TIM PERUMUS
Penanggung Jawab
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Editor
Sekretaris Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Direktur Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Direktur Pelayanan Kefarmasian
Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT Direktur Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT Konsep
Roy Himawan Yenita Malasari Kontributor
M. Arief Jatmiko; Titien Suprihatin; Yudy Yudistira Adhimulya; Anita Dwi Juwita Ningrum; Apriandi; Mindawati; Tantan Sadikin; Erni Herdiyani; Sandy Wifaqah;
Wardawaty; Nurlaili Isnaini; Myta Suzana; Ardiyani; Nurul Hidayati; Fithriyah Susanti; Sofia Septiani; Tazyinul Qoriah Alfauziah; Ahmad Hafiz; Dessi Yulia Mariska; Mariani Sipayung; Dian Mulia; Pensa Resta Grahmidri; Nofiasari Weri;
Muhamad Reza; Siti Nur Azizah; Yulis Sariani; Priyadi; Ibnu Fatih; Ahmad Safarudin Januwardi; Aryo Genta; Luk Luk Al Jannah; Alvin Javier Djari.
ii Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020
KATA PENGANTAR
Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan merupakan buku tentang gambaran capaian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien oleh setiap unit teknis (Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Direktorat Pelayanan Kefarmasian, Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT, Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT dan Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan) di lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan diharapkan mampu menggambarkan kinerja dan pencapaian target indikator melalui pendekatan yang berbasis bukti (evidenced-based).
Guna memperoleh kelengkapan data dan informasi, penyusunan Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan ini melibatkan seluruh provinsi di Indonesia, dalam permintaan data dan informasi terkait indikator-indikator yang diampu oleh Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, sehingga diperoleh data dan informasi yang akurat, valid dan terkini.
Data yang disajikan dalam Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan ini dapat menjadi sumber data dan informasi yang berkualitas bagi masyarakat pada umumnya dan pemangku kebijakan pada khususnya, sebagai dasar dalam perumusan dan pengambilan kebijakan pembangunan kesehatan di bidang kefarmasian dan alat kesehatan.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan aktif dalam penyusunan Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan ini.
Semoga buku ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.
Plt. Direktur Jenderal
drg. Arianti Anaya, M.K.M.
iv Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020
DAFTAR ISI
TIM PERUMUS ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Tujuan Program, Arah Kebijakan dan Strategi ... 1
B. Gambaran Organisasi ... 4
BAB II PENCAPAIAN PROGRAM KEFARMASIAN ... 9
DAN ALAT KESEHATAN ... 9
A. Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan ... 9
1. Penerapan e-Catalogue Obat ... 11
2. Penyediaan Obat, Perbekalan Kesehatan dan Vaksin ... 13
3. Penggunaan Dana Alokasi Khusus Sub bidang Pelayanan Kefarmasian Tahun 2018-2020 ... 22
4. Pembiayaan Penyediaan Vaksin Melalui Dana Hibah Luar Negeri ... 27
5. Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar . ……….. ... 29
6. Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Menerapkan Aplikasi Logistik Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)... 50
B. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian ... 52
1. Persentase Fasyankes yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar ... 53
2. Persentase Rumah Sakit dengan Penggunaan Obat Sesuai Fornas ... 60
3. Gema Cermat ... 67
C. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian... 70
vi Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020 1. Persentase Jenis Bahan Baku Sediaan Farmasi yang Dapat
Diproduksi Dalam Negeri ... 71 2. Pengembangan Industri Farmasi ... 73 3. Persentase Kemampuan Industri Farmasi Memenuhi
Kebutuhan Rencana Kebutuhan Obat ... 78 4. Perizinan Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2020 ... ……….79 5. Regulasi dan Standar bidang Produksi dan Distribusi Kefarmasian ... 79 6. Pembentukan Tim Komite Nasional Formularium Fitofarmaka ... 81 Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Percepatan
Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan merupakan instrumen berpayung hukum yang mengatur bagaimana pemangku kepentingan dari sektor Pemerintah harus menjalankan kewenangan masing-masing dalam rangka mempercepat perkembangan Industri Farmasi, dimana Industri Obat Tradisional merupakan salah satu diantaranya. ... 81 7. PED, P4TO dan Laboratium Mikro... 82 D. Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) ... 90 1. Jumlah Alat Kesehatan yang Diproduksi di Dalam Negeri ...
…………. ... 91 2. Persentase Penilaian Pre-Market Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang Diselesaikan Tepat Waktu sesuai Good Review Practice ... ……….98 E. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) ... 101 1. Pengawasan Mutu Produk Rapid Diagnostic Test Antigen (RDT –Ag) di Tempat Jasa Layanan Pemeriksaan RDT -Ag ...
…………. ... 102 F. Cakupan Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian dan Alat Kesehatan di Indonesia ... 104 1. Cakupan Sarana Produksi Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan ... 104 2. Cakupan Sarana Distribusi Bidang Kefarmasian dan Alat
Kesehatan ... 116
G. Pemanfaatan Sistem Aplikasi Online Bidang Kefarmasian dan
Alat Kesehatan ... 129
1. Sistem Aplikasi e-report Industri Farmasi ... 129
2. Sistem Aplikasi e-BBKOS ... 130
3. Sistem Aplikasi SIPUS IRTP ... 130
H. Sistem Aplikasi e-KMI ... 131
I. Integrasi Online Single Submission (OSS) dan Inovasi Fitur Aplikasi Regalkes dan e-Suka lainnya ... 132
J. Pembangunan Aplikasi Sistem Informasi Produksi Alat Kesehatan Dalam Negeri (SISPROKAL) ... 133
K. Digital Signature Izin Edar Alkes dan PKRT ... 134
L. Sistem Sertifikasi Alat Kesehatan dan PKRT ... 135
M. E-Report Alat Kesehatan dan PKRT ... 136
N. E-Watch Alkes dan PKRT ... 138
O. E-Post Border Alkes dan PKRT ... 139
P. E-Fornas ... 140
Q. Sistem Aplikasi Monitoring Ketersediaan Obat (e-Logistik) ... ………….. ... 143
R. Sistem E-Monev Katalog Obat... 145
S. SEPAKAT ... 146
T. E-Desk ... 147
BAB III PENUNJANG PROGRAM ... 149
A. Anggaran ... 150
B. Inventaris ... 154
C. Peraturan Perundang-undangan, Organisasi dan Hubungan Masyarakat ... 157
D. Ketenagaan... 160
1. Distribusi PNS di Lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan ... 160
2. Distribusi PNS Menurut Jabatan ... 161
BAB IV PENUTUP ... 163
