BAB II KAJIAN PUSTAKA
D. Kehukuman
6. Bidang Keahlian Ilmu Hukum
Hukum merupakan landasan terhadap suatu hal. Hukum memiliki beragam jenis. Menurut sumbernya hukum terdiri atas, hukum Undang- Undang, hukum adat, hukum traktat, hukum yursiprudensi, dan hukum doktrin. Dalam mengatur dan menegakan suatu hukum tentu ada orang- orang yang berperan di dalamnya. Terdapat empat pilar dalam penegakan hukum di Indonesia yaitu, Penyidik (Kepolisian), Penuntut (Kejaksaan), Hakim (Pengadilan), dan Advokat (Penasihat Hukum), atau dikenal dengan istilah catur wangsa.42 Ke-empat profesi tersebut merupakan profesi dengan tingkat resiko yang tinggi, karena berkaitan langsung dengan keberlangsungan hidup masyarakat. Di antara catur
41Mujar Ibnu Syarif and Kamarusdiana, h. 22.
42Gress Selly, “Profesi Advokat Sebagai Officium Nobile: Ide Model Pendidikan Profesi Advokat Yang Mengkombinasi Kecerdasan Emosional Dan Intelektual Sebagai Bagian Dari Penegak Hukum,” Jurnal Lex Librum, Vol. 3 No. 2 (2017) h.503.
wangsa di atas, jaksa, hakim, dan advokat merupakan output yang idealnya dihasilkan oleh Prodi Ilmu Hukum. Orang-orang dengan profesi penegak hukum atau pun calon penegak hukum (mahasiswa ilmu hukum) harus memiliki keahlian dalam menganalisa perkara.
a. Profesi Hukum
Berikut merupakan wewenang dan tugas profesi hukum serta keahlian yang diharapkan dimiliki setiap penegak hukum maupun calon penegak hukum, di antaranya:
1) Penuntut (Kejaksaan)
Pada Undang-Undang No.16 tahun 2004 tentang Kejaksaan RI sebagai lembaga yang melaksanakan kekuasaan Negara dibidang penuntutan harus melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya secara merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya.43
Menurut UU No. 16 tahun 2004 pasal 30, kejaksaan memiliki wewenang untuk melakukan penuntutan, melaksanakan penetapan hakim, melakukan pengawasan, melaksanakan penyidikan kasus pidana tertentu, melengkapi berkas perkara. Salah satu tugas penting
43Sholihuddin, “Pelanggaran Etika Profesi Jaksa Ditinjau Dari Hukum Positif Dan Hukum Islam” (University of Muhammadiyah Malang, 2016): h. 1,
<http://eprints.umm.ac.id/34082/.>
kejaksaan yaitu penuntutan terhadap suatu perkara yang kemudian akan diputuskan oleh hakim.44
2) Hakim (Pengadilan)
Hakim adalah orang yang bertugas mengeluarkan putusan atas suatu kasus dalam pengadilan. Hakim bekerja pada lembaga peradilan, yang wewenang pokoknya adalah melakukan tindakan pemeriksaan, penilaian, dan penetapan nilai perilaku manusia tertentu serta menentukan nilai suatu situasi konkret dan menyelesaikan konflik atau permasalahan yang timbul berdasarkan hukum.Dalam mengambil keputusan, hakim hanya terikat pada fakta-fakta yang relevan dan kaidah hukum yang menjadi atau dijadikan landasan yuridis keputusannya.45
Dengan kata lain, hakim sebagai unsur pengadilan wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.
Nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat tersebut seperti persepsi masyarakat tentang keadilan, kepastian, hukum dan kemanfaatan. Hal ini menjadi tuntutan bagi hakim untuk selalu meningkatkan kualitasnya sehingga
44Anneke V. Ansow, “Tanggung Jawab Profesi Penegak Hukum Dalam Proses Peradilan Pidana Anak Sebagai Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia,” Lex et Societatis, Vol. 3. No.
