BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
2. Data Asuhan Keperawatan
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Pasien Post-op Appendicitis di RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2021.
DATA ANAMNESIS
Pasien 1 Pasien 2
Nama Ny. N Tn. M
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki
Umur 39 Tahun 19 Tahun
Status Perkawinan Menikah Belum menikah
Pekerjaan - -
Agama Islam Islam
Pendidikan Terakhir SMP SMA
Alamat
Kariangau, perum griya kariangau baru RT 12
Jl. Provinsi, Gersik, PPU
Diagnosa Medis Post-op Appendictomi (Appendicitis)
Post-op Laparatomi (Appendicitis)
Nomor Register 00 XX XX 00 XX XX
MRS/ Tgl Pengkajian
26 Mei 2021/ 27 mei 2021
15 Juni 2021/ 21 Juni 2021
Keluhan utama Nyeri perut kanan bawah dan mual muntah
Nyeri dibagian perut kanan bawah
Riwayat penyakit sekarang
Px mengatakan nyeri sudah dirasakan kurang lebih 4 bulan namun dibiarkan karena disangka hanya sakit perut maag, namun 2 hari yang lalu dirasakan nyeri yang lebih hebat dari biasanya di bagian perut kanan
Px mengatakan nyeri pada perut kanan bawah sejak 3 hari yang lalu dan demam, pasien dibawa ke rumah sakit di ird dan dibawa ke ruang flamboyan B pada tanggal 15 juni 2021 pada jam 00.37 wita.
Klien mengatakan
bawah demam dan disertai mual dan muntah yang lumayan banyak, sebelumnya pada pagi hari sudah dibawa ke IRD disini namun pulang lagi saat siang karna sudah dirasa membaik, namun sehabis maghrib dirasakan nyeri memberat dan dibawa lagi ke IRD RS kanudjoso dan di rawat untuk
direncanakan operasi oleh dokter. Saat pengkajian
ditemukan keluhan nyeri dengan nilai : - P : saat banyak bergerak
- Q : seperti ditusuk- tusuk
- R : terpusat di bekas luka operasi
- S : 7
- T : hilang timbul Serta mual muntah yang sangat sering (terhitung saat pengkajian saja muntah sebanyak 7x)
muntah 3x saat dibawa ke IRD. Saat pengkajian pasien mengatakan sudah operasi tanggal 15 juni 2021 sekitar jam 7 malam. Saat pengkajian pasien mengeluh nyeri di bagian luka operasi dengan nilai : - P : meningkat saat banyak bergerak - Q : seperti di remas- remas
- R : berfokus pada daerah luka bekas operasi
- S : 5
- T : hilang timbul Dan juga kadang disertai gatal didaerah sekitar luka.
Riwayat penyakit dahulu
px mengatakan tidak ada penyakit
sebelumnya
Px mengatakan tidak ada menderita
penyakit sebelumnya Riwayat penyakit
keluarga
Klien mengatakan Keluarga tidak ada yang memiliki
penyakit bawaan atau kelainan
Klien mengatakan Keluarga tidak ada yang memiliki kelainan / kecacatan dan menderita suatu penyakit yang berat
Psikososial Klien dapat berkomunikasi dengan perawat maupun orang lain sangat baik dan lancar serta
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh perawat. Orang yang paling dekat dengan Klien adalah
suaminya. Ekspresi Klien terhadap penyakitnya yaitu tidak ada masalah.
Klien mengatakan interaksi dengan orang lain baik dan tidak ada masalah.
Reaksi saat interaksi dengan Klien
kooperatif dan tidak ada gangguan konsep diri.
Klien dapat berkomunikasi dengan perawat maupun orang lain sangat baik dan lancar serta menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
perawat. Orang yang paling dekat dengan Klien adalah ibunya.
Ekspresi Klien pada penyakitnya tidak ada masalah.
Klien mengatakan interaksi dengan orang lain baik dan tidak ada masalah.
Reaksi saat interaksi dengan Klien
kooperatif dan tidak ada gangguan konsep diri.
Personal Hygiene dan Kebiasaan
Saat di rumah Klien memiliki kebiasaan mandi sebanyak 2 kali sehari, sikat gigi sebanyak 2 kali sehari dan keramas 3 kali seminggu, memotong kuku seminggu sekali.
