Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh :
MAY NUR FATIMAH NIM. 11140251000074
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1440 H/2018 M
i
ii
iii
iv
secara Online pada Mahasiswa Prodi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di bawah bimbingan Parhan Hidayat, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk untuk mengetahui kemampuan literasi informasi secara online pada mahasiswa Prodi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menurut standar ACRL. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode penelitian survei dengan instrumen kuesioner.
Sampel di dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif angkatan 2015, 2016 dan 2017 Prodi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 87 mahasiswa. Pengukuran kemampuan literasi informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan lima standar dalam ACRL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan literasi informasi mahasiswa Prodi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah baik dalam pencarian informasi secara online. Adapun hasil skor rata-rata keseluruhan dari mahasiswa Prodi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah 3,00. Pada masing-masing angkatan memiliki skor nilai rata-rata berbeda, di antaranya; angkatan 2015 memiliki skor rata-rata 3,22; angkatan 2016 memiliki skor rata-rata 3,09; dan angkatan 2017 memiliki skor rata-rata 2,71. Semua skor rata-rata berada pada skala interval 2,57 – 3,27 (BAIK).
Kata Kunci : Literasi Informasi, Ilmu Hukum, ACRL, Kemampuan Literasi Informasi secara online.
v
of Student Prodi Law Science UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Under the guidance of Parhan Hidayat, M. Hum. Library Science Program Faculty of Adab and Humanities Syarif Hidayatullah Jakarta Islamic State University, 2018.
The purpose of this study was to determine the ability of information literacy online for students of Law Study Program at Syarif Hidayatullah Islamic State University Jakarta according to ACRL standards. This type of research is descriptive using a quantitative approach and survey research methods with questionnaire instruments. The sample in this study were active students of class 2015, 2016 and 2017 Study Program of Law Syarif Hidayatullah Islamic State University Jakarta which amounted to 87 students. The measurement of information literacy skills used in this study is to use the five standards in ACRL.
The results showed that information literacy skills of Law Study Program students at Syarif Hidayatullah Islamic State University Jakarta were good in searching information online. The results of the overall average score of the students of the Law Study Program of Syarif Hidayatullah Islamic State University in Jakarta is 3.00. In each generation have different average scores, including; grade 2015 has an average score of 3.22; grade 2016 has an average score of 3.09; and grade 2017 has an average score of 2.71. All average scores are on the interval scale 2.57 - 3.27 (GOOD).
Keywords: Information Literacy, Legal Science, ACRL, Information Literacy Ability online.
vi
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis haturkan puji syukur yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “Kemampuan Literasi Informasi secara Online pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” dapat selesai sesuai target.
Penulis menyadari dengan setulus hati bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Hal tersebut didasari pada keterbatasan waktu, tenaga, maupun pengetahuan dari penulis. Akan tetapi penulis berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik kepada pembaca khususnya Program Studi Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Sukron Kamil, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan.
4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Perpustakaan.
5. Bapak Parhan Hidayat, M.Hum, selaku dosen pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membantu mengarahkan, dan memberi masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat selama penulis melaksanakan perkuliahan.
7. Pihak Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian dan memberikan data yang penulis butuhkan, serta untuk para mahasiswa Prodi Ilmu Hukum dari berbagai semester yang telah berkenan membantu penulis dalam pengisian kuesioner sehingga penelitian ini dapat selesai.
8. Orang tua penulis, Bapak Mahmud Miftahudin dan Ibu Parmini yang selalu memberikan semangat dan doa yang tidak pernah terputus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada para sahabat, Vanya, Chessa, Rizkia, Wita, Widad, Oka, Marisya, Fidya, Ursa. Terima kasih untuk kebersamaan, doa, semangat dan keceriaan yang kita lalui bersama selama menyusun skripsi ini.
10. Kepada teman-teman C Indah dan JIP A & B 2014, yang telah memberikan dukungan, motivasi dan keceriaan selama 4 tahun bersama.
11. Kepada teman-teman, Putri Wulandari, Rury Agnesia, Apriyanto, Hafiz Al-Farisi, Ksatria Imam Nugraha. Terima kasih atas dukungannya.
Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Hanya do’a dan ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan. Semoga Allah SWT. membalas semua kebaikan kalian. Aamiin.
Jakarta, 07 September 2018
May Nur Fatimah
viii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR DIAGRAM ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Batasan dan Rumusan Masalah ... 5
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D.Penelitian Terdahulu ... 7
E. Definisi Istilah ... 8
F. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A.Informasi dan Internet ... 11
1. Informasi ... 11
2. Sumber Informasi ... 12
3. Nilai Informasi ... 14
4. Penelusuran Informasi ... 15
5. Internet ... 16
6. Evaluasi Sumber Informasi di Internet... 19
7. Penelusuran Informasi di Internet ... 20
8. Perilaku Kebutuhan Informasi ... 22
B.Literasi Informasi ... 25
1. Pengertian Literasi Informasi ... 25
2. Tujuan Literasi Informasi ... 27
3. Manfaat Literasi Informasi ... 28
4. Literasi Informasi di Perguruan Tinggi ... 30
C.Standar Literasi Informasi ACRL ... 32
D.Kehukuman ... 36
1. Pengertian Hukum dan Ilmu Hukum ... 36
2. Sumber Hukum ... 37
3. Tujuan Hukum... 37
4. Fungsi Hukum ... 38
5. Perbuatan Melawan Hukum ... 38
6. Bidang Keahlian Ilmu Hukum ... 39
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
A.Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 45
B.Metode Penelitian ... 45
C.Sumber Data... 46
1. Data Primer ... 46
2. Data Sekunder ... 46
D.Populasi dan Sampel ... 46
E. Teknik Pengumpulan Data ... 47
1. Kuesioner ... 48
2. Observasi ... 49
3. Riset Kepustakaan ... 49
F. Teknik Pengolahan Data ... 49
1. Editing ... 50
2. Tabulasi ... 50
G.Teknik Analisa Data ... 50
H.Uji Validitas dan Reliabilitas ... 52
1. Uji Validitas ... 52
2. Uji Reliabilitas... 56
I. Waktu dan Tempat Penelitian ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL ... 58
A.Profil Prodi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 58
1. Sejarah Prodi Ilmu Hukum ... 58
2. Visi, Tujuan, dan Misi Prodi Ilmu Hukum ... 59
3. Struktur Organisasi ... 61
B.Hasil Penelitian ... 61
1. Profil responden ... 62
2. Indikator dalam ACRL ... 63
3. Kemampuan literasi Informasi di Internet pada Masing-masing Standar dalam ACRL ... 85