5 (2015): h. 14.
45Yusti Probowati R., “Putusan Hakim Pada Perkara Pidana: Kajian Psikologis,” Jurnal Psikologi, Vol. 3. No.1 (1995): h. 5.
dalam memutuskan perkara benar-benar berdasarkan hukum yang ada dan keputusannya dapat dipertanggung jawabkan.46
3) Advokat (Penasihat hukum)
Undang-Undang No. 18 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang advokat memberikan definisi mengenai advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan undang-undang. Advokat juga sering disebut pengacara, kuasa hukum, maupun pokrol.47
Pengacara yang memiliki fungsi advokasi dan mediasi bagi masyarakat baik yang bekerja secara individual maupun secara kolektif melalui lembaga-lembaga bantuan hukum.
b. Nilai Dasar Profesi Hukum dalam Kode Etik48
Setiap profesi tentu memiliki kode etik dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Begitu pun dalam profesi hukum.
Berikut adalah salah satu nilai dasar dalam kode etik yang
46Salma, “Urgensi Etika Profesi Hakim Dalam Penegakan Hukum Di Indonesia,” JPPI:
Jurnal Pendidikan Islam Pendekatan Interdisipliner Vo. 1, No. 1, h. 52.
47Gress Selly, “Profesi Advokat Sebagai Officium Nobile: Ide Model Pendidikan Profesi Advokat Yang Mengkombinasi Kecerdasan Emosional Dan Intelektual Sebagai Bagian Dari Penegak Hukum,” h. 504.
48Shidarta, Moralitas Profesi Hukum: Suatu Tawaran Kerangka Berpikir (Bandung: Refika Aditama, 2006), h. 139.
idealnya ada pada profesi hukum yang berkaitan dengan literasi informasi.
Tabel 2. 2 Nilai Dasar Profesi Hukum
Nilai Dasar
Contoh Penjabaran
Contoh Cuplikan Rumusan dalam Kode Etik Sejumlah Profesi Teori Objektif
(Kebenaran)
1) Hakim dengan dilambangkan sifat “cakra” bersungguh- sungguh mencari kebenaran.
2) Jaksa dengan dilambangkan sifat satya mencerminkan sikap berpegang teguh pada kebenaran.
3) Advokat mempertahankan kebenaran dilandasi moralyang tinggi; tidak semata-mata imbalan materi, tetapi mengutamakan tegaknya kebenaran.
Metodologis (taat asas)
1) Hakim bersikap dan bertindak menurut garis-garis yang ditentukan dalam hukum acara yang berlaku.
2) Advokat harus menolak mengurus perkara yang tidak ada dasar hukumnya.
Berwawasan 1) Hakim seperti cakra;
berpandangan luas, mencari saling pengertian; selalu bersemangat ingin maju (meningkatakan nilai peradilan).
2) Notaris meningkatkan ilmu pengetahuan yang telah dimiliki, tidak terbatas pada ilmu hukum dan kenotariaan.
Dari tabel di atas dan berdasarkan tinjauan mengenai wewenang dari profesi hukum di atas dapat disimpulkan bahwa
keahlian profesi hukum lebih banyak menganalisa informasi dan mengkonfirmasi informasi yang di dapat dalam setiap kegiatannya. Tentu saja informasi yang diperoleh dalam bentuk tercetak maupun digital, yang diakses secara offline maupun online. Bersumber dari buku maupun dari internet.
45 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu memaparkan sesuatu dalam bentuk laporan penelitian. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi dan memecahkan masalah secara sistematis mengenai fakta-fakta.49 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang kemampuan literasi informasi oleh mahasiswa Prodi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi tugas perkuliahan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dan statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.50
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu mengumpulkan data mengenai penelitian sebanyak-banyaknya dan kemudian dianalisis untuk kemudian dikelompokan.51
49Sofiyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS (Jakarta: Kencana, 2013), h. 4.
50Sofiyan Siregar, h. 17.
