• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ancaman Terhadap Integrasi

Indonesia, yang terletak di antara dua benua yaitu Asia dan Australia serta diapit oleh dua samudera, Hindia dan Pasifik, memiliki posisi geografis yang sangat strategis. Namun, posisi geografis ini tidak hanya memengaruhi wilayahnya saja, tetapi juga memengaruhi berbagai aspek kehidupan sosial, antara lain:34

34 Safiah, “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Materi Mewaspadai Ancaman Terhadap Integrasi Nasional Melalui Penerapan Metode Contextual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas XI-IS3 SMA Negeri 11 Banda Aceh”, Jurnal Serambi Edukasi, Vol. 3 No 1, (Banda Aceh: Universitas Serambi Mekkah, 2019), h. 33.

33

a. Penduduk Indonesia berada di antara daerah dengan populasi padat di utara dan daerah dengan populasi yang lebih jarang di selatan.

b. Ideologi Indonesia berada di antara komunisme di utara dan liberalisme di selatan.

c. Sistem demokrasi Pancasila berada di antara demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian utara) dan demokrasi liberal di selatan.

d. Ekonomi Indonesia berada di antara sistem ekonomi sosialis di utara dan sistem ekonomi kapitalis di selatan.

e. Masyarakat Indonesia berada di antara masyarakat sosialis di utara dan masyarakat individualis di selatan.

f. Kebudayaan Indonesia berada di antara kebudayaan timur di utara dan kebudayaan barat di selatan.

Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia berada di antara sistem pertahanan continental di utara dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan, dan timur. Posisi silang Indonesia, seperti yang dijelaskan di atas, memiliki potensi positif untuk kemajuan bangsa, tetapi juga menghadirkan ancaman terhadap integrasi nasional. Ancaman terhadap integrasi nasional Indonesia dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri, baik dalam bentuk militer maupun non-militer. Ancaman tersebut dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia secara keseluruhan.

1. Ancaman Militer

Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi dan dianggap dapat membahayakan kedaulatan, wilayah, dan keselamatan suatu negara. Ancaman ini bisa berupa agresi, pelanggaran wilayah, spionase, sabotase, aksi teror bersenjata, pemberontakan, atau perang saudara. Ancaman militer dapat dibagi menjadi dua kategori sebagai berikut:35

a. Ancaman Militer Dalam Negeri:

35 Winda Nur Azizah, Dinie Anggraeni Dewi, Yayang Furi Furnamasari, “Peran seorang Mahasiswa dalam Menyadarkan Masyarakat Indonesia untuk Saling Berintegrasi”, Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol. 5 No. 3, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2021), h. 8331.

34

 Disintegrasi bangsa melalui gerakan separatis berdasarkan sentimen kesukuan atau pemberontakan karena ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintahan pusat.

 Keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran hak asasi manusia yang dapat menyebabkan kerusuhan massal.

 Upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi ekstrem atau tidak sesuai dengan nilai-nilai masyarakat Indonesia.

 Makar dan penggulingan pemerintahan yang sah dan konstitusional.

b. Ancaman Militer Luar Negeri:

 Pelanggaran batas negara oleh negara lain.

 Pemberontakan bersenjata yang didukung oleh negara lain.

 Aksi terorisme internasional.36

Berikut adalah beberapa contoh ancaman militer terhadap suatu negara:

a) Agresi, yang merujuk pada ancaman militer oleh negara lain menggunakan kekuatan bersenjata, mengancam kedaulatan, wilayah, dan keselamatan suatu bangsa.

b) Invasi, merupakan serangan oleh kekuatan bersenjata negara lain terhadap wilayah suatu negara.

c) Bombardemen, yang mencakup penggunaan senjata lain oleh angkatan bersenjata negara lain terhadap suatu negara.

d) Blokade, dilakukan di pelabuhan, pantai, atau wilayah udara suatu negara oleh angkatan bersenjata negara lain.

e) Spionase, kegiatan mata-mata oleh negara lain untuk mendapatkan informasi rahasia militer suatu negara.

f) Sabotase, kegiatan untuk merusak instalasi militer dan obyek vital nasional suatu negara.

g) Ancaman teror bersenjata oleh jaringan terorisme internasional atau teroris internasional bekerja sama dengan terorisme lokal.

36 Yudi Sutrasna, “Strategi Pertahanan Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Militer dan Non Militer Melalui Perspektif Ekonomi Pertahanan”, Jurnal Ilmiah Indonesia, Vol. 8 No. 7, (Bogor:

Universitas Pertahanan, 2023), h. 41.

35

h) Pemberontakan, menggunakan senjata untuk melawan pemerintah atau sistem yang ada.

i) Perang saudara, konflik bersenjata antar kelompok di dalam suatu negara.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) dipersiapkan untuk menghadapi ancaman militer melalui Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

2. Ancaman Non-Militer

Ancaman nonmiliter memiliki sifat yang berbeda dengan ancaman militer karena tidak bersifat fisik dan tidak terlihat secara langsung seperti ancaman militer. Ancaman nonmiliter dapat berupa ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan keamanan.

Berikut adalah beberapa contoh ancaman nonmiliter:37 a. Ancaman Berdimensi Ideologi

Perubahan dalam sistem politik internasional setelah runtuhnya Uni Soviet telah mengurangi popularitas paham komunis. Meskipun demikian, potensi ancaman berbasis ideologi masih tetap ada.

Ancaman ini dapat berupa penetrasi nilai-nilai kebebasan (liberalisme), yang dapat memicu proses disintegrasi bangsa.

b. Ancaman Berdimensi Politik

Politik merupakan alat utama dalam mempengaruhi perang.

Ancaman politik bisa menggulingkan suatu rezim pemerintahan bahkan menghancurkan suatu negara. Intervensi dari masyarakat internasional dalam suatu negara melalui politik, seperti hak asasi manusia, demokratisasi, perlindungan lingkungan hidup, serta tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan, merupakan contoh dari ancaman berdimensi politik.

c. Ancaman Berdimensi Ekonomi

37 Edy Santosa, Moh Soehadha, Heri Supriyanto, “Pertahanan Negara, Realitas Sosial Keagamaan, dan Ancaman Non-Militer di Yogyakarta”, Jurnal Agama dan Perubahan Sosial, Vol. 5 No. 1, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2021), h. 50.

36

Kondisi ekonomi menjadi faktor penentu dalam posisi suatu negara di kancah internasional. Ancaman ekonomi terbagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal.

 Ancaman internal meliputi inflasi, pengangguran, infrastruktur yang tidak memadai, dan ketidakjelasan dalam sistem ekonomi.

 Ancaman eksternal terkait dengan buruknya kinerja ekonomi, rendahnya daya saing, kurangnya kesiapan menghadapi globalisasi, dan tingginya ketergantungan pada pihak asing.

d. Ancaman Berdimensi Sosial Budaya

Ancaman sosial budaya dapat mencakup isu-isu seperti kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan, yang dapat memicu konflik vertikal antara pemerintah pusat dan daerah, serta konflik horizontal antar suku, agama, ras, dan golongan (SARA).

Pada tahun 1994, sebanyak 18 dari 23 konflik di seluruh dunia dipicu oleh isu-isu budaya, agama, dan etnis. Lebih dari 75%

pengungsi dunia melarikan diri karena alasan serupa. Sebanyak 8 dari 13 operasi perdamaian PBB bertujuan untuk meredakan konflik etnis di berbagai belahan dunia.38

e. Ancaman Berdimensi Teknologi Informasi

Meskipun kemajuan teknologi memberikan manfaat besar bagi masyarakat, namun juga membawa ancaman seperti kejahatan cyber dan kejahatan perbankan, yang terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi.

f. Ancaman Berdimensi Keselamatan Umum

Ancaman terhadap keselamatan umum dapat berasal dari bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung, dan tsunami. Ancaman juga dapat disebabkan oleh tindakan manusia, seperti penggunaan obat-obatan dan bahan kimia yang tidak tepat, pembuangan limbah industri, kebakaran, serta kecelakaan pada sarana transportasi.

38 Jeri Indrawan, “Ancaman Non-Militer Terhadap Keamanan Nasional di Papua”, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta Selatan: Universitas Paramadina, 2020), h. 69.

37 I. Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional

Ancaman militer menjadi sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat.

Oleh karena itu, diperlukan penerapan strategi yang sesuai untuk menghadapi ancaman terhadap integrasi nasional. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengatur strategi pertahanan dan keamanan bagi bangsa Indonesia untuk menghadapi ancaman militer tersebut. Pasal 30 ayat (1) hingga (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan hal berikut:

a) Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam upaya pertahanan dan keamanan negara.

b) Upaya pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat secara menyeluruh oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Indonesia Republik Indonesia, dengan rakyat sebagai kekuatan pendukung.

c) Tentara Nasional Indonesia terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara yang bertugas untuk mempertahankan, melindungi, dan menjaga keutuhan serta kedaulatan negara.

d) Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas sebagai alat negara untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, dengan tugas melindungi, memberi perlindungan, melayani masyarakat, dan menegakkan hukum.

e) Susunan, kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, serta hubungan kewenangan keduanya dalam menjalankan tugasnya, serta persyaratan partisipasi warga negara dalam upaya pertahanan dan keamanan diatur melalui undang-undang.39

Ketentuan tersebut menegaskan bahwa upaya pertahanan dan keamanan negara Indonesia merupakan tanggung jawab bagi seluruh Warga Negara Indonesia. Artinya, tidak hanya TNI dan POLRI yang bertanggung jawab atas pertahanan dan keamanan negara, tetapi juga masyarakat sipil memiliki tanggung jawab yang sama terhadap hal tersebut. Dengan demikian, TNI dan

39 Agus Budi Santoso, Rizal Dawwas, “Upaya Penanggulangan Disintegrasi Nasional dalam Menjaga Persatuan Indonesia”, Jurnal Hukum, Vol. 1 No. 1, (Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2022), h. 24.

38

POLRI bekerja bersama-sama dengan masyarakat sipil untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

J. Contoh Masalah Integrasi Nasional Dalam Kehidupan Berbangsa dan

Dokumen terkait