 26500
22 Muh. Yunus 1.000.000 - 100.000 1100000
23 Tari - 11.500 20.000 31500
Jumlah 4.200.000 241.500 725.000 5166500 Rata-rata 2.100.000 11.500 31.522 22463043 Sumber:Data Primer Setelah Diolah 2014
Keterangan:1.Tali, 2. Penyusutan kandang, dan 3. pakan
Berdasarkan tabel 13 menjelaskan bahwa jumlah biaya tetap yang dikeluarkan oleh peternak sapi potong di Desa Tampo dari 23 responden yaitu harga pada tali sebanyak Rp. 4.200.000,- atau rata-rata sebesar (2.100.000), penyusutan kandang sebanyak Rp. 241.500,- atau rata-rata sebesar (11.500), dan pakan
sebanyak Rp. 725.000,- atau rata-rata sebesar (31,522), sehingga jumlah biaya tetap yang di keluarkan peternak sapi potong sebanyak Rp. 5.166.500,- atau rata- rata sebesar (22.463.043).
Tabel 14. Jumlah Biaya Variabel yang Dikeluarkan Peternakan Sapi Potong di Desa Tampo
NO Nama
Responden
Biaya Variab
Jumlah 1 2 3 4
1 Usman
1.500.00
0 - 30.000 -
1.530.00 0
2 Mohajir 5.000 30.000 - 35.000
3 Hasbi - - 30.000 - 30.000
4 Rukman
1.200.00
0 7.000 30.000 -
1.237.00 0
5 Karim - 10.000 30.000 - 40.000
6 Nurhayati - - 30.000 - 30.000
7 Jampa
1.000.00
0 20.000 30.000 -
1.050.00 0
8 Muh. Ansar - - 60.000
250.00
0 310.000
9 Sennang
1.500.00
0 - 30.000 -
1.530.00 0
10 Pajakkari 500.000 15.000 30.000 - 545.000
11 Cendong
2.000.00
0 10.000 30.000 50.000
2.090.00 0
12 Salama
1.000.00
0 15.000 30.000 -
1.045.00 0
13 Muh. Tahir - - 30.000 50.000 80.000
14 Paksyamsuddin - 3.000 30.000 - 33.000
15 Gasseng - - 30.000 - 30.000
16 Dariah - - 30.000 - 30.000
17 Asma wing - - 30.000 - 30.000
18 Kamaruddin - - 30.000 - 30.000
19 Pakbudi - - 30.000 - 30.000
20 Kaharuddin - - 30.000 - 30.000
21 Basri - 15.000 30.000 - 45.000
22 Muh. Yunus - - 60.000 - 60.000
23 Tari - 5.000 30.000 - 35.000
Jumlah
8.700.00 0
105.00 0
750.00 0
350.00 0
9.905.00 0
Rata-rata
1.242.85
7 10.500
32.609
116.66 7
1.402.63 3 Sumber:Data Primer Setelah Diolah 2014
Keterangan:
1.bibit, 2. Obat-obatan, 3.pemeliharaan sapi potong, dan 4. konsultasi dokter
Berdasarkan tabel 14 Menjelaskan bahwa jumlah biaya variabel yang dikeluarkan oleh peternak sapi potong di Desa Tampo dari 23 responden yaitu harga bibit sebanyak Rp. 8.700.000,- atau rata-rata sebesar (1.242.857), obat- obatan sebanyak Rp.105.000,- atau rata-rata sebesar (10.500), pemeliharaan sapi potong sebanyak Rp. 750.000,- atau rata-rata sebesar (32.609), dan konsultasi dokter
sebanyak Rp. 350.000,- atau rata-rata sebesar (116.667), sehingga jumlah biaya
variabel yang dikeluarkan peternak sapi potong dari 23 responden yaitu Rp. 9.905.000,- atau rata-rata sebesar (1.402.633).
