• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASET LANCAR

Dalam dokumen peraturan bupati purworejo (Halaman 43-47)

BAB III PENUTUP

A. DEFINISI DAN KLASIFIKASI

1) ASET LANCAR

1

K

EBIJAKAN

A

KUNTANSI

A

KUN

2 09 Kas di Kas Daerah terdiri dari saldo rekening kas daerah, setara

kas, uang tunai di bendahara umum daerah dan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK). Saldo rekening kas daerah adalah saldo rekening-rekening pada bank yang ditentukan oleh bupati untuk menampung penerimaan dan pengeluaran. Setara kas, antara lain Surat Utang Negara (SUN/obligasi) dan deposito yang mempunyai masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal perolehannya, yang dikelola bendahara umum daerah. Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) berupa Pajak, Iuran Bapeltarum dan iuran wajib pegawai lainnya yang masih harus disetorkan ke kas negara.

10 Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab bendahara penerimaan. Kas tersebut berasal dari pungutan/penerimaan pendapatan yang sudah diterima oleh Bendahara Penerimaan yang belum disetorkan ke kas daerah per tanggal neraca.

11 Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang masih dikelola Bendahara Pengeluaran setiap SKPD yang berasal dari sisa uang muka kerja (UP) yang belum disetor ke kas daerah per tanggal neraca dan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK). Kas di Bendahara Pengeluaran mencakup seluruh saldo rekening Bendahara Pengeluaran di Bank, uang logam, uang kertas dan lain-lain kas yang benar-benar ada pada Bendahara Pengeluaran per tanggal neraca. Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) berupa Pajak yang masih harus disetorkan ke kas negara.

12 Kas di BLUD adalah saldo kas pada SKPD atau bagian dari SKPD yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD di Pemerintah Daerah yang merupakan bagian dari kekayaan daerah yang tidak dipisahkan.

Kas di BLUD dapat disimpan dalam bentuk tunai atau disimpan pada rekening di bank oleh bendahara penerimaan atau bendahara pengeluaran.

13 Kas di FKTP merupakan saldo kas yang dikelola bendahara pada Unit Pelaksana Teknis SKPD yang melayani/memberikan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang belum berbentuk BLUD.

Kas di FKTP dapat disimpan dalam bentuk tunai atau disimpan pada rekening di Bank oleh bendahara FKTP.

14 Klasifikasi kas dan setara kas secara terinci diuraikan dalam Bagan Akun Standar (BAS).

b. Investasi Jangka Pendek

15 Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera diperjualbelikan atau dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari 3 (tiga) sampai dengan 12 (dua belas) bulan.

16 Investasi jangka pendek harus memenuhi karakteristik dapat segera diperjualbelikan/dicairkan; investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas; dan berisiko rendah.

17 Investasi jangka pendek dapat berupa deposito berjangka waktu lebih dari 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan, pembelian obligasi/Surat Utang Negara (SUN) jangka pendek oleh Pemerintah Daerah, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Negara (SBN) dan investasi jangka pendek lainnya.

18 Klasifikasi investasi jangka pendek secara terinci diuraikan dalam Bagan Akun Standar (BAS).

3 c. Piutang

19 Piutang merupakan jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerah dan/hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan atau akibat lainnya yang sah, yang diharapkan diterima Pemerintah dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

20 Piutang meliputi antara lain piutang pajak, piutang retribusi, bagian lancar pinjaman kepada Perusahaan Negara/Perusahaan Daerah/Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah Lainnya, bagian lancar tagihan penjualan angsuran, bagian lancar tuntutan perbendaharaan, bagian lancar tuntutan ganti rugi, piutang transfer dan piutang lainnya.

21 Piutang pajak ialah Piutang yang diakui atas pajak daerah yang sudah ada ketetapannya yaitu Surat Ketetapan Pajak Daerah atau dokumen yang disamakan dengan surat ketetapan itu, yang pembayarannya belum diterima dari wajib pajak pada akhir periode akuntansi.

22 Piutang retribusi ialah Piutang yang diakui atas retribusi daerah yang sudah ada ketetapannya yaitu Surat Ketetapan Retribusi Daerah atau dokumen yang disamakan dengan surat ketetapan itu, yang pembayarannya belum diterima dari wajib retribusi pada akhir periode akuntansi.

23 Bagian lancar pinjaman kepada Perusahaan Negara/Perusahaan Daerah/Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah Lainnya merupakan reklasifikasi Piutang Pinjaman kepada Perusahaan Negara/

Perusahaan Daerah/Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah Lainnya yang jatuh tempo atau akan diterima dalam tahun berikutnya.