51Sofiyan Siregar, h. 4.
C. Sumber Data 1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui penelitian langsung di lapangan dengan observasi dan penyebaran angket/kuesioner secara online (Google Form) dan secara tercetak kepada mahasiswa Prodi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung untuk memperkuat argumen dan memberikan gambaran mengenai penelitian ini. Data diperoleh melalui tinjauan literatur yang kemudian diolah.
D. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian.52 Pada penelitian ini yang dijadikan populasi adalah mahasiswa aktif Prodi Ilmu Hukum, yaitu mahasiswa angkatan 2015, 2016, 2017 yang keseluruhannya berjumlah 433 orang. Untuk perhitungan sampel pada penelitian ini penulis menggunakan teori Suharsimi Arikunto, yaitu apabila populasi kurang dari 100 maka populasi adalah sampel, jika lebih dari 100 maka bisa diambil 10- 15% atau 20-25% dari populasi.53 Penulis mengambil angka 20% sebagai perhitungan sampel. Pengambilan perhitungan didasarkan atas mempertimbangankan kemampuan penulis dan sempit luasnya objek.
52Sofiyan Siregar, h. 30.
53Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 107.
Maka perhitungan sampel sebagai berikut:
n = 20
x 433= 86.6 100
Sehingga didapatkan hasil 86.6 yang dibulatkan menjadi 87.
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut yang mewakili populasi. Ada pun penarikan sampel yang digunakan dengan quota sampling, yaitu dengan menentukan sampel dari populasi dengan ciri-ciri tertentu sampai mendapatkan jumlah (kuota) yang diinginkan.54 Dengan jumlah sampel sebanyak 87 orang dari tiga angkatan mahasiswa aktif di Prodi Ilmu hukum, maka setiap angkatan dicari 29 orang untuk mengisi angket secara online (Google Form) maupun secara tercetak.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data di lapangan. Adapun teknik yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah menggunakan sumber data primer dan sekunder. Data primer merupakan data pokok dalam penelitian ini yaitu dengan kuesioner dan observasi di lapangan dan disajikan dalam bentuk naratif. Sedangkan data
54Sofiyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, h. 30.
sekunder berasal dari tinjauan literatur dengan mencari bahan rujukan yang sesuai dan mendukung penelitian ini.
1. Kuesioner
Kuesioner/angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk memperoleh informasi.55 Responden merupakan orang yang menerima daftar pertanyaan yang dikirim atau diberikan oleh penulis untuk kemudian diberikan kembali kepada penulis. Kuesioner yang penulis gunakan berlandaskan pada indikator yang ada pada standar literasi ACRL. Indikator tersebut berjumlah 22 butir dan disajikan dalam bentuk pernyataan positif.
Penyajian pilihan jawaban menggunakan skala pengukuran skala Likert dengan menghilangkan poin 3 (ragu-ragu/netral) atas dasar menghindari jawaban ragu-ragu.
Kuesioner dibagikan kepada responden secara langsung (tercetak) maupun tidak langsung (Google Form). Penyebaran kuesioner menggunakan Google Form melalui email, LINE, dan WhatsApp.
Informasi mahasiswa tersebut didapat dari Kemahasiswaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan melampirkan surat izin.
55Sofiyan Siregar, h. 33.
2. Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati langsung di lapangan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian kepada suatu objek dengan menggunakan seluruh indera.56 Dalam hal ini penulis melakukan observasi pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan observasi berlangsung selama penulis meneliti objek secara langsung ketika penyebaran kuesioner tercetak.
3. Riset Kepustakaan
Riset kepustakaan merupakan kegiatan untuk mencari sumber data tertulis berdasarkan data kepustakaan (buku, dokumen, artikel, laporan, dll) yang dapat dijadikan landasan teori untuk memperkuat proses analisis data. Penulis melakukan penelitian terhadap bahan pustaka terkait penelitian ini, baik dari bahan pustaka tercetak maupun elektronik.
F. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah kegiatan merubah data mentah ke bentuk yang lebih bermakna.57 Kegiatan dalam pengolahan data yang dilakukan penulis adalah:
56Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 199.
57Suharsimi Arikunto, 54.
1. Editing
Hasil dari pengumpulan data selanjutnya dilakukan pemeriksaan kelengkapan data. Data-data yang sudah diperiksa dan dianggap baik dapat melanjutkan ke proses selanjutnya.
2. Tabulasi
Tabulasi merupakan kegiatan pemindahan data jawaban responden ke tabel dan kemudian diolah untuk dianalisa.
G. Teknik Analisa Data
Setelah data diolah kemudian langkah selanjutnya adalah analisis data. Data kuesioner yang telah diolah kemudian dipresentasekan menggunakan rumus presentase:
P = f/n x 100%
P = Angka presentase dari setiap kategori f = Frekuensi jawaban responden
n = Jumlah responden58
Setelah presentase dihitung dan didapatkan hasilnya. Kemudian untuk penafsiran jawaban menggunakan rumus skala Likert.Skala Likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
58Anas Sudijono, Pengantar Statistika Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 25.
sekelompok orang tentang fenomena sosial.59 Penulis menggunakan empat penilaian persepsi dan bobot untuk masing-masing penilaian sebagai berikut:
Pernyataan Nilai
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Untuk penafsiran jawaban dari hasil perhitungan skala Likert tersebut digunakan perhitungan skala Interval. Untuk menentukan skala Interval dengan cara membagi selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah dengan banyak skala. Dengan rumus sebagai berikut:60
Skala Interval = a(m-n):b Keterangan:
a = Jumlah atribut m = Skor tertinggi n = Skor terendah
b = Jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk atau diterapkan
Jika skala penilaian yang diterapkan berjumlah empat, dimana skor terendah satu dan tertinggi adalah empat, maka skala interval dapat dihitung sebagai berikut: [1(4-1) : 4] = 0,75
59Sofiyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, h. 25.
60Sofiyan Siregar, h. 100.
1. Sangat Baik = 3,28 - 4,03 2. Baik = 2,52 – 3,27 3. Tidak Baik = 1,76 – 2,51 4. Sangat Tidak Baik = 1,00 – 1,75 H. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Kata validitas berasal bahasa Inggris yaitu validity yang berarti keabsahan atau kebenaran. Validitas memiliki makna ketepatan dan kecermatan alat ukur mampu melakukan fungsi ukurannya. Alat ukur yang baik selain harus valid juga harus reliabel. Reliabilitas berasal dari bahasa Inggris yaitu realiability yang memiliki arti hal yang dapat dipercaya.61
Uji validitas untuk penelitian ini yaitu dengan menyebar angket kepada 30 responden terlebih dulu untuk mengetahui kevalidan dari masing-masing pertanyaan. Suatu pertanyaan dinyatakan valid jika nilai r hitung > r-tabel. Untuk batasan r tabel dengan n=30 maka didapat r tabel sebesar 0,361. Jika nilai korelasi lebih besar dari batasan maka item dianggap valid. Untuk menguji validitas instrumen, penulis menggunakan bantuan program IBM SPSS V24.
61Jesyea R. T. Muaja, Adi Setiawan, and Tunjung Mahatma, “Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas Menggunakan Metode Bootstrap Pada Data Kuesioner Tipe Yes/No
Questions,” in PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VIII UKSW, n.d., h. 1.
Berikut adalah hasil uji validitas dari 30 responden.