LAMPIRAN ... 165
viii Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan ... 5 Gambar 2. Sebaran Pengirim Keluhan e-Catalogue Tahun 2020 ... 13 Gambar 3. Sebaran Jenis Keluhan e-Catalogue Tahun 2020 ... 13 Gambar 4. Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Pengadaan Obat, Vaksin dan Perbekkes Tahun 2016-2020 ... 14 Gambar 5. Capaian Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan Obat Esensial Tahun 2020 ... 20 Gambar 6. Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan Obat Esensial di 34 Provinsi Tahun 2020 ... 21 Gambar 7. Alokasi Anggaran Dana Alokasi Khusus Sub bidang Pelayanan
Kefarmasian Tahun 2018-2020 ... 23 Gambar 8. Grafik Persentase Peruntukan Alokasi DAK Tahun 2018-2020 ... 24 Gambar 9. Grafik Alokasi dan Realisasi DAK Sub bidang Pelayanan Kefarmasian Tahun 2020 di Provinsi ... 24 Gambar 10. Grafik Alokasi dan Realisasi DAK Sub bidang Pelayanan Kefarmasian Tahun 2020 di Kabupaten/Kota ... 25 Gambar 11. Alokasi dan Realisasi serta Pemanfaatan DAK Sub bidang Pelayanan Kefarmasian Tahun 2020 di Provinsi/Kabupaten/Kota ... 25 Gambar 12. . Grafik Alokasi dan Realisasi DAK Non Fisik Sub bidang Pelayanan Kefarmasian Tahun 2020 di Provinsi ... 26 Gambar 13. Grafik Alokasi dan Realisasi DAK Non Fisik Sub bidang Pelayanan
Kefarmasian Tahun 2020 di Kabupaten/Kota ... 27 Gambar 14. Pengelolaan Obat dan Vaksin Terpadu di IF Provinsi dan IF
Kabupaten/Kota Tahun 2020 ... 29 Gambar 15. Capaian Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar pada Tahun 2020 ... 38 Gambar 16. Komposisi Jumlah IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar pada Tahun 2020 ... 39 Gambar 17. Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2020 ... 40 Gambar 18. Skor Rata-Rata IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2020 ... 41
Gambar 19. Capaian Komponen Sumber Daya Indikator Jumlah IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2020 ... 42 Gambar 20. Capaian Komponen Pengelolaan indikator Persentase IFK yang
Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2020 43 Gambar 21. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Kab/Kota Tahun 2020 ... 44 Gambar 22. cobacoba ... 44 Gambar 23. Latar Belakang Pendidikan Penanggung Jawab Instalasi Farmasi di Kab/Kota Tahun 2020 ... 45 Gambar 24. Jumlah SDM Instalasi Farmasi di Kab/Kota Tahun 2020 ... 46 Gambar 25. Biaya Operasional Instalasi Farmasi di Kab/Kota Tahun 2020 ... 47 Gambar 26. SOP Pengelolaan yang dimiliki oleh Instalasi Farmasi di Kab/Kota Tahun 2020 ... 48 Gambar 27. Pengembangan Kompetensi SDM Puskesmas oleh Instalasi Farmasi di Kab/Kota Tahun 2020 ... 49 Gambar 28. Capaian Jumlah Instalasi Farmasi Provinsi/Kabupaten/Kota ... 50 Gambar 29. Capaian Persentase IF Provinsi/Kabupaten/kota yang Menerapkan Aplikasi Logistik Obat dan BMHP pada Tahun 2020 ... 51 Gambar 30. Capaian Indikator Persentase Fasyankes yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian sesuai Standar Tahun 2020 ... 54 Gambar 31. Capaian Indikator Persentase Fasyankes yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar Provinsi Tahun 2020 ... 54 Gambar 32. Aplikasi PSEF ... 56 Gambar 33. Pembentukan Center of Excellent Pelayanan Kefarmasian ... 58 Gambar 34. Penyelenggaraan Peningkatan Kapasitas Pembina dan Pengawas Pelayanan Kefarmasian ... 59 Gambar 35. Peningkatan Jumlah Apoteker di Puskesmas Tahun 2020 ... 60 Gambar 36. Capaian Indikator Persentase Rumah Sakit dengan Penggunaan Obat Sesuai Fornas Tahun 2020 ... 61 Gambar 37. Perkembangan Formularium Nasional ... 64 Gambar 38. Persentase Jumlah Apoteker Agent of Change Gema Cermat di 34 Provinsi Tahun 2020 ... 69 Gambar 39. Peta Sebaran Apoteker AoC Gema Cermat di 34 Provinsi hingga Tahun 2020 ... 70 Gambar 40. Target dan Realisasi Persentase Jenis Bahan Baku Sediaan Farmasi yang Dapat Diproduksi Dalam Negeri Tahun 2020-2024 ... 72 Gambar 41. Daftar Jenis Bahan Baku Sediaan Farmasi Dalam Negeri yang Siap Dimanfaatkan oleh Industri Tahun 2020 ... 72
x Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020
Gambar 42. Tabel Realisasi Kemitraan Investasi Industri Farmasi ... 73
Gambar 43. Zoom Meeting Fasilitasi dan Koordinasi Penyediaan Vaksin Covid-19 . 74 Gambar 44. Kunjungan Menkes ke industri BBO PT. KFSP ... 75
Gambar 45. Rencana Aksi Pengembangan Industri Farmasi 2015-2025 ... 75
Gambar 46. Aktivitas Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat ... 85
Gambar 47. Peta Sebaran P4TO dan PED ... 85
Gambar 48. Model Kerja Sama antara PT. Bintang Toedjoe denga P4TO ... 86
Gambar 49. Virtual Meeting business matching antara PT. Bintang Toedjoe dengan 19 daerah Penerima P4TO... 86
Gambar 50. Prosesi penandatanganan MoU dan PKS antara PT. Bintang Toedjoe dengan P4TO Kabupaten Bandung ... 87
Gambar 51. Pertemuan koordinasi bersama Dinkes Kabupaten Bandung dan STFI 88 Gambar 52. Pertemuan pemantauan dan penyelesaian dokumen hibah ... 89
Gambar 53. Pertumbuhan Industri Alat Kesehatan dalam Negeri per 31 Desember 2020 ... 92
Gambar 54. GB Rapid HAV IgG/IgM (AKD 20303020003) ... 94
Gambar 55. OSIK MEDI Comby (AKD 21403020122) ... 94
Gambar 56. Vent-I Origin (AKD 20403020696) ... 95
Gambar 57. Biocov-19-RT-PCR Kit (AKD 20303020600) ... 96
Gambar 58. GERLIP HFNC 01 (AKD 20403020951) ... 96
Gambar 59. RI-GHA COVID-19 Rapid Diagnostics Test IgG/IgM (AKD 20303020697) ... 97
Gambar 60. GeNose C19 (AKD 20401022883) ... 98
Gambar 61. Percepatan waktu janji layanan/ Service Level Agreement (SLA) Perizinan Alat Kesehatan dan PKRT ... 99
Gambar 62. Jumlah Permohonan Izin Edar Produk Alat Kesehatan dan PKRT Tahun 2020 ... 100
Gambar 63. Perkembangan Jumlah Permohonan Izin Edar Alat Kesehatan dan PKRT dari Tahun 2016-2020 ... 101
Gambar 64. Dokumentasi hasil inspeksi Tim Pengawas Kemenkes ke sejumlah Klinik Kesehatan di DKI Jakarta ... 104
Gambar 65. Grafik Cakupan Sarana Produksi di Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tingkat Nasional Tahun 2017-2019 ... 105
Gambar 66. Grafik Jumlah Industri Farmasi per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 106
Gambar 67. Grafik Jumlah IOT/IEBA per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 107
Gambar 68. Grafik Jumlah IEBA per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 108
Gambar 69. Grafik Jumlah Sarana UKOT/UMOT per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 110
Gambar 70. Grafik Jumlah Sarana Produksi Alat Kesehatan per Provinsi Tahun 2017-
2019 ... 112
Gambar 71. Grafik Jumlah Sarana Produksi Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 113
Gambar 72. Grafik Jumlah Industri Kosmetika per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 115
