• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERSUCI DARI NAJIS DAN HADATS

Dalam dokumen Fikih Madrasah Tsanawiyah KELAS VII (Halaman 35-41)

24 FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR MATERI AKTIFITAS

1.2. Menerima pentingnya bersuci dari hadats dan najis sebagai salah satu syarat beribadah.

1.2.1. Mematuhi perintah Allah Swt. melalui Al-Qur’an untuk bersuci dari dari najis dan hadats.

1.2.2. Mengikuti anjuran Rasullah Saw yang terdapat dalam Hadis agar selalu menjaga kesucian dari najis dan hadats.

- Religiusitas (PPK) - Kompilasi ayat-ayat

dan hadis-hadis tentang bersuci.

- Discovery learning - Perenungan - Refleksi

2.2. Menjalankan perilaku bersih sebagai implementasi dan penerapan tentang tata cara bersuci.

2.2.1. Mempercayai

(mengimani) bersuci akan dapat menjaga kesehatan manusia.

2.2.2. Membuktikan manfaat bersuci akan dapat menjaga kelestarian lingkungan dari pencemaran dan berbagai penyakit melalui pembiasaan sehari-sehari.

2.2.3. Menerapkan prinsip tasamuh dalam pelaksanaan bersuci.

2.2.4. Menerapkan prinsip tahadhdhur dalam pelaksanaan bersuci.

- Religiusitas (PPK) - Prinsip tasamuh

dalam pelaksanaan bersuci.

- Tahadhdhur dalam pelaksanaan bersuci (Taujihat Munas MUI 2015)

- Perenungan - Pembelajaran

berbasis masalah - Refleksi

3.2. Menerapkan tata cara bersuci dari hadats dan najis.

3.2.1. Mendeskripsikan berdasarkan urutan- urutannya tentang prosedur pelaksanaan bersuci dari najis.

3.2.2. Menerapkan prosedur pelaksanaan bersuci untuk menghilangkan hadats yang sesuai dengan ketentuan fikih.

- Pengertian Hadats.

- Pembagian Hadats.

- Tata cara menghilangkan Hadats dengan Air.

- Pengertian Najis.

- Pembagian Najis.

- Tata cara menghilangkan Najis.

- Istinja’

- Tayammum

- Pembelajaran berbasis masalah - Mengamati

fenomena air di lingkungan sekolah.

- Pelaporan hasil pengamatan.

- Presentasi dan curah pendapat.

- Pengambilan keputusan bersama.

4.2. Memprak- 4.2.1. Menggunakan - Demonstrasi tata - Praktek gerak

tekkan tata cara bersuci dari hadats dan najis

pelaksanaan bersuci dari najis sesuai dengan ketentuan fikih.

4.2.2. Mendemonstrasikan prosedur pelaksanaan bersuci dari hadats berdasarkan urutan- urutannya.

cara bersuci.

- Penerapan tathawwur wal ibtikat melalui pembuatan essay tentang relevansi siklus haidl.

terlatih.

- Penyusunan essay. secara individu

berbasis prinsip tathawwur wal ibtikar.

-

26 FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII

KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait fenomena dan kejadian tampak nyata.

KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah kongkrit (menggunakan, mengurai, merangkai, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut/teori.

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR 1.2. Menerima

pentingnya bersuci dari hadats dan najis sebagai salah satu syarat beribadah.

2.2. Menjalankan perilaku bersih sebagai

implementasi dan penerapan tentang tata cara bersuci.

3.2. Menerapkan tata cara bersuci dari hadats dan najis.

4.2. Mempraktekkan tata cara bersuci dari hadats dan najis

Sumber: https://www.google.com/search

Kompetensi Inti

Kompetensi dasar

Tujuan Pembelajaran

BERSUCI DARI NAJIS DAN

HADATS

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu:

1. Menunjukkan keimanan kepada Allah Swt. sebagai Al-Quddus (Dzat Yang Maha Suci) yang merupakan Dzat yang mencintai kebersihan kesucian..

2. Membuktikan keimanan dalam kehidupan sehari-sehari melalui pelaksanaan bersuci sebagai perwujudan hidup sehat dan kepatuhan terhadap Al-Quddus.

3. Meyakini prinsip tawazun dan tathawwur wal ibtikar sebagai ajaran Islam yang membentuk kesalehan individual dan kesalehan sosial dalam pelaksanaan bersuci.