4. Perbandingan Kemampuan Mahasiswa Tiap Angkatan... 91
5. Rekapitulasi ... 95
C.Analisis Hasil Penelitian ... 97
BAB V PENUTUP ... 103
A.Simpulan ... 103
B.Saran ... 104
DAFTAR PUSTAKA ... 106
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 109
BIODATA PENULIS ... 125
x
Diagram 2. 1 Jenis Sumber Informasi ... 14 Diagram 4. 1 Struktur Organisasi... 61
xi
Tabel 2. 2 Nilai Dasar Profesi Hukum ... 43
Tabel 3. 1 Uji Validitas ... 53
Tabel 3. 2 Uji Reliabilitas ... 56
Tabel 4. 1 Jenis kelamin responden ... 62
Tabel 4. 2 Tahun angkatan responden... 62
Tabel 4. 3 Saya mampu mendefinisikan dan menyampaikan informasi yang saya butuhkan ... 63
Tabel 4. 4 Saya mampu mengidentifikasi jenis dan bentuk informasi yang baik di internet ... 64
Tabel 4. 5 Saya mempertimbangkan biaya dan manfaat dari informasi yang saya butuhkan ... 65
Tabel 4. 6 Saya melakukan evaluasi terhadap kata kunci sebelum mulai mencari informasi di internet ... 66
Tabel 4. 7 Saya memilih metode pencarian yang paling tepat untuk menemukan informasi di internet ... 67
Tabel 4. 8 Saya menggunakan strategi dalam mencari informasi di internet ... 68
Tabel 4. 9 Saya menggunakan metode dalam mencari informasi secara online atau pun kepada nara sumber... 69
Tabel 4. 10 Saya meninjau ulang strategi dalam mencari informasi di internet jika diperlukan ... 70
Tabel 4. 11 Saya mampu mengutip, mencatat dan mengolah informasi yang saya temukan ... 71
Tabel 4. 12 Saya meringkas ide utama yang saya kutip dari informasi yang saya kumpulkan ... 72
Tabel 4. 13 Saya menentukan dan menerapkan kriteria untuk mengevaluasi informasi yang saya temukan dari internet ... 73
Tabel 4. 14 Saya menggabungkan ide utama untuk membuat konsep baru dari informasi yang saya kumpulkan dari internet... 74
Tabel 4. 15 Saya membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama untuk menentukan nilai kontradiksi atau karakter dari suatu informasi .. 75
Tabel 4. 16 Saya mampu menilai kualitas suatu informasi guna peningkatan kualitas diri ... 76
Tabel 4. 17 Saya melakukan diskusi dengan orang lain atau orang yang lebih ahli untuk membuktikan pemahaman terhadap suatu informasi ... 77
Tabel 4. 18 Saya meninjau ulang kata kunci untuk menemukan informasi yang saya butuhkan ... 78
Tabel 4. 19 Saya menciptakan kesimpulan berdasarkan tinjauan dari informasi baru dan informasi lama yang saya dapatkan dari internet ... 79
Tabel 4. 20 Saya meninjau ulang proses dalam pencarian informasi di internet agar mendapatkan hasil yang sesuai ... 80
Tabel 4. 21 Saya mampu menyampaikan secara efektif hasil penemuan saya ... 81
Tabel 4. 22 Saya mampu memahami isu ekonomi, hukum, dan sosial mengenai informasi dan teknologi informasi ... 82
Tabel 4. 23 Saya mematuhi hukum, peraturan, kebijakan institusi dan etika dalam menelusuri sumber informasi di internet ... 83
Tabel 4. 24 Saya menggunakan media yang sesuai dalam menyampaikan informasi kepada penerima informasi ... 84
Tabel 4. 25 Menetapkan kebutuhan informasi yang dibutuhkan ... 85
Tabel 4. 26 Menemukan informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien ... 86
Tabel 4. 27 Mengevaluasi informasi dan sumber secara kritis dan menggabungkan beberapa informasi menjadi basis pengetahuan dan sistem nilai ... 87
Tabel 4. 28 Secara individu maupun kelompok menggunakan informasi untuk mencapai tujuan tertentu ... 88
Tabel 4. 29 Menggunakan informasi dengan isu terkait budaya, ekonomi, hukum dan sosial terkait penggunaan informasi ... 90
Tabel 4. 30 Angkatan 2015 ... 91
Tabel 4. 31 Angkatan 2016 ... 92
Tabel 4. 32 Angkatan 2017 ... 93
Tabel 4. 33 Rekapitulasi Angkatan ... 94
Tabel 4. 34 Rekapitulasi kemampuan mahasiswa ... 95
xiii B. Surat Izin Penelitian
C. Surat Ganti Judul D. Kuesioner Penelitian E. Jawaban Respoden F. Hasil Uji Validitas G. Hasil Uji Reliabilitas
1 A. Latar Belakang Masalah
Alvin Toffler merupakan penulis dan futurolog Amerika. Toffler populer karena teorinya yang mengatakan bahwa peradaban manusia dibagi menjadi tiga gelombang, antara lain gelombang masyarakat pertanian, industri, dan informasi. Setiap gelombang memiliki masa yang ditandai dengan perubahan kebutuhan oleh manusia. Sekitar tahun 1970-an dipercaya sebagai awal gelombang masyarakat informasi. Pada fase ini masyarakat menjadikan informasi sebagai salah satu kebutuhan utama dalam hidup mereka, sehingga muncul sebutan masyarakat informasi.
Masyarakat informasi berbeda dengan masyarakat industri maupun agraris.
Secara tersirat masyarakat informasi ditandai oleh penggunaan komputer dan media elektronik lain, serta media audio visual. Menurut Masuda seperti yang dikutip oleh Dwi Ratna, masyarakat informasi direalisasikan melalui revolusi perkembangan teknologi komputer.1 Perkembangan teknologi tersebutlah yang memicu hadirnya informasi dalam bentuk digital yang kemudian dalam penyebarannya dimudahkan dengan adanya internet.
Keberadaan internet tentu membawa banyak keuntungan untuk masyarakat, tidak terkecuali untuk mahasiswa dalam memenuhi tugas perkuliahan maupun tugas akhir. Meski demikian internet dapat pula
1Dwi Ratna, dkk, “Peranan Teknologi Komunikasi Dalam Menciptakan Masyarakat Informasi di Indonesia,” Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 1 No. 1 (2004) h. 74.
merugikan penggunanya. Internet ibarat lautan lepas, luas dan menyimpan banyak misteri. Internet menyerap setiap informasi yang diunggah oleh siapa saja, dengan demikian memungkinkan informasi yang disebarkan tidak memiliki sumber pertanggung jawaban yang jelas. Di internet sebuah tulisan bisa saja dibuat oleh peneliti, dosen, pengacara, ibu rumah tangga, maupun siswa sekolah dasar pun menengah. Maka dari itu pengguna internet harus memiliki kemampuan literasi informasi agar tidak mudah terkelabui.
Literasi informasi menurut American Library Association (ALA) adalah seperangkat kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk mengidentifikasi informasi yang diperlukan, dan memiliki kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif.2 Menurut Chartered Institute of Library and Information Professionals (CILIP) literasi informasi merupakan mengetahui kapan dan mengapa kita membutuhkan informasi, kemana harus mencarinya dan bagaimana mengevaluasinya, menggunakan dan mengkomunikasikannya dengan penuh etika.3
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa literasi informasi adalah kemampuan seseorang dalam menelusuri ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dalam waktu singkat dan dengan keakuratan yang baik. Kemampuan ini sangat diperlukan oleh masyarakat informasi dalam menunjang kebutuhan mereka.
2Muhammad Azwar Muin, Information Literacy Skills: Strategi Penelusuran Informasi Online (Makassar: Alauddin University Press, 2014), h. 9.
3CILIP, “Informastion Literacy,” diakses 6 Mei, 2018, <http://cilip.org.uk/cilip.>
Dalam Islam pun telah dijelaskan bahwa perlunya teliti sebelum mengabarkan sesuatu. Tertulis dalam firman Allah SWT. dalam QS. Al- Hujuraat yang berbunyi:
اوُحِبْصُتَف ٍةَلاَهَجِب اًم ْوَق اوُبي ِصُت ْنَأ اوُنَّيَبَتَف ٍإَبَنِب ٌقِساَف ْمُكَءاَج ْنِإ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّيَأ اَي ٰىَلَع
َنيِمِداَن ْمُتْلَعَف اَم
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."
