• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa Segi Suatu Teori

Dalam dokumen A Guide to Qualitative Research Methods (Halaman 50-54)

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF

BAB 2 PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF

B. Beberapa Segi Suatu Teori

Metode Penelitian Kualitatif |39 Dengan mengemukakan ulasan tentang paradigma tersebut di atas kiranya pembaca memperoleh gambaran yang jelas tentang perbedaan paradigma penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif.

Sebagai peneliti seseorang hendaknya menyatakan baik secara eksplisit maupun secara implisit pendirian teoritis atau paradigmanya terlebih dahulu. Hal itu perlu dinyatakan demikian karena implikasinya sangat penting dalam keseluruhan langkah penelitian kualitatifnya.

40 | Metode Penelitian Kualitatif

komparatif, selanjutnya dikemukakan bahwa unsur-unsur teori mencakup kategori konseptual dengan kawasanya dan hipotesis atau hubungan yang digeneralisasikan diantara kategori dan kawasannya.

Dari segi fungsi teori, ada dua pendapat yang dikemukakan berikut ini yang ternyata banyak persamaannya. Pertama, Snelbecker (1974:28-31) menyatakan ada empat fungsi suatu teori, yaitu (1) Mensintesiskan penemuan-penemuan penelitian, (2) menjadi pendorong untuk menyusun hipotesis dan dengan hipotesis membimbing peneliti mencari jawaban-jawaban, (3) membuat ramalan atas dasar penemuan, dan (4) menyajikan penjelasan dan dalam hal ini untuk menjawab pertanyaan mengapa.

Glaser dan Strauss (1967:3) yang walaupun mengkhususnyan fungsi teorinya pada sosiologi, berlaku juga pada disiplin lainnya menyatakan seperti berikut. Tugas yang saling berkaitan dari teori dalam sosiologi adalah (1) memberikan kesempatan untuk meramalkan dan menerangkan perilaku (2) bermanfaat dalam menemukan teori sosiologi, (3) digunakan dalam aplikasi praktis peramalan dan penjelasannya harus memberikan pengertian kepada para paktisi dan beberapa pengawasan terhadap situasi, (4) memberikan perpektif bagi perilaku yaitu pandangan yang harus dijaring dari data dan (5) membimbing seta menyajikan gaya bagi penelitian dalam beberapa bidang perilaku.

Jika dikaji ternyata keduanya mempunyai persamaan dalam fungsi teori guna menjelaskan dan meramalkan fenomena selain itu , umusan Glaser dan Strauss dilengkapi dengan fungsi praktis dalam gaya penelitian. Pemberdayan keduanya terletak pada anggapan tentang hipotesis. Snelbecker memandang hipotesis itu sebagai bagian periferi sesuatu teori yang menghubungkan teori dengan fenomena sedangkan Glaserdan Struss memandang hipotesis merupakan inti teori yang diperoleh dari data.

2. Bentuk Formulasi Teori

Menurut Glaser dan Strauss (1980:31) untuk keperluan penelitian kualitatif yang dikenal dengan teori dari dasar penyajian sautu teori dapat dilaksanakan dalam dua betuk yaitu (a) penyajian dalam bentuk seperangkat proposisi atau secara proporsional dan (b) dalam bentuk diskusi teoritis yang memanfaatkan kategori konseptual dan kawasannya. Menurut kedua penulis tersebut diskusi teoritis yang lebih kaya, lebih luwes, dan lebih menyatakan bahwa teori itu adalah proses.

Metode Penelitian Kualitatif |41 Pembaca akan meperoleh gambaran yang lebih kongkrit jka membaca contoh yang disaikan di bawah ini. Contoh pertama adalah bentuk proposisional diambil dari tulis Rentel (1988:15-16).

Biologi dan fisika (Hasweh, 1987) mendeskripsikan bahwa diantara guru- guru yang berpengalaman pun, perbedaan pengetahuan mempengaruhi secara langsung perencanaan dan keputusan mengajar interaktif. Guru-guru dengan kemampuan pengembangan yang kurang dalam biologi dan fisika mentransformasikan bahan pelajaran dengan cara keliru, gagal menyesuaikan dan mengarahkan pengajaran secara tepat, dan gagal memahami secara tepat isi buku pelajaran yang disajikan kepada siwa. Guru dengan kemampuan pengembangan pengetahuan biologi dan fisika yang baik cenderng lebih dapat mendeteksi salah pengertian siswa dan ketepatan prakonsepsi, cenderung mampu memanfatkan dan meperbaki isi ban pelajaran secara interaktif, dan cenderung mampu menyesuaikan dan menyajikan isi bahan pelajaran sedemikian rupa sehingga mengurangi atau menghilangkan salah pengertian di kelas, dan mampu menginterpretasikan jawaban-jawaban siswa secara tepat dan dengan penuh pengertian.

Contoh kedua diambil dari Nancy Chism (1988:19-193)

Seperti yang ditunjukkan oleh sekolah-sekolah yang relatif efektif, kpemimpinan muncul sebagai sesuatu yang penting bagi peningkatan perkembangan etika dan koordinasi perkembangan kegiatan.