Tabel 3. 1 Uji Validitas
Pernyataan Nilai
Korelasi Nilai r Keterangan 1. Saya mampu
mendefinisikan dan menyampaikan informasi yang saya butuhkan
0,645 0,361 Valid
2. Saya mampu
mengidentifikasi jenis dan bentuk informasi yang potensial
0,561 0,361 Valid
3. Saya mampu mempertimbangkan biaya dan manfaat dari informasi yang saya butuhkan
0,756 0,361 Valid
4. Saya melakukan evaluasi terhadap informasi yang saya butuhkan sebelum mulai mencari
0,869 0,361 Valid
5. Saya mampu memilih metode pencarian yang paling tepat untuk menemukan informasi
0,684 0,361 Valid
6. Saya menggunakan strategi dalam mencari informasi
0,604 0,361 Valid
7. Saya menggunakan metode dalam mencari informasi secara online atau pun kepada nara sumber
0,775 0,361 Valid
8. Saya meninjau ulang strategi dalam mencari informasi jika
diperlukan
0,900 0,361 Valid
9. Saya mampu mengutip, mencatat dan mengolah informasi yang saya temukan
0,824 0,361 Valid
10. Saya meringkas ide utama yang saya kutip dari informasi yang saya kumpulkan
0,860 0,361 Valid
11. Saya menentukan dan menerapkan kriteria untuk mengevaluasi informasi yang saya temukan
0,928 0,361 Valid
12. Saya menggabungkan ide utama untuk membuat konsep baru dari informasi yang saya kumpulkan
0,876 0,361 Valid
13. Saya membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama untuk
menentukan nilai kontradiksi atau karakter dari informasi
0,825 0,361 Valid
14. Saya mampu menilai kualitas suatu informasi terhadap peningkatan kualitas diri
0,880 0,361 Valid
15. Saya melakukan diskusi dengan orang lain atau orang yang lebih ahli untuk membuktikan pemahaman suatu informasi
0,837 0,361 Valid
16. Saya menentukan pertanyaan untuk menemukan informasi yang saya butuhkan
0,838 0,361 Valid
17. Saya menciptakan hasil berdasarkan tinjauan dari informasi baru dan informasi lama yang saya dapatkan
0,892 0,361 Valid
18. Saya meninjau ulang pengembangan proses suatu hasil agar mendapatkan hasil yang sesuai
0,816 0,361 Valid
19. Saya mampu
menyampaikan secara efektif hasil penemuan saya
0,699 0,361 Valid
20. Saya mampu memahami isu
ekonomi, hukum, dan sosial mengenai
informasi dan teknologi informasi
0,888 0,361 Valid
21. Saya mematuhi hukum, peraturan, kebijakan institusi dan etika dalam menelusuri sumber informasi
0,881 0,361 Valid
22. Saya menggunakan media yang sesuai dalam menyampaikan informasi
0,832 0,361 Valid
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merujuk pada pemahaman tentang suatu instrumen dapat dipercaya dan dapat digunakan guna pengumpulan data karena instrumen dinilai cukup baik.62 Berikut adalah kriteria hasil uji reliabilitas dengan teknik Cronbach’s Alpha:63
Cronbach’s alpha ≤ 0,39 : reliabilitas rendah Cronbach’s alpha 0,4 – 0,59 : reliabilitas sedang Cronbach’s alpha 0,6 – 0,79 : reliabilitas tinggi
Cronbach’s alpha 0,8 – 1 : reliabilitas sangat tinggi Untuk menguji reabilitas instrumen penulis menggunakan teknik Cronbach’s Alpha dengan bantuan IBM SPSS V24.
Tabel 3. 2 Uji Reliabilitas
Hasil Cronbach's Alpha N of items Keterangan
0,974 22 Reliabel
I. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian (penyebaran kuesioner) dilaksanakan pada Senin, 13 Juli s/d 16 Agustus 2018, dilakukan dengan penyebaran kuesioner secara tercetak maupun dengan Google Form melalui email maupun WhatsApp.
Email, LINE, dan WhatsApp mahasiswa penulis dapatkan dari bagian
62Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, h. 221.
63Sofiyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, h. 57.
Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Syariah dan Hukum dengan melampirkan surat izin.
