83 | M O D U L A L A T I N D R A keberadaan mahluk hidup lain di dekatnya. Lapisan kulit luar reptile (epidermis) terdiri dari material keras yang disebut keratin. Sisik reptile tidak tersah dan mudah dicopot seperti sisik ikan, namun merupakan penebalan dari epidermisnya. Lapisan kulit sebelah dalam (dermis), memiliki banyak pembuluh darah, urat syaraf, dan sel-sel pigmen yang menentukan
warna tubuh reptile. Beberapa reptile mampu merubah warna kulitnya dari warna kusam menjadi cerah contohnya bunglon dan Anolis lizard, hal ini dilakukan dengan memendarkan atau mengkonsentrasikan sel-sel pigmen khusus yang disebut "melanophores". Reptile secara rutin mengalami ganti kulit (moliting) atau mengelupaskan kulit luarnya, lapisan kulit luar ini dapat mengelupas dalam potong-potongan lembar besar, namun ular dan warm lizard mengelupaskan kulitnya dalam satu lembaran. Indera reptil yang berkembang dengan baik adalah indera pencium. Pada kadal dan ular, indera penciumnya terletak di langit- langit rongga mulutnya, berupa lubang- lubang kecil yang tepinya mengandung sel- sel saraf pencium.
Indera pendengar (telinga), reptil tidak memiliki daun telinga. Pada kadal, gendang telinganya nampak jelas terlihat dari luar, berada tepat di belakang rahang. Buaya memiliki gendang telinga yang berada di dalam lubang telinga, tepatnya berada di ujung saluran telinga. Gendang telinga ini berfungsi untuk menggetarkan tulang- tulang pendengaran. Akan tetapi, hampir semua jenis ular tidak memiliki gendang telinga. Sehingga, sinyal- sinyal getaran diterima dari lingkungan melalui rahang bawah.30
84 | M O D U L A L A T I N D R A
yang hidup dan mencari makanan pada malam hari pada retinanya banyak mengandung sel batang. Sedangkan burung yang hidup dan mencari makanan pada retinanya banyak mengandung sel kerucut. Umumnya burung memiliki daya akomodasi yang sangat baik sehingga dapat melihat mangsanya dari jauh.
Indra Penglihatan yang baik
merupakan prasyarat lain untuk terbang, selain bulu. Hampir tidak ada mahluk lain yang mampu menandingi tajamnya penglihatan burung. Elang bangkai membumbung 1,5 km di atas bumi sambil mencari bangkai dengan sabar, alap- alap menjelajahi udara di atas padang rumput untuk mencari tikus, prenjak mengumpulkantelur serangga di bawah daun dan titihan pecuk mengejar mangsanya di bawah air menggunakan mata yang jeli. Mata burung teramat besar menurut ukuran mamalia. Kornea yang terbuka, berukuran kecil bila dibandingkan dengan bola mata raksasa yang terletak dalam wadah tulang hampir tak bergerak.
Pada sebagian burung sebenarnya mata lebih besar dari pada otak. Mata rajawali atau mata burung hantu sebesar mata manusia, sedangkan bola mata burung unta bergaris tengah 5cm, hampir sama dengan garis tengah bola tenis.Pada sebagian besar burung mata pun harus mampu menangkap serta bereaksiseketika terhadap benda jauh maupun dekat. Walet yang sedang mencari makanan bereaksi dengan kecepatan yang sangat luar biasa terhadap kelebatan serangga yang melintasi jalannya hanya beberapa centimeter di depannya. Burung pemangsa matanya lebih bulat atau hampir berbentuk tabung, namun daerah jangkauannya kurang luas, tetapi jarak penglihatannya lebih panjang dan lebih mendetail. Diantara jenis-jenis burung yang ada alap- alap merupakan burung yang penglihatannya paling tajam. Burung tidak hanya mampu melihat benda di kejauhan lebih jelas dari padamanusia, melainkan juga melihat dengan lebih terang dalam jarak yang lebih dekat. Prenjak yang senantiasa siaga terhadap bahaya jarak jauhnya, dapat memusatkan matanya seketika pada telur serangga yang terkecil pada jarak 2,5 cm dari paruhnya. Hal ini dilakukan dengan menggerakkan otot kelopak dengan kuat yang menekan lensa agak pipih menjadi lebih bulat sehingga memperoleh penglihatan jarak
Penglihatan burung Sumber : wikepedia
85 | M O D U L A L A T I N D R A
dekat. Sebagian besar burung dianugerahi penglihatan monokuler (sebelah mata) dan binokuler (dua belah mata).