Gambar 73. Grafik Cakupan Sarana Distribusi di Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tingkat Nasional Tahun 2017-2019 ... 116
Gambar 74. Grafik Cakupan Sarana Distribusi di Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 ... 117
Gambar 75. Grafik Jumlah Pedagang Besar Farmasi per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 118
Gambar 76. Grafik Jumlah Apotek per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 121
Gambar 77. Grafik Jumlah Toko Obat per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 124
Gambar 78. Grafik Jumlah Sarana Penyalur Alat Kesehatan per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 127
Gambar 79. E-report Industri Farmasi... 129
Gambar 80. Aplikasi e-BBKOS ... 130
Gambar 81. Aplikasi SIPUS-IRTP ... 131
Gambar 82. Aplikasi e-KMI ... 131
Gambar 83. Aplikasi e-Regalkes ... 132
Gambar 84. Aplikasi e-suka ... 133
Gambar 85. Aplikasi Sistem Informasi Produksi Alat Kesehatan Dalam Negeri... 134
Gambar 86. Sosialisasi Sistem Digital Signature ... 135
Gambar 87. Aplikasi Sertifikasi Alat Kesehatan dan PKRT ... 136
Gambar 88. Rekapitulasi Sarana Produksi dan Distribusi Alkes dan PKRT yang Telah Mengirimkan Pelaporan Melalui e-Report Alkes Tahun 2018-2020 ... 137
Gambar 89. Rekapitulasi Sarana Produksi dan Distribusi Alkes dan PKRT yang Telah Mengirimkan Pelaporan Melalui e-Report Alkes Tahun 2018-2020 ... 137
Gambar 90. e-Report Alat Kesehatan dan PKRT ... 138
Gambar 91. e-Watch Alat Kesehatan dan PKRT ... 139
Gambar 92. Aplikasi E-Post Border Alkes dan PKRT ... 140
Gambar 93. Skema Pengajuan Secara Online dalam e-Fornas ... 141
Gambar 94. Aplikasi Sistem e-Logistik... 143
Gambar 95. Hasil Evaluasi Implementasi Sistem e-Logistik di IF Kabupaten/Kota Tahun 2020 ... 144
Gambar 96. Sistem E-Monev Katalog Obat ... 146
Gambar 97. Aplikasi SEPAKAT ... 147
xii Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020 Gambar 98. Aplikasi E-Desk ... 148 Gambar 99. Persentase Realisasi Anggaran Satker Pusat Ditjen Farmalkes Tahun 2016-2020 ... 150 Gambar 100. Persentase Realisasi Anggaran Satker Dekonsentrasi Ditjen Farmalkes Tahun 2016-2020 ... 153 Gambar 101. Grafik Aset Barang Milik Negara di Lingkungan Ditjen Farmalkes Tahun 2018-2020 ... 157 Gambar 102. Distribusi PNS di Lingkungan Ditjen Farmalkes Tahun 2020 ... 160 Gambar 103. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020 ... 161
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Target Capaian Indikator Sasaran Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan Tahun 2020-2024... 10
Tabel 2. Data Alokasi dan Realisasi Anggaran Pengadaan Obat, Perbekkes dan Vaksin Tahun 2018-2020 ... 15
Tabel 3. Daftar Obat Indikator Tahun 2020-2024 ... 18
Tabel 4. Rekapitulasi Provinsi dan Kab/Kota yang mendapat Alokasi DAK Tahun 2018-2020 ... 23
Tabel 5. Data Alokasi dan Realisasi Dana Hibah GAVI Tahun 2020 ... 29
Tabel 6. . Daftar Instalasi Farmasi Provinsi dan Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota Yang Sudah Mengelola Vaksin Tahun 2020 ... 30
Tabel 7. Bobot Penilaian Indikator Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota Sesuai Standar ... 31
Tabel 8. Daftar hasil pengembangan bahan baku natural hingga tahun 2020 ... 76
Tabel 9. Daftar hasil pengembangan bahan baku kimia (API) hingga tahun 2020 ... 77
Tabel 10. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Persentase Kemampuan Industri Farmasi Memenuhi Kebutuhan Rencana Kebutuhan Obat Tahun 2020 ... 78
Tabel 11. Layanan Izin Industri Sediaan Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu 2020 ... 79
Tabel 12. Daftar Penerima Fasilitas Peralatan P4TO dan Laboratorium Mikrobiologi ... 83
Tabel 13. Daftar Penerima Fasilitas Peralatan PED ... 84
Tabel 14. Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Alat Kesehatan yang Diproduksi di Dalam Negeri Tahun 2020 ... 91
Tabel 15. Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan Persentase Penilaian Pre-Market alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) yang diselesaikan Tepat Waktu Sesuai Good Review Practice Tahun 2020 ... 98
Tabel 16. Perkembangan Jumlah Permohonan Izin Edar Alat Kesehatan dan PKRT dari Tahun 2016-2020 ... 100
Tabel 17. Jumlah Industri Farmasi per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 106
Tabel 18. Jumlah IOT/IEBA per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 108
Tabel 19. Jumlah IEBA per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 109
Tabel 20. Jumlah UKOT/UMOT per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 110 Tabel 21. Jumlah Sarana Produksi Alat Kesehatan per Provinsi Tahun 2017-2019 112
xiv Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020 Tabel 22. Jumlah Sarana Produksi Perbekalan Kesehatan dan Rumah Tangga per
Provinsi Tahun 2017-2019 ... 114
Tabel 23. Jumlah Industri Kosmetika per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 115
Tabel 24. Jumlah Pedagang Besar Farmasi per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 119
Tabel 25. Rekapitulasi Jumlah Apotek per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 122
Tabel 26. Rekapitulasi Jumlah Toko Obat per Provinsi Tahun 2017-2019 ... 125
Tabel 27. Jumlah Sarana Penyalur Alat Kesehatan per Provinsi Tahun 2017-2019 128 Tabel 28. Alokasi dan Realisasi Anggaran Satker Pusat Ditjen Farmalkes Tahun 2016-2020 ... 150
Tabel 29.Realisasi PNBP Ditjen Farmalkes Tahun 2017-2020 ... 152
Tabel 30. Alokasi dan Realisasi Anggaran Satker Dekonsentrasi Ditjen Farmalkes Tahun 2016-2020 ... 153
Tabel 31. Alokasi dan Realisasi Anggaran Ditjen Farmalkes Tahun 2016-2020 ... 154
Tabel 32. Penilaian Laporan Keuangan Ditjen Farmalkes Tahun 2010-2020 ... 154
Tabel 33. Rincian Inventaris di Lingkungan Ditjen Farmalkes Tahun 2020 Data Aset Barang Milik Negara (BMN) ... 155
Tabel 34. Perbandingan Aset BMN di Lingkungan Ditjen Farmalkes 2018-2020 .... 156
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Alokasi Dana Alokasi Khusus (Dak) Fisik Bidang Kesehatan Subbidang Pelayanan Kefarmasian Tahun 2018-2020 ... 167 LAMPIRAN 2
Alokasi Dana Dan Realisasi Anggaran Dipa Dekonsentrasi Direktorat Jenderal Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Tahun 2018-2020 ... 186 LAMPIRAN 3
Daftar Nama Bahan Baku Sediaan Farmasi Yang Siap Diproduksi Di Dalam Negeri ... 188
xvi Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020
BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan Program, Arah Kebijakan dan Strategi
Visi Presiden sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 adalah “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong Royong”.
Kementerian Kesehatan melaksanakan dan menjabarkan visi tersebut di bidang kesehatan, yaitu menciptakan manusia yang sehat, produktif, mandiri, dan berkeadilan.
Berdasarkan hal tersebut, sesuai lingkup tugas pokok dan fungsinya, Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan menjabarkan pelaksanaan visi Presiden oleh Kementerian Kesehatan, melalui “Terjaminnya Akses, Kemandirian dan Mutu Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan bagi Upaya Mewujudkan Manusia Sehat, Produktif, Mandiri dan Berkeadilan, untuk Menuju Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”.
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kefarmasian dan alat kesehatan menjadi tugas Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, Kementerian Kesehatan memiliki lima Tujuan Strategis dengan delapan Sasaran Strategis dimana salah satu sasarannya adalah meningkatnya akses, kemandirian dan mutu kefarmasian dan alat kesehatan guna mencapai tujuan peningkatan sumber daya kesehatan. Sasaran Strategis tersebut diukur pencapaiannya melalui indikator persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat esensial.
Dalam rangka menjamin tercapainya Tujuan Strategis, Sasaran Strategis, dan Indikator Sasaran Strategis tersebut, ditetapkan pula Sasaran Program/Kegiatan serta Indikator Kinerja Program/Kegiatan pada Renstra Kementerian Kesehatan 2020-2024. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan melaksanakan salah satu dari 3 (tiga) program teknis Kementerian Kesehatan yaitu Program Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan sasarannya
2 Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020
yaitu meningkatnya akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan dengan lima indikator yang akan dicapai pada tahun 2020 antara lain:
1. Persentase kabupaten/kota dengan ketersediaan obat esensial sebesar 77%;
2. Persentase alat kesehatan memenuhi syarat sebanyak 91%;
3. Persentase Puskesmas dengan ketersediaan vaksin IDL (Imunisasi Dasar Lengkap) sebesar 90%;
4. Persentase jenis bahan baku sediaan farmasi yang dapat diproduksi dalam negeri sebesar 15%; serta
5. Persentase alat kesehatan yang dapat diproduksi dalam negeri sebesar 55%.
Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka dilakukan upaya yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian
Sasaran kegiatan ini adalah (1) Meningkatnya rumah sakit dengan penggunaan obat sesuai Fornas dan (2) Meningkatnya pelaksanaan pelayanan kefarmasian sesuai standar.
Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:
a. Persentase rumah sakit dengan penggunaan obat sesuai Fornas;
b. Persentase Fasyankes yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar.
2. Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya jaminan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan dengan dukungan peningkatan mutu pengelolaan logistik obat dan perbekalan kesehatan.
Indikator pencapaian sasaran ini adalah jumlah instalasi farmasi provinsi/kabupaten/kota yang menerapkan manajemen mutu.
3. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya kemampuan industri sediaan farmasi dalam produksi dan distribusi.
Indikator dalam pencapaian sasaran ini adalah persentase kemampuan industri farmasi memenuhi kebutuhan Rencana Kebutuhan Obat.
4. Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT
Sasaran kegiatan ini adalah: (1) Meningkatnya alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif) dan (2) Meningkatnya penilaian pre- market alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) tepat waktu sesuai good review practice.
Indikator dalam pencapaian sasaran ini adalah:
a. Jumlah alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif);
b. Persentase penilaian pre-market alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) tepat waktu sesuai good review practice.
5. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT
Sasaran kegiatan ini adalah: (1) Meningkatnya sarana produksi alat kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang menindaklanjuti hasil temuan tepat waktu dan (2) Meningkatnya produk alat kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang memenuhi ketentuan penandaan dan telah diuji.
Indikator dalam pencapaian sasaran ini adalah:
a. Persentase sarana produksi Alkes dan PKRT yang menindaklanjuti hasil temuan tepat waktu;
b. Persentase penandaan alat kesehatan dan PKRT beredar yang memenuhi ketentuan.
6. Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan.
Indikator dalam pencapaian sasaran ini adalah:
a. Nilai Reformasi Birokrasi di lingkup Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan;
b. Persentase penyelesaian Penilaian Angka Kredit (PAK) apoteker dan asisten apoteker sesuai janji layanan.
Arah kebijakan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan diterjemahkan dalam strategi yang mencakup:
1. Memastikan ketersediaan obat esensial dan vaksin di fasilitas pelayanan kesehatan, terutama di Puskesmas, dengan melakukan pembinaan pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar di instalasi farmasi provinsi, kabupaten/kota dan puskesmas;
2. Menerapkan sistem data dan informasi pengelolaan logistik obat secara terintegrasi antara sarana produksi, distribusi, dan pelayanan kesehatan;
3. Penguatan regulasi sistem pengawasan pre dan post market alat kesehatan, melalui penilaian produk sebelum beredar, sampling dan pengujian, inspeksi sarana produksi dan distribusi termasuk pengawasan barang impor border dan post border, dan penegakan hukum;
4. Meningkatkan daya saing dan kemandirian industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri, melalui penciptaan iklim ramah investasi, optimalisasi hubungan kerja sama luar negeri, membangun sinergi Academic-Bussiness-Government-Community-Innovator (A-B-G-C-I), hilirisasi, serta fasilitasi pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan ke arah biopharmaceutical, vaksin, natural, Active Pharmaceutical Ingredients (API) kimia dan industri alat kesehatan teknologi tinggi;
4 Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020
5. Mendorong tersedianya vaksin halal melalui penyusunan roadmap vaksin halal;
6. Mendorong produksi alat kesehatan dalam negeri dengan mengutamakan pemanfaatan komponen lokal serta penggunaan alat kesehatan dalam negeri melalui promosi, advokasi, dan pengawasan implementasi regulasi;
7. Menjalankan program promotif preventif melalui pemberdayaan masyarakat, terutama untuk meningkatkan penggunaan obat rasional dan alat kesehatan tepat guna di masyarakat serta pemanfaatan kearifan lokal melalui Gerakan Bugar dengan Jamu dan pemanfaatan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI).