Klien mengatakan dirumah hanya melakukan kegiatan mengurus rumah dan tidak ada bekerja berat, namun semasa masih sekolah dulu sering mengkonsumsi mie instan.Selama di rumah sakit saat pengkajian px mengatakan belum ada membersihkan
Saat di rumah Klien memiliki kebiasaan mandi sebanyak 2 kali sehari, dan sikat gigi sebanyak 2 kali sehari, memotong kuku seminggu sekali.
Selama di rumah sakit klien mengatakan diseka menggunakan handuk oleh ibunya dan menyikat gigi 2x sehari dan mengganti baju pada pagi dan sore hari
diri namun sudah mengganti baju dikarenakan baru saja selesai operasi
Spiritual Sebelum sakit Klien sering untuk
beribadah selama sakit klien tidak beribadah.
Sebelum sakit Klien sering untuk
beribadah selama sakit klien tidak beribadah.
Berdasarkan tabel 4.1 ditemukan data dari identitas pasien. Pada pasien 1 bernama Ny. N berusia 39 tahun, berjenis kelamin perempuan, masuk rumah sakit pada tanggal 26 Mei 2021 dan dilakukan pengkajian pada tanggal 27 Juni 2021 dengan diagnosa medis post op appendictomi. Sedangkan pada pasien 2 bernama Tn.
M berusia 19 tahun, berjenis kelamin laki – laki, masuk rumah sakit pada tanggal 15 Juni 2021 dan dilakukan pengkajian yaitu pada tanggal 21 Juni 2021 dengan diagnosa medis post op Laparatomi .
Pada pengkajian riwayat kesehatan pada pasien 1 keluhan utama yaitu ditemukan pasienmengatakan nyeri di bagian perut kanan bawah di bekas luka operasi dan mual disertai muntah sedangkan pada pasien 2 keluhan utama ditemukan pasien mengatakan nyeri dibagian luka opersi yaitu di perut seperti di remas dan disertai gatal. Pada riwayat penyakit sekarang ditemukan data pasien 1 klien mengatakan bahawa sudah merasakan nyeri di bagian perut selama kurang lebih 4 bulan namun dibiarkan karna disangka hanya sakit perut maag, namun beberapa hari sebelum dibawa ke rumah sakit nyeri dirasa memberat
dan disertai deman juga mual dan muntah lalu dibawa ke IRD dan di ketahui melalui USG jika pasien menderita appendisitis akut.
Sedangkan pada pasien 2 didapatkan data dari riwayat penyakit sekarang yaitu pasien mengatakan masuk IRD tanggal 15 juni 2021 jam setengah 1 malam dikarenakan nyeri yang dirasa sudah dari 3 hari yang lalu dibagian perut kanan bawah memberat dan disertai demam lalu pasien dibawa ke IRD dan didapatkan dari USG bahwa pasien menderita appendicitis kronis dan direncanakan untuk segera operasi.
Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu ditemukan data pasien 1 dan pasien 2 mengatakan bahwa pasien tidak ada menderita penyakit apapun sebelumnya. Pada riwayat penyakit keluarga pasien 1 dan pasien 2 tidak ditemukan masalah, keluarga tidak ada yang memiliki kelainan / kecacatan dan menderita suatu penyakit yang berat.
Pada pengkajian data psikososial pada pasien 1 dan pasien 2 tidak ditemukan masalah keperawatan pola komunikasinya baik, pasien dapat berinteraksi dengan kooperatif dan tidak ada gangguan pada konsep diri.
Pada pengkajian data Personal hygiene dan kebiasaan pasien 1 dan pasien 2 tidak mempunyai masalah personal hygiene.
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien dengan post-op.
Appendisitis di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2021.
Pemeriksaan Pasien 1 Pasien 2 1. Keadaan umum Sedang
Tampak terpasang infuse RL di tangan sebelah kiri
Sedang
Tampak terpasang infuse di tangan sebelah kiri 2. Kesadaran Compos Mentis
GCS : E4 M6 V5
Compos Mentis GCS : E4 M6 V5 3. Tanda-tanda vital TD : 120/78
mmHg
Nadi : 78x/menit Suhu : 37oC RR : 20x/menit
TD : 117/84 mmHg
Nadi : 71x/menit Suhu : 36,3oC RR : 24x/menit 4. Kenyamanan/nyeri Klien mengatakan
nyeri dibagian bekas luka operasi di perut kanan bawah dengan skala 7, seperti ditusuk, hilang timbul, memberat saat dibawa banyak bergerak.
Klien mengatakan nyeri
di bagian perut bekas operasi dengan skala 5, seperti ditusuk , hilang tinbul, memberat saat dibawa banyak beraktifitas kadang juga disertai gatal 5. Status Fungsional/
Aktivitas dan Mobilisasi Barthel Indeks
Nilai skor : 10 Kategori
ketergantungan : sedang
Nilai skor : 17 Kategori
ketergantungan : ringan
6. Pemeriksaan kepala a. Rambut
Bentuk kepala Klien oval, tidak
ditemukan adanya penonjolan pada tulang kepala Klien, fingerprint di tengah frontal terhidrasi, kulit kepala bersih, tidak mempunyai rambut.
Bentuk kepala Klien bulat, tidak
ditemukan adanya penonjolan pada tulang kepala Klien, kulit kepala bersih, penyebaran rambut merata, warna hitam, tidak bercabang.
b. Mata Mata lengkap dan Mata lengkap dan
simetris kanan dan kiri, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, sclera putih, konjungtiva anemia, palpebra tidak ada edema, kornea jernih, reflek +, pupil isokor
simetris kanan dan kiri tidak ada
pembengkakan pada kelopak mata, sclera putih, konjungtiva anemia, palpebra tidak ada edema, kornea jernih, reflek +, pupil isokor c. Hidung Tidak ada
pernafasan cuping hidung, posisi septum nasi di tengah, tidak ada secret atau sumbatan pada lubang hidung, ketajaman
penciuman normal, dan tidak ada kelainan
Tidak ada
pernafasan cuping hidung, posisi septum nasi di tengah, tidak ada secret atau sumbatan pada lubang hidung, ketajaman
penciuman normal, dan tidak ada kelainan d. Rongga mulut Bibir berwarna
merah muda, lidah berwarna merah muda, mukosa lembab, tonsil tidak membesar
Bibir berwarna merah muda, lidah berwarna merah muda, mukosa lembab, tonsil tidak membesar.
e. Telinga Telinga simetris kanan dan kiri, ukuran sedang, kanalis telinga bersih kanan dan kiri, tidak ada benda asing dan bersih pada lubang telinga,
Telinga simetris kanan dan kiri, ukuran sedang, kanalis telinga bersih kanan dan kiri, tidak ada benda asing dan bersih pada lubang telinga.
7. Pemeriksaan Leher Tidak ada lesi jaringan parut, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, Tidak teraba adanya massa di area leher, tidak ada teraba
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada teraba pembesaran kelenjar limfe
Tidak ada lesi jaringan parut, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, Tidak teraba adanya massa di area leher, tidak ada teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada teraba pembesaran kelenjar limfe
8. Pemeriksaan thorak: Sistem Pernafasan
Tidak ada sesak, tidak ada batuk.
Bentuk dada simetris, frekuensi 20x/menit, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada otot bantu nafas.
Vocal premitus teraba sama kanan dan kiri saat Klien mengucap tujuh- tujuh. Tidak ada alat bantu nafas. Tidak terdapat krepitasi.
Batas paru hepar normal ICS ke 4 suara perkusi sonor Suara nafas
vesikuler, suara ucapan jelas, tidak ada suara nafas tambahan
Tidak ada sesak, tidak ada batuk.
Bentuk dada simetris, frekuensi 24x/menit, irama nafas teratur, pola nafas normal, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada otot bantu nafas,.Vocal premitus teraba sama kanan dan kiri saat Klien mengucap tujuh-tujuh, tidak terdapat krepitasi.