Tabel 15. Biaya-biaya yang Dikeluarkan Peternakan Sapi Potong di Desa Tampo
No Nama
Responden Biaya Tetap
Biaya
Variabel Jumlah
1 Usman 76500 1.530.000 1.606.500
2 Mohajir 26500 35.000 61.500
3 Hasbi 86500 30.000 116.500
4 Rukman 26500 1.237.000 1.263.500
5 Karim 26500 40.000 66.500
6 Nurhayati 26500 30.000 56.500
7 Jampa 26500 1.050.000 1.076.500
8 Muh. Ansar 3330000 310.000 3.640.000
9 Sennang 26500 1.530.000 1.556.500
10 Pajakkari 26500 545.000 571.500
11 Cendong 26500 2.090.000 2.116.500
12 Salama 26500 1.045.000 1.071.500
13 Muh. Tahir 26500 80.000 106.500
14 Paksyamsuddin 26500 33.000 59.500
15 Gasseng 26500 30.000 56.500
16 Dariah 26500 30.000 56.500
17 Asma wing 91500 30.000 121.500
18 Kamaruddin 26500 30.000 56.500
19 Pakbudi 26500 30.000 56.500
20 Kaharuddin 26500 30.000 56.500
21 Basri 26500 45.000 71.500
22 Muh. Yunus 1100000 60.000 1.160.000
23 Tari 31500 35.000 66.500
JUMLAH 5166500 9.905.000 15.071.500 Rata-rata 22463043 1.402.633 655.283 Sumber:Data Primer Setelah Diolah 2014
Berdasarkan tabel 15 menjelaskan bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan peternak sapi potong yaitu pada biaya variabel tetap sebanyak Rp. 5.166.500,- atau rata-rata sebesar (22.463.043), sedangkan biaya variabel sebanyak Rp.
9.905.000,-
atau rata-rata sebesar (1.402.633), sehingga jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan peternak sapi potong dari 23 responden yaitu Rp. 15.071.500,- atau rata-rata sebesar (655.283)
5.3.1 Biaya Produksi
Biaya produksi usaha peternakan sapi potong dalam penelitian ini biaya pengeluaran seperti pembelian bibit sapi adalah Rp. 8.700.000,- atau rata-rata
Rp.1.242.857,- satu tahun pemakaian. Biaya obat-obatan adalah sebesar Rp. 105.000,- atau dengan rata-rata sebesar Rp. 10.500,-, Biaya penyusutan
kandang sapi potong sebesar Rp. 4.200.000,- atau dengan rata-rata sebesar Rp 2.100.000,- Biaya penyusutan tali sebesar Rp.241.500,- atau dengan rata-rata
sebesar Rp.11.500,-. Untuk pakan ternak adalah sebesar Rp. 725.000,- atau dengan rata-rata Sebesar Rp. 31.522,- untuk konsultasi dokter ternak sebesar adalah Rp. 350.000,- atau dengan rata-rata adalah sebesar Rp.116.667,- dan
Hari Orang Kerja (HOK) adalah sebesar Rp.750.000,- atau dengan rata-rata sebesar Rp. 32.609,-.
5.3.2 Penerimaan
Harga penjualan ternak sapi potong ditentukan oleh peternak dengan berdasar pada biaya-biaya yang dikeluarkan selama mengelola usaha peternakan tersebut. Penerimaan usaha peternakan sapi potong yang diperoleh dari penjumlahan antara jumlah sapi yang telah dijual, jumlah ternak sapi yang di konsumsi dan jumlah ternak sapi yang masih ada dijumlahkan dengan harga jual.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Soekartawi (1995) yang menyatakan
bahwa penerimaan usaha tani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual.
Penerimaan petani dari usaha ternak sapi potong adalah hasil yang diperoleh dari jumlah sapi yang dijual dikalikan dengan harga jual. Berdasarkan hasil penelitian dari 23 responden diperoleh penerimaan dari ternak sapi potong
adalah sebesar Rp. 152.300.000,- atau dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp. 6.621.739,-, dimana rata-rata penerimaan diperoleh dari penerimaan ternak
sapi potong dibagi dengan jumlah responden.
