PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penelitian yang dilakukan oleh Nurarif dan Kusuma (2015) pada kasus klien apendisitis dapat timbul berbagai masalah keperawatan, baik masalah pada saat pra operasi maupun pasca operasi. Masalah keperawatan yang mungkin timbul pada perawatan pra operasi antara lain nyeri akut, hipertermia, gangguan kenyamanan, dan kecemasan. Pada masa pasca operasi dapat timbul masalah keperawatan seperti nyeri akut, risiko infeksi, risiko kekurangan volume cairan dan kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada kasus klien apendisitis, berbagai masalah keperawatan dapat muncul terutama pada masa pasca operasi, dan ini merupakan masalah yang sangat serius.
Rumusan Masalah
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti kasus apendisitis pasca operasi sebagai kasus yang dikelola dengan judul “Pelayanan keperawatan pada pasien apendisitis pasca operasi di RSUD Dr.
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Dapat mengevaluasi kinerja tindakan keperawatan pada pasien apendisitis pasca operasi di RSUD Dr.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan riwayat kesehatan sebelumnya, diketahui bahwa data Pasien 1 dan Pasien 2 menunjukkan bahwa pasien tidak pernah menderita penyakit apa pun sebelumnya. Pada saat pengkajian data psikososial pasien 1 dan pasien 2 tidak ditemukan adanya masalah keperawatan, pola komunikasi baik, pasien mampu bekerjasama dan tidak terdapat gangguan pada konsep diri. Pasien menyatakan bahwa dia bangun sekitar jam 7 pagi tadi tanpa rasa mual dan muntah. - Kata pasien.
Kata pasien nyeri pada luka operasi kadang disertai rasa gatal dan hangat - Kata pasien tidak ada.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Dasar Medis Appendisitis
- Definisi
- Anatomi dan Fisiologi Appendiks
- Etiologi Appendisitis
- Patofisiologis
- Manifestasi Klinis
- Pathway
- Penatalaksanaan Medis
- Komplikasi
Apendisitis adalah penyebab utama peradangan akut pada kuadran kanan bawah perut dan penyebab umum pembedahan perut darurat. Apendisitis adalah suatu proses inflamasi akibat infeksi pada usus buntu atau appendix atau usus buntu. Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa radang usus buntu adalah suatu peradangan pada usus buntu yang disebabkan oleh adanya sumbatan pada lumen usus buntu.
Jika terbentuk abses usus buntu, akan terasa adanya massa di kuadran kanan bawah yang cenderung menonjol ke arah rektum atau vagina.
Konsep Masalah keperawatan
- Kriteria Mayor dan Minor
- Faktor Yang Berhubungan
Apabila perforasi disertai peritonitis generalisata atau pembentukan abses sudah terjadi sejak klien pertama kali datang, diagnosis dapat ditegakkan dengan pasti. Sedangkan kriteria minor adalah tanda dan gejala yang seharusnya tidak ada namun dapat mendukung diagnosis (PPNI, 2017). Kondisi atau situasi yang berkaitan dengan suatu masalah yang dapat mendukung data yang lengkap untuk memastikan suatu diagnosis atau masalah keperawatan (PPNI, 2017).
Pengalaman sensorik atau emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, yang timbul secara tiba-tiba atau lambat dan dengan intensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Konsep Asuhan Keperawatan
- Pengkajian Keperawatan
- Diagnosa Keperawatan
- Perencanaan Keperawatan
- Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
- Evaluasi Keperawatan
T : datang silih berganti dan kadang disertai rasa gatal pada daerah sekitar luka. px bilang dia tidak punya penyakit. Klien mengatakan bahwa tidak ada seorang pun di keluarganya yang mempunyai kelainan/cacat dan menderita penyakit berat. Riwayat keluarga pasien 1 dan pasien 2 tidak ditemukan adanya permasalahan, tidak ada satupun keluarga yang mempunyai kelainan/cacat dan menderita penyakit berat.
Pasien mengatakan tidak ada demam, namun luka terkadang terasa hangat dan disertai rasa gatal di sekitar area luka.
METODE PENELITIAN
Pendekatan (Desain Penelitian)
Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang hasilnya tidak diperoleh melalui prosedur kuantifikasi, perhitungan statistik atau jenis metode lain yang menggunakan angka. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif berbentuk studi kasus untuk menggali masalah asuhan keperawatan pada klien apendisitis pasca operasi di RSUD Dr. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan keperawatan yang meliputi investigasi, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
SubyekPenelitian
Kriteria inklusi merupakan ciri-ciri umum atau persyaratan yang diharapkan peneliti dapat dipenuhi oleh subjek penelitiannya (Sani, 2018). Kriteria eksklusi merupakan karakteristik dan populasi yang mungkin menyebabkan subjek memenuhi kriteria inklusi namun tidak dapat dimasukkan menjadi subjek penelitian (Sani, 2018).