Mata burung tidak berada satu bidang di depan melainkan pada kedua sisi kepala. Hal ini memberikan kepada kedua belah mata satu medan penglihatan monokuler yang luas kesamping. Burung sepah putri yang memiringkan kepala waktu hinggap di perumputan bukan sedang mendengarkan cacing, melainkan burung itu sedang mengarahkan medan penglihatan yang tertajam ke sisi tersebut agar dapat menjebaki gerak atau kilatan cacing pada akar rumput.Burung juga mempunyai medan penglihatan binokuler lurus ke depan, tempat kedua medan penglihatan monokuler bertaut hingga membentuk gambaran tunggal.
Burung trulek yang paruhnya panjang dan berujung lentur, hanya sedikit memerlukan penglihatan binokuler ke depan sewaktu meraba-raba cacing yang tidak kelihatan. Ia dapat mengetahui bahaya dari belakang atau dari atas sewaktu paruhnya tercekam tanah. Sebenarnya trulek dapat melihat dari belakang kepala serta menikmati penglihatan genap 360°. Demikian pula yang terjadi pada itik meskipun agaknya pertautan medan binokulernya di belakang lebih sempit. Mata besar pada burung hantu, yang terletak di bagian depan mukanya terutama bersifat binokuler. Karena dirancang untuk berburu padawaktu senja atau dalam gelap, kedua bola mata tidak terpasang dalam bola mata pipih, melainkan dalam tabung zat tanduk yang dalam. Penglihatannya yang terbatas ke samping menyebabkan beberapa burung hantu kecil mudah sekali ditangkap.
ANATOMI PADA BURUNG
Burung memiliki indra penglihatan yang sangat baik dibandingkan dengan indra yang lain. Hal tersebut yang memungkinkan burung dapat terbang lurus, menukik, atau membelok dengan cepat. Burung memiliki indra penglihatan yang sangat membantu burung untuk mendapatkan makanan, menemukan musuh, maupun untuk terbang.
Sitem indra pada hewaan Sumber: umum-
pengertian.blogspot.com
86 | M O D U L A L A T I N D R A Pada Retina
mata burung
mengandung sel-sel kerucut yang peka terhadap cahaya, pada Retina mata burung juga terdapat pektin yang berfungi dalam penentu arah. Pada
umumnya mata
burung terletak di sisi kiri dan kanan
kepalanya agar dapat melihat keadaan di sekelilingnya tanpa harus memutar kepala. Beberapa jenis burung pemangsa, misalnya burung hantu, memiliki mata yang menghadap ke depan. Pandangan binokuler ini memungkinkan burung hantu untuk melihat benda-benda yang dekat dan jauh sehingga mampu memperkirakan jarak suatu benda. Hal itu penting bagi burung-burung pemangsa untuk mengintai dan menangkap mangsa. Aktivitas burung hantu banyak dilakukan dimalam hari. Oleh karena itu, retina matanya lebih banyak mengandung sel-sel batang dibanding retina mata burung lain. Sel-sel batang tersebut peka atau sensitif terhadap cahaya redup. Burung yang banyak beraktivitas pada siang hari. memiliki retina mata yang lebih banyak mengandung sel-sel kerucut. Sel kerucut tersebut peka terhadap cahaya yang kuat. Pada retina burung juga terdapat pektin yang merupakan kelanjutan dari saraf mata ke bola mata. membentuk lipatan, dan di dalamnya terkandung banyak pigmen. Fungsi pektin tersebut belum diketahui secara pasti, diduga berhubungan dengan indra penentu arah. Pektin pada burung yang biasa terbang tinggi. misalnya merpati, berkembang dengan baik.