No Kegiatan Waktu
April Mei Juni Juli Agust Sep 1. Sidang proposal
2. Bimbingan skripsi 3. Penyebaran kuesioner
4. Pengolahan data dan analisis data
5. Pengesahan skripsi 6. Sidang skripsi
58
A. Profil Prodi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1. Sejarah Prodi Ilmu Hukum
Prodi Ilmu Hukum merupakan salah satu prodi yang ada di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Fakultas Syariah dan Hukum memiliki sejarah yang cukup panjang sejak didirikan pada 1967 berdasarkan SK Menteri Agama Nomor 159 tahun 1967. K, H. M. Syukri Ghazali adalah dekan pertama Fakultas Syariah (Nama pada saat masih IAIN). Setelah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi universitas umum pada tahun 2002 (sebelumnya IAIN) Fakultas Syariah pun mengubah namanya menjadi Fakultas Syariah dan Hukum untuk memasukkan unsur ilmu umumnya.
Dalam perkembangan Fakultas Syariah memiliki 6 program studi untuk strata 1 hingga saat ini, yaitu: Hukum Keluarga, Hukum Ekonomi Syariah, Perbandingan Mazhab, Hukum Pidana Islam (Jinayah), Hukum Tata Negara (Siyasah), dan Ilmu Hukum.
Ilmu Hukum merupakan prodi termuda dalam Fakultas Syariah dan Hukum. Terbentuk pada November 2008. Prodi Ilmu Hukum memiliki 3 konsentrasi, yaitu Hukum Ketatanegaraan, Hukum Bisnis, dan Praktisi Hukum—yang baru ada pada tahun ajaran 2018/2019.
2. Visi, Tujuan, dan Misi Prodi Ilmu Hukum a. Visi
Unggul dalam integrasi ilmu hukum berdasarkan nilai-nilai keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2025.
b. Tujuan
1) Mengkonstatir/melihat peristiwa hukum, meng- kualifikasikan/menetapkan hukum terhadap peristiwa dan mengkonstituir/menetapkan terhadap peristiwa serta rechvinding/menemukan hukum.
2) Pengacara. Sebagai penasihat hukum atau pembela klien di pengadilan.
3) Melakukan penyidikan dan penuntutan perkara di muka hakim.
4) Konsultan hukum. Sebagai konsultan hukum baik di pengadilan (litigasi) maupun di luar pengadilan (non litigasi).
5) Legal officer. Bekerja di bagian hukum instansi pemerintah maupun swasta.
6) Legal drafter. Mampu membentuk peraturan perundang- undangan di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
c. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu hukum yang mengintegrasikan keislaman, kemanusiaan, dan keindonesiaan;
2) Mengembangkan ilmu hukum dalam rangka pembangunan hukum nasional melalui penelitian sesuai dengan dinamika masyarakat dan kemanusiaan;
3) Menghasilkan sarjana hukum yang memiliki kompetensi dalam ilmu hukum;
4) Membekali lulusan dengan landasan moral dan akhlak terpuji;
5) Membina dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai hukum yang berkeadilan melalui pengabdian pada masyarakat;
6) Menyelenggarakan good governance dalam pengelolaan program studi;
7) Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan lembaga negara, lembaga pemerintahan dan non- pemerintah baik dalam maupun luar negeri.
3. Struktur Organisasi
Berikut adalah struktur organisasi dari Prodi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dekan membawahi langsung Wakil Dekan Bidang Akademik, Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama.
Kemudian Kepala Prodi dan Sekretaris Prodi bertanggung jawab langsung kepada ketiga Wakil Dekan.