Batasan Istilah (Definisi Operasional)
Lokasi dan Waktu Penelitian
Prosedur Penelitian
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Keabsahan Data
Triangulasi teknis artinya peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk memperoleh data dari sumber data yang sama. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara pada pagi hari pada saat narasumber masih segar agar diperoleh data yang lebih bernilai.
Analisis Data
Bentuk dada simetris, frekuensi 20x/menit, tidak ada pernapasan lubang hidung, tidak ada otot bantu pernapasan. Tidak ada riwayat cedera sebelumnya dan tidak ada riwayat amputasi sebelumnya. tidak ada benjolan di payudara, tidak ada kelainan pada alat kelamin. Tidak ada tanda dan gejala infeksi yang terlihat pada pasien. J: Masalah telah teratasi sebagian. P: Intervensi terus berlanjut.
Rencana tindakan keperawatan apendisitis pasca operasi yang akan dilakukan pada pasien 1 dan 2 dengan masalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (prosedur bedah) meliputi : 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
- Gambaran Lokasi Penelitian
- Data Asuhan Keperawatan
Klien mengatakan bahwa ia hanya melakukan pekerjaan rumah tangga di rumah dan tidak melakukan pekerjaan berat, namun ketika di sekolah ia sering makan mie instan. Saat di RS dievaluasi, pihak px mengatakan tidak ada pembersihan. Mata Mata sempurna dan Mata sempurna dan. simetris kanan dan kiri, tidak ada pembengkakan kelopak mata, sklera, konjungtiva anemia, tidak ada edema kelopak mata, kornea jernih, +refleks, pupil isokortikal. Tidak ada simetri kanan-kiri. pembengkakan kelopak mata, sklera, konjungtiva anemia, kelopak mata tanpa edema, kornea jernih, reflek +, pupil isokore c. pernafasan melalui lubang hidung, posisi septum hidung di tengah, tidak ada sekret atau sumbatan pada lubang hidung, rasa tajam. baunya normal dan tidak ada kelainan. pernafasan melalui lubang hidung, posisi septum hidung di tengah, tidak ada sekret atau sumbatan pada lubang hidung, rasa tajam. baunya normal dan tidak ada kelainan d. merah muda, lidah merah muda, selaput lendir lembab, amandel tidak membesar. Telinga Telinga kanan dan kiri simetris, berukuran sedang, saluran telinga kanan dan kiri jernih, tidak ada benda asing dan saluran telinga bersih.
Telinga simetris kanan dan kiri, berukuran sedang, saluran telinga kanan dan kiri jernih, tidak ada benda asing dan saluran telinga bersih. Pemeriksaan leher: Tidak ada luka parut, tidak ada pembengkakan tiroid, tidak ada massa di leher, tidak ada yang teraba. pembesaran kelenjar tiroid, tanpa teraba pembesaran kelenjar getah bening. Tidak ada luka parut, tidak ada pembengkakan tiroid, tidak teraba massa di leher, tidak teraba pembesaran tiroid, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe.
Paru-paru hati yang normal membatasi ICS menjadi 4 suara perkusi yang nyaring. vesikular, ucapan terdengar jelas, tidak ada bunyi nafas tambahan. Bentuk dada simetris, frekuensi 24x/menit, ritme pernapasan teratur, pola pernapasan normal, pernapasan tidak melalui lubang hidung, tidak ada otot bantu pernapasan. Premitus vokal dirasakan sama kanan dan kiri, saat klien mengucapkan tujuh-tujuh, tidak ada krepitus. Paru-paru hati yang normal membatasi ICS menjadi 4 suara perkusi yang nyaring. vesikuler, bunyi bicara jelas, tidak ada bunyi napas tambahan 9. Tidak ada nyeri dada, CRT kira-kira. 2 detik, tidak ada tongkat di ujung jari Anda.
Bentuk perut rata, tidak ada benjolan/massa, tidak ada bayangan vena, gerak peristaltik usus 14x/menit. Palpasi perut terasa lembut, tanpa pembesaran hati, tanpa nyeri lepas. Mc.Berney, suara perut timpani, tidak ada asites, terdapat luka operasi pasca operasi usus buntu di perut kanan bawah sepanjang kurang lebih 6 cm yang ditutup dengan kain kasa dan hepafix. kategori: normal), bila di rumah pasien makan 3 kali sehari dan buang air besar 1-2 kali sehari, selama di rumah sakit klien buang air besar 1 kali sehari, diet lunak, nafsu makan baik. Bentuk perut rata, tidak ada benjolan/massa, tidak ada bayangan vena, gerak peristaltik usus 15x/menit, tidak ada pembesaran hati, tidak nyeri lepas.
