Korhonen, L., K.T. Korhonen, M. Rautiainen & P. Stenberg. 2006. Estimation of forest canopy cover: a comparison of field measurement techniques. Silva Fennica 40(4): 577–588. Ko- rhonen et al., 2008
Mumby, P.J., A.J. Edwards, J.E. Arias-Gonzalez, K.C. Lindeman, P.G. Blackwell, A. Gall, M.I.
Gorczynska, A.R.Harborne, C.L. Pescod, H. Renken, C.C.C. Wabnitz & G. Llewellyn.
2004. Mangroves enhance the biomass of coral reef fish communities in the Caribbean.
Nature, 427(6974): 533-536.
Myers, S.S and J.A. Patz. 2009. Emerging Threats to Human Health from Global Environmen- tal Change. Annu. Rev. Environ. Resour. 34:223–52
Nölke, N., P. Beckschäfer & C. Kleinn. 2014. Thermal canopy photography in forestry – an al- ternative to optical cover photography. iForest (early view): e1-e5 [online 2014-05-07] URL:
http://www.sisef.it/iforest/contents/?id=ifor1129-007
Noor, Y.R., M. Khazali & I.N.N. Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia.
Bogor: PHKA/Wi-IP.
Polidoro BA, Carpenter KE, Collins L, Duke NC, Ellison AM, et al. 2010. The Loss of Species:
Mangrove Extinction Risk and Geographic Areas of Global Concern. PLoS ONE 5(4):
e10095.
Pramudji. 2017. Mangrove di Indonesia. Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI. 284 pp.
Rich, P.M. 1990. Characterizing plant canopies with hemispherical photographs. Remote Sensing Reviews 5:13-29.
Schwalbe, E. H.G. Maas, M. Kenter & S. Wagner. 2009. Hemispheric Image Modeling and Analysis T echniques for Solar Radiation Determination in Forest Ecosystems. Photogram- metric Engineering & Remote Sensing, 75 (4): 375–384.
Tomlinson, P.B. 1986. The Botany of mangroves. Cambridge University Press, Cambridge, U.K.
413 pp.
ABRASI
Peristiwa pengikisan pantai yang disebabkan oleh gelombang laut, arus laut, sungai, pasang surut dan angin.
GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)
Sistem satelit navigasi yang dikelola oleh USA dan didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu bagi banyak orang secara simultan.
HEMISPHERICAL PHOTOGRAPHY :
Suatu metode fotografi yang digunakan untuk menduga/estimasi rasiasi sinar matahari dan geometri kanopi tanaman dengan menggunakan lensa wide-angle.
INTERTIDAL
Zona perairan pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
KLASIFIKASI CITRA
Teknik yang digunakan untuk menghilangkan informasi rinci dari data input untuk menampilkan pola-pola penting atau distribusi spasial untuk mempermudah interpretasi dan analisis citra
LAMUN
Salah satu ekosistem pesisir yang terdiri dari tumbuhan berbunga yang beradaptasi hidup terendam sepenuhnya di air laut.
MONITORING
kegiatan pengamatan/pengukuran yang dilakukan dalam rentang waktu tertentu secara berkelanjutan untuk mengetahui perkembangan dan perubahan dari objek yang diamati dari waktu ke waktu.
NAVIGASI
penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya LANDSAT 8
Generasi ke-8 program Landsat yang diluncurkan pada 11 Februari 2013 yang dapat digunakan untuk pemetaan habitat.
STRATIFIKASI
Pengelompokan suatu habitat/komunitas/ekosistem berdasarkan parameter yang tersedia.
TERUMBU KARANG
Salah satu ekosistem pesisir yang tersusun dari sekelompok hewan yang bersimbiosis dengan zooxanthellae.
VEGETASI
Keseluruhan komunitas tumbuhan yang hidup di suatu kawasan.
