• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Kajian Teori

3. Berpikir Kritis

a. Pengertian Berpikir Kritis

Berpikir merupakan bagian dari kehidupan dan sangat penting bagi setiap manusia, karena dengan berpikir kita dapat memahami suatu informasi, memecahkan masalah dan sebagainya. Pernyataan berpikir telah dijelaskan dalam Al-Qur‟an surah Al-Baqarah ayat 269 yaitu:17

15 Z Rifcha Wahyu Widiana and Julan Hernadi, „Analisis Penerapan Brainstorming Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Dan Berfikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Matematika‟, Jurnal Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 2 (2018), 113–22.

16 David Dryden Henningsen and Mary Lynn Miller Henningsen, „Does Brainstorming Promote Cohesiveness? How the Rules of Brainstorming Mirror Symbolic Convergence‟, Communication Reports, 31.2 (2018), 103–14 <https://doi.org/10.1080/08934215.2017.1394476>.

17 Al-Qur‟an Digital, „Al-Qur‟an Al-Karim‟.



































Artinya: “Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).”(Q.S. AL-Baqarah[2:269]).

Al-Qur‟an surah Al-Baqarah ayat 269 menjelaskan bahwa kita sebagai manusia hendaknya memanfaatkan dengan sebaik mungkin akal pikiran yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada kita, karena itulah yang membedakannya dengan makhluk Allah yang lainnya.

Pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif, serta melibatkan evaluasi. Berpikir berarti pemikiran yang realistis berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya dan dilakukan.18 Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk berpendapat dengan cara terorganisasi. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain.19 Robert H. Ennis mengungkapkan bahwa berpikir kritis

18 Alex Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, Ed. By. Gugu Sugara (Jakarta: Erlangga, 2008).

19Sri Latifah, „Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Berbantu Puzzle Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas X Pada Materi Gelombang‟, Jurnal Al- BiRuNi, 2015, 16.

adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang harus dipercaya dan dilakukan.20

Menurut Zdravkovich bahwa berpikir kritis adalah berpikir yang akurat, relevan, wajar dan juga teliti dalam konteks menganalisis masalah, mensintesis, generalisasi, menerapkan konsep, menafsirkan, mengevaluasi mendukung argumen dan hipotesis, memecahkan masalah, dan juga dalam membuat keputusan.21 Bensley dan Murtagh dalam Lawson berpendapat bahwa berpikir kritis adalah melibatkan keterampilan, disposisi, dan metakognisi yang berkaitan dengan pemikiran kritis.22

Berpikir kritis adalah membuat penilaian yang beralasan.23 Esensinya berpikir kritis merupakan suatu sikap yang digunakan seseorang untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu.24 Selain itu berpikir kritis juga merupakan proses koqnitif untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi secara cerdas.25

20 Risna Kurniati dan Mardiah Astuti, „Penerapan Strategi Pembelajaran Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V Di

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palembang‟, 2 (2016), 1–18

<file:///C:/Users/USER/Downloads/1070-Article Text-2325-1-10-20170123.pdf>.

21 Rosida Rakhmawati M Syutharidho, „Pengembangan Soal Berpikir Kritis Untuk Siswa SMP Kelas VIII‟, Jurnal Pendidikan Matematika, 6.2 (2015), 219–27.

22 Timothy J Lawson, Mary Kay Jordan-fleming, and James H Bodle, „Measuring Psychological Critical Thinking : An Update‟, Journal Teaching of Psychology, 2015

<https://doi.org/10.1177/0098628315587624>.

23 Zayabalaradjane Zayapragassarazan and others, „Understanding Critical Thinking to Create Better Doctors‟, Journal Of Advances In Medical Education And Research, 1.3 (2016), 5–9

<https://files.eric.ed.gov/fulltext/ED572834.pdf>.

24 Sri Diana and Putri Djusmaini, „Berbasis Keterampilan Berfikir Kritis Dalam Problem- Based Learning‟, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 6.April (2017), 125–35

<https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v6i1.648>.

25 Mamat Yani,Ahmad. dan Ruhimat, Teori Dan Implementasi Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, ed. by Rachmi (Bandung: PT Refika aditama, 2018).

Noreen Facione mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah proses untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan.