Batas paru hepar normal ICS ke 4 suara perkusi sonor Suara nafas
vesikuler, suara ucapan jelas, tidak ada suara nafas tambahan 9. Pemeriksaan
Jantung: Sistem Kardiovaskuler
Tidak ada nyeri dada, CRT kurang lebih 2 detik, ujung jari tidak tabuh.
Ictus cordis tidak tampak, ictus cordis teraba di ICS V linea midclavikularis kiri, basic jantung terletak di ICS III sternalis kanan dan ICS III sternalis kiri, suara perkusi redup, pinggang jantung terletak di ICS III sampai V sternalis kanan suara perkusi redup, apeks jantung terletak di ICS V midclavikularis kiri suara perkusi redup.
Bunyi jantung I
Tidak ada nyeri dada, CRT kurang lebih 2 detik, ujung jari tidak tabuh.
Ictus cordis tidak tampak, ictus cordis teraba di ICS V linea
midclavikularis kiri, basic jantung terletak di ICS III sternalis kanan dan ICS III sternalis kiri, suara perkusi redup, pinggang jantung terletak di ICS III sampai V sternalis kanan suara perkusi redup, apeks jantung terletak di ICS V midclavikularis kiri suara perkusi redup.
terdengar lup dan bunyi jantung II terdengar dup. Tidak ada bunyi jantung tambahan
Bunyi jantung I terdengar lup dan bunyi jantung II terdengar dup. Tidak ada bunyi jantung tambahan.
10. Pemeriksaan sistem
pencernaan dan status nutrisi
Abdomen
BB : 65 kg TB : 158 cm
IMT : 21 (kategori : normal),
Saat dirumah, pasien BAB 1x sehari, nafsu makan baik dengan frekuensi 3x sehari, porsi makan habis. Saat dilakukan pengkajian dirumah sakit pasien belum ada BAB dan belum diizinkan untuk makan.
Bentuk abdomen datar, tidak ada benjolan/masa, tidak ada bayangan vena, peristaltic usus 14x /menit palpasi abdomen teraba lunak, tidak ada pembesaran hepar, tidak terdapat nyeri lepas pada
Mc.Berney, suara abdomen tympani, tidak ada asites, terdapat luka operasi post appendictomidi perut kanan bawah dengan panjang kurang lebih 6 cm tertutup kassa dan hepafix
BB : 60 kg TB : 160 cm IMT : 18,75
(kategori : normal), Saat dirumah, pasien makan 3x sehari dan BAB 1-2x sehari Saat di rumah sakit, Klien BAB 1x sehari, jenis diet lunak ,nafsu makan baik dengan
frekuensi 3x sehari, porsi makan habis.
Bentuk abdomen rata, tidak ada benjolan/masa, tidak ada bayangan vena, peristaltic usus 15x /menit, tidak ada pembesaran hepar, tidak terdapat nyeri lepas pada
Mc.Berney, suara abdomen tympani, tidak ada asites.
Terdapat luka post.op laparatomi di bagian mid linear abdomen dengan panjang sekitar 14 cm tertutup kassa dan hepafix 11. Sistem
Persyarafan
Status memori panjang, perhatian dapat mengulang,
Status memori panjang, perhatian dapat mengulang,
bahasa baik, dapat berorientasi pada orang, tempat dan waktu, tidak ada keluhan pusing, istirahat tidur 6- 7jam/hari.
Pada pemeriksaan saraf kranial, nervus I Klien dapat
membedakan bau, nervus II Klien dapat melihat dan
membaca tanpa memakai kacamata, nervus III Klien dapat menggerakkan bola mata kebawah dan kesamping, nervus IV pupil mengecil saat dirangsang cahaya, nervus V Klien dapat merasakan sensasi halus dan tajam, nervus VI Klien mampu melihat benda tanpa
menoleh, nervus VII Klien bisa senyum dan menutup
kelopak mata dengan tahanan, nervus VIII Klien dapat
mendengar gesekan jari, nervus IX uvula berada ditengah dan simetris, nervus X Klien dapat menelan, nervus XI Klien bisa melawan tahanan pada pipi dan bahu, dan nervus XII Klien dapat menggerakkan lidah.
bahasa baik, dapat berorientasi pada orang, tempat dan waktu, ada keluhan pusing, istirahat tidur 8-9 jam/hari.