B. Gambaran Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kefarmasian dan alat kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
1. perumusan kebijakan di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;
3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;
4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;
5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga,
pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;
6. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan; dan
7. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kef armasian dan Alat Kesehatan
Sumber: Website Farmalkes
Susunan organisasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan terdiri atas:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dukungan manajemen merupakan strategic enabler untuk menjaga dan memastikan bahwa sasaran dapat dicapai melalui siklus manajemen yang terorganisasi dengan baik, pengalokasian sumber daya secara efektif dan efisien, serta dengan mentaati (conformity) kaidah-kaidah tata kelola pemerintahan yang baik.
Dukungan manajemen bagi pelaksanaan program meliputi lingkup perencanaan-penganggaran-pemantauan-evaluasi, penyediaan data dan informasi, pelaksanaan urusan kepegawaian-umum-rumah tangga, urusan
6 Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020
keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) sesuai ketentuan, serta pelaksanaan urusan hukum-organisasi-hubungan kemasyarakatan.
2. Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang tata kelola obat publik dan perbekalan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Lingkup peran dan fungsi tata kelola obat publik dan perbekalan kesehatan antara lain: 1) Perencanaan dan penilaian ketersediaan; 2) Pengendalian harga dan pengaturan pengadaan;
3) Pengendalian obat publik dan perbekalan kesehatan; serta 4) Pemantauan pasar obat publik dan perbekalan kesehatan.
3. Direktorat Pelayanan Kefarmasian
Direktorat Pelayanan Kefarmasian mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Lingkup peran dan fungsi pelayanan kefarmasian antara lain: 1) Manajemen dan klinikal farmasi; 2) Analisis farmakoekonomi; 3) Seleksi obat dan alat kesehatan;
serta 4) Penggunaan obat rasional.
4. Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian
Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang produksi dan distribusi kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Lingkup peran dan fungsi bidang produksi dan distribusi kefarmasian adalah: 1) Obat dan pangan; 2) Obat tradisional dan kosmetik;
3) Narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi; serta 4) Kemandirian obat dan bahan baku sediaan farmasi.
5. Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penilaian alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Lingkup peran dan fungsi bidang penilaian alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga adalah: 1) Penilaian alat kesehatan kelas A dan B;
2) Penilaian alat kesehatan kelas C dan D; 3) Penilaian produk diagnostik dan alat kesehatan khusus, dan 4) Penilaian PKRT dan produk mandiri.
6. Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
8 Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020
BAB II PENCAPAIAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
A. Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Pembangunan kesehatan pada periode 2020-2024 adalah meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dan peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi.
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 disusun mengacu kepada RPJMN periode 2020-2024. Renstra Kementerian Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif dan memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan, serta menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan tahunan. Salah satu kegiatan yang tertuang di dalam Renstra tersebut adalah Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dengan sasaran tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah.
Pencapaian sasaran tersebut direpresentasikan melalui program meningkatkan jaminan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan dengan dukungan peningkatan mutu pengelolaan logistik obat dan perbekalan kesehatan.
10 Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020 Tabel 1. Target Capaian Indikator Sasaran Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan Tahun 2020 -2024
Kegiatan Sasaran Indikator Sasaran Target
2020 2021 2022 2023 2024 Peningkatan
Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Sasaran Strategis
a. Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat esensial
85% 90% 92% 94% 96%
Sasaran Program
b. Persentase kabupaten/kota dengan
ketersediaan obat esensial
77% 79% 81% 83% 85%
c. Persentase Puskesmas dengan ketersediaan vaksin IDL (Imunisasi Dasar Lengkap)
90% 95% 95,5% 96% 96,5%
Sasaran Kegiatan
d. Jumlah instalasi farmasi provinsi/
kabupaten/kota yang
menerapkan manajemen mutu
6 27 77 127 177
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI 2020-2024
Dalam rangka memenuhi amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sekaligus mencapai sasaran yang tertuang di dalam Renstra Kementerian Kesehatan periode 2020-2024, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan melalui pengadaan obat-obat program seperti Obat Penyakit Menular, Obat Filariasis, Obat AIDS dan Penyakit Menular Seksual (PMS), Obat TB Paru, Obat Malaria, Obat Kesehatan Ibu, Obat Kesehatan Anak, Obat Gizi, Obat dan Perbekalan Kesehatan Haji, Obat Poliklinik, Obat Antipsikosis/Kesehatan Jiwa, Obat untuk Operasi Surya Baskara Jaya, Obat Hepatitis, Obat Buffer untuk Bencana/Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Obat Buffer Stock Pusat dan Provinsi sebagai stok penyangga di tingkat nasional dan provinsi,
yang digunakan untuk mengantisipasi kekosongan obat dan perbekalan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan dasar dan pada saat terjadinya bencana/KLB.
Selain itu juga dilakukan pengadaan vaksin dan reagen antara lain Vaksin Reguler, Vaksin Haji dan Umrah, Vaksin Yellow Fever, Vaksin Hepatitis, Reagen Screening Darah, Reagen Campak dan Bahan Laboratorium Eliminasi Campak/Difteri serta pengadaan Auto Disable Syringe (ADS) dan Safety Box.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan pemerataan cakupan imunisasi, semenjak tahun 2015 Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan juga melaksanakan pengadaan yang bersumber dari dana hibah Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI) Geneva untuk pengadaan vaksin, antara lain vaksin IPV, vaksin Campak Rubella (MR), vaksin DPT HB-HiB, dan vaksin JE serta logistik imunisasi (ADS dan Safety Box).
Upaya lain yang dilakukan Pemerintah untuk memperluas cakupan dan pemerataan akses obat dan perbekalan kesehatan yaitu dengan pemberian Dana Alokasi Khusus (DAK) Sub bidang Pelayanan Kefarmasian kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk penyediaan obat dan perbekalan kesehatan di tingkat kabupaten/kota, yang dimulai sejak tahun 2010. Sementara itu dalam rangka meningkatkan kemampuan pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan yang baik, dilakukan pembinaan terhadap tenaga kefarmasian pengelola obat dan penilaian tenaga kefarmasian pengelola obat berprestasi di instalasi farmasi tingkat provinsi/kabupaten/kota serta pengembangan sistem e-Logistik.
1. Penerapan e-Catalogue Obat
Pengadaan obat melalui e-catalogue merupakan salah satu cara Pemerintah mengendalikan harga dan menjamin keterjangkauan obat di Indonesia. Sistem ini mulai diterapkan sejak tahun 2013 dan diharapkan melalui penerapan sistem ini proses pengadaan obat akan lebih transparan, efektif, efisien dan akuntabel dalam rangka menjamin tersedianya obat yang aman, bermutu dan berkhasiat.
