• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Buku Sebagai Media Dakwah Bil Qolam

2. Buku Sebagai Media Bil Qolam

Media ialah alat atau wahana yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Untuk itu komunikasi bermedia (mediated communication) adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikator yang jauh tempatnya, dan atau banyak jumlahnya.16

Ditinjau dari segi dakwah, media dakwah disebut dengan wasilah.

Wasilah atau media dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah berupa ajaran islam kepada mad’u. Media dakwah dapat diartikan pula sebagai media atau instrument yang digunakan

16 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 104

sebagai alat untuk mempermudah sampainya pesan dakwah kepada mad’u.

Media ini bisa dimanfaatkan oleh da’i untuk menyampaikan dakwahnya baik yang dalam bentuk lisan atau tulisan.17

Untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah. Di dalam buku Manajemen Dakwah karya Munir dan Wahyu Ilaihi, Hamzah Ya’qub membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu : lisan, tulisan, lukisan, audiovisual, dan akhlak.

a. Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya.

b. Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat kabar, surat-menyurat (korespondensi), spanduk, dan sebagainya.

c. Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan sebagainya.

d. Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indra pendengaran, penglihatan, atau kedua-duanya, seperti telivisi, film slide, OHP, internet, dan sebagainya.

e. Akhlak yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat dan didengarkan oleh mad’u.18

Sedangkan jika dilihat dari segi penyampaian pesan, media dakwah diabgi menajdi tiga golongan. Yang pertama yaitu The spoken words (berbentuk ucapan). Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang

17 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal. 9

18 Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 32

mengeluarkan bunyi, seperti telepon, radio, dan lain-lain. Yang kedua yaitu The printed writing (berbentuk tulisan), termasuk di dalamnya adalah barang- barang cetak, gambar-gambar tercetak, lukisan-lukisan, tulisan-tulisan, buku, surat, majalah, dan lain sebagainya. Dan yang ketiga The audiovisual (berbentuk gambar hidup), yaitu merupakan penggabungan dari kedua golongan di atas, yang termasuk dalam ketegori ini adalah film, video, DVD, CD, dan sebagainya.19

Untuk mencapai sasaran dalam dakwah, pemimpin maupun ulama dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan dakwah yang akan disampaikan serta teknik dakwah yang akan digunakan. Mana yang terbaik dari sekian media dakwah itu tidak dapat ditegaskan dengan pasti sebab masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Salah satu media dakwah yang sering diterapkan ialah melalui tulisan.

Salah satu ulama yang menerapkan dakwah melalui tulisan ini ialah Hamka.

Hamka merupakan pendakwah multidimensi, yang tidak hanya berdakwah melalui lisan, namun juga tulisan-tulisan seperti buku, majalah, novel, dan sebagainya. Salah satu yang paling banyak ditulis Hamka melalui dakwah media tulisan berupa buku.

Buku umumnya menarik minat mereka yang berpendidikan relatif tinggi, atau yang memerlukan sesuatu yang lebih serius atau mendalam dari pada isi media lain. Berbagai studi menunjukkan bahwa minat terhadap buku

19 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 107

berbanding lurus dengan tingkat pendidikan. Jika tingkat pendidikan formal turun, demikian pula dengan minat terhadap buku. Pengaruh pendidikan ini lebih kuat daripada pengaruh usia, tingkat pendapatan, atau tempat tinggal.20

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Pecinta buku biasanya disebut bibliofil atau kutu buku. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik) yang mengandalkan komputer dan intenet (jika aksesnya online).21

Buku karya Hamka telah banyak tersebar di seluruh generasi. Semasa hidupnya Hamka telah menulis sebanyak 118 buku, baik itu karya fiksi ataupun ilmiah.22 Salah satu buku best seller karangan Hamka yaitu buku yang berjudul Pribadi Hebat. Melalui buku ini, Hamka berdakwah dan menyebarkan ilmu mengenai pribadi yang tak lepas dari unsur Islam. Hamka menjadikan buku Pribadi Hebat ini sebagai media dakwahnya sehingga sampai sekarang masih banyak disimpan dan dipelajari berjuta umat manusia.

Dakwah dengan buku, seperti yang dilakukan Hamka adalah investasi masa depan. Boleh jadi penulisnya telah wafat, tetapi ilmunya tetap dibaca lintas generasi dan memberikan pahala yang mengalir. Semua pendakwah saat ini tidak akan bisa mengetahui apalagi mengutip ucapan Rasulullah

20 William L. Rivers, dkk, Media Massa dan Masyarakat Modern Edisi Kedua, (Jakarta:

Kencana, 2003), hal. 306

21 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), hal. 419

22 Rusydi dan tim (ed.), “Perjalanan terakhir Buya Hamka”, Jakarta: Panji Masyarakat, 1981, Hlm. 100

SAW jika tidak ada pendakwah melalui buku pada masa sebelumnya.

Dakwah dengan buku tidak memberikan risiko ancaman yang besar. Jika ada pihak yang tidak setuju dengan sebuah buku, maka harus membantahnya dengan buku juga. Kritik terhadap karya tulis seyogianya dilakukan dengan karya tulis pula. Demikianlah tradisi intelektual muslim zaman dulu: buku ditaggapi dengan buku, lisan dikritik dengan lisan.23

Sudah saatnya para pemimpin, ulama, dan pendakwah mulai menggunakan media tulisan atau buku sebagai metode dalam berDakwah Bil Qolam. Sehingga nanti dakwah yang dihasilkan akan mampu diterima oleh khalayak. Apalagi jika disajikan dengan menarik, maka Dakwah Bil Qolam ini bisa menjadi jawaban bagi tantangan pada metode dakwah lainnya.

B. Wacana dan Analisanya

Dokumen terkait