• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1.3 Data Asuhan Keperawatan

Penulis melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan meliputi pengkajian, perumusan diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

4.1.3.1. Pengkajian

39

Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Biodata Pasien dengan Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

IDENTITAS PASIEN PASIEN I PASIEN II

Nama Nn. P Ny. D

Jenis kelamin Perempuan Perempuan

Kelamin 13 tahun 55 tahun

Status perkawinan Belum menikah Menikah

Pekerjaan Pelajar Ibu rumah tangga

Agama Islam Kristen

Pendidikan terakhir SD SMP

Alamat Jl. Cut Nyak Dien, Sangatta Sungai Kerbau, Samarinda

Diagnosa medis Ca Ovarium St. III Ca Ovarium St. III

Nomor Register 01.05.92.61 01.01.67.86

MRS/Tgl pengkajian 1 Mei 2019 10 Mei 2019

15 Mei 2019 16 Mei 2019

Dari tabel 4.1 data anamnesis didapatkan bahwa kedua pasien dalam biodata ditemukan persamaan jenis kelamin dan diagnosa medis yaitu Ca Ovarium Stadium III.

Tabel 4.2 Hasil Riwayat Biodata Pasien dengan Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Data Subjektif PASIEN I PASIEN II

Keluhan utama Pasien mengeluh mual muntah setelah kemoterapi

Pasien mengeluh mual muntah setelah kemoterapi

Riwayat penyakit sekarang

Pasien terdiagnosa Ca Ovarium sejak 2 bulan yang lalu. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 1 Mei 2019 dan merupakan pasien rujukan dari RSUD Kudungga Sangatta. Keadaan umum lemah, kesadaran composmentis. Perut pasien terlihat membesar karena penumpukkan cairan. Pasien mengatakan nyeri pada perutnya, nyeri seperti disayat benda tajam dan terasa diseluruh lapang perutnya, skala nyeri 7 dengan waktu terus menerus. Pasien mengatakan merasa mual dan muntah serta kurang nafsu makan setelah menjalani kemoterapi.

Selama sakit pasien mengalami

Pasien terdiagnosa Ca Ovarium dari sejak tahun 2013. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 15 mei 2019. Pasien mengatakan masuk rumah sakit karena sudah jadwalnya untuk melakukan kemoterapi yang ke 12. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis. Pasien mengeluh mual muntah setelah menjalani kemoterapi. Selama sakit pasien mengatakan mengalami penurunan berat badan SMRS 64 kg sekarang menjadi 60 kg. Pasien dapat beraktifitas secara mandiri.

40

penurunan berat badan SMRS 48 kg sekarang menjadi 40 kg. Pasien terlihat lemah dan aktifitas dibantu oleh keluarga.

Riwayat kesehatan dahulu

Sebelumnya pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit

Sebelumnya pasien sudah pernah dirawat dirumah sakit dengan diagnosa yang sama dan menjalani operasi pengangkatan ovarium pada tahun 2016. Lalu pada tahun 2018 pasien kembali menjalani operasi kolostomi.

Riwayat kesehatan keluarga

Ibu pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien.

Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien.

Pada tabel 4.2 ditemukan datadari pengkajian riwayat kesehatan pada pasien I dan pasien II dalam keluhan utama ditemukan ada persamaan yaitu mual muntah.

Pada riwayat penyakit sekarang pasien I dan pasien II memiliki persamaan mengalami penurunan berat badan selama sakit. Pada riwayat kesehatan dahulu pasien I sebelumnya tidak pernah masuk rumah sakit sedangkan pada pasien II sudah pernah dirawat di rumah rumah sakit dengan diagnosa yang sama. Pada riwayat kesehatan keluarga memiliki persamaan pada pasien I dan pasien II yaitu anggota keluarga lain tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama dengan pasien.

Tabel 4.3 Hasil pengkajian Klien dengan Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Observasi PASIEN I PASIEN II

Keadaan umum Posisi pasien supine, pasien terpasang IVFD, Nasal Kanul, Drain, dan Kateter Epidural

Posisi pasien duduk, pasien tidak terpasang alat invasif apapun Kesadaran Kesadaran composmentis dengan

GCS E4V5M6

Kesadaran composmentis dengan GCS E4V5M6

Pemeriksaan tanda- tanda vital

TD : 110/80 mmHg N : 92x/menit RR : 20x/menit T : 36,7oC

TD : 150/100 mmHg N : 81x/menit RR : 20x/menit T : 36,2oC

41

Kenyamanan/Nyeri P : Perubahan posisi

Q : seperti disayat benda tajam R : seluruh lapang perut S : 4

T : Terus menerus

Tidak ada keluhan nyeri pada pasien.

Status

fungsional/aktivitas dan mobilitas Barthel indeks

1. Mengendalikan rangsangan defekasi (BAB) : skor 2 Mandiri

2.

Mengendalikan rangsang berkemih (BAK) : skor 2 Mandiri

3. Membersihkan diri (cuci muka, sisir rambut, sikat gigi) : skor 0 Butuh pertolongan orang lain 4. Penggunaan jamban masuk dan

keluar (melepaskan, memakai, celana, membersihkan, menyiram) : Skor 1 Perlu bantuan

5.

Makan : Skor 1 perlu ditolong memotong makanan

6.

Berubah sikap dari berbaring ke duduk : skor 0 tidak mampu 7. Berpindah/berjalan: skor 0

tidak mampu

8. Memakai Baju : skor 1 sebagian dibantu

9. Naik turun tangga : skor 0 Tidak mampu

10. Mandi : Skor 0 tergantung orang lain

TOTAL : 7 Ketergantungan Berat

1. Mengendalikan rangsangan defekasi (BAB) : skor 2 Mandiri

2.

Mengendalikan rangsang berkemih (BAK) : skor 2 Mandiri

3.

Membersihkan diri (cuci muka, sisir rambut, sikat gigi) : skor 1 mandiri

4.

Penggunaan jamban masuk dan keluar (melepaskan, memakai, celana,

membersihkan, menyiram) : Skor 2 mandiri

5. Makan : Skor 2 Mandiri

6.

Berubah sikap dari berbaring ke duduk : 3 mandiri

7.

Berpindah/berjalan: 3 mandiri

8.

Memakai Baju : skor 2 mandiri

9.

Naik turun tangga : skor 2 mandiri

10.

Mandi : Skor 1 mandiri TOTAL : 18 Ketergantungan Ringan

Berdasarkan tabel 4.3 ditemukan data dari pengkajian observasi kedua pasien sama kesadaran compos mentis, GCS E4 V5 M6, pasien I memiliki masalah nyeri sedangkan pasien II tidak, dan untuk aktivitas pasien I ketergantungan Berat sedangkan pasien II ketergantungan Ringan.

Tabel 4.4 Hasil Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pasien dengan

42

Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Pemeriksaan Fisik PASIEN I PASIEN II

A. Pemeriksaan kepala dan leher

1. Kepala dan rambut

Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada lesi.

Penyebaran rambut merata berwarna hitam, rambut mudah patah, tidak bercabang, dan tidak ada kelainan

Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada lesi.

Penyebaran rambut tidak merata, berwarna hitam dan putih (uban), rambut mudah patah, tidak bercabang, dan tidak ada kelainan 2