G L
O S
A S
R I
M U
Lampiran 1. Data Sheet Pemantauan Kesehatan Hutan Mangrove
NO KODE JENIS KLL 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
NO KODE JENIS KLL 16
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NO KODE
JENIS KLL
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 TANGGAL :
LOKASI : STASIUN :
PLOT :
GPS POINT : POSISI X : POSISI Y :
NO. PHOTO : SUHU : SALINITAS :
pH :
SUBSTRAT :
Lampiran 2. Kunci Identifikasi untuk pengenalan Genus mangrove
Identifikasi jenis tumbuhan adalah suatu kegiatan untuk penentuan nama yang benar dari suatu jenis dan penempatannya dalam sistem klasifikasi tumbuhan. Kunci identifikasi merupakan daya penganalisis yang berisikan tentang ciri-ciri dari takson tumbuhan yang dicakupnya.
Ciri-ciri tersebut disusun sedemikian rupa, selangkah demi selangkah pemakai kunci dipaksa memilih satu diantara dari beberapa sifat yang ada, sehingga pada akhirnya diperoleh suatu hasil nama tumbuhan yang diinginkan. Identifikasi dengan bantuan kunci dilakukan secara bertahap, yaitu dari Divisi, Clasis, Subclasis, Familia, Genus dan Species.
Kunci identifikasi sering dikenal dengan kunci dikotom yang pada prinsipnya terdiri dari sederet bait atau penuntun. Dibawah ini contoh kunci identifikasi dikotom pararel menuju genus:
1a. Tumbuhan paku-pakuan, berspora ... Achostichum 1b. Tumbuhan berbiji ... ... 2 2a. Biji berkeping satu, batang seperti palm,pendek ... Nypa 2b. Biji berkeping dua ... 3 3a. Daun majemuk menyirip ... 4 3b. Daun tunggal ... 7 4a. Buah besar, diameter 10-25 cm, batang umumnya berlubang... Xylocarpus 4b. Buah kecil, diameter kurang dari 10 cm ... 5 5a. Bunga kupu-kupu, buah polong ... Derris 5b. Bunga berbentu lain ... 6 6a. Bunga majemuk di ketiak daun atau batang, buah polong, stamen 10 atau lebih
... Cynometra 6b. Bunga majemuk, posisi di ujung,besar, memanjang (30-70 mm), stamen 4...
... Dolichandrone 7a. Batang bergetah ... 8 7b. Batang tidak bergetah ... 9 .8a. Bunga biseksual ... Cerbera 8b. Bunga uniseksual ... Excoecaria 9a. Daun duduk (sessilis), bulat telur terbalik, lanset, ujung dan pangkal membulat,
tepi rata, buah persegi empat, warna coklat ... Baringtonia 9b. Daun bertangkai, susunan bervariasi ... 10
10a. Daun berhadapan (oposite) ... 11 10b. Daun tersebar atau alternate ... 17 11a. Daun bergigi dan berduri, bunga zigomorf ... Acanthus 11b. Daun tidak bergigi, bunga aktinomorf ... 12 12a. Tumbuhan dengan akar nafas, permukaan daun berwarna seperti perak ... 13 12b. Tumbuhan dengan akar banir, akar lutut, permukaan daun tidak perak ... 14 13a. Permukaan bawah daun berwarna perak, abu-abu atau coklat, bunga kecil, ungu
kekuningan, buah kapsul, ablique ... Avicennia 13b. Permukaan bawah tidak berwarna perak, bunga warna merah, bunga beryy,
globosa ... Sonneratia 14a. Buah berdiameter lebih kecil 1 cm, daun dengan kelenjar minyak berupa titik ...