(Q.s. Al-Hujuraat : 6)4
Dari ayat di atas jelaskan bahwa sebagai orang yang beriman haruslah memeriksa kembali dengan teliti suatu informasi yang diterima sehingga tidak menimbulkan kontroversi dan untuk menghindari musibah.Terutama mahasiswa yang merupakan kalangan akademisi yang lebih sering menggunakan internet sebagai sumber informasi dalam menyelesaikan tugas perkuliahan maupun tugas akhir.
Prodi Ilmu Hukum merupakan salah satu prodi yang ada di Fakultas Syariah dan HukumUIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Prodi Ilmu Hukum memiliki 2 bidang konsentrasi dan 1 konsentrasi yang baru ada pada tahun ajaran 2018/2019. Konsentrasi tersebut yaitu, Hukum Bisnis, Hukum Kelembagaan Negara dan Praktisi Hukum, dengan jumlah mahasiswa 443 dalam tiga tahun terakhir. Salah satu tujuan yang hendak dicapai dari Prodi Ilmu Hukum yaitu, menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki daya analitis dan kreatif dalam memecahkan permasalahan-permasalahan hukum
4“Al Hujurat Ayat 6,” Tafsir AlQuran Online, diakses Juli 28, 2018,
<https://tafsirq.com/topik/al+hujurat+ayat+6>
yang timbul di masyarakat. Selain itu menjurus kepada SK Mendiknas No.
232/U/2000 yang menyatakan bahwa salah satu kualifikasi lulusan program sarjana adalah menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang keahlian tertentu sehingga dapat menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada pada bidang keahliannya.5
Namun berdasarkan observasi awal penulis, terdapat mahasiswa yang masih kebingungan dalam mencari informasi di internet untuk tugas perkuliahan. Kebanyakan dari mereka masih menggunakan penelusuran dengan mesin pencari Google namun tidak disertai dengan penyaringan informasi yang baik. Penggunaan situs web tidak berbayar seperti Blogspot, Wikipedia,Wordpress, dan sebagainya masih jadi sumber mereka dalam memenuhi kebutuhan informasi. Bahkan salah satu informan dengan percaya diri mengatakan bahwa informasi yang mereka butuhkan mereka ambil dari mana saja tanpa menelusuri sumber referensinya.
Selain itu penulis juga mencermati daftar pustaka pada skripsi mahasiswa S1 Prodi Ilmu Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lulusan tahun 2015-2017. Penggunaan sumber dari Blogspot dan Wordpress cukup sering digunakan oleh mahasiswa. Terlepas dari sumber referensi yang digunakan oleh penulis blog tersebut, penggunaan sumber Blogspot dan Wordpress oleh mahasiswa dalam karya ilmiah akan menimbulkan kesangsian dari beberapa pihak.
5Muhammad Azwar Muin, Information Literacy Skills: Strategi Penelusuran Informasi Online, h. 17.
Berdasarkan penjabaran di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kemampuan literasi informasi secara onine oleh mahasiswa Prodi Ilmu Hukum dalam memperoleh informasi untuk memenuhi tugas perkuliahan. Maka dari itu penulis mengambil judul:
“Kemampuan Literasi Informasi secara Online pada Mahasiswa Prodi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Agar pembahasan pada penelitian ini tidak terlalu meluas maka penulis membuat batasan dan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas maka penulis memfokuskan masalah penelitian pada tingkat kemampuan literasi informasi secara online oleh mahasiswa aktif dari tahun 2015 sampai dengan 2017 Prodi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi tugas perkuliahan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis membuat rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, bagaimana kemampuan literasi informasi secara online pada mahasiswa Prodi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menurut standar literasi ACRL? Dan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam menetapkan kebutuhan informasi yang dibutuhkan?
b. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam menemukan informasi secara efektif dan efisien?
c. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi informasi dan sumber informasi secara kritis?
d. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam menggunakan informasi untuk suatu tujuan?
e. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam menggunakan informasi terkait isu budaya, ekonomi, dan sosial?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini tentu memiliki tujuan dan manfaat yang hendak dicapai.
Tujuan dan manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini antara lain: untuk mengetahui kemampuan literasi informasi secara online pada mahasiswa Prodi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menurut standar ACRL.
2. Manfaat Penelitian
Ada pun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Secara teoritis, penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan untuk peneliti selanjutnya terutama penelitian terkait kemampuan literasi informasi oleh mahasiswa. Selain itu
juga menjadi sebuah nilai tambah khasanah pengetahuan ilmiah dalam bidang Ilmu Perpustakaan.
b. Secara praktis, bagi Prodi Ilmu Hukum hasil penelitian ini memberikan referensi dalam peningkatan kemampuan literasi informasi.
D. Penelitian Terdahulu
Tema mengenai kemampuan literasi informasi sebelumnya telah diteliti oleh beberapa peneliti, di antaranya:
1. Penelitian berjudul Kemampuan Literasi Pemustaka di UPT Perpustakaan Daerah Jawa Tengah oleh Faizza Ummu Uula dan Sri Ati Suwanto, merupakan penelitian untuk Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol. 4 No. 2 tahun 2015. Penelitian oleh Faizza dan Sri Ati ini memiliki kesamaan dengan penulis dalam kesamaan tema dan tujuan yaitu untuk mengetahui kemampuan literasi informasi.
Perbedaan terletak pada jenis pendekatan dan metode penelitian yang diambil. Faizza dan Sri Ati menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Sedangkan penulis menggunakan pendekatan kuantitatifdengan pendekatan deskriptif. Perbedaan lain adalah pada jenis tempat penelitian.
Faizza dan Sri Ati mengambil tempat penelitian di perpustakaan umum, sedangkan penulis mengambil penelitian pada mahasiswaProdi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Penelitian yang bertema kemampuan literasi informasi juga pernah diteliti oleh mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Denisya Awaliyah dengan judul Kemampuan Literasi Informasi Siswa di SMAIT Nurul Fikri Depok. Penelitian Denisya dalam bentuk skripsi ini dilakukan pada tahun 2015. Persamaan oleh peneliti adalah pada tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kemampuan literasi informasi suatu objek.
Perbedaan terletak pada jenis pendekatan yang diambil.
Denisya menggunakan pendekatan kualitatif. Denisya juga menggunakan model literasi The Big6 untuk pengukuran literasi, sedangkan penulis menggunakan standar ACRL. Jenis lokasi penelitian pun berbeda. Denisya mengambil penelitian di Sekolah Menengah dengan informan siswa, guru, pustakawan dan wakil kepala sekolah. Sedangkan penulis mengambil objek mahasiswa Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Definisi Istilah
Definisi istilah yang ada pada penelitian ini yaitu:
1. Kemampuan: Kesanggupan seseorang dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu
2. Literasi Informasi: Kemelekan informasi
3. Mahasiswa ProdiI lmu Hukum: Sekelompok orang yang mendalami ilmu tentang Ilmu Hukum
F. Sistematika Penulisan
Agar bahasan bab demi bab terjalin secara sistematis, maka penulis membaginya dalam lima bab, adapun urutannya adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini dikemukakan latar belakang penelitian, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu, definsi istilah, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
Bab ini menjelaskan teori-teori yang berasal dari kajian pustaka yang memiliki kaitan dengan kemampuan literasi informasi secara online oleh mahasiswa.
Literatur yang diambil berkaitan dan penelitian yang relevan dengan topik penelitian meliputi: pengertian, buku pedoman, dan seterusnya.
Bab III Metodologi Penelitian
Bab ini menjabarkan tentang jenis dan pendekatan penelitian, metode penelitian, sumber data, keterangan mengenai populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, uji validitas dan reliabilitas, dan keterangan waktu dan tempat penelitian.
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Dalam bab ini membahas mengenai gambaran secara umum ProdiI lmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil temuan penelitian dan pembahasan mengenai kemampuan literasi informasi mahasiswa Prodi Ilmu Hukum.
Bab V Penutup
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran dari penulis atas permasalahan yang diteliti.
11 A. Informasi dan Internet
1. Informasi
Menurut Teskey dalam Sri Ati menyebutkan bahwa makna dari informasi adalah kumpulan data yang terstruktur dalam bentuk lisan, surat kabar, video, dan bentuk lain yang kemudian dapat dikomunikasikan.6
UU No. 14 tahun2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dalam Sri Ati menyebutkan:
Bahwa informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, serta tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data fakta, maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi serta komunikasi secara elektronik maupun non-elektronik.7
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data yang telah diolah dan memiliki arti atau nilai bagi pemakai dan dapat digunakan untuk membantu mengambil suatu keputusan bagi pemakai tertentu.
Informasi kemudian dikemas dalam berbagai bentuk, tercetak maupun elektronik. Informasi tercetak difasilitasi oleh penerbit dan
6Sri Ati and dkk, Modul Dasar-Dasar Informasi: Pengantar Konsep Informasi, Data, Dan Pengetahuan (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, n.d.), h. 1.5.
7Sri Ati and dkk, h. 1.5.
percetakan. Informasi yang dikemas dalam bentuk elektronik dapat dilakukan oleh siapa saja yang memiliki data dan kemampuan mengalih media sebuah informasi. Informasi kemudian didistribusikan melalui instansi, lembaga, atau pun unit yang bergerak dibidang informasi seperti perpustakaan, sekolah, museum, perguruan tinggi, maupun internet agar sampai dan dapat dimanfaatkan oleh pengguna dan masyarakat.
2. Sumber Informasi
Dalam konteks perpustakaan terdapat beberapa sumber informasi yang dapat dikenali. Menurut Singh dalam Ulpah, sumber informasi dapat dikelompokan ke dalam dua kategori, yaitu:8
1) Sumber dokumenter, yaitu informasi yang didokumentasikan atau sumber informasi tertulis dan terekam. Sumber dokumenter selanjutnya dikelompokan sebagai sumber informasi primer, sekunder, dan tersier.
1) Sumber informasi primer merupakan sumber informasi original atau karya asli yang menyajikan hasil pemikiran penulis pertama. Sumber asli yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan penulis. Contohnya, jurnal, laporan penelitian, tesis, disertasi, dokumen pemerintah, prosiding, standar, dan paten.
8Ulpah Andayani, Dasar-Dasar Organisasi Informasi (Jakarta: UIN Press, 2016), h. 19.
2) Sumber informasi sekunder merupakan bentuk ringkas dari sumber informasi primer atau dapat pula olahan dari informasi primer. Tujuannya untuk memudahkan penyerapan informasi. Contoh dari sumber informasi sekunder adalah, indeks dan abstrak, koleksi referensi (kamus dan ensiklopedia), tinjauan perkembangan, buku, monograf, serta jurnal atau majalah yang secara khusus menginterpretasikan dan mengulas perkembangan yang dilaporkan dalam literatur primer.
3) Sumber informasi tersier merupakan sumber informasi yang tidak mengandung ulasan mengenai subjek atau disiplin ilmu, namun memberikan informasi mengenai informasi primer dan sekunder. Contohnya adalah, direktori, buku tahunan, manual, daftar bibliografi, panduan literatur, buku panduan.
2) Sumber non dokumenter, adalah sumber informasi yang tidak tercetak maupun terekam. Misalkan informasi dalam bentuk komunikasi lisan (oral) atau kata-kata (verbal). Sumber non dokumenter kemudian dibagi menjadi informasi formal dan informal.
1) Informasi formal, adalah informasi yang berasal dari lembaga riset, lembaga pemerintah, lembaga penelitian, masyarakat
profesional dan ilmiah. Contohnya, informasi yang didapat dari radio, dan TV.
2) Informasi informal, adalah hasil diskusi atau percakapan perorangan dengan para ahli dan perbincangan dalam suatu konferensi. Contohnya, percakapan pada telepon dan forum diskusi.
Diagram 2. 1 Jenis Sumber Informasi
3. Nilai Informasi
Menurut Burch dan Strater dalam Gordon B. Davisseperti yang dikutip oleh Sri Ati, informasi akan menjadi bernilai, semakin formal, dan ideal bila didasarkan pada sepuluh sifat ini:9
1) Accesibility, artinya kemudahan dalam diperolehnya keluaran informasi.
2) Comprehensivness, yaitu kelengkapan informasi. Kelengkapan tidak berdasarkan volumenya, namun juga output informasinya.
9Sri Ati, dkk, Modul Dasar-Dasar Informasi: Pengantar Konsep Informasi, Data, Dan Pengetahuan, h. 1.6.
3) Accuracy, yaitu mengenai tingkat kesalahan pada output informasi.
4) Appropriateness, yaitu seberapa jauh informasi dengan kecocokan para pengguna. Artinya informasi harus berhubungan dengan masalah.
5) Timeliness, sifat ini berkaitan dengan waktu yang dilalui dan yang lebih singkat pada saat diperolehnya informasi.
6) Clarify, artinya informasi bebas dari istilah-istilah yang tidak dipahami dengan kata lain informasi mudah dipahami.
7) Flexibility,artinya informasi yang dikeluarkan mudah disesuaikan.
8) Verifiability, artinya dapat dibuktikan, yaitu kemampuan beberapa pengguna informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
9) Freedom from bias, artinya tidak ada prasangka.
10) Quantiable, artinya dapat diukur. Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan pada sistem informasi formal.
4. Penelusuran Informasi
Penelusuran dalam KBBI memiliki makna penelaahan yang juga memiliki arti proses atau cara.10 Penelusuran informasi merupakan proses dalam menemukan sebuah informasi melalui cara temu kembali informasi. Penelusuran informasi dapat menggunakan dua acara, yaitu:
10Kamus Besar Bahasa Indonesia, n.d.
1) Penelusuran manual, yaitu penelusuran tanpa bantuan alat elektronik. Misalkan dengan buku indeks, buku katalog, atau melalui bibliografi.
2) Penelusuran automatis, yaitu penelusuran dengan bantuan alat elektronik dan memerlukan akses ke pangkalan data (database).
Dalam mencari informasi tentu perlu ada langkah-langkah dalam penelusuran informasi. Terdapat beberapa langkah dalam proses pencarian informasi yang relevan, kredibel, dan mutakhir, di antaranya:11
a. Mengetahui kebutuhan informasi yang kita butuhkan berdasarkan rumusan masalah serta mengetahui sumber-sumber informasi yang relevan dengan informasi yang dicari.
b. Mengidentifikasi alat penelusuran yang relevan dengan informasi yang kita butuhkan. Alat penelusuran informasi di antaranya, kartu katalog, perpustakaan, sarana pencarian di internet.
c. Menyusun strategi penelusuran yang efektif dan efisien dengan mempertimbangkan alat bantu untuk mencari informasi.
5. Internet
Internet pertama kali dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika pada tahun 1969. Awalnya bernama ARPANET namun seiring
11Diao Ai Lien, dkk, 7 Langkah Knowledge Management (Jakarta: Universitas Atma Jaya, 2008), h. 39–40.
perkembangannya pada tahun 1990 ARPANET diubah menjadi internet.12 Internet merupakan jaringan komputer yang sangat besar dan terdiri atas jutaan perangkat komputer yang semuanya terhubung melalui suatu protokol tertentu dan kemudian terjadi pertukaran informasi di antara jaringan tersebut. Transmission Control Protocol/Internet Protocol atau yang biasa disebut TCP/IP merupakan protokol yang dilalui oleh semua komputer yang terhubung di internet. Melalui internet sumber informasi menjadi tanpa batas dan aktual dan kemudahan akses membuat pengguna lebih memilih internet untuk mendapatkan informasi.
Dalam memanfaatkan internet pengguna diharapkan memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam menelusuri informasi karena informasi yang ada di dalam internet beragam bentuknya. Bentuk informasi di internet dapat berupa: a) Teks, b) Indeks, c) Suara, d) Gambar, e) Video, f) Berita, dan lain sebagainya.13
Komponen yang terdapat dalam internet membantu memberikan kinerja maskimal dari internet, berikut merupakan komponen dalam internet:14
a. ISP yaitu Internet Service Provider merupakan instansi penyedia layanan jasa sambungan ke internet seperti koneksi ke layanan internet, pendaftaran nama hosting dan domain. ISP mempunyai
12A Darmawan, “Sejarah Internet,”, 2012 Pendidikan Sejarah Vol.12 No.12, h. 14
13Imam Budi Prasetiawan, “Keberaksaraan Informasi (Information Literacy) Bagi SDM Pengelola Perpustakaan Di Era Keterbukaan Informasi,” 2011, h. 7,
<eprints.rclis.org/17553/Keberaksaraan_Informasi__Information_Literacy__bagi_SDM_Pe ngolahan_Perpustakaan_mei_2011.pdf.>
14Muhammad Azwar Muin, Information Literacy Skills: Strategi Penelusuran Informasi Online, h. 30-34.
jaringan domestik dan internasional. Penyedia jasa internet diatur oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).
b. FTP yaitu File Transfer Protocol merupakan sebuah jaringan komputer untuk transfer data antar komputer melalui jaringan internet. FTP biasanya digunakan untuk menginstal software untuk sebuah web server atau menyalin file sehingga web server tersebut tersedia pada situs web. Dengan begitu pengguna lain dapat mengunduh file pada situs web tersebut.
c. Web merupakan kependekan dari World Wide Web yang merupakan sumber daya internet yang paling populer. Web menggunakan protokol yang disebut http (Hypertext Transfer Protocol). Http merupakan metode yang mengkaitkan suatu hubungan (link) pada suatu dokumen yang memungkinkan pengguna internet menelusuri informasi dari berbagai dokumen.
Kemudian ada istilah situs web, yaitu sebuah situs yang mengandung lokasi dan domain dari suatu instansi. Misalkan situs milik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu www.uinjkt.ac.id. Situs tersebut menyatakan domainac. yang merupakan kependekan dari academy. Hal tersebut mengandung makna bahwa domain tersebut berisi informasi mengenai akademi tertentu. Id merupakan kode negara untuk Indonesia, yang mengartikan lokasi dari situs tersebut ada di Indonesia.
d. Browser, merupakan aplikasi yang digunakan untuk menelusuri informasi di internet. Browser yang sering digunakan oleh masyarakat adalah Mozilla Firefox, Google Chrome, Opera.
6. Evaluasi Sumber Informasi di Internet
Di internet sumber informasi lebih banyak dari pada sumber informasi yang tercetak. Informasi di internet terus bertambah tanpa ada sistem “weeding” atau penyiangan informasi. Situs-situs untuk menyebar luaskan informasi pun beragam, ada situs resmi lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, maupun situs gratisan untuk sekedar menuangkan opini pribadi (Blogspot, Blogger, Wordpress, Tumblr,dll). Untuk mendapatkan informasi yang berkualitas dan terpercaya di internet tentu harus ada evaluasi terhadap sumber informasi. Menurut Environmental Education and Training Partnership (EETAP) dalam Proboyekti, evaluasi sumber informasi di internet dapat dilihat dari:
a. Authority (Penulis)
Kita perlu mengetahui siapa yang menulis informasi tersebut.
Ketahui latar belakang penulis bila perlu.
b. Audience (Pembaca)
Perlunya tahu siapa target yang ditujukan oleh penulis informasi tersebut. Bisa jadi informasi berisi informasi random (acak) dan bukan khusus satu bidang keilmuan.
c. Context/Coverage (Kelengkapan dan Kedalaman Isi)
Informasi yang disampaikan atau yang tertulis lengkap tanpa menimbulkan pertanyaan atau bias.
d. Accuracy (Informasi dapat diverifikasi)
Pada situs yang berisi informasi juga disertakan daftar pustaka atau daftar referensi yang kemudian bisa di-cross check untuk mengetahui kebenarannya.
e. Currency (Informasi relevan dan terkini)
Antara isi informasi dan penulis informasi harus ada relevansi.
Bahwa yang menulis informasi memang ahli dibidangnya dan informasi yang disampaikan terkini.15
7. Penelusuran Informasi di Internet
Internet memiliki berbagai fasilitas dalam memudahkan penggunanya menemukan informasi. Dengan tersedianya fasilitas tersebut diharapkan pengguna mampu mendapatkan informasi yang relevan serta akurat. Beberapa fasilitas yang disediakan di internet adalah:
a. Booelan Query, yaitu pencarian menggunakan metode AND, OR, NOT. AND digunakan apabila kita mencari informasi yang terdiri lebih dari satu kata. OR digunakan untuk mencari informasi yang digunakan oleh salah satu istilah. NOT
15 Umi Proboyekti and Dhian Agustin Widyaningrum, “Identifikasi Kriteria Evaluasi Sumber Informasi Untuk Kebutuhan Akademik Mahasiswa,” FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UKDW, 2015, h. 10.
digunakan untuk pencarian sumber informasi yang mengandung satu makna tanpa makna lainnya.16
b. Proximity Searching, yaitu fasilitas yang memungkinkan pencarian informasi dengan membolak-balik kata dari kata kunci sehingga menghasilkan hasil yang luas atau umum.17
c. Limiting Searching, yaitu fasilitas yang digunakan untuk membatasi pencarian pada ruas tertentu.18
d. Truncation, yaitu fasilitas untuk memenggal kata kunci menggunakan simbol-simbol, seperti (#, ?, &, dsb).19
e. String Searching, yaitu proses pencocokan karakter istilah pada kata kunci pada karakter istilah yang ada pada basis data, yang sering kali belum terindeks.20
Pencarian informasi harus efektif dan efisien sehingga membutuhkan strategi dalam penelusuran informasi. Berikut adalah strategi yang bisa dilakukan dalam pencarian informasi melalui internet mau pun data:21
a. Pencarian melalui kata kunci, judul, pengarang, dan sebagainya yang memiliki nilai keunikan tinggi terkait informasi yang dibutuhkan.
16Muhammad Azwar Muin, h. 88.
17G.G Chowdhury and Sudatta Chowdhury, Introduction to Digital Libraries (London:
Facet Publishing, 2007), h. 190.
18G.G Chowdhury and Sudatta Chowdhury, h. 190.
19G.G Chowdhury and Sudatta Chowdhury, h. 189.
20Muhammad Azwar Muin, h. 88.
21Diao Ai Lien, dkk, 7 Langkah Knowledge Management, h. 41.
b. Pengoperasian Boolean (AND, OR, NOT). Dengan menggunakan strategi ini memungkinkan kita mendapatkan hasil yang lebih luas atau malah lebih sempit.
c. Penggunaan tanda (“) merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mencari sumber informasi yang mengandung frasa.
d. Pemotongan kata merupakan strategi untuk mendapat hasil yang lebih luas. Hasil yang lebih luas tentu memiliki kegunaan sebagai perbandingan yang lebih luas.
8. Perilaku Kebutuhan Informasi
Wilson memberikan teori mengenai model perilaku kebutuhan informasi sebagai berikut:22
22TD Wilson, “Penulis Membandingkan Dengan Teori Wilson Dalam Variabel Hambatan Mengenai Karakteristik Sumber Informasi.,” Journal of Documentaation, Vol. 55 No. 3 (1995): h. 255-258.
f. Kebutuhan informasi
Seseorang sudah memiliki pemikiran mengenai kebutuhannya dan dapat dikatakan sudah memiliki gambaran akan informasi yang dicarinya.
g. Pengaktifan mekanisme pertama
Seseorang mulai berpikir bagaimana mendapakan informasi yang dibutuhkan.
h. Variabel hambatan
Pada tahap ini seseorang akan mengalami hambatan-hambatan dalam menemukan informasi, di antaranya:
1) Kondisi Psikologi Seseorang.
Bahwa seseorang yang sedang cemas akan memperlihakan perilaku yang berbeda dengan seseorang yang bergembira.
2) Demografis
Dapat diartikan sebagai kelas sosial mempengaruhi perilaku seseorang. Contohnya seseorang dengan kelas sosial tinggi dan memiliki fasilitas untuk mengakses dengan internet akan berbeda perilakunya dengan yang tidak memiliki akses ke internet.
3) Peran Seseorang di Masyarakat
Dalam hal ini mengenai hubungan interpersonal. Seorang aktivis dan yang bukan aktivis akan berbeda dalam
bertanya, bersikap dan bertindak dalam kegiatan mencari informasi.
4) Lingkungan
Dalam hal ini lingkungan positif dan negatif. Mereka yang tumbuh dan besar di lingkungan positif tentu pola berpikir dan perilakunya akan berbeda dengan yang tinggal di lingkungan negatif.
5) Karakter sumber informasi
Karakter media yang digunakan dalam mencari dan menemukan informasi. Seseorang yang lebih sering mengakses informasi internet tentu akan berbeda dengan mereka yang jarang mengakses internet. Maka semakin sering menggunakan maka semakin ahli.
i. Pengaktifan mekanisme kedua
Seseorang mempertimbangkan resiko dan imbalan jika memperoleh informasi yang diinginkan.
j. Perilaku pencarian informasi
Pada tahap ini ada 4 perilaku yang dapat digambarkan mengenai perilaku pencarian informasi, di antaranya:
1) Perhatian pasif, di mana seseorang tidak bermaksud untuk mencari informasi. Contohnya, ketika mendengarkan radio ternyata mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
2) Pencarian aktif, di mana seseorang memang bertujuan mencari informasi.
3) Pencarian pasif, di mana seseorang mendapat inforamsi dari orang lain dan relevan dengan yang dibuthkan
4) Pencarian berlanjut, di mana pencarian terhadap informasi dilakukan secara terus-menerus. Melalui pencarian manual maupun automatis. Secara literatur maupun kepada nara sumber.
B. Literasi Informasi
1. Pengertian Literasi Informasi
Istilah literasi informasi dikemukakan oleh Paul G. Zurkowski.
Zurkowski menggunakan istilah ini untuk menggambarkan keterampilan serta teknik yang dimiliki seseorang yang literat informasi dalam memanfaatkan sejumlah saran literasi informasi. Lebih jauh, dijelaskan oleh Zurkowski bahwa orang-orang yang literat merupakan orang-orang yang terdidik dalam mengaplikasikan sumber-sumber informasi terhadap pekerjaan mereka. Konsep tersebut disampaikan dalam pertemuan The Nastional Commission on Libraries and Information Sciences (NCLIS).Kemudian selanjutnya kesepakatan definisi literasi informasi baru tercapai pada tahun 2005 ketika The International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA), UNESCO, dan Nation Forum for Information Literacy (NFIL) mengadakan pertemuan tingkat
tinggi Bibliotheca Alexandriana di Alexandria, Mesir. Hasil dari pertemuan itu muncul definisi literasi informasi sebagai berikut:23
Keaksaraan informasi mencakup pengetahuan tentang masalah dan kebutuhan informasi seseorang, dan kemampuan untuk mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, mengatur, dan secara efektif membuat, menggunakan dan menyampaikan informasi untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. Itu merupakan persyaratan untuk berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat informasi, dan merupakan bagian dari hak asasi manusia dari pembelajaran seumur hidup.
Literasi informasi menurut American Library Association (ALA) berdasarkan terjemahan bebas oleh penulis adalah seperangkat kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk mengidentifikasi informasi yang diperlukan, dan memiliki kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif.24 MenurutChartered Institute of Library and Information Professionals(CILIP) literasi informasi merupakan mengetahui kapan dan mengapa kita membutuhkan informasi, kemana harus mencarinya dan bagaimana mengevaluasinya, menggunakan dan meng- komunikasikannya dengan penuh etika.25
Sedangkan menurut SNI Bidang Perpustakaan dan Kepustakawanan 7330:2009 Perpustakaan Perguruan Tinggi mengartikan literasi informasi sebagai kemampuan untuk mengenal kebutuhan informasi untuk memecahkan masalah, mengembangkan gagasan, mengajukanpertanyaan
23Arieni Deliasari dan Indah Kurnianingsih, “Analisis Kebutuhan Topik Pembelajaran Literasi Informasi Online Pada Perpustakaan Sekolah MAN Insan Cendekia,” Edulib, Vol.
7 No. 2 (2017): h. 97.
24ALA, “Information Literacy,” n.d.,<http://ala.org.>
25CILIP, “Information Literacy". <http://www.cilip.org.uk/cilip>, diakses pada 6 Mei 2018
penting, menggunakan berbagai strategi pengumpulan informasi, menetapkan informasi yang cocok, relevan dan otentik.26
Dapat disimpulkan bahwa literasi informasi merupakan kemampuan individu dalam menelusuri dan memahami suatu informasi menggunakan strategi pencarian dalam waktu sesingkat mungkin dan dengan tingkat keakuratan informasi yang baik.
2. Tujuan Literasi Informasi
Tujuan dari literasi informasi dimaskudkan untuk:
a. Memberi “bekal” keterampilan dan pengetahuan kepada pustakawan, pengajar, dan mahasiswa berupa alat bantu (tools) dan metode pencarian informasi yang termutakhir untuk mencari, mengevaluasi dan menggunakan dengan cepat dan tepat, berbagai informasi dalam berbagai bentuk atau format dari sumber tercetak dan elektronik.
b. Membekali para pengajar dengan alat bantu praktis untuk bisa mengurangi plagiarisme, ketidakjujuran akademik, dan penggunaan cut-and-paste dari sumber-sumber internet yang tidak sahih.27
26Perpustakaan Nasional RI, SNI: Standar Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan Dan Kepustakawanan (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h. 2.
27Utami Hariyadi, Keberaksaraan Dan Keterampilan Informasi: Musyawarah Nasional FPPTI, Seminar Ilmiah Dan Workshop FPPTI Mataram, 2006.
3. Manfaat Literasi Informasi
Menurut Gunawan, literasi informasi bermanfaat dalam persaingan era globalisasi sehingga pintar saja tidak cukup tetapi yang utama adalah kemampuan dalam belajar secara terus-menerus.28 Terdapat beberapa manfaat dari literasi informasi, di antaranya:29
a. Membantu dalam pengambilan keputusan
Literasi informasi berperan dalam membantu memecahkan persoalan. Kita harus mengambil keputusan ketika memecahkan masalah, sehingga dalam mengambil keputusan tersebut seseorang harus memiliki informasi yang cukup.
b. Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi pengetahuan
Kemampuan literasi informasi memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan seseorang menjadi manusia pembelajar. Semakin terampil dalam mencari, menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi, semakin terbukalah kesempatan untuk selalu melakukan pembelajaran sehingga dapat belajar secara mandiri.
c. Menciptakan pengetahuan baru
Suatu negara dikatakan berhasil apabila mampu menciptakan pengetahuan baru. Seseorang yang memiliki literasi informasi
28Diao Ai Lien, dkk, 7 Langkah Knowledge Management (Jakarta: Universitas Atma Jaya, 2008), h. 3.
29Adam, Literasi Informasi (Yogyakarta), 1, diakses 8 Juni , 2018,
<http://perpus.umy.ac.id/2009/02/19/literasi-informasi/>
akan mampu memilih informasi mana yang benar dan mana yang salah, sehingga tidak mudah saja percaya dengan informasi yang diperoleh.
American Library Association (ALA) menjelaskan bahwa dengan literasi informasi seseorang memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Menentukan informasi yang dibutuhkan b. Mengakses informasi secara efektif dan efisien c. Mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis d. Menyatukan informasi dalam suatu dasar pengetahuan
e. Menggunakan informasi secara efektif dalam mencapai tujuan tertentu
f. Memahami aspek ekonomi, hukum, dan masalah-masalah sosial melalui penggunaan informasi, serta mengakses dan menggunakan informasi sesuai etika dan hukum yang ada
Selain itu dalam bahan ajar yang disusun Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Tenaga Kependidikan. Penerapan literasi informasi penting karena:30
a. Literasi informasi merupakan sarana untuk mencapai tujuan hidup pribadi, sosial, pekerjaan dan pendidikan.
30Kementrian Pendidikan Nasional, Bahan Ajar Pelatihan Tenaga Perpustakaan (Jakarta:
Direktur Tenaga Kependidikan, 2010), h. 15.
b. Literasi informasi merupakan sarana untuk memecahkan masalah dengan memanfaatkan beragam sumber-sumber informasi sebagai hak asasi manusia untuk mejadi pembelajar seumur hidup.
c. Literasi informasi sebagai keterampilan menyaring informasi dalam kehidupan masyarakat berbasis informasi.
4. Literasi Informasi di Perguruan Tinggi
Berdasarkan SK Mendiknas No. 232/U/2000 menjelaskan bahwa salah satu kualifikasi untuk lulusan sarjana ialah menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang keahlian tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada dalam bidang keahliannya.31
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional 1989 pasal 4 menegaskan bahwa salah satu tujuan Pendidikan Nasional adalah membangun manusia yang memiliki kemampuan atau pun keterampilan dan pengetahuan yang luas, berkepribadian mantap dan mandiri.32 Maka dari itu instansi pendidikan dituntut untuk menghasilkan mahasiswa yang luas wawasannya.
31Muhammad Azwar Muin, Information Literacy Skills: Startegi Penelusuran Informasi Online, h. 17.
32Muhammad Azwar Muin, h. 18.
Selain itu berdasarkan KKNI 2014 seorang mahasiswa sarjana harus memiliki capaian yaitu:33
a. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya;
b. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur;
c. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni;
d. Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;
e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data;
f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya;
33Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, “Panduan Penyusunan: Capaian Pembelajaran Lulusan Prodi” (Kementerian Pendidikan Nasional, 2014),
<http://faperta.ugm.ac.id/>
g. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervise serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya;
h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri;
i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagias.
Untuk menghasilkan lulusan sesuai capaian KKNI seperti yang disebutkan di atas sudah sewajarnya mahasiswa menguasai kemampuan literasi informasi sehingga menjadi mahasiswa yang literat. Kemampuan menelusuri informasi di perguruan tinggi perlu ditingkatkan mengingat kebanyakan dari masyarakat belum siap menerima ledakan informasi.
Mahasiswa yang merupakan agen perubahan harus memimpin gerakan literat dan menjadi fluencer untuk masyarakat luas.
C. Standar Literasi Informasi ACRL
Association of College & Research Libraries (ACRL) merupakan salah satu divisi di American Library Association (ALA), dan merupakan divisi terbesar dengan jumlah anggota 11.000 orang pustakawan perguruan tinggi atau sama dengan 20% dari total anggota ALA. ACRL berkomitmen
untuk memajukan pemebelajaran dan akademik melalui standar kompetensi literasi informasi untuk perguruan tinggi.34
ACRL memiliki lima standar kompetensi literasi informasi untuk perguruan tinggi. Setiap standar kompetensi memiliki indikator kemampuan dan hasil pembelajaran, maka standar ini mampu digunakan untuk mengukur kemampuan literasi seseorang. Standar kompetensi tersebut, yaitu:
Tabel 2. 1 Standar Kompetensi ACRL 2000
No. Standar Kompetensi Indikator
1. Menetapkan kebutuhan informasi yang dibutuhkan
Mahasiswa mendefinisikan dan menyampaikan kebutuhan informasi- nya
Mahasiswa mengidentifikasi
berbagai jenis dan bentuk sumber informasi yang potensial
Mahasiswa mempertimbangkan biaya dan keuntungan yang diperoleh dari informasi yang dibutuhkan
Mahasiswa mengevaluasi kembali sifat dan batasan informasi yang dibutuhkan
2. Menemukan informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien
Mahasiswa memilih metode penelitiandan sistem temu kembali informasi yang paling tepat untuk mengakses informasi yang
34Muntashir, “Standar Kompetensi Literasi Informasi Mahasiswa Ilmu Perpustakaan Pada Perguruan Tinggi Agama Islam,” Jurnal Ilmu Perpustakaan & Informasi, Vol.1 No.1 (2016): h. 105.
dibutuhkan
Mahasiswa membuat dan
menerapkan strategi penelusuran yang efektif
Mahasiswa melakukan sistem temu kembali secara online atau melalui orang lain menggunakan berbagai metode
Mahasiswa memperbaiki strategi penelusuran jika diperlukan
Mahasiswa mengutip, mencatat dan mengolah informasi dan sumber- sumbernya
3. Mengevaluasi informasi dan sumber secara kritis dan menggabungkan beberapa informasi menjadi basis pengetahuan dan sistem nilai
Meringkas ide utama yang dikutip dari informasi yang dikumpulkan Mahasiswa menentukan dan menerapkan kriteria awal untuk mengevaluasi informasi dan sumber- sumbernya
Mahasiswa mampu mensintesis ide utama untuk membangun konsep baru
Mahasiswa membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuanlama untuk menentukan nilah tambah, kontradiksi, atau karakteristik informasi unik lainnya dari informasi
Mahasiswa menentukan apakah pengetahuan baru memberi dampak
terhadap sistem nilai individu dan mengambil langkah-langkah untuk menyatukan perbedaan
Mahasiswa membuktikan
pemahaman dan interpretasi informasi melalui diskusi dengan orang lain, ahli subjek tertentu, dan para praktisi
Mahasiswa menentukan bila pertanyaan perlu ditinjau ulang 4. Secara individu maupun
kelompok menggunakan informasi untuk mencapai tujuan tertentu
Mahasiswa menerapkan informasi baru dan yang lama untuk merencanakan dan menciptakan hasil Mahasiswa merevisi pengembangan proses suatu hasil
Mahasiswa mengkomunikasikan hasilsecara efektif kepada orang lain 5. Menggunakan informasi
dengan isu terkait budaya, ekonomi, hukum dan sosial terkait penggunaan informasi
Mahasiswa memahami isu-isu ekonomi, hukum dan aspek sosial mengenai informasi dan teknologi informasi
Mahasiswa mematuhi hukum, peraturan, kebijakan intitusi, dan etikayang berhubungan dengan pengaksesan dan penggunaan sumber informasi
Mahasiswa mengetahui penggunaan sumber-sumber informasi dalam mengkomunikasikan informasi
D. Kehukuman
Kehukuman merupakan ihwal mengenai hukum. Terdiri atas pengertian hukum, disiplin ilmu, sumber hukum, fungsi hukum, dan lain-lain.35
1. Pengertian Hukum dan Ilmu Hukum
Menurut Plato hukum merupakan peraturan yang tersusun baik, teratur dan dimaksudkan untuk mengikat masyarakat. Aristoteles berpendapat, hukum tidak hanya mengikat masyarakat tapi juga hakim.
