• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3 Bentuk dan Ukuran Kemasan

Bentuk kemasan produk harus disesuaikan dengan bentuk produk itu sendiri. Bentuk produk akan menentukan bentuk kemasan serta bahan kemasan

yang akan digunakan dalam pengemasannya. Pemilihan bentuk dan jenis kemasan harus disesuaikan dengan produk yang akan dikemas, sehingga dapat memenuhi fungsi kemasan sebagai wadah produk, pelindung produk, alat komunikasi dan penambah daya tarik produk (Robertson, 1993). Bentuk kemasan produk yang digunakan PT. Usaha Centraljaya Sakti dalam pengemasan produk ikan layur beku tujuan ekspor yaitu untuk plastik polyethylene (PE) berbentuk persegi panjang dan Master Carton (MC) berbentuk balok. Pemilihan bentuk tersebut didasarkan pada bentuk bahan baku serta wadah yang digunakan dalam penyusunan ikan layur.

Bentuk bahan baku yang persegi panjang dan wadah (long pan) berbentuk balok.

Penyusunan ikan layur disusun dalam long pan kemudian dibekukan di Air Blast Freezer (ABF) yang bersuhu -38oC sampai -40oC sehingga menghasilkan produk beku dengan bentuk yang mengikuti bentuk long pan yaitu balok.

Oleh karena itu, PT. Usaha Centraljaya Sakti menggunakan bahan kemasan yang terbuat dari plastik dan kertas. Plastik dibuat dengan cara polimerisasi yaitu menyusun dan membentuk secara sambung menyambung bahan-bahan dasar plastik yang disebut monomer. Disamping bahan dasar berupa monomer, di dalam plastik juga terdapat bahan non plastik yang disebut aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat plastik itu sendiri. Bahan aditif tersebut berupa zat-zat dengan berat molekul rendah, yang dapat berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap sinar ultraviolet, anti lekat dan masih banyak lagi (Sutrisna, 2006).

Bahan yang terbuat dari plastik yang digunakan di PT. Usaha Centraljaya Sakti dalam pengemasan produk ikan layur beku sebagai kemasan primer dan kemasan sekunder yaitu plastik jenis polyethylene (PE). Plastik polyethylene (PE)

sebagai kemasan primer berfungsi untuk menghindari terjadinya kontak langsung antara produk ikan layur beku dengan Master Cartoon (MC). Sedangkan plastik polyetylene (PE) sebagai kemasan tersier pada pengemasan produk berfungsi untuk melindungi Master Cartoon (MC) dari lingkungan luar.

Menurut Nurminah (2002), plastik polyethylene merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan benturan serta kekuatan sobek yang baik. Dengan pemanasan akan menjadi lunak dan mencair pada suhu 110o C. Berdasarkan sifat permeabilitasnya yang rendah serta sifat-sifat mekaniknya yang baik, polyethylene mempunyai ketebalan 0,001 sampai 0,01 inchi yang banyak digunakan sebagai pengemas makanan karena sifatnya yang thermoplastik, polyethylene mudah dibuat kantung dengan derajat kerapatan yang baik. Plastik polyethylene ternasuk yang bersifat thermoplastik merupakan suatu plastik yang dapat didaur ulang atau dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang.

Bahan kemasan sekunder yang digunakan pada pengemasan produk ikan layur beku di PT. Usaha Centraljaya Sakti yaitu terbuat dari kertas. Kertas sebagai bahan pengemas yang banyak digunakan dan masih akan mempertahankan posisinya untuk jangka waktu yang lama karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaannya luas (Jalil, 2013). Selanjutnya, sifat-sifat pengemasan dari kertas sangat bervariasi tergantung dari proses pembuatanya dan perlakuan tambahan yang diberikan. Kekuatan dan sifat mekanis dari kertas tergantung pada perlakuan mekanis dari serat selulosa dan tergantung pada pemberian bahan-bahan pengisi dan pengikat. Sifat-sifat fisika kimia dari kertas,

seperti permeabilitas terhadap cairan uap dan gas, dapat memodifikasi dengan penjenuhan atau “laminating”.

Jenis kertas yang digunakan PT. Usaha Centraljaya Sakti yaitu Master Carton (MC) atau karton gelombang. Karton gelombang sebenarnya menyerupai kotak karton lipat terutama apabila dilihat dari bentuk-bentuk yang ada. Akan tetapi jenis pengemas karton gelombang mempunyai kelebihan dalam pemakaiannya.

Bahan karton gelombang adalah kertas karton, seringkali dilaminasi oleh kertas putih. Ada bagian-bagian untuk cetakan barang-barang yang dikemas stabil.

Bagian-bagian tersebut dapat dirakit sesuai dengan penggunaannya. Barang-barang yang mudah pecah dapat dikemas dengan stabil (Jalil, 2013). Penggunaan Master Carton atau karton gelombang dalam pengemasan produk ikan layur beku sebagai kemasan sekunder berfungsi untuk melindungi produk ikan layur beku dari lingkungan luar. PT. Usaha Centraljaya Sakti membeli bahan baku kemasan (plastik polyethylene dan Master Carton) di Surabaya dengan harga plastik PE berkisar Rp.25.000 - Rp.45.000 per kg dan MC berkisar Rp.5.500 - Rp.7.000 per lembar.