Diagram 4. 1 Struktur Organisasi
B. Hasil Penelitian
Penulis melakukan penyebaran kuesioner terhadap 30 responden untuk dilakukan uji validitas terlebih dahulu. Kemudian hasil uji validitas menunjukan bahwa pernyataan dianggap valid sehingga penulis melanjutkan penyebaran kuesioner kepada 57 sisanya. Penyebaran
dilakukan terhitung dari 13 Juli sampai 16 Agustus 2018 kepada mahasiswa Prodi Ilmu Hukum angkatan 2015, 2016, 2017. Dengan memanfaatkan aplikasi komunikasi seperti WhatsApp, Line dan email, penulis menyebar kuesioner menggunakan Google Form. Selain secara online, penulis juga menyebar kuesioner secara tertulis kepada mahasiswa Prodi Ilmu Hukum di sekitaran kampus 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis:
1. Profil responden
a. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4. 1 Jenis kelamin responden
Jenis
Kelamin Frekuensi Presentase
Perempuan 56 64,4%
Laki-laki 31 35,6%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden perempuan lebih banyak memberikan respon dari pada respondenlaki-laki.
b. Karakteristik berdasarkan tahun angkatan
Tabel 4. 2Tahun angkatan responden
Angkatan Frekuensi Presentase
2015 29 33,3%
2016 29 33,3%
2017 29 33,3%
Tabel di atas menunjukkan bahwa masing-masing angkatan yang merespon berjumlah 29 orang. Angka tersebut telah sesuai dengan yang dibutuhkan penulis untuk mewakili setiap populasi.
2. Indikator dalam ACRL
Kuesioner terdiri atas 22 pernyataan. Pernyataan tersebut berdasarkan 5 standar dalam ACRL dengan 22 indikator dan merupakan pernyataan positif. Dan menggunakan skala interval untuk penafsiran. Berikut adalah pernyataan berdasarkan 5 standar ACRL tersebut:
a. Menetapkan kebutuhan informasi yang dibutuhkan
Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa Prodi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menetapkan kebutuhan informasi dapat dilihat dari 4 pernyataan di bawah ini:
Tabel 4. 3Saya mampu mendefinisikan dan menyampaikan informasi yang saya butuhkan
Berdasarkan tabel di atas yang menyatakan sangat setuju berjumlah 19 mahasiswa (22%), yang menyatakan setuju berjumlah 62 mahasiswa (71%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 4 mahasiswa (5%) dan yang
Jawaban Bobot
nilai F S F
Sangat Setuju 4 19 76 22%
Setuju 3 62 186 71%
Tidak Setuju 2 4 8 5%
Sangat Tidak Setuju 1 2 2 2%
Jumlah 87 272 100%
Skor Rata-Rata 272:87 = 3,13
menyatakan sangat tidak setuju berjumlah 2 mahasiswa (2%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor rata-rata yang ditunjukkan adalah 3,13. Mengacu pada skala interval, skor tersebut masuk ke dalam kategori baik (2,52-3,27). Maka kemampuan mahasiswa Prodi Ilmu Hukum angkatan 2015, 2016, 2017 dalam mendefinisikan dan menyampaikan kebutuhan informasi di internet untuk memenuhi tugas mata kuliah sudah baik.
Tabel 4. 4 Saya mampu mengidentifikasi jenis dan bentuk informasi yang baik di internet
Berdasarkan tabel di atas yang menyatakan sangat setuju berjumlah 22 mahasiswa (25%), yang menyatakan setuju berjumlah 57 mahasiswa (66%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 6 mahasiswa (7%) dan yang menyatakan sangat tidak setuju berjumlah 2 mahasiswa (2%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor rata-rata yang ditunjukkan adalah 3,14. Menurut penafsiran skala interval, 3,14 menempati kategori baik, sehingga kemampuan mahasiswa Prodi Ilmu Hukum angkatan 2015, 2016, 2017 dalam mengidentifikasi jenis dan bentuk informasi yang baik di internet dalam memenuhi tugas mata kuliah dapat dikatakan baik.
Jawaban Bobot
nilai F S F
Sangat Setuju 4 22 88 25%
Setuju 3 57 171 66%
Tidak Setuju 2 6 12 7%
Sangat Tidak Setuju 1 2 2 2%
Jumlah 87 273 100%
Skor Rata-Rata 273 : 87 = 3,14