Definisi yang dikemukakan oleh Facione didukung oleh pernyataan Norris (1989) bahwa berpikir kritis harus dilandasi dengan upaya mencari alasan, berupaya untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, mencari alternative, mempertimbangkan pandangan orang lain, yang diperlukan untuk meyakini sebelum melakukan sesuatu.

Untuk dapat berpikir kritis atau membuat suatu keputusan, siswa harus dapat menalar, mempertimbbangkan, menganalisis, dan melakukan evaluasi.26 Michael Scriven berargumentasi bahwa berpikir kritis merupakan interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi serta argumentasi.27

Mengungkapkan gagasannya mengenai kemampuan berpikir kritis, yaitu kegiatan menganalisis ide ke arah yang lebih spesifik, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian kemampuan berpikir kritis yaitu sebuah kemampuan yang dimiliki setiap orang untuk menganalisis idea tau gagasan ke arah yang lebih spesifik untuk mengajar pengetahuan yang eleven tentang dunia dengan melibatkan evaluasi bukti. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan untuk

26 Ridwan abdullah Sani, Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills) (Tanggerang: Tira Smart, 2019).

27 Alec Fisher, Berpikir Kriris: Sebuah Pengantar, ed. by Gugi Sagara (Jakarta: Erlangga, 2017).

menganalisis suatu permasalahan hingga pada tahap pencarian solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.28

Seseorang dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis apabila seseorang atau peserta didik tersebut mampu memecahkan masalah dan menemukan solusi dari masalah tersebut berdasarkan pemikiran yang logis dan dibantu dengan sumber yang relevan dengan masalah tersebut. Selain itu orang-orang yang memiliki kemampuan berpikir kritis tidah hanya mengenal sebuah jawaban.

Mereka akan mencoba mengembangkan kemungkinan- kemungkinan jawaban lain berdasarkan analisis dari informasi yang telah didapat dari suatu permasalahan.

Berpikir kritis terletak pada tataran tingkatan berpikir yakni C4

menganalisis dan C5 mengevaluasi. Tetapi apabila terikat pada berpikir kritis-kreatif terletak pada tatanan C4-C6, yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi. Akan tetapi, C2 dan C3

tetap harus dilatihkan tidak bisa dihilangkan. Hal itu sejalan dengan dua dari dua belas komponen berpikir yang dikemukakan Edward Glaser (dalam Fisher, 2008:7), yaitu (1) mengenal atau memahami masalah dan (2) menemukan serta menerapkan cara-cara yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.

b. Indikator Berpikir Kritis

28Dennis K. Filsaime, Menguak Rahasia Berpikir Kritis Dan Kreatif (Jakarta: Sumber Ilmu Jaya, 2008). h.45

Seseorang dikatan berpikir kritis dapat dilihat dari beberapa indikator. Ennis membagi indikator kemampuan berpikir kritis menjadi lima kelompok yaitu seperti tabel berikut:29

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan berpikir kritis No Kemampuan Berfikir

Kritis Sub Kemampuan Berfikir Kritis 1. Memberikan penjelasan

sederhana (elementary clarification)

a. Memfokuskan pertanyaan b. Menganalisis argument c. Bertanya dan menjawab

pertanyaan 2. Membangun

Keterampilan dasar (basic support)

a. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak b. Mengobservasi dan

mempertimbangkan laporan observasi

3. Menyimpulkan (inference)

a. Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi

b. Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

c. Membuat dan

mempertimbangkan nilai keputusan.

4. Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification)

Mengidentifikasi asumsi-asumsi

5. Strategi dan taktik (strategies and tactics)

Memutuskan suatu tindakan

c. Tujuan Berpikir Kritis

Menurut Liliasari, tujuan berpikir kritis ialah untuk menguji suatu pendapat atau ide, termasuk di dalamnya melakukan pertimbangan atau pemikiran yang didasarkan pada pendapat yang diajukan.

29Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi, ed. by Nurul Falah Atif (Bandung: PT Refika Aditama, 2013).

Pertimbangan tersebut biasanya didukung oleh kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan.30

Kemampuan berpikir kritis dapat mendorong siswa memunculkan ide-ide atau pemikiran baru mengenai permasalahan tentang dunia.31 Peserta didik akan dilatik menyeleksi berbagai pendapat, sehingga dapat membedakan mana pendapat yang relevan dan tidak relevan, mana pendapat yang benar dan tidak benar. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dapat membantu peserta didik membuat kesimpulan dengan segala fakta yang terjadi di lapangan.