24 Bagian lancar tagihan penjualan angsuran ialah merupakan bagian dari tagihan penjualan inventaris secara angsuran yang jatuh tempo atau akan diterima dalam tahun berikutnya.

25 Bagian lancar tuntutan perbendaharaan merupakan bagian dari tuntutan penggantian kerugian keuangan daerah kepada bendahara yang karena perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajiban yang dibebankan kepadanya secara langsung merugikan keuangan daerah, yang jatuh tempo atau akan diterima dalam tahun berikutnya.

26 Bagian lancar tuntutan ganti rugi merupakan bagian dari tuntutan penggantian kerugian keuangan daerah kepada pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang karena perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajiban yang dibebankan kepadanya secara langsung merugikan keuangan daerah, yang jatuh tempo atau akan diterima dalam tahun berikutnya.

27 Beban Dibayar di Muka/Uang Muka Belanja adalah piutang yang timbul akibat Pemerintah telah melakukan pembayaran lebih dahulu tetapi barang/jasa dari pihak lain tersebut sampai pada akhir periode pelaporan belum diterima/dinikmati oleh Pemerintah.

Contoh dari Uang Muka Belanja adalah uang muka pembelian aset. Sedangkan, contoh dari Beban Dibayar di Muka adalah pembayaran sewa gedung untuk periode tahun mendatang.

28 Piutang BLUD merupakan piutang yang timbul dari kegiatan operasional dan non operasional BLUD.

29 Piutang transfer merupakan hak suatu entitas pelaporan untuk

4 menerima pembayaran dari entitas pelaporan lain sebagai akibat peraturan Perundang-undangan. Piutang transfer diantaranya meliputi Piutang Dana Bagi Hasil, Piutang Dana Alokasi Umum, Piutang Dana Alokasi Khusus, Piutang Dana Penyesuaian dan Piutang Bantuan Keuangan dari Provinsi.

30 Piutang lainnya merupakan piutang di luar piutang pajak, piutang retribusi, bagian lancar tagihan penjualan angsuran, bagian lancar pinjaman kepada perusahaan negara/perusahaan daerah/

pemerintah pusat/Pemerintah Daerah lainnya, bagian lancar TP/TGR, Beban Dibayar di Muka/Uang Muka Belanja, piutang BLUD dan piutang transfer. Piutang lainnya antara lain piutang bagi hasil pajak provinsi yang merupakan hak pemerintah daaerah Kabupaten/kota atas bagi hasil pajak provinsi (Pajak Kendaraan Bermotor/PKB, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor/BBN-KB, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor/PBB-KB,) yang sampai dengan akhir periode akuntansi belum masuk ke Kas Daerah Kabupaten/kota.

31 Klasifikasi piutang secara terinci diuraikan dalam Bagan Akun Standar (BAS).

32 Penyisihan piutang tak tertagih adalah taksiran nilai piutang yang kemungkinan tidak dapat diterima pembayarannya dimasa akan datang dari seseorang dan/atau korporasi dan/atau entitas lain.

Nilai penyisihan piutang tak tertagih tidak bersifat akumulatif tetapi diterapkan setiap akhir periode anggaran sesuai perkembangan kualitas piutang.

33 Penilaian kualitas piutang untuk penyisihan piutang tak tertagih dihitung berdasarkan kualitas umur piutang, jenis/karakteristik piutang, dan diterapkan dengan melakukan modifikasi tertentu tergantung kondisi dari debitornya. Mekanisme perhitungan dan penyisihan saldo piutang yang mungkin tidak dapat ditagih, merupakan upaya untuk menilai kualitas piutang.

d. Persediaan

34 Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

35 Persediaan meliputi barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional pemerintah; bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi; barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat; barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan.

36 Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.

37 Dalam hal pemerintah memproduksi sendiri, persediaan juga meliputi barang yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan alatalat pertanian.

5 38 Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai

persediaan, contohnya alat-alat pertanian setengah jadi.

39 Persediaan dapat meliputi:

a) Barang konsumsi;

b) Amunisi;

c) Bahan untuk pemeliharaan;

d) Suku cadang;

e) Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga;

f) Pita cukai dan leges;

g) Bahan baku ;

h) Barang dalam proses/setengah jadi;

i) Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.

j) Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat

40 Dalam hal pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan strategis seperti cadangan energi (misalnya minyak) atau untuk tujuan berjaga-jaga seperti cadangan pangan (misalnya beras), barang-barang dimaksud diakui sebagai persediaan.

41 Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

42 Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki proyek swakelola dan dibebankan ke suatu perkiraan aset untuk kontruksi dalam pengerjaan, tidak dimasukkan sebagai persediaan.

Dalam dokumen peraturan bupati purworejo (Halaman 43-47)

Dokumen terkait