4. Menjelaskan definisi najis dan hadats.

5. Membuat kesimpulan tentang perintah menghilangkan najis dan hadats berdasarkan ayat-ayat dan hadis.

6. Membandingkan jenis-jenis najis ditinjau dari tata cara mensucikannya dan ditinjau dari bentuk barangnya.

7. Membedakan tata cara pelaksanaan bersuci dari hadats kecil dan hadats besar.

8. Mendemonstrasikan tata cara pelaksanaan bersuci dari najis dan hadats sesuai dengan ketentuan, baik yang diwajibkan, sangat dianjurkan, dan disunnahkan.

Tata Cara Bersuci dari Hadats dan Najis Peta Konsep

Pengertian Najis Dasar Hukum Menghilangkan Najis

dan Hadats

Hadats

Pembagian Najis Ditinjau Dari Cara Mensucikannya

Pembagian Najis Ditinjau Dari Bentuk Barangnya

Pembagian Najis Ditinjau Dari Hukumnya

Al-Qur’an

Hadis

Tata Cara Mensucikan Najis

Istinja’ Tayammum

Hadats Kecil dan Cara Mensucikannya

Hadats Besar dan Cara Mensucikannya

Muslim Yang Sehat Bermartabat

Muslim Yang Sehat Bermartabat

Islam Wasathiyyah

Tawazun

Tatahawwur wal Ibtikar

28 FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII Gb. 2.1

Sumber: http://sketsahss212.blogspot.com

Gb. 2.2

Sumber: http://sketsahss212.blogspot.com

Bg. 2.3

Sumber: https://encrypted-tbn0.gstatic.com

Gb. 2.4

Sumber: https://www.youtube.com

Allah Swt. mewajibkan bersuci dari najis dan hadats hanyalah untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Kelangsungan dihadapan Tuhannya sebagai makhluk bertanggung jawab atas kewajiban untuk beribadah kepada Allah Swt. dan kedudukan manusia sebagai bagian dari makhluk hidup.

Tahukah kamu, terdapat banyak manfaat yang diperoleh melalui penerapan bersuci sesuai ketentuan fikih. Bersuci merupakan bentuk penghargaan terhadap fitrah manusia, dan menjaga harkat dan martabat sebagai manusia. Bersuci sama halnya dengan menjaga harkat dan martabat Agama Islam. Dengan bersuci pula, berarti menjaga harkat dan martabat di hadapan Allah Swt. Berbagai penyakit akut juga dapat dihindari sejak dini.

Semua hikmah dibalik bersuci di atas akan tercapai jika tata cara pelaksanannya sesuai dengan ketentuan fikih. Oleh karena itu, kita harus yakinkan diri kita masing- masing bahwa memahami, menerapkan, dan menggunakan tata cara yang sesuai sebagai keharusan yang mutlak di wujudkan.

Mari mengamati!

Gb. 2.5

(Sumber: https://muslim.or.id)

Gb. 2.6

(Sumber: https://islami.co)

1. Pengertian Najis dan Hadats

Menurut bahasa Najis berasal dari bahasa Arab, yaitu an-najsu atau an-najisu ) ﺲ ﺠَّﻟا) yang berarti kotor atau menjijikkan, tidak bersih atau tidak suci baik yang bersifat hissiyah maupun ma’nawiyah. Nnajis yang bersifat hissiyah adalah najis yang terlihat oleh mata dan dirasa oleh panca indra seperti jilatan anjing, kotoran manusia atau hewan,kencing, darah haid dan nifas. Najis yang bersifat maknawiyah adalah najis yang menodai akidah sehingga tidak dapat dilihat oleh manusia seperti Syirik dan kufur.

Menurut istilah, najis bisa diartikan suatu benda yang mengotori pakaian atau badan kita yang menghalangi sahnya ibadah kita kepada Allah. Najis adalah kotoran yang wajib oleh seorang yang terkena olehnya.

Menurut Ilmu fiqih merupakan benda yang haram disentuh secara mutlak (kecuali dalam keadaan darurat) dan harus dibersihkan apabila terkena benda najis. Najis harus dibersihkan karena menghalangi sahnya ibadah.

1. Dasar-Dasar Hukum Perintah Bersuci

Ayo kita cermati dengan seksama, dan temukan persamaan dan berbedaan kandungan ayat-ayat al-Qur’an dan Hadis dibawah ini:

a) Allah Swt. berfirman:

Dalam dokumen Fikih Madrasah Tsanawiyah KELAS VII (Halaman 35-41)