Pada pemeriksaan saraf kranial, nervus I klien dapat
membedakan bau, nervus II klien dapat melihat dan
membaca tanpa memakai kacamata, nervus III Klien dapat menggerakkan bola mata kebawah dan kesamping, nervus IV pupil mengecil saat dirangsang cahaya, nervus V Klien dapat merasakan sensasi halus dan tajam, nervus VI Klien mampu melihat benda tanpa menoleh, nervus VII Klien bisa senyum dan menutup kelopak mata dengan tahanan, nervus VIII Klien dapat mendengar gesekan jari, nervus IX uvula berada ditengah dan simetris, nervus X Klien dapat
menelan, nervus XI Klien bisa melawan tahanan pada pipi dan bahu, dan nervus XII Klien dapat menggerakkan lidah.
Pada pemeriksaan refleks fisiologis ditemukan adanya gerakan fleksi pada tangan kanan dan tangan kiri saat dilakukan
pemeriksaan refleks bisep dan ditemukan adanya gerakan ekstensi saat dilakukan
pemeriksaan refleks trisep. Pada
pemeriksaan refleks patella ditemukan adanya gerakan tungkai ke depan pada kaki kanan dan kaki kiri. Pada pemeriksaan refleks patologis berupa refleks babinsky ditemukan adanya gerakan fleksi pada jari – jari.
Pada pemeriksaan refleks fisiologis ditemukan adanya gerakan fleksi pada tangan kanan dan tangan kiri saat dilakukan
pemeriksaan refleks bisep dan ditemukan adanya gerakan ekstensi saat dilakukan
pemeriksaan refleks trisep. Pada
pemeriksaan refleks patella ditemukan adanya gerakan tungkai ke depan pada kaki kanan dan kaki kiri. Pada pemeriksaan refleks patologis berupa refleks babinsky ditemukan adanya gerakan fleksi pada jari – jari.
12. Sistem Perkemihan
Bersih, oliguria berkemih. Produksi urine ± 1 liter/hari, warna kuning jernih dan bau khas.
Bersih, tidak ada keluhan berkemih.
Produksi urine ± 900-1000 ml/hari, warna kuning dan bau khas.
13. Sistem
Muskuloskeletal dan Integumen
Pergerakan sendi bebas, otot simetris kanan dan kiri.
Pada pemeriksaan tangan kanan, tangan kiri dan kaki kanan, kaki kiri didapatkan kekuatan otot 5.
5 5 5 5 Penilaian edema
Pergerakan sendi bebas, otot simetris kanan dan kiri.
Pada pemeriksaan tangan kanan, tangan kiri dan kaki kanan, kaki kiri didapatkan kekuatan otot 5.
5 5 5 5
tidak ada edema ekstremitas dan tidak ada pitting edema.
Tidak terdapat peradangan dan ruam pada kulit.
Total nilai pada penilaian risiko decubitus adalah 21 (kategori : low risk)
Penilaian edema tidak ada edema ekstremitas dan tidak ada pitting edema.
Tidak terdapat peradangan dan ruam pada kulit.
Total nilai pada penilaian risiko decubitus adalah 21 (kategori : low risk) 14. Sistem Endokrin Tidak ada
pembesaran pada kelenjar tiroid, tidak terdapat pembesaran pada kelenjar getah bening bagian leher.
Tidak terdapat hipoglikemia dan hiperglikemia. Tidak terdapat riwayat luka sebelumnya dan tidak terdapat riwayat amputasi sebelumnya.
Tidak ada
pembesaran pada kelenjar tiroid, tidak terdapat pembesaran pada kelenjar getah bening bagian leher.
Tidak terdapat hipoglikemia dan hiperglikemia. Tidak terdapat riwayat luka sebelumnya dan tidak terdapat riwayat amputasi sebelumnya.
15. Seksualitas dan Reproduksi
tidak ada benjolan pada payudara, tidak ada kelainan pada genetalia
Tidak ada benjolan pada payudara Tidak ada kelainan pada prostat 16. Keamanan
Lingkungan
Total penilaian risiko Klien jatuh dengan skala morse adalah 20
(kategori: rendah)
Total penilaian risiko Klien jatuh dengan skala morse adalah 20
(kategori: rendah) Berdasarkan tabel 4.2 ditemukan data dari pemeriksaan fisik pada pemeriksaan kenyamanan atau nyeri pasien 1 dan 2 memiliki keluhan yang sama yaitu nyeri. Pada pasien 1 mengatakan nyeri dibagian bekas luka operasi di perut kanan bawah dengan skala 7, seperti ditusuk, hilang timbul, memberat saat dibawa banyak bergerak dan
pada pasien 2 klien mengatakan nyeri di bagian perut bekas operasi dengan skala 5, seperti ditusuk , hilang tinbul, memberat saat dibawa banyak beraktifitas kadang juga disertai gatal.
Pada pemeriksaan abdomen juga ditemukan kesamaan yaitu terdapat luka bekas operasi. Pada pasien 1 terdapat luka operasi post appendictomi di perut kanan bawah dengan panjang kurang lebih 6 cm, pada pasien 2 Terdapat luka post.op laparatomi di bagian mid linear abdomen dengan panjang sekitar 14 cm dan keduanya tertutup kassa dan hepafix.
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Penunjang Pasien Post-Opdi RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2021.
Pemeriksaan
Penunjang Klien 1 Klien 2 Laboratorium Pada tanggal 25 Mei
2021
Pukul : 21.24 WITA Antigen (Negatif) Hematologi Lengkap Hemoglobin: 13.1 g/dL
(13.0 – 18.0) Leukosit: 13.25 10^3/uL (4.00 - 10.00)
Eritrosit: 4.72
10^6/uL (4.50 – 6.20) Hematokrit: 39 % (40.0 – 54.0) Trombosit: 369 10^3/uL (150 - 450)
Pada tanggal 15 Juni 2021 Pukul : 10.00 WITA
Antigen (Negatif) Hematologi Lengkap Hemoglobin: 15.72 g/dL
(13.0 – 18.0) Leukosit: 14.1 10^3/uL (4.00 - 10.00)
Eritrosit: 5.20
10^6/uL (4.50 – 6.20) Hematokrit: 35 % (40.0 – 54.0) Trombosit: 345 10^3/uL (150 - 450)
Rontgen Tidak ada Tidak ada
EKG Tidak ada Tidak ada
USG Kesan : Appendisits
Akut
Gambaran
Appendisits Kronis Lain-lain :
Berdasarkan tabel 4.3 ditemukan data pada Klien 1 dan klien 2 dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan USG. Pada klien 1 pemeriksaan laboratorium terdapat hasil yang menunjukkan leukosit 13.25 (high) dan pemeriksaan laboratorium pada klien 2 juga menunjukkan Leukosit 14.1 (high), lalu pada pemeriksaan USG klien 1 ditemukan hasil Appendiksitis Akut dan hasil USG klien 2 ditemukan hasil Gambaran Appendisitis Kronis.
Tabel 4.4 Hasil Penatalaksanaan Terapi Pasien dengan Post-Op Appendisitis di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2021.
Klien 1 Klien 2
Pada tanggal 27 Juni 2021
- Metronidazole 2x1 100 ml 16 Tpm (IV line/infus)
- Ketorolac 3x30 mg (IV) - Metoklopramid 2x1ml (IV) Pada tanggal 28 Juni 2021 - Sulcrafat syr 3x5 ml (oral)
Pada tanggal 21 Juni 2021 - Ceftriaxone 2x1gr (IV) - Omeprazole 2x40 gr (IV) - Metronidazole 2x1 100 ml
16 Tpm (IV line/infus)
Berdasarkan tabel 4.4 ditemukan data penatalaksanan terapi pemberian obat pada pasien 1 yaitu sulcrafat syr, metronidazole kolf, ketorolac dan metoklopramid. Sedangkan terapi pemberian obat pada pasien 2 yaitu: ceftriaxone, omeprazole dan metronidazole.
b. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.5 Diagnosa Keperawatan Pasien dengan Post-op. Appendisitis di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2021.
No Uru t
Klien 1 Klien 2
Hari/
Tanggal ditemuka
n
Diagnosa Keperawatan
(Kode SDKI)
Hari/
Tanggal ditemukan
Diagnosa Keperawatan (Kode SDKI) 1. Kamis, 27
Mei 2021
Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis (prosedur operasi) (D.0077) Batasan karakteristik (kriteria mayor dan minor) :
b. Subjektif : px mengeluh nyeri pada luka bekas operasi di perut kanan bawah, skala 7, seperti ditusuk, hilang timbul, memberat saat dibawa banyak bergerak.
c. Objektif : - Klien
tampak sesekali meringis
Senin, 21 Juni 2021
Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis
(prosedur operasi) (D.0077)
Batasan karakteristik (kriteria mayor dan minor) : a. Subjektif : px
mengeluh nyeri pada luka bekas operasi di perut bagian tengah , skala 5, seperti diremas- remas, hilang timbul, memberat saat dibawa banyak bergerak dan beraktifitas.
b. Objektif : - Klien tampak
lemas dan sesekali
- KU : Sedang, kesadaran Compos mentis - TD : 120/78
mmhg, Nadi : 78x/menit, RR:
20x/menit, Suhu : 37oC
memegang perut
- KU : Sedang, kesadaran Compos mentis - TD : 117/84
mmhg, Nadi : 71x/menit, RR:
24x/menit, Suhu : 36,3oC
2. Kamis, 27 Mei 2021
Resiko defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan
makanan (mual- muntah) (D.0032) Batasan karakteristik (kriteria mayor dan minor) : a. Subjektif :
- Pasien mengatakan mual dan muntah sudah beberapa kali - Pasien
mengatakan belum diizinkan makan b. Objektif :
- Pasien Nampak lemas - Saat
pengkajian terhitung pasien muntah sebanyak 3x,
kebanyakan
Senin, 21 Juni 2021
Resiko infeksi b.d efek prosedur invasif (D.0142) Batasan
Karaktristik (factor risiko) :
- Tindakan Invasif
muntah hanya sekedar cairan berwarna kuning 3 Kamis, 27
Mei 2021
Resiko infeksi b.d efek prosedur invasif (D.0142) Batasan
Karaktristik (factor risiko) : Tindakan Invasif
Senin, 21 Juni 2021
Gangguan
Mobilitas Fisik b.d keengganan melakukan pergerakan(D.005 4)
Batasan karakteristik (Kriteria mayor dan minor) :
a. Subjektif : - Pasien
mengatakan jika px takut melakukan mobilisasi karerna takut jahitan pada lukanya terbuka - Pasien
mengatakan masih terasa nyeri saat bergerak b. Objektif :
-Pasien nampak lemas - Saat
pengkajian pemerikasaa n kekuatan otot pasien baik
Berdasarkan tabel 4.5 setelah melakukan pengkajian dan menganalisis data pada pasien 1 ditegakkan 3 diagnosa keperawatan.
Urutan diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (prosedur operasi), resiko defisit nutrisi
berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan (mual- muntah) dan resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif Sedangkan pada pasien 2 juga ditegakkan 3 diagnosa keperawatan.
Urutan diagnosa keperawatan yaitu, nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (prosedur operasi), resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif dan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keengganan melakukan pergerakan.
Pada pasien 1 dan 2 terdapat masalah yang harus diperhatikan selain nyeri karena pasca operasi dan resiko infeksi yaitu pada pasien 1 adalah resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan dikarenakan mual dan muntah yang aktif, lalu pada pasien 2 terdapat gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keengganan melakukan pergerakan yang dibuktikan dengan data subjektif dari pasien yang mengatakan takut unutk melakukan mobilisasi karena takut jahitan pada lukanya akan terbuka.
c. Perencanaan
Tabel 4.6 Perencanaan Pasien dengan Post-op appendisitis di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2021.
Hari/Tangg al
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi Pasien 1
Kamis, 27 Mei 2021
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (Prosedur operasi).
(D.0077)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatans 1x1 jamdiharapkan tingkat nyeri (L.08066) menurun dengan Kriteria Hasil :
Manajemen nyeri (I.08238)
Observasi:
1.1 Identifikasi lokasi , karakteristik, durasi
frekuensi,