Selain menetapkan harga obat melalui e-catalogue, Pemerintah juga melakukan pengendalian harga obat melalui penerbitan Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang harga obat. Pada tahun 2020 terbit Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/381/2020 tentang Nilai Klaim Harga Obat Program Rujuk Balik, Obat Penyakit Kronis di Fasilitas
12 Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan dan Obat Kemoterapi yang merupakan acuan bagi fasilitas kesehatan untuk pengajuan klaim obat program rujuk balik, obat penyakit kronis di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan dan obat kemoterapi yang tidak tercantum dalam katalog elektronik kepada Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan menyatakan bahwa pengadaan obat oleh Fasilitas Kesehatan milik pemerintah maupun swasta untuk program Jaminan Kesehatan dilakukan melalui e-purchasing berdasarkan katalog elektronik (e-catalogue). Oleh karena itu e-catalogue obat terus dikembangkan menyesuaikan kebutuhan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan mengacu pada daftar obat yang tercantum dalam Formularium Nasional (Fornas). Pada tahun 2016, sejumlah 945 item obat baik generik maupun nama dagang telah ditayangkan dalam e-catalogue obat dan melibatkan kurang lebih 80 Industri Farmasi. Pada tahun 2017, telah tayang sejumlah 983 item obat baik generik maupun nama dagang dalam e-catalogue obat dan melibatkan kurang lebih 85 Industri Farmasi. Sedangkan pada tahun 2018 sampai dengan 2019, telah tayang sejumlah 1.096 item obat baik generik maupun nama dagang dalam e-catalogue obat dan melibatkan kurang lebih 90 Industri Farmasi. Pada tahun 2020, telah tayang sejumlah 913 item obat baik generik maupun nama dagang dalam e-catalogue obat yang terdiri dari 842 item obat perpanjangan katalog obat 2018-2019 dan 71 item obat prioritas dengan melibatkan kurang lebih 90 Industri Farmasi.
Penyediaan obat melalui e-catalogue dapat memberikan harga yang terbaik untuk menjamin ketersediaan obat Program Jaminan Kesehatan Nasional.
Namun demikian masih ada kendala dalam mengimplementasikan sistem e- catalogue di lapangan. Hingga saat ini Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan bersama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) masih terus berupaya melakukan perbaikan demi kesempurnaan dan kemudahan penerapan e-catalogue oleh para stakeholder.
Selama tahun 2020, keluhan terbanyak terkait penerapan sistem e- catalogue berasal dari Dinas Kesehatan Kab/Kota (36%). Adapun yang paling sering dikeluhkan adalah tentang Penyediaan Obat (79%). Sementara keluhan terkait prosedur/sistem sebesar 21 %. Data sebaran pengirim keluhan dan jenis keluhan dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Gambar 2. Sebaran Pengirim Keluhan e-Catalogue Tahun 2020
Sumber: Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes Gambar 3. Sebaran Jenis Keluhan e-Catalogue Tahun 2020
Sumber: Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes
2. Penyediaan Obat, Perbekalan Kesehatan dan Vaksin
Obat dan vaksin merupakan komoditi kesehatan yang menjadi salah satu kebutuhan dasar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang perlu dijamin ketersediaannya dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan.
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengalokasikan anggaran untuk pembiayaan pengadaan obat, perbekalan kesehatan dan vaksin program kesehatan berdasarkan penyusunan Rencana Kebutuhan Obat (RKO) dengan mekanisme perhitungan secara bottom-up. Rencana Kebutuhan Obat (RKO) disusun untuk mendapatkan data kebutuhan obat mulai dari tingkat kabupaten/kota yang direkapitulasi di tingkat provinsi dan diteruskan ke tingkat
Sistem/
Prosedur 21%
Penyediaan Obat
79%
14 Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020
pusat. Hal diatas diperlihatkan dengan grafik alokasi dan realisasi pengadaan obat, perbekalan kesehatan dan vaksin dalam kurun waktu lima tahun terakhir seperti dibawah ini.
Gambar 4. Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Pengadaan Obat, Vaksin dan Perbekkes Tahun 2016-2020
Sumber: Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes
Dari gambar di atas diketahui bahwa alokasi anggaran pengadaan obat dan vaksin dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Alokasi anggaran pengadaan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan tertinggi ada di tahun 2018, dimana alokasi anggaran untuk penyediaan vaksin regular meningkat tajam. Hal ini disebabkan karena Adanya Kegiatan Outbreak Response Immunization (ORI) sebagai upaya pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri dan kampanye Imuninasi MR untuk penanggulangan Virus Campak dan Rubella (MR) oleh Kementerian Kesehatan menyebabkan penyediaan vaksin reguler yang meningkat. Penyediaan obat dan vaksin didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan obat program di 34 provinsi seluruh Indonesia, sedangkan penyediaan reagen screening darah untuk RS dan Unit Transfusi Darah (UTD) PMI. Data alokasi dan realisasi anggaran pengadaan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.
2016 2017 2018 2019 2020
Alokasi 2.924.351 3.131.493 4.779.218 2.543.787 4.032.289 Realisasi 2.463.373 3.122.567 3.925.907 1.692.244 3.910.202
Persentase 84,24 99,71 82,15 66,52 96,97
84,24
99,71
82,15 66,52
96,97
0 20 40 60 80 100 120
- 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000
(%)
dalam juta rupiah
Tabel 2. Data Alokasi dan Realisasi Anggaran Pengadaan Obat, Perbekkes dan Vaksin Tahun 2018 -2020
NO. PAKET PENYEDIAAN
TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020
ALOKASI (Rp.)
REALISASI (Rp.)
ALOKASI (Rp.)
REALISASI (Rp.)
ALOKASI (Rp.)
REALISASI (Rp.) 1 Penyediaan Vaksin Reguler 2.184.172.000.000 2.030.372.805.272 1.236.326.935.000 934.325.272.056 894.026.311.000 894.026.310.749 2 Penyediaan Obat Buffer Stok Provinsi 15.298.172.000 13.322.139.750 12.550.000.000 11.478.556.530 12.877.520.000 12.585.728.222 3 Penyediaan Obat Buffer Stok Pusat 6.821.815.000 5.565.018.866 4.703.997.000 2.850.612.504 2.626.611.000 2.395.807.201 4 Penyediaan Obat Buffer Bencana/KLB 11.155.399.000 7.313.892.650 19.405.399.000 12.202.675.193 19.982.519.000 6.420.568.641 5 Penyediaan Obat Penyakit Menular 18.554.053.000 17.397.793.600 16.050.000.000 15.810.847.200 15.658.688.000 15.618.053.300 6 Penyediaan Obat Filariasis 54.597.000.000 54.582.801.610 69.000.000.000 49.050.728.750 50.902.395.000 40.430.151.040 7 Penyediaan Obat AIDS dan PMS 796.890.653.000 531.915.583.940 363.900.000.000 75.458.009.640 844.851.368.000 844.723.317.560 8 Penyediaan Obat Malaria 30.869.649.000 24.516.920.760 26.185.000.000 15.079.363.962 10.412.438.000 10.394.000.320 9 Penyediaan Obat TB Paru 321.019.000.000 314.058.967.940 372.145.000.000 274.577.849.510 212.491.040.000 212.223.841.143 10 Penyediaan Reagen Screening Darah 100.000.000.000 58.292.272.070 100.000.000.000 54.484.836.729 85.927.905.000 85.927.905.996 11
Penyediaan Obat dan Perbekes Haji ditambah Obat Perbekes Emergency Haji
51.531.450.000 47.583.915.305 48.350.000.000 47.657.378.182 3.880.000 3.879.609 12 Penyediaan Obat Kesehatan Ibu 27.660.675.000 11.392.470.304 335.000.000 271.381.316 378.816.000 378.815.652 13 Penyediaan Obat Kesehatan Anak 38.935.828.000 20.067.863.905 160.000.000 137.102.960 878.554.000 878.553.190 14 Penyediaan Obat Gizi 366.448.279.000 252.589.891.790 28.155.000.000 25.676.062.820 158.490.060.000 158.490.059.310 15 Penyediaan Obat Poliklinik Depkes
Pusat 1.426.428.000 252.170.662 1.150.000.000 195.461.633 357.567.000 357.566.994
16 Penyediaan Vaksin Haji dan Umrah 222.321.852.000 93.453.075.000 29.260.000.000 2.925.5310.000 28.879.875.000 28.879.875.000 17 Operasi Surya Baskara Jaya 1.953.530.000 1.632.131.442 1.250.000.000 1.043.748.894 468.414.000 468.413.100
18 Penyediaan Vaksin Influenza 440.000.000 154.989.450 440.000.000 - 82.000 -
16 Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020
NO. PAKET PENYEDIAAN
TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020
ALOKASI (Rp.)
REALISASI (Rp.)
ALOKASI (Rp.)
REALISASI (Rp.)
ALOKASI (Rp.)
REALISASI (Rp.) 19 Penyediaan Vaksin Yellow Fever 5.389.000.000 2.869.720.000 10.120.240.000 10.120.240.000 82.000 -
20 Penyediaan Vaksin Baru - - - - 6.224.616.000 6.224.615.100
21 Penyediaan Vaksin Lainnya - - - - 158.001.493.000 88.424.906.000
22 Penyediaan Auto Disable Syringe
(ADS) dan Safety Box 251.402.000.000 225.234.453.694 117.000.000.000 86.805.079.700 43.248.501.000 43.248.500.700
23 Penyediaan VAR & SAR 24.714.154.000 24.709.097.127
24 Penyediaan Obat Anti Psikosis /
Kesehatan Jiwa 24.708.300.000 18.040.226.860 20.443.246.000 17.804.271.860 19.704.472.000 19.704.472.000 25
Pengadaan Reagant Campak ADS dan Bahan Laboratorium Eliminasi Campak / Difteri
10.509.000.000 8.559.255.650 8.757.285.000 - 6.079.260.000 6.079.260.000 26 Penyediaan Obat dan Vaksin Hepatitis 90.000.000.000 39.647.983.200 58.100.000.000 27.959.400.000 42.250.139.000 42.250.138.560 27
Penyediaan Obat dan Perbekkes dalam rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19
- - - - 335.851.412.000 308.387.917.789
28 Penyediaan Vaksin dalam rangka
Penanggulangan Pandemi COVID-19 - - - - 633.846.000.000 633.846.000.000
29 Penyediaan Logistik Vaksinasi COVID-
19 - - - - 209.086.961.000 209.086.960.600
30 Penyediaan Vaksin IPV (Hibah GAVI) - - - - 214.067.376.000 214.037.619.200
31
Penyediaan Vaksin JE, Vaksin MR, Vaksin IPV, ADS & Safety Box (Hibah GAVI)
146.009.530.000 146.003.284.752 - - - -
Jumlah Total: 4.779.218.260.000 3.925.907.023.732 2.543.787.102.000 1.692.244.189.439 4.032.288.509.000 3.910.202.334.123 Sumber: Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2020 terdapat 30 paket penyediaan obat dan vaksin dengan persentase realisasi anggaran sebesar 96,97%. Paket penyediaan obat dan vaksin tersebut terdiri dari Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Kesehatan Ibu dan Anak (2 paket pengadaan) dengan realisasi anggaran sebesar 100%, Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Penyakit Tropis Terabaikan (2 paket pengadaan) dengan realisasi anggaran sebesar 84,21%, Penyediaan Vaksin Imunisasi Pilihan (5 paket pengadaan) dengan realisasi anggaran sebesar 99,99%, Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Pencegahan dan Pengendalian TB (1 paket pengadaan) dengan realisasi anggaran sebesar 99,87%, Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Pengendalian Malaria (1 paket pengadaan) dengan realisasi anggaran sebesar 99,82%, Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Pencegahan dan Pengendalian HIV/AIDS (1 paket pengadaan) dengan realisasi anggaran sebesar 99,98%, Penyediaan Buffer Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Pelayanan Kesehatan Dasar termasuk di dalamnya penyediaan obat, vaksin dan logistik dalam rangka penanggulangan pandemi COVID-19 (13 paket pengadaan) dengan realisasi anggaran sebesar 96,97%, Penyediaan Vaksin Imunisasi Rutin (1 paket pengadaan) dengan realisasi anggaran sebesar 100%, Penyediaan Vaksin Baru termasuk di dalamnya penyediaan melalui dana hibah GAVI (2 paket pengadaan) dengan realisasi anggaran sebesar 99,99%, Penyediaan Vaksin Lainnya (1 paket pengadaan) dengan realisasi anggaran sebesar 55,96%, dan Penyediaan Obat Gizi (1 paket pengadaan) dengan realisasi anggaran sebesar 100%.
Dalam Rencana Strategis (Renstra) 2020-2024 disebutkan bahwa sasaran program kefarmasian dan alat kesehatan adalah meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT).
Untuk mengukur sasaran tersebut, maka indikator strategis Kementerian Kesehatan adalah persentase puskesmas dengan ketersediaan obat esensial.
Indikator lain yang dipantau adalah indikator penurunan kematian ibu dan bayi dan pengendalian penyakit menular.
Untuk periode 2020-2024 pemantauan indikator dilakukan terhadap 40 item obat. Sedangkan indikator terkait pemantauan vaksin IDL dilakukan terpisah dari 40 item obat. Pada tahun 2020, Puskesmas yang melapor sebanyak 9.514 Puskesmas atau sebesar 93,84% dari jumlah Puskesmas di Indonesia. Obat yang dipantau ketersediaannya merupakan obat indikator yang mendukung pelaksanaan program Kesehatan antara lain tuberkulosis, malaria, kesehatan
18 Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020
keluarga, gizi, obat pelayanan kesehatan dasar dan terdapat di dalam Formularium Nasional (Fornas) atau Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN).
Jumlah item obat dan vaksin yang dipantau sebanyak 40 item, dapat dilihat pada Tabel 3.
Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat esensial didapatkan dengan cara menghitung menggunakan rumus:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 80% 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑒𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟 × 100%
Tabel 3. Daftar Obat Indikator Tahun 2020 -2024
NO NAMA OBAT BENTUK
SEDIAAN
1 Albendazol/Pirantel Pamoat Tablet
2 Alopurinol Tablet
3 Amlodipin/Kaptopril Tablet
4 Amoksisilin 500 mg Tablet
5 Amoksisilin sirup Botol
6 Antasida tablet kunyah/antasida suspensi Tablet/Botol
7 Asam Askorbat (Vitamin C) Tablet
8 Asiklovir Tablet
9 Betametason salep Tube
10 Deksametason tablet/deksametason injeksi Tablet/Vial/Ampul
11 Diazepam injeksi 5 mg/ml Ampul
12 Diazepam Tablet
13 Dihidroartemsin+piperakuin (DHP) dan primaquin Tablet
14 Difenhidramin Inj. 10 mg/ml Ampul
15 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1 % (sebagai HCI) Ampul
16 Fitomenadion (Vitamin K) injeksi Ampul
17 Furosemid 40 mg/Hidroklorotiazid (HCT) Tablet
18 Garam Oralit serbuk Kantong
19 Glibenklamid/Metformin Tablet
20 Hidrokortison krim/salep Tube
21 Kotrimoksazol (dewasa) kombinasi tablet/Kotrimoksazol
suspense Tablet/Botol
22 Lidokain inj Vial
23 Magnesium Sulfat injeksi Vial
24 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg-1 ml Ampul
25 Natriurn Diklofenak Tablet
26 OAT FDC Kat 1 Paket
27 Oksitosin injeksi Ampul
28 Parasetamol sirup 120 mg /15 ml Botol
29 Parasetamol 500 mg Tablet
30 Prednison 5 mg Tablet
31 Ranitidin 150 mg Tablet
32 Retinol 100.000/200.000 IU Kapsul
33 Salbutamol Tablet
34 Salep Mata/Teles Mata Antibiotik Tube/Botol
35 Simvastatin Tablet
36 Siprofloksasin Tablet
37 Tablet Tambah Darah Tablet
38 Triheksifenidil Tablet
39 Vitamin B6 (Piridoksin) Tablet
40 Zinc 20 mg Tablet
Sumber: Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes
Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat esensial tahun 2020 sebesar 92,12%, melebihi target yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 yaitu sebesar 85% dengan capaian sebesar 108,38%.
Jumlah Puskesmas yang melapor mengalami peningkatan yang signifikan untuk tahun 2016, 2017 2018, 2019 dan 2020 yaitu sebanyak 1.133 Puskesmas, 8.472 Puskesmas, 9.227 Puskesmas, 9.480 Puskesmas dan 9.514 Puskesmas. Hal ini dikarenakan di tahun 2015 dan 2016 jumlah Puskesmas yang menjadi target merupakan sampel yang ditetapkan berdasarkan metode proportional random sampling berbasis provinsi sesuai jumlah Puskesmas dan rasio Puskesmas Perawatan dan Non Perawatan. Sedangkan di tahun 2017, 2018, 2019 dan 2020 jumlah Puskesmas yang menjadi target adalah seluruh Puskesmas di Indonesia.
20 Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020 Gambar 5. Capaian Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan Obat Esensial Tahun 2020
Sumber: Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes
Capaian tertinggi persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat esensial pada tahun 2020 yakni sebesar 100% dan dicapai oleh 5 (lima) provinsi, yaitu Kepulauan Bangka Belitung, D.I. Yogyakarta, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Utara. Namun, Terdapat 9 (sembilan) provinsi dengan capaian persentase kabupaten/kota dengan ketersediaan obat esensial dibawah target nasional dimana 4 (empat) provinsi dengan capaian terendah pada tahun 2020 adalah Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Banten dan Lampung.
85 92,12
0 20 40 60 80 100
2020
%
Target Realisasi
Gambar 6. Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan Obat Esensial di 34 Provinsi Tahun 2020
Sumber: Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes 77,35%
78,93%
82,41%
82,70%
85,00%
86,02%
87,00%
88,89%
89,39%
89,60%
89,82%
89,83%
89,93%
90,29%
90,83%
91,58%
91,67%
93,33%
93,78%
94,10%
94,24%
95,95%
96,00%
96,32%
96,63%
97,56%
97,75%
98,29%
98,93%
99,41%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 120,00%
LAMPUNG BANTEN SULAWESI TENGGARA SUMATERA SELATAN TARGET 2020 GORONTALO KALIMANTAN TENGAH MALUKU UTARA BENGKULU SUMATERA UTARA RIAU PAPUA PAPUA BARAT SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN JAMBI BALI JAWA BARAT MALUKU ACEH NUSA TENGGARA TIMUR JAWA TENGAH SUMATERA BARAT DKI JAKARTA JAWA TIMUR KALIMANTAN BARAT KEPULAUAN RIAU KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR NUSA TENGGARA BARAT KALIMANTAN UTARA SULAWESI BARAT SULAWESI UTARA D.I. YOGYAKARTA KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
22 Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020
3. Penggunaan Dana Alokasi Khusus Sub bidang Pelayanan Kefarmasian Tahun 2018-2020
Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan salah satu komponen dari dana perimbangan yang bersumber dari APBN dan digunakan sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi daerah dalam pelaksanaan desentralisasi, diantaranya untuk meningkatkan pembangunan kesehatan, sehingga pemerintah baik pusat maupun daerah dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas. DAK Bidang Kesehatan, diberikan kepada daerah tertentu untuk membantu mendanai kegiatan bidang kesehatan yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan nasional yang ditetapkan melalui Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
Kebijakan DAK Bidang Kesehatan Sub bidang Pelayanan Kefarmasian mengarah pada peningkatan akses dan kualitas pelayanan kefarmasian melalui peningkatan sarana prasarana Instalasi Farmasi Provinsi/Kabupaten/Kota, penyediaan dan pengelolaan obat, perbekalan kesehatan dan vaksin yang berkhasiat, aman dan bermutu dalam rangka percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi dan Anak, penanggulangan masalah gizi serta pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, mendukung upaya preventif-promotif dan mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional terutama bagi penduduk di Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
DAK Sub bidang Pelayanan Kefarmasian ditujukan untuk mendukung pencapaian ketersediaan obat dan vaksin di kabupaten/kota dengan ruang lingkup: penyediaan obat dan perbekalan kesehatan bagi fasilitas pelayanan kesehatan dasar untuk kabupaten/kota, pembangunan baru/rehabilitasi dan/atau penyediaan sarana pendukung instalasi farmasi kabupaten/kota (IFK) dan pembangunan baru/rehabilitasi dan/atau penyediaan sarana pendukung instalasi farmasi provinsi (IFP).
Gambar 7. Alokasi Anggaran Dana Alokasi Kh usus Sub bidang Pelayanan Kefarmasian T ahun 2018-2020
Sumber: Biro Perencanaan dan Anggaran
Tabel 4. Rekapitulasi Provinsi dan Kab/Kota yang mendapat Alokasi DAK Tahun 2018 -2020
TAHUN 2018 2019 2020
JUMLAH KAB/KOTA 496 498 497
JUMLAH PROVINSI 25 24 22
Sumber: Biro Perencanaan dan Anggaran
Alokasi DAK Sub bidang Pelayanan Kefarmasian Tahun Anggaran 2020 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019 menjadi Rp.1.366.171.183.000,00. Jumlah Satker yang mendapat DAK pada tahun 2020 sebanyak 22 Dinas Kesehatan Provinsi dengan alokasi sebesar Rp.29.169.186.000,00 dan 497 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan alokasi sebesar Rp.1.337.001.997.000,00. Sesuai deng