BAB VI ASAS DAN PRINSIP PSIKOTERAPI ISLAM
A. Asas Psikoterapi Islam
Menurut Zakiah Daradjat, ada 8 asas yang harus dipedomani oleh psikoterapis dalam proses psikoterapi yaitu asas orang mukmin itu bersaudara, asas mawas diri, asas iman teguh, ibadah taat dan berbakti kepada orang tua, asas amar ma‟ruf nahi munkar, asas ibadah kepada Allah, asas sadar akan kekuarangan diri, asas taqwa dan jujur, ada asas pelaksanaan ibadah dengan ikhlas.383
1. Asas Orang Mukmin Bersaudara
Setiap psikoterapis Islam hendakya menyadari bahwa orang mukmin itu bersaudara, yang berarti bahwa ia perlu mengingatkan tentang ketentuan Allah yang mendukung terciptanya rasa persaudaraan dan menjauhi perilaku yang merusak persaudaraan. Dalam Surat al- Hujarat/ 49: 10
َُىََُح ۡشُر ٌُۡنَّيَؼَى َ َّللَّٱ ْاىُقَّرٱَو ٌُۡۚۡنََۡىَخَأ ََُِۡث ْاىُحِي ۡصَأَف ٞحَى ۡخِإ َُىٍُِْ ۡؤَُۡىٱ بَََِّّإ
Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
2. Asas Mawas Diri
Mawas diri adalah selalu sadar bahwa yang dituntut dari dirinya adalah berusaha sebaik-baiknya dan berdo‟a kepada Allah Swt., agar diberi Allah keberkahan dalam tugasnya membantu orang mengatasi kesulitannya.
Serta ingat bahwa keberhasilannya tidak terletak pada kecakapan dan kemampuannya saja akan tetapi juga
383 Zakiah Daradjat, Psikoterapi Islami, 85-118.
148
kepada rida dan pertolongan Allah. Hal ini terdapat dalam Q.S al-Baqarah/2: 214
ََّْجۡىٱ ْاىُيُخ ۡذَر َُأ ٌُۡزۡجِغَح ًَۡأ ٌُِۖنِيۡجَق ٍِِ ْا ۡىَيَخ ََِِزَّىٱ ُوَثٍَّ ٌُنِرۡأََ بَََّىَو َخ
ََِِزَّىٱَو ُهىُعَّشىٱ َهىُقََ ًَّٰزَح ْاىُىِضۡىُصَو ُءٓاَّشَّضىٱَو ُءٓبَعۡأَجۡىٱ ٌُُهۡزَّغٍَّ
ٞتَِشَق ِ َّللَّٱ َش ۡصَّ َُِّإ ٓ َلََأ ِِۗ َّللَّٱ ُش ۡصَّ ًَٰزٍَ ۥُهَؼٍَ ْاىٍَُْاَء
Artinya: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?"
Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”
3. Asas Iman Teguh, Ibadah taat dan Berbakti kepada Orang Tua
Asas yang ketiga adalah kepribadian mukmin yang Islami yaitu beriman kepada Allah dengan teguh, taat beribadah dan berbakti kepada orang tua. Seperti tertuang dalam Q.S. Al-Nisa/ 4: 36
ٍَۡش ۦِهِث ْاىُمِش ۡشُر َلََو َ َّللَّٱ ْاوُذُج ۡػٱَو ًَٰث ۡشُقۡىٱ ٌِزِثَو بْٗ َٰغ ۡحِإ ََِِۡذِى َٰىۡىٲِثَو ِۖا ٗٔ ٔ
ٱَو ًَََٰٰزَُۡىٱَو ِتِحبَّصىٱَو ِتُُْجۡىٱ ِسبَجۡىٱَو ًَٰث ۡشُقۡىٱ ٌِر ِسبَجۡىٱَو ُِِِن َٰغََۡى
َُبَم ٍَِ ُّتِحَُ َلَ َ َّللَّٱ َُِّإ ٌُِۗۡنُْ ََََٰۡأ ۡذَنَيٍَ بٍََو ِوُِجَّغىٱ ِِۡثٱَو ِتَْۢجۡىٲِث اًسىُخَف ٗلَبَز ۡخٍُ
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak- anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”
149 4. Asas Amar Ma‟ruf Nahi Munkar
Asas ini menghendaki seorang psikoterapis memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengajak orang berbuat kebaikan (ma‟ruf) dan menghindari serta mencegah orang melanggar larangan Allah tentang hal-hal yang munkar. Firman Allah Q.S Ali Imran/ 3: 110
َِِػ َُ ۡىَهَْۡرَو ِفوُش ۡؼََۡىٲِث َُوُشٍُۡأَر ِطبَّْيِى ۡذَجِش ۡخُأ ٍخٍَُّأ َشَُۡخ ٌُۡزُْم ٍِّْۡ ٌُۡۚهَّى ا ٗشَُۡخ َُبَنَى ِتَٰزِنۡىٱ ُوۡهَأ ٍََِاَء ۡىَىَو ِِۗ َّللَّٲِث َُىٍُِْ ۡؤُرَو ِشَنَُْۡىٱ ٌُُه
َُىُقِغَٰفۡىٱ ٌُُهُشَث ۡمَأَو َُىٍُِْ ۡؤَُۡىٱ
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
5. Asas Ibadah kepada Allah
Maksud asas ini adalah bahwa setiap usaha yang dilakukan psikoterapis untuk membantu individu atau kelompok orang sebagai amal ikhlas karena Allah.