5.3.3 Pendapatan
Pendapatan dari usaha ternak sapi potong setelah dikurangi dengan biaya
produksi adalah sebesar Rp. 137.228.500,- atau dengan rata-rata sebesar Rp. 5.966.457,-. Besarnya pendapatan ini dapat dibedakan antara usaha ternak
sapi yang dikandangkan dengan yang digembalakan. Pada usaha ternak sapi yang dikandangkan diperoleh pendapatan sebesar Rp. 16.200.000,- atau dengan rata-
rata Rp. 8.100.000,-. Sedangkan yang digembalakan diperoleh pendapatan sebesar Rp 121.028.500,- atau dengan rata-rata Rp. 5.763.262,-. Dengan demikian pada usaha ternak sapi yang dikandangkan diperoleh hasil atau pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan yang digembalakan.
Dengan mengkandangkan ternak sapi potong lebih baik dan efisien dilakukan oleh karena dengan mengkandangkan sapi dapat mempercepat peningkatan bobot badan sapi bila dibandingkan dengan digembalakan sehingga sapi potong yang dikandangkan lebih besar pendapatannya dibandingkan dengan sapi potong yang digembalakan.
Sebagai asumsi bahwa ternak dengan kurang aktivitas/pergerakan berarti penggunaan energi rendah dan ini memberi dampak pada penggunaan bahan makanan yang lebih efisien untuk dikonfersi menjadi daging oleh tubuh ternak.
Sebaliknya dengan metode penggembalaan yang mana ternak sapi potong dilepaskan di daerah padang rumput ini dapat menurunkan efisiensi penggunaan pakan dikarenakan banyaknya energi yang terbuang akibat besarnya aktifitas ternak sapi potong dalam mencari rumput.
Hal ini sesuai dengan pendapat Darmon, (1993) pengetahuan dan keahlian yang baik bagi para peternak akan pemeliharaan sapi potong juga sangat berpengaruh terhadap kualitas produksi yang dihasilkan, tentunya apabila hasil produksi usaha yang diperoleh sangat baik, maka akan baik pula pengaruhnya terhadap pendapatan yang diperoleh, sehingga diperkirakan bahwa usaha ternak sapi potong tersebut dapat memberikan kontribusi atau pemasukan yang cukup besar terhadap pendapatan keluarga.
Adanya perbedaan besarnya pendapatan di setiap stratum disebabkan oleh perbedaan besarnya populasi yang dipelihara masing-masing peternak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Harnanto (1992), bahwa penerimaan setiap responden bervariasi tergantung pada jumlah populasi ternak sapi potong yang dimiliki oleh setiap peternak dengan menggunakan hubungan
5.3.4. Total biaya
Jadi total pengeluaran sebanyak Rp. 15.071.500,- dimana total pengeluaran diperoleh dari biaya pengeluaran variabel ditambah dengan biaya pengeluaran tetap dan pendapatan peternak sapi potong sebanyak Rp.
137.228.500,- diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan total pengeluaran dengan rata-rata Rp. 5.966.457,-, diperoleh dari total pendapatan dibagi dengan jumlah responden . Hal ini sesuai dengan nilai yang didapatkan (lihat lampiran hal 52,53) sehingga dapat di simpulkan bahwa beternak sapi potong menguntungkan.
Total biaya merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan dalam suatu usaha ternak. Biaya ini terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang di keluarkan untuk sarana poduksi dan berkali-kali dapaat dipergunakan. Biaya tetap ini antara lain berupa lahan usaha, kandang, peralatan yang digunakan, dan sarana transportasi
Biaya tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan secara berulang-ulang yang antara lain berupa biaya pakan, upah tenaga kerja, penyusutan kandang, penyusutan peralatan, obat-obatan, vaksinasi, dan biaya lain-lain berupa biaya penerangan listrik, sumbangan, pajak usaha dan iuran.
Adanya perbedaan besarnya total biaya di setiap stratum disebabkan oleh perbedaan besarnya populasi yang dipelihara masing-masing peternak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Harnanto (1992), bahwa total biaya setiap responden bervariasi tergantung pada jumlah populasi ternak sapi potong yang dimiliki oleh setiap peternak dengan menggunakan hubungan antara penerimaan dan biaya maka dapat diketahui cabang-cabang usaha tani yang menguntungkan untuk di usahakan.