Pemilihan plastik polyethylene (PE) dan Master Carton (MC) sebagai kemasan produk ikan layur beku karena dapat memudahkan penyusunan produk dalam Cold Storage/penyimpanan beku yang bersuhu -25oC dan memudahkan pengangkutan dalam kegiatan loading/stuffing produk. Untuk kemasan primer dan kemasan tersier dibutuhkan suatu bahan pengemas yang bersifat fleksibel. Kemasan fleksibel yaitu suatu bahan pengemas yang mudah dilenturkan tanpa adanya retak atau patah sehingga bahan pengemas jenis ini pada umumnya tipis. Contohnya,

plastik, kertas dan foil. Untuk produk perikanan khususnya produk beku kemasan primer dan tersiernya harus tahan air, mudah digunakan dan tidak mudah rusak.

Dari kriteria tersebut, plastik lebih mendominasi dibandingkan kemasan fleksibel lainnya seperti kertas dan foil. Sedangkan untuk kemasan sekunder dibutuhkan suatu kemasan yang dapat membungkus kemasan primer, mudah digunakan, harganya murah, tebal dan ringan. Oleh karena itu, Master Carton (MC) dipilih sebagai kemasan sekunder karena memenuhi kriteria dalam pengemasan sebagai kemasan sekunder dibandingkan kemasan lainnya seperti kaleng, aluminium, kayu, logam dan stainless steel.

Ukuran plastik polyethylene (PE) dan Master Carton (MC) yang digunakan disesuaikan dengan ukuran long pan. Hal tersebut dikarenakan ikan layur disusun dalam long pan pada saat dibekukan. Sehingga untuk menentukan ukuran bahan kemasan yang digunakan, maka terlebih dahulu diketahui mengenai ukuran long pan. Ukuran long pan untuk ikan layur yang digunakan PT. Usaha Centraljaya Sakti yaitu 70×30×10 cm dan ukuran plastik polyethylene (PE) yang digunakan yaitu 90×50 cm dengan ketebalan 0,04 mm serta ukuran Master Carton (MC) untuk kemasan sekunder yaitu 97×51×11 cm dengan ketebalan 3 ply. Ukuran MC dan long pan jika menggunakan rumus volume balok (Uddin, 2013), yaitu sebagai berikut:

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡

Sedangkan ukuran plastik PE jika menggunakan rumus persegi panjang (Haidar, 2015), yaitu sebagai berikut:

𝐿𝑢𝑎𝑠 = 𝑝 × 𝑙

Menurut Suyitno (1990), daya awet bahan pangan yang dikemas dipengaruhi oleh sifat alami dari bahan pangan dan mekanisme bahan tersebut mengalami kerusakan, misalnya kepekaannya terhadap kelembaban dan oksigen, kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan fisik dan kimia di dalam bahan pangan; ukuran bahan pengemas sehubungan dengan volumenya; kondisi atmosfer (terutama suhu dan kelembapan) kemasan dibutuhkan untuk melindungi selama pengangkutan dan sebelum digunakan; ketahanan bahan pengemas secara keseluruhan terhadap air, gas atmosfer dan bau, termasuk ketahanan dari tutup, penutup dan lipatan. Berdasarkan pendapat tersebut, maka ukuran bahan kemasan harus lebih besar daripada ukuran produk yang akan dikemas agar ujung kemasan dapat dilipat. Ukuran plastik polyethylene (PE) dan Master Carton (MC) lebih besar daripada ukuran long pan karena pada saat produk yang sudah dibungkus plastik PE dimasukkan ke dalam MC, maka ujung plastik dilipat agar kemasan yang membungkus produk terlihat rapi. Sedangkan plastik PE yang digunakan sebagai kemasan tersier juga harus lebih besar daripada ukuran long pan karena ujung plastik PE harus dilipat sesuai dengan bentuk MC dan ditutup dengan lakban bening agar tidak terdapat udara yang masuk dalam kemasan. Pembungkus harus kedap udara dan dapat menahan uap air untuk mengurangi oksidasi dan mencegah penguapan produk selama penyimpanan (Suseno, 2008).

Mustikiwa & Marumbwa (2013), berpendapat bahwa warna kemasan mengkomunikasikan, menggambarkan dan menampilkan fitur-fitur yang menyolok mata serta atribut intangibel dari sebuah merek. Warna kemasan yang digunakan PT. Usaha Centraljaya Sakti dalam pengemasan produk ikan layur beku yaitu untuk

kemasan PE berwarna putih, sedangkan untuk kemasan MC berwarna putih dan coklat. Pemilihan warna ini disesuaikan dengan kesepakatan antara pihak perusahaan dengan buyer. Kemasan berwarna coklat diikat dengan tali strapping band. Penerapan kegiatan strapping pada produk ikan layur beku juga berdasarkan kesepakatan antara pihak perusahaan dengan buyer. Pengemasan produk ikan layur beku di PT. Usaha Centraljaya Sakti dikerjakan oleh 8 orang dan dapat mengerjakan 100-200 MC atau 1-2 ton produk ikan layur beku per jam.

Dokumen terkait