Berharap Allah memberkahi usaha tersebut sehingga hasil bantuan itu tergantung kepada izin Allah. Tugas psikoterapis hanya mengarahkan dengan sebaik-baiknya.
Firman Allah Q.S. Al-Zariyat/ 51: 55-56
َر ٰيَش ۡمِّزىٱ َُِّئَف ۡشِّمَرَو ُِوُذُج ۡؼَُِى َّلَِإ َظِّ ۡلإٱَو َِِّجۡىٱ ُذۡقَيَخ بٍََو ٍَُِِِْ ۡؤَُۡىٱ ُغَفْ
Artinya: “Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
150
6. Asas Sadar akan Kekurangan Diri
Psikoterapis harus menyadari bahwa disamping kebaikan yang diberikan Allah, manusia mempunyai kelemahan atau kekurangan yaitu kesombongan dan dan ketidaksadaran akan adanya kekurangan pada diri manusia yang akan mengurangi kualitas hasil yang dicapainya karena sombong adalah salah satu kelemahan manusia, yaitu ketidakmampuannya mengenali kelemahan dirinya. Artinya bahwa kemampuan akalnya tidak dimanfaatkan secara optimal.
Q.S al-Rahman/ 55: 33-34
ِد َٰى َََّٰغىٱ ِسبَطۡقَأ ٍِِۡ ْاوُزُفَْر َُأ ٌُۡز ۡؼَطَز ۡعٱ ُِِإ ِظِّ ۡلإٱَو ِِِّجۡىٱ َشَش ۡؼََََٰ
ُِبَثِّزَنُر بََُنِّثَس ِءٓ َلَاَء ٌَِّأِجَف َِٰطۡيُغِث َّلَِإ َُوُزُفَْر َلَ ْۡۚاوُزُفّٲَف ِض ۡسَ ۡلِٱَو
Artinya: “Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
7. Asas Taqwa dan Jujur
Kepribadian taqwa dan jujur sangat penting dalam proses psikoterapi Islam karena berkaitan dengan kepercayaan klien kepada psikoterapis. Tanpa kepercayaan ini klien tidak akan mungkin menceritakan permasalahannya kepada psikoterapis. Orang yang jujur pasti akan selalu berkata benar. Q.S. Al-Ahzab/ 33: 70-72
ََٰٓ
ٌُۡنَي ََٰ ۡػَأ ٌُۡنَى ۡحِي ۡصَُ ا ٗذَِذَع ٗلَ ۡىَق ْاىُىىُقَو َ َّللَّٱ ْاىُقَّرٱ ْاىٍَُْاَء ََِِزَّىٱ بَهََُّأ بَِّّإ بًَُِظَػ اًص ۡىَف َصبَف ۡذَقَف ۥُهَىىُعَسَو َ َّللَّٱ ِغِطَُ ٍََِو ٌُِۗۡنَثىُُّر ٌُۡنَى ۡشِف ۡغَََو
َ ۡلِٱَو ِد َٰى َََّٰغىٱ ًَيَػ َخَّبٍََ ۡلِٱ بَْ ۡضَشَػ بَهَْۡيَِ ۡحََ َُأ ََُِۡثَأَف ِهبَجِجۡىٱَو ِض ۡس
ٗلَىُهَج ب ٍٗىُيَظ َُبَم ۥُهَِّّإ ُِِۖ َٰغِّ ۡلإٱ بَهَيَََحَو بَهٍِْۡ َِۡقَف ۡشَأَو
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa
151
mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”
8. Asas Pelaksanaan Ibadah dengan Ikhlas
Dalam Surat al-Bayyinah/ 98: 5 Allah menjelaskan:
َح ٰىَيَّصىٱ ْاىَُُِقََُو َءٓبَفَُْح ََِِّذىٱ ُهَى َُِِصِي ۡخٍُ َ َّللَّٱ ْاوُذُج ۡؼَُِى َّلَِإ ْآوُشٍُِأ ٓبٍََو ْاىُر ۡؤََُو ِخَََُِّقۡىٱ َُِِد َلِى َٰرَو َۡۚح ٰىَمَّضىٱ
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada- Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”