... Osbornea 14b. Buah berdiameter 1 cm atau lebih, daun tidak berkelenjar ... 15 15a. Buah turbinate aau corong, akar papan atau lutut, tajuk kelopak 8-15... Bruguiera 15b. Buah berbentuk peer, tajuk berkelopak 4-5 ... 16 16a. Kelopak bertajuk 4, hipokotil tebal, silindris, tinggi akar 1 m, permukaan bawah
daun berbintik coklat ... Rhizophora 16b. Kelopak bertajuk 5, hipokotil langsing, akar jangkar dekat batang, tinggi
maksimum 12 m, jumlah benang sari 10, permukaan bawah daun tidak
berbintik ... Ceriops 17a. Susunan bunga panikel/malai, panjang 18 cm, daun bungan bersisik, obovate,
eleptik 10 - 31) x (5-15) cm ... Heritiera 17b. Susunan bunga payung, bulir, daun dan bunga tidak bersisik... 18 18a. Buah melengkung seperti pisang, bunga payung, daun obovate... Aegiceras 18b. Buah langsing, daun obovate-elips ... Lumnitzera
Lampiran 3. Cara identifikasi dengan praktis di lapangan
Teknik identifikasi dengan praktis untuk beberapa jenis mangrove yang umum di Indonesia dapat dilakukan dengan urutan tahapan sebagai berikut:
1. Perhatikan tipe akar pada pohon yang dijumpai
Penentuan tipe dan bentuk akar, dilakukan pertama kali jika hendak melakukan identifikasi jenis, minimal dengan mengetahui akar maka beberapa genus mangrove sudah teridentifikasi. Pohon yang memiliki tipe akar yang berbeda dengan empat tipe dibawah ini, maka merupakan jenis yang tidak termasuk dalam contoh, misalnya: Lumnitzera.
Gambar 52. Akar tunjang pada Rhizophora
Gambar 53. Sistem perakaran Ceriops dan Bruguiera kombinasi antara akar tunjang kecil dan akar lutut.
Gambar 54. Akar nafas pada kelompok Sonneratia (a), Xylocarpus moluccensis (b) dan Avicennia (c).
Gambar 55. Akar papan pada Xylocarpus granatum.
2. Bentuk dan morfologi daun
Gambar 56. Sketsa daun Rhizophora apiculata (kiri), R. mucronata (tengah) dan R. stylosa (kanan).
Gambar 57. Bentuk daun Bruguiera, Ceriops, satu helaian daun (leaflet) Xylocarpus moluccensis dan X.
granatum; serta daun majemuk Xylocarpus
Gambar 58. Bentuk daun dari kelompok Avicennia yang umum ditemukan, yaitu: A.
marina (kiri), A. alba (tengah), dan A. lanata (kanan).
Gambar 59. Bentuk daun Sonneratia ovata (kiri), S. caseolaris (tengah) dan S. alba (kanan)
3. Alat reproduksi dan buah
Gambar 60. Perbedaan propagul dan pembungaan antar jenis Rhizophora: R.
apiculata (a); R. lamarckii (b); R. mucronata (c); R. stylosa (d). Sumber : Yong and Sheue (2014).
Gambar 61. Perbedaan bentuk propagul pada kelompok Bruguiera. 1) B. hainesii;
2). B. sexangula; 3) B. gymnorrhiza; 4) B. cylindrica; dan B. parviflora. Sumber: Sheue et al. (2005).
Gambar 62. Dinamika morfologi propagul pada Ceriops tagal (kiri), C. zippeliana (tengah) dan C. decandra (kanan).
Gambar 63. Buah dan bunga pada Sonneratia ovata (kiri; Yong and Sheue, 2014), S. alba (tengah) dan S. caseolaris (kanan).
Gambar 64. Bunga (kiri) dan buah X. moluccensis (kanan atas) serta X. granatum (kanan bawah).
Gambar 65. Perbedaan antar beberapa jenis Avicennia dari morfologi buah dan bunga.
Sumber : Yong and Sheue (2014).
Gambar 64. Bunga (kiri) dan buah X. moluccensis (kanan atas) serta X. granatum (kanan bawah).
Lampiran 4.
Formulir Pelaporan singkat hasil pemantauan
No Stasiun Kerapatan (po-
hon/ha) Rata-rata
%cover Jenis
Dominan Status %cover ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ...
TOTAL ... ... ... ...
LAPORAN PENGAMATAN/PEMANTAUAN KONDISI HUTAN MANGROVE TAHUN ...
No : ...
Tanggal survey : ...
Status survey : ...
Lokasi : ...
Metode : ...
Pengambil data : ...
Analisis data : ...
Jumlah stasiun : ...
Total plot : ...
Total foto : ...
Jarak foto : ...
Mengetahui ... , ... , ...
Penanggungjawab kegiatan Pelaksana kegiatan
ttd ttd
... ...
NIP. ... NIP. ...