Kepemimpinan bagi pengembangan tenaga yang ditunjukkan oleh kepala sekolah selama satu tahun ini dinyatakan oleh setiap orang guru sebagai bumbu bagi penjelasan tindakan perkembngan kegiatan yang berbeda- beda selama dua tahun terakhir ini. Secara taat asas guru-guru berbicara tentang pentingnya memperoleh seseorng yang dapat menyatukan mereka seluruhnya. Walaupun mereka mengaku memberikan perhatian selama setahun penelitian guna melanjutkan usaha mengajar kegiatan dan dimulai selama setahun sebelumnya atau memulai kegiatan-kegiatan baru, guru- guru melaporkan bahwa apabila tanggungjawab koordinasi tidak didelegasikan, kegiatan akan menjadi kendur.

Bagaimanapun penting untuk dicatat bahwa kualitas kepemimpinan tertentu yang ditunjukkan oleh kepala sekolah memenuhi tuntutan kepemimpinan yang memantau dan menghormati sebagai yang dituntut oleh guru-guru, yang secara berulang menyatakan keengganan mereka mengenai

42 | Metode Penelitian Kualitatif

administrator dan narasumber. Mereka sering mengutip penentuan kepala sekolah tentang kelas, kemampuannya membantu tanpa pertimbangan kritis dan penghargaannya pada keputusan dan peran serta guru sebagai kualitas yang menunjang keeefektifan dengan pendapat tentang kolegialitas dan sesuatu yang dinilai oleh guru-guru di Riverside (nama lokasi sekolah yang diteliti, penulis) sebagai pengalaman dan kesamaan studi kasus menyatakan bahwa pemimpin sekolah tidak saja menghargai norma-norma yang ada, tetapi juga bertindak melaksanakan poes perbaikan sendiri yang didasarkan atas saling tukar pengalaman antar rekan yang dilakukan dengan jalan menetapkan kegiatan pengembangan staf dalam tugas yang konkret dan dengan jalan memanfaatkan kepemimpinan untuk meningkatkan dialog lebih daripada hanya menekankan peraturan administratif.

3. Teori Substantif dan Teori Formal

Penelitian kualitatif mengenai adanya teori yang disusun dari data dibedakan atas dua macam teori yaitu teori subtantf dan teori formal. Teori subtantif adalah tori yang dikembangkan untuk keperluan substantif atau empiris dalam inkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi, antropologi dan psikologi. Contoh perawatan pasien, hubungan ras, pendidikan profesional, kenakalan atau organisasi penelitian. Di pihak lain teori forma adalah teori untuk perilaku agresif, organisasi formal, sosiolisasi, otoritas dan kekuasaan sistem penghargaan atau simbolitis sosial (Glaser dan Strauss 1980:32).

Pada dasarnya kedua teori tersebut berbeda. Perbedaannya hanya terletak pada derajat keumumannya sehingga sering terjadi penggunaan kedua macam teori itu bertuka ganti. Persoalan yang dihadapi penliti dalam pembentukan teori ialah penelitian dihadapkan pada pemilihan. Ia harus memilih di antara teori salah satu atau mungkin gabungan kedua teori itu. Dalam penelitian pemilihan sedemikian hendaknya ditetapkan terlebih dahulu karena kedua teori itu mempunyai cara analisis sendiri-sendiri. Teori substantif diperoleh melaui perbandingan antar kelompok sedangkan teori formal diperoleh melalui perbandingan pelbagai kasus substantif. Peneliti hendaknya senantiasa mengingat bahwa kedua teori itu harus didasarkan atas data.

Tentu saja seorang peneliti harus menjajaki lapangan perspektif ilmu pegetahuan tertentu misalnya sosiologi atau pendidikan atau psiologi, misalnya fokus, pertanyan umum, atau suatu masalah yang ada di dalam benaknya. Di pihak lain, pneliti dapat juga menelaah suatu bidnag tertentu tanpa teori yang disiapkan terlebih dahulu, namun hal demikian akan mengarahkannya pada suatu konsep

Metode Penelitian Kualitatif |43 yang relevan dengan pertanyaan penelitian tertentu. Pada kedaan lain, peneliti datang pada latar penelitian dalam keadaan kosong, kategori serta hipotesis kerja baru diketahuinya setelah mulai hari pertama ia berada di lapangan.

Selanjutnya teori substantif membantu usaha pembentukan teori dari dasar dan membantu pula reformasi teori yang sudah ada. Jadi teori substantif tersebut menjadi penghubung yang strategis dalam memformulasikan dan menyusun teori formal atas dasar data. Kedua teori itu merupakan rancangan untuk pengumpulan hakikat pengetahuan dan teori. Rancangan demikian mencakup pengembangan teori substantif menunjuk pada penyusunan teori formal dari dasar.

Sesudah mengenal hakikat teori substantif dan teori formal, ada baiknya apabila pembaca mengenal pula apa yang dinamakan unsur-unsur teori dalam penelitian kualitatif.

4. Unsur-Unsur Teori

Unsur-unsur teori yang dibentuk melalui analisis perbandingan meliputi (a) kategori konseptual dan kawan konseptualnya dan (b) hipotesis kerja atau hubungan generalisasi di antara kategori dan kawasannya serta (c) integrasi.

Dalam dokumen A Guide to Qualitative Research Methods (Halaman 50-54)

Dokumen terkait