Mata burung mirip dengan mata reptile, memiliki otot siliaris yang dapat mengubah lensa mata secara lebih cepatdan lebih luas dari pada mata mamalia. Burung memiliki mata yang relative lebih besar dibandingkan hewan lain dalam kingdom animalia dengan ukuran tubuh yang sama besar, dan sebagai akibat dari matanya yang besar tersebut, gerakannya terbatas oleh tulang rongga mata. Disamping mempunyai dua kelopak mata sebagaimana bisa ditemukan pada vertebrata, mata burung juga dilindungi oleh membran ketiga yang transparan dan dapat digerak-gerakkan. Anatomi internal mata burung sama dengan vertebrata lain, namun memiliki struktur tambahan yang hanya
Bagian mata dan proses melihat Sumber : materiKimia
87 | M O D U L A L A T I N D R A
ada pada burung, yakni pektin okuli. Penglihatan burung tidak sebagaimana pada manusia,namun serupa dengan ikan, amfibia, dan reptile, mempunyai empat jenis reseptor warna. Hal ini membuat kemampuan mata burung untuk menangkpn bukan hanya kisaran cahaya nampak, tetapi juga rentang sinar ultra ungu dari spectrum cahaya.
Struktur utama dari mata burung mirip dengan vertebrata lainnya. Lapisan luar mata terdiri dari kornea transparan di bagian depan, dan dua lapisan sklera – lapisan serat kolagen kuat berwarna putih yang mengelilingi seluruh mata dan mendukung dan melindungi mata secara keseluruhan.
Mata ini dibagi secara internal oleh lensa menjadi dua bagian utama:
bagian anterior dan bagian posterior. Ruang anterior berisi cairan yang disebut aqueoushumor, dan ruang posterior berisi vitreous humor, suatu zat bening seperti jeli. Lensa merupakan bagian transparan yang berbentuk cembung dengan lapisan keras di bagian luar dan lapisan dalam yang lebih lembut. Lensa berfungsi memfokuskan cahaya pada retina. Bentuk lensa dapat diubah oleh otot-otot siliaris yang langsung melekat pada lensa melalui serat zonular. Selain otot-otot ini, beberapa burung juga memiliki otot crampton, yang dapat mengubah bentuk kornea, sehingga memberikan burung rentang pandang yang lebih besar dibandingkan mamalia yang lain. Perubahan ini dapat dilakukan dengan cepat untuk beberapa jenis burung air yang bisa menyelam.
Iris adalah diafragma muskular yang berwarna terletak di depan lensa yang mengontrol jumlah cahaya yang masuk mata. Di tengah-tengah iris
Struktur mata burung Sumber : wikipedia Sistem penglihatan burung merpati
Sumber: pigeonbirdfarm.wordpress.com
88 | M O D U L A L A T I N D R A
terdapat pupil, daerah lingkaran variabel yang dilalui cahaya untuk masuk ke dalam mata.
Retina adalah bagian yang memiliki banyak lapisan melengkung dan lembut,yang memiliki sel fotoreseptor batang dan kerucut yang terhubung ke neuron dan pembuluh darah. Kepadatan fotoreseptor sangat penting dalam menentukan pencapaian ketajaman visual maksimum. Manusia memiliki sekitar 200.000 reseptor per mm², tetapi Burung gereja memiliki 400.000 reseptor per mm² dan Elang Buteo memiliki 1.000.000 reseptor per mm². Tidak semua fotoreseptor terhubung ke saraf optik secara individual, dan rasio saraf ganglion pada reseptor cukup penting dalam menentukan resolusi. Sel fotoreseptor batang lebih sensitif terhadap cahaya, tetapi tidak memberikan informasi warna, sedangkan sel fotoreseptor kerucut kurang sensitive terhadap cahaya namun memungkinkan penglihatan yang berwarna. Pada burung siang, 80% dari reseptor adalah sel fotoreseptor kerucut (90% untuk beberapa burung walet) sedangkan burung hantu memiliki hampir semua sel fotoreseptor batang.
Seperti vertebrata lainnya kecuali mamalia plasenta, beberapa sel fotoreseptor kerucut memiliki struktur ganda, dan jumlah ini dapat mencapai 50% dari semua sel fotoreseptor kerucut pada beberapa spesies.