Disiplin tentang hukum salah satunya adalah ilmu hukum. Ilmu hukum merupakan kumpulan dari berbagai cabang ilmu tentang pokok dalam hukum, sistematika hukum, dogmatik hukum serta perilaku yang berkaitan dengan hukum.36
Ilmu hukum secara khusus mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan kaidah-kadiah hidup, terutama yang berlaku pada masa kini.Pokok bahasan dalam ilmu hukum sangat luas, meliputi hal-hal yang filsafat, sosiologis, historis, maupun komponen- komponen analitis dari teori hukum.37
35Kamus Besar Bahasa Indonesia. diakses pada 14 Agustus 2018.
<https://kbbi.kemdikbud.go.id>
36Theresia Ngutra, “Hukum Dan Sumber-Sumber Hukum,” Jurnal Supremasi, Vol. 11 No.
2 (2016): h. 208.
37Mujar Ibnu Syarif dan Kamarusdiana, Pengantar Ilmu Hukum (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 4–5.
2. Sumber Hukum
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai pedoman. Sumber hukum di antaranya:38
a. Sumber Hukum Materiil
Yaitu sumber hukum yang menentukan isi suatu peraturan atau kaidah hukum yang mengikat setiap individu. Sumber hukum materiil berasal dari perasaan hukum masyarakat, pendapat umum, kondisi sosial-ekonomi, hasil penelitian ilmiah, tradisi, agama, moral, perkembangan internasional, geografis, dan politik hukum.
b. Sumber Hukum Formil
Yaitu hukum yang bersifat baku atau formal. Sumber hukum formil berasal dari: Undang-Undang, kebiasaan, traktat, yurisprudensi, doktrin, dan hukum agama.
3. Tujuan Hukum
Hukum memiliki tujuan sebagai berikut:39
a. Teori Etis, yaitu teori yang menjelaskan tujuan hukum untuk mewujudkan hukum seadil mungkin.
b. Teori Utilitis, yaitu teori yang menjelaskan tujuan hukum untuk kebahagian masyarakat.
38Theresia Ngutra, “Hukum Dan Sumber-Sumber Hukum,” Jurnal Supremasi, Vol. 11 No.
2 (2016): h. 210.
39Theresia Ngutra, h. 206.
c. Teori Gabungan, yaitu teori yang menjelaskan bahwa hukum tidak hanya berfokus pada keadilan semata, namun juga kemanfaatan, ketertiban, kemakmuran, ketenangan.
4. Fungsi Hukum
Dalam melaksanakan peranannya di tengah masyarakat, hukum memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu:40
a. Penertiban masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup b. Penyelesaian pertikaian
c. Memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan-aturan, jika perlu dengan kekerasan
d. Pengaturan atau memelihara dan mempertahankan hal tersebut e. Pengubahan tata tertib dan aturan-aturan dalam rangka
penyesuaian pada kebutuhan-kebutuhan dari masyarakat
f. Pengaturan tentang pengubahan tersebut. Hukum harus mewujudkan fungsi-fungsi tersebut di atas, agar dapat memenuhi tuntunan keadilan
5. Perbuatan Melawan Hukum
Pasal 1365 KUH Perdata berbunyi “Tiap perbuatan melanggar hukum, Yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya menertibkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.” Perbuatan melawan hukum sebelum tahun 1919
40Mujar Ibnu Syarif and Kamarusdiana, Pengantar Ilmu Hukum, h. 40.
diartikan dengan perbuatan melanggar Undang-Undang, namun setelah tahun 1919, kegiatan melawan hukum adalah:41
a. Mengganggu hak orang lain;
b. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pembuat atau si pelaku;
c. Bertentangan dengan kesusilaan;
d. Bertentangan dengan ketelitian, keseksamaan atau kecermatan yang harus diperhatikan dalam pergaulan masyarakat terhadap tubuh atau benda lain.
6. Bidang Keahlian Ilmu Hukum
Hukum merupakan landasan terhadap suatu hal. Hukum memiliki beragam jenis. Menurut sumbernya hukum terdiri atas, hukum Undang- Undang, hukum adat, hukum traktat, hukum yursiprudensi, dan hukum doktrin. Dalam mengatur dan menegakan suatu hukum tentu ada orang- orang yang berperan di dalamnya. Terdapat empat pilar dalam penegakan hukum di Indonesia yaitu, Penyidik (Kepolisian), Penuntut (Kejaksaan), Hakim (Pengadilan), dan Advokat (Penasihat Hukum), atau dikenal dengan istilah catur wangsa.42 Ke-empat profesi tersebut merupakan profesi dengan tingkat resiko yang tinggi, karena berkaitan langsung dengan keberlangsungan hidup masyarakat. Di antara catur
41Mujar Ibnu Syarif and Kamarusdiana, h. 22.
42Gress Selly, “Profesi Advokat Sebagai Officium Nobile: Ide Model Pendidikan Profesi Advokat Yang Mengkombinasi Kecerdasan Emosional Dan Intelektual Sebagai Bagian Dari Penegak Hukum,” Jurnal Lex Librum, Vol. 3 No. 2 (2017) h.503.
wangsa di atas, jaksa, hakim, dan advokat merupakan output yang idealnya dihasilkan oleh Prodi Ilmu Hukum. Orang-orang dengan profesi penegak hukum atau pun calon penegak hukum (mahasiswa ilmu hukum) harus memiliki keahlian dalam menganalisa perkara.
a. Profesi Hukum
Berikut merupakan wewenang dan tugas profesi hukum serta keahlian yang diharapkan dimiliki setiap penegak hukum maupun calon penegak hukum, di antaranya:
1) Penuntut (Kejaksaan)
Pada Undang-Undang No.16 tahun 2004 tentang Kejaksaan RI sebagai lembaga yang melaksanakan kekuasaan Negara dibidang penuntutan harus melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya secara merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya.43
Menurut UU No. 16 tahun 2004 pasal 30, kejaksaan memiliki wewenang untuk melakukan penuntutan, melaksanakan penetapan hakim, melakukan pengawasan, melaksanakan penyidikan kasus pidana tertentu, melengkapi berkas perkara. Salah satu tugas penting
43Sholihuddin, “Pelanggaran Etika Profesi Jaksa Ditinjau Dari Hukum Positif Dan Hukum Islam” (University of Muhammadiyah Malang, 2016): h. 1,
<http://eprints.umm.ac.id/34082/.>