• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN BEBAN

Dalam dokumen peraturan bupati purworejo (Halaman 95-98)

BAB III PENUTUP

B. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN BEBAN

400 Beban diakui pada saat terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa, terjadinya konsumsi aset, atau timbulnya kewajiban.

401 Penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan asset bersangkutan/berlalunya waktu. Contoh penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa adalah penyusutan aset tetap dan amortisasi aset tak berwujud.

402 Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional pemerintah.

403 Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah Daerah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum negara/daerah. Contoh tagihan rekening listrik dan rekening telepon yang belum dibayar.

404 Bagi badan layanan umum daerah, beban diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum daerah.

1) Pengakuan Beban pada PPKD a. Beban Bunga

54 405 Beban Bunga merupakan alokasi pengeluaran pemerintah daerah

untuk pembayaran bunga yang dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang termasuk beban pembayaran biaya-biaya yang terkait dengan pinjaman dan hibah yang diterima pemerintah daerah seperti biaya commitment fee dan biaya denda.

406 Beban Bunga meliputi Beban Bunga Pinjaman dan Beban Bunga Obligasi. Beban bunga diakui saat bunga tersebut jatuh tempo untuk dibayarkan. Untuk keperluan pelaporan keuangan, nilai beban bunga diakui sampai dengan tanggal pelaporan walaupun saat jatuh tempo melewati tanggal pelaporan.

b. Beban Subsidi Beban Barang dan Jasa

407 Beban Subsidi merupakan pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan pemerintah daerah kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat. Beban subsidi diakui pada saat kewajiban pemerintah daerah untuk memberikan subsidi telah timbul.

c. Beban Bunga

408 Beban Bunga dicatat sebesar nilai bunga yang terjadi atau jatuh tempo seiring dengan berjalannya waktu.Besaran beban bunga biasanya diukur sebagai besaran persentase tertentu atas pokok utang.

d. Beban Hibah

409 Beban Hibah merupakan beban pemerintah dalam bentuk uang, barang, atau jasa kepada pemerintah, pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan, yang bersifat tidak wajib dan tidak mengikat.

410 Pengakuan beban hibah dilakukan setelah persyaratan penyaluran hibah dinyatakan sah dan lengkap oleh PPKD.

e. Beban Bantuan Sosial

411 Beban Bantuan Sosial merupakan beban pemerintah daerah dalam bentuk uang atau barang yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.

412 Pengakuan beban bantuan sosial dilakukan setelah persyaratan penyaluran bantuan sosial dinyatakan sah dan lengkap oleh PPKD.

f. Beban Tidak Terduga

413 Beban tak terduga adalah beban untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan Pemerintah Daerah. Beban tidak terduga diakui pada saat terjadinya pengeluaran kas dari Rekening Kas Umum Daerah.

g. Beban Penyisihan Piutang

414 Beban Penyisihan Piutang merupakan cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun saldo piutang terkait ketertagihan piutang. Beban Penyisihan Piutang diakui saat akhir tahun.

55 h. Beban Transfer

415 Beban Transfer merupakan beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk mengeluarkan uang dari pemerintah daerah kepada entitas pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan. Beban transfer diakui pada saat persyaratan penyaluran transfer dinyatakan sah dan lengkap oleh PPKD. Dalam hal pada akhir Tahun Anggaran terdapat pendapatan yang harus dibagihasilkan tetapi belum disalurkan dan sudah diketahui desa yang berhak menerima, maka nilai tersebut dapat diakui sebagai beban.

2) Pengakuan Beban pada SKPD a. Beban Pegawai

416 Beban pegawai merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pejabat negara, pegawai negeri sipil, dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah daerah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.

417 Pembayaran atas beban pegawai dapat dilakukan melalui mekanisme UP/GU/TU seperti honorarium non PNS, atau melalui mekanisme LS seperti beban gaji dan tunjangan.

418 Beban Pegawai dicatat sebesar nilai nominal yang terdapat dalam dokumen sumber, seperti Dokumen Kepegawaian, Daftar Gaji, peraturan perundang-undangan dan dokumen lain yang menjadi dasar pengeluaran daerah kepada pegawai yang dimaksud.

419 Beban pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS, beban pegawai diakui saat diterbitkan SP2D atau pada saat timbulnya kewajiban pemerintah daerah (jika terdapat dokumen yang memadai).

420 Beban pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme UP/GU/TU, diakui ketika bukti pembayaran beban (misal: bukti pembayaran honor) telah disahkan pejabat yang berwenang.

421 Koreksi / pengembalian beban pegawai yang terjadi pada periode yang sama dengan terjadinya beban dimaksud, dibukukan sebagai pengurang beban pada periode yang sama.

b. Beban Barang dan Jasa

422 Beban barang dan Jasa terdiri dari:

1) Beban Barang

Beban Barang dicatat setiap terdapat pembelian barang.

Beban barang diakui pada saat dokumen/tagihan pihak ketiga sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang telah mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang dan dicatat sebesar nilai nominal yang tertera dalam dokumen tersebut.

2) Beban Jasa.

Beban jasa diakui pada saat dokumen/tagihan pihak ketiga sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang telah mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang dan dicatat sebesar nilai nominal yang tertera dalam dokumen tersebut.

c. Beban Penyisihan Piutang

423 Beban Penyisihan Piutang merupakan cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun saldo piutang

56 terkait ketertagihan piutang. Beban Penyisihan Piutang diakui saat akhir tahun sesuai dengan metode penyisihan yang ditetapkan.

d. Beban Penyusutan Aset Tetap dan Amortisasi Tak Berwujud

424 Beban Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.

Beban Penyusutan diakui saat akhir tahun sesuai dengan metode penyusutan yang ditetapkan.

Beban Amortisasi adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tak berwujud yang dapat diamortisasikan selama masa manfaat aset yang bersangkutan.

Beban Amortisasi diakui saat akhir tahun sesuai dengan metode amortisasi yang ditetapkan.

425 Penerimaan kembali beban jasa, pemeliharaan dan perjalanan dinas yang telah dibayarkan dan terjadi pada periode terjadinya beban, dibukukan sebagai pengurang beban yang bersangkutan pada periode yang sama.

Dalam dokumen peraturan bupati purworejo (Halaman 95-98)

Dokumen terkait