Di bagian tengah retina adalah fovea yang memiliki kepadatan yang lebih besar dari reseptor dan merupakan daerah ketajaman visual kedepan yang terbesar, (paling tajam, dapat mendeteksi objek paling jelas). Dalam 54%
burung, termasuk burung pemangsa, raja-udang, kolibri dan burung layang- layang memiliki fovea kedua untuk meningkatkan penglihatan ke samping.
Saraf optik adalah kumpulan serabut saraf yang membawa pesan dari mata ke bagian yang relevan di otak dan sebaliknya. Seperti mamalia, burung memiliki titik buta kecil yang tidak memiliki fotoreseptor, di daerah di mana mata digabungkan oleh saraf optik dan pembuluh darah.
Pekten adalah bagian yang masih kurang dipahami, yang terdiri dari jaringan lipat yang terhubung ke retina. Pekten juga memiliki banyak pembuluh darah dan menjaga retina dari kekurangan pasokan nutrisi, dan juga dapat melindungi retina dari cahaya yang menyilaukan atau membantu mendeteksi benda bergerak.
Koroid adalah lapisan yang terletak di belakang retina yang berisi pembuluh nadi kecil dan pembuluh balik yang mengalirkan darah ke retina.
89 | M O D U L A L A T I N D R A
Koroid mengandung melanin, pigmen yang memberikan warna gelap pada mata, membantu untuk mencegah gangguan dari refleksi.
Indra Penciuman, burung yang penglihatannya paling rabun adalah kiwi dari selandia baru, yang berburu cacing pada waktu gelap, yang menggunakan indera penciumannya. Karena letak lubang hidungnya sangat sesuai, yakni di ujung paruh yang panjang dan tipis, maka kiwi kurang menggunakan mata. Beberapa eksperimen dengan ember pasir menunjukkan bahwa burung kiwi dapat mencium makanan secara efektif, dan cepat-cepat mengais ember bercacing tanpa mempedulikan ember yang lain .
Kebanyakan burung tidak mempunyai indera penciuman yang sangat berkembang, dan memang hampir tidak memerlukannya sama sekali.
Kekecualian utamanya terdapat di antara jenis burung penghuni tanah seperti burung kiwi, itik serta berkik dan dua burung air yaitu petrel dan burung pengarung air. Burung-burung ini bereaksi terhadap bau minyak pada hati ikan kod.
Para ahli ornitologi masih saling berdebat apakah elang bangkai menemukan mangsa karena melihat bangkai atau baunya. Pada tahun 1835 Audobon dan John Bachman mengadakan eksperimen dengan menyembunyikan beberapa bangkai yang telah membusuk dan membiarkan bangkai lainnya terbuka. Dan hasilnya mereka menyimpulkan bahwa elang bangkai hanya dibimbing oleh penglihatannya.
Seabad sesudahnya, Frank M. Chapman menentang pandangan ini.
Guna membuktikan pandangan Frank Chapman mengadakan eksperimen di Pulau Barro Kolorado pada terusan Panama, pertama-tama disembunyikan bangkai mamalia dalam gudang di bawah karung. Setelah bangkai itu cukup busuk, elang kalkun bangkai tertarik ke tempat itu dan menemukannya. Para pengkritik yang belum yakin mengemukakan bahwa lalat dan serangga lainlah yang mungkin mengungkapkan bangkai-bangkai yang tersembunyi. Namun ketika yang disembunyikan adalah ikan yang membusuk dan sama baunya, tidak ada burung yang muncul. Chapman menyimpulkan bahwa binatang itu tertarik oleh satu macam bau, tetapi tidak tertarik oleh bau lain. Ia berpendapat bahwa burung tersebut menemukan makanannya bukan saja dengan penglihatan, melainkan juga dengan membeda-bedakan bau. Kenneth Stager, Kurator Burung pada Museum di Los Angeles, kemudian menemukan bahwa daerah otak yang mengedalikan indera penciuman pada elang kalkun bangkai tiga kali lebih besar dibandingkan dengan elang bangkai hitam. Hal ini
90 | M O D U L A L A T I N D R A
memperkuat dugaan bahwa beberapa elang bangkai ternyata dapat mempunyai indera penciuman lebih baik dari pada elang bangkai lainnya.31