Pembahasan
- Pengkajian
- Intervensi keperawatan
- Implementasi keperawatan
- Evaluasi keperawatan
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, pasien 2 mendapat perawatan keperawatan selama 3 hari di RS. Rencana tindakan keperawatan pasca operasi apendisitis yang akan dilakukan pada pasien 1 dan 2 dengan masalah risiko infeksi yang dibuktikan dengan dampak prosedur invasif antara lain: 1. Menurut peneliti, manfaat penerapan intervensi risiko infeksi yang disiapkan pada pasien 1 dan 2 sesuai dengan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang meliputi observasi, terapi, edukasi dan kolaborasi.
Rencana tindakan keperawatan pasca operasi apendisitis yang akan dilaksanakan pada pasien 1 dengan masalah resiko defisiensi nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan (mual-muntah) antara lain : 1. Menurut peneliti manfaat dari penerapannya adalah Intervensi risiko-defisiensi gizi yang disiapkan pada pasien 1 telah sesuai sesuai SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang meliputi observasi, terapi, edukasi dan kolaborasi. Rencana tindakan keperawatan pasca operasi apendisitis yang akan dilaksanakan pada Pasien 2 dengan masalah defisiensi nutrisi berhubungan dengan kurangnya paparan informasi antara lain : 1.
Menurut peneliti, manfaat penerapan intervensi defisit pengetahuan yang disiapkan pada pasien 1 sesuai SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) antara lain observasi, terapi, edukasi dan kolaborasi. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien 1 dan pasien 2 dilakukan di tempat yang berbeda yaitu pada pasien 1 dilakukan pada tanggal 27 s/d 29 Mei 2021 di ruang Flamboyan A. Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang dilakukan dan disesuaikan dengan permasalahan keperawatan yang ada pada pasien.
Evaluasi dilakukan penyidik pada pasien 1 dan 2 selama 3 hari dan dilakukan dalam format SOAP. Implementasi asuhan keperawatan pada pasien kasus apendisitis di RS Santa Anna Kendari Tahun 2015 Karya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada klien 1 dan klien 2 pada klien pasca operasi apendisitis di ruang Flamboyan A dan B RSUD Dr. Salah satu pertimbangan utama dalam pengkajian klien dengan apendisitis pasca operasi adalah pengkajian nyeri dengan menggunakan metode Metode PQRST (Provokasi/Palliat, Kualitas, Wilayah/Radian, Skala/Keparahan, Waktu). Berdasarkan teori yang dikemukakan peneliti pada bab sebelumnya, terdapat empat diagnosis yang biasa terjadi pada kasus apendisitis pasca operasi.
Perencanaan atau upaya keperawatan yang digunakan pada kedua pasien dirumuskan berdasarkan prioritas permasalahan dengan teori yang ada, Intervensi pada setiap diagnosis dapat sesuai dengan Tindakan dalam hal ini dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dilakukan, namun ada lebih banyak prosedur yang tidak dilakukan sesuai dengan kebutuhan kedua pasien dengan radang usus buntu pasca operasi. Respon pasien dalam pelaksanaan asuhan keperawatan baik, pasien cukup kooperatif dalam pelaksanaan setiap tindakan keperawatan.
Hasil evaluasi yang dilakukan peneliti terhadap klien 1 dan 2 menunjukkan bahwa permasalahan pada kedua klien telah terselesaikan sepenuhnya.
Saran
Untuk menegakkan diagnosa keperawatan diharapkan peneliti juga harus cermat dalam mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang ada pada pasien sesuai dengan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), sehingga permasalahan keperawatan yang timbul pada klien dapat tertangani dengan sempurna, dan Hal ini juga diharapkan agar peneliti melakukan tindakan yang sesuai dengan acuan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang direncanakan, sehingga tindakan dalam asuhan keperawatan terstruktur dengan baik dan tepat sasaran. Dan pada penilaian evaluasi akhir diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk benar-benar menilai segala sesuatu yang terlibat dalam proses keperawatan, agar tercipta suatu asuhan keperawatan yang komprehensif dan holistik. Peneliti sangat berharap hasil penelitian ini dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan yang dapat menambah pemahaman ilmu keperawatan dan membantu pengembangan pemberian asuhan keperawatan pada pasien apendisitis pasca operasi dengan sumber dan referensi terkini.
Pelayanan medis pasien penyakit usus buntu yang dirawat di Rumah Sakit (POLITEKNIK KESEHATAN, KEMENKES KALIMANTAN TIMUR). Asuhan keperawatan pada pasien apendisitis pasca operasi dengan masalah keperawatan akibat rusaknya integritas jaringan (STIKKES Insan Cendikia Medika Jombang). Asuhan keperawatan pada pasien stroke non hemoragik yang dirawat di Rumah Sakit (POLTEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR).