• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENUNJANG PROGRAM

A. Anggaran

b. Memudahkan proses Rakontek Penyusunan RKA yang dikoordinir oleh Biro Perencanaan dan Anggaran;

c. Membangun data dan informasi terkait penggunaan dan perencanaan DAK Sub bidang Pelayanan Kefarmasian; serta

d. Memfasilitasi proses-proses desk DAK pada tahapan lainnya, contoh pada tahap proposal. Aplikasi didesain sedemikian rupa sehingga dapat memfasilitasi penggunaan di tahap proposal.

Gambar 98. Aplikasi E-Desk

Sumber: Bagian Program dan Informasi, Setditjen Farmalkes

BAB III PENUNJANG PROGRAM

Berdasarkan Renstra Kemenkes 2020-2024, terdapat Program Dukungan Manajemen pada Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Untuk mencapai sasaran hasil Program Dukungan Manajemen yang termasuk dalam salah satu program generik Kementerian Kesehatan, maka dilakukan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan program dimana sasaran dan indikator kegiatannya berada pada lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Seiring dengan kebutuhan organisasi dalam melaksanakan kebijakan penyederhanaan birokrasi guna mewujudkan organisasi yang lebih proporsional, efektif, dan efisien, maka dilakukan penataan organisasi dan tata kerja Kementerian Kesehatan melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi Direktorat Jenderal, dengan susunan organisasi terdiri atas Subbagian Administrasi Umum dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Dukungan manajemen meliputi dukungan anggaran, peraturan perundang- undangan, organisasi dan hubungan masyarakat, ketenagaan, inventaris, dan aset barang milik negara.

150 Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020

A. Anggaran

Dalam rangka pelaksanaan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, diperlukan alokasi anggaran untuk membiayai kegiatan yang telah ditetapkan.

Pagu APBN Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan untuk Satker Pusat mengalami peningkatan pada periode tahun 2020 jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 99 dan Tabel 28.

Gambar 99. Persentase Realisasi Anggaran Satker Pusat Ditjen Farmalkes Tahun 2016-2020

Sumber: Bagian Keuangan dan BMN, Setditjen Farmalkes

Tabel 28. Alokasi dan Realisasi Anggaran Satker Pusat Ditjen Farmalkes Tahun 2016 -2020 Tahun Alokasi (Rp.) Realisasi (Rp.) Persentase (%)

2016 2.731.254.320.000 2.666.579.319.125 97,63 2017 3.318.521.290.000 3.292.284.398.892 99,21 2018 5.021.359.848.000 4.127.320.708.593 82,20 2019 2.793.475.661.000 1.921.448.952.814 68,78 2020 4.170.702.528.000 4.043.688.711.837 96,95

Sumber: Bagian Keuangan dan BMN, Setditjen Farmalkes

Pagu Anggaran Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada tahun 2020 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni sekitar 49,30%

atau senilai Rp Rp1.377.226.867.000,00 bila dibandingkan dengan alokasi tahun 2019. Realisasi anggaran di tahun 2020 yakni sebesar 96,95% atau senilai Rp.4.043.688.711.837,00. Dalam pelaksanaannya anggaran Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengalami 8 kali revisi perubahan anggaran program. Pagu anggaran awal tahun yang dituangkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2020 adalah sebesar Rp.3.191.619.132.000,00. Adapun revisi tersebut dikarenakan; 1) Revisi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) sebesar

97,63 99,21

82,20

68,78

96,95

50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

- 1.000,00 2.000,00 3.000,00 4.000,00 5.000,00 6.000,00

2016 2017 2018 2019 2020

dalam Milyar Rupiah

Alokasi (Rp.) Realisasi (Rp.) Persentase (%)

Rp.410.574.523.000,00; 2) Penambahan alokasi yang berasal dari Surat Penetapan Satuan Anggaran Bagian Anggaran 998.08 (SABA 999.08) pada Satker Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan sebesar Rp.136.000.000.000,00 dan pada Satker Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan sebesar Rp.200.000.000,00; 3) Revisi tambahan anggaran untuk penyediaan obat dan vaksin Covid-19 yang berasal dari Surat Penetapan Satuan Anggaran Bagian Anggaran 998.08 (SABA 999.08) pada Satker Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan sebesar Rp.637.300.800.000,00; 4) Penerimaan Hibah Langsung GAVI 2020 pada Satker Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan sebesar Rp.214.067.376.000,00; 5) Tambahan anggaran yang berasal dari realokasi sisa anggaran klaim biaya perawatan pasien Covid-19 dari Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan pada Satker Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan sebesar Rp.710.858.000.000,00; 6) Revisi pengurangan anggaran gaji untuk pemenuhan insentif pada Badan PPSDM Kesehatan sebesar Rp.3.500.000.000,00; 7) Penerimaan Hibah Langsung WHO 2020 Satker Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan sebesar Rp.106.170.000,00; 8) Revisi anggaran untuk pemenuhan insentif tenaga kesehatan dalam penangan Covid-19 Tahun 2020 yang ditujukan ke Badan PPSDM Kesehatan sebesar Rp.305.374.427.000,00, sehingga alokasi anggaran Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan menjadi sebesar Rp. 4.170.702.528.000,00.

Selain pagu anggaran yang disediakan dari APBN, Ditjen Farmalkes mempunyai sumber anggaran dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berasal dari layanan perizinan kefarmasian, perizinan alat kesehatan, dan registrasi tenaga kefarmasian. Dengan adanya PNBP tersebut, secara tidak langsung Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan ikut memberikan kontribusi terhadap penerimaan Negara. Data dari Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2020, secara keseluruhan nilai PNBP di lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan.

Kenaikan tersebut mencerminkan peningkatan jumlah perizinan yang dilayani selama tahun berjalan. Data Realisasi PNBP Ditjen Farmalkes Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2020 seperti yang tersaji dalam tabel berikut:

152 Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020 Tabel 29.Realisasi PNBP Ditjen Farmalkes Tahun 2017 -2020

SATUAN KERJA TAHUN

2017 2018 2019 2020

Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT

35.099.250.000 43.322.000.000 47.335.250.000 Direktorat Pengawasan

Alat Kesehatan dan PKRT

1.000.000.000 1.354.500.000 1.646.500.000

Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

3.450.250.000 2.931.000.000 2.545.000.000

Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian

1.313.750.000 1.333.250.000 1.391.750.000 TOTAL 40.863.250.000 48.940.750.000 52.918.500.000 Sumber: Bagian Keuangan dan BMN, Setditjen Farmalkes

Dalam rangka meningkatkan pembangunan kesehatan, pemerintah pusat dan daerah memiliki tugas bersama dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas serta memenuhi akses obat dengan jumlah dan jenis yang cukup. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah berupaya dengan menyelenggarakan serangkaian reformasi melalui sejumlah pembiayaan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan langsung ke daerah tingkat provinsi/kabupaten/kota melalui Program Dekonsentrasi.

Dekonsentrasi merupakan pelimpahan wewenang Pemerintah Pusat kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah di daerah. Dengan demikian, Dekonsentrasi disusun untuk mempercepat pencapaian tujuan dan target program. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengalokasikan Dana Dekonsentrasi untuk mendukung tercapainya prioritas nasional dan target-target Rencana Kerja Pemerintah tahun 2020, melalui peran serta pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Peran serta tersebut tertuang dalam bentuk kegiatan yang sudah ditetapkan, sehingga bila dilaksanakan dengan baik akan mendukung tercapainya peningkatan akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengalokasikan dana dekonsentrasi dengan tujuan 1) mengintegrasikan sasaran Program Obat dan Perbekalan Kesehatan ke dalam target sasaran kegiatan Dekonsentrasi; 2) melaksanakan perencanaan kegiatan dan penganggaran yang terpadu antara pusat dan daerah sehingga terbentuk kesamaan visi dan pemahaman terhadap masalah di bidang pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan khususnya serta masalah kesehatan umumnya sekaligus antisipasi terhadap masalah baru di masa yang akan datang; 3) meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan dana

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan di daerah. Perbandingan jumlah alokasi dan realisasi dana dekonsentrasi yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada periode tahun 2016 s.d. 2020 dapat dilihat dalam Gambar 100 dan Tabel 30. Sementara distribusi alokasi dan realisasi dana dekonsentrasi per Provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.

Gambar 100. Persentase Realisasi Anggaran Satker Dekonsentrasi Ditjen Farmalkes Tahun 2016-2020

Sumber: Bagian Keuangan dan BMN, Setditjen Farmalkes

Tabel 30. Alokasi dan Realisasi Anggaran Satker Dekonsentrasi Ditjen Farmalkes Tahun 2016- 2020

Tahun Alokasi(Rp.) Realisasi (Rp.) Persentase (%) 2016 65.000.000.000 56.550.655.569 87,00 2017 49.077.362.000 44.834.050.706 91,35 2018 65.000.000.000 59.826.656.990 92,04 2019 62.000.000.000 57.882.118.785 93,36 2020 11.574.523.000 10.975.165.921 94,82

Sumber: Bagian Keuangan dan BMN, Setditjen Farmalkes

Pada awal tahun 2020, pagu anggaran Dana Dekonsentrasi sebesar Rp.62.000.000.000,00. Selama pelaksanaan kegiatan tahun 2020, anggaran Dekonsentrasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengalami 1 (satu) kali revisi perubahan anggaran program dikarenakan; 1) Revisi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) sebesar Rp.50.425.477.000,00, sehingga alokasi anggaran Dekonsentrasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan menjadi sebesar Rp.11.574.523.000,00. Realisasi Dana Dekonsentrasi tahun 2020 adalah Rp.10.975.165.921,00 dengan persentase realisasi sebesar 94,82%.

87,00 91,35 92,04 93,36 94,82

50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

- 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00

2016 2017 2018 2019 2020

dalam Milyar Rupiah

Alokasi (Rp.) Realisasi (Rp.) Persentase (%)

154 Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020

Dari data alokasi satker pusat dan daerah di atas, maka alokasi dana dan realisasi belanja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah sebagai berikut:

Tabel 31. Alokasi dan Realisasi Anggaran Ditjen Farmalkes Tahun 2016 -2020 Tahun Alokasi(Rp.) Realisasi (Rp.) Persentase (%)

2016 2.796.254.320.000 2.723.129.974.694 97,38 2017 3.367.598.652.000 3.337.118.449.598 99,09 2018 5.086.359.848.000 4.187.147.365.583 82,32 2019 2.855.475.661.000 1.979.331.071.599 69,32 2020 4.182.277.051.000 4.054.663.877.758 96,95

Sumber: Bagian Keuangan dan BMN, Setditjen Farmalkes

Dilihat dari sisi Laporan Keuangan, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah berhasil memperoleh opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) secara berturut-turut dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2019. Pencapaian ini merupakan sebuah prestasi yang harus terus dipertahankan karena pada tahun 2010 dan 2011 opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan masih Disclaimer dan WDP (Wajar Dengan Pengecualian). Opini WTP mencerminkan telah memadainya sistem pengendalian internal dan tidak ada salah saji yang material atas pos-pos Laporan Keuangan. Secara keseluruhan Laporan Keuangan telah menyajikan secara wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah.

Berikut perbandingan opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan dengan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Tabel 32. Penilaian Laporan Keuangan Ditjen Farmalkes Tahun 2010 -2020 No Tahun Opini Laporan Keuangan

Ditjen Farmalkes Nilai Planning Materiality (PM)

1 2012 WTP 0,000

2 2013 WTP 0,000

3 2014 WTP 0,000

4 2015 WTP 0,000

5 2016 WTP 0,000

6 2017 WTP 0,000

7 2018 WTP 0,000

8 2019 WTP 0,000

9 2020 WTP 0,000

Sumber: Bagian Keuangan dan BMN, Setditjen Farmalkes

Dalam dokumen Tim Perumus Kementerian Kesehatan (Halaman 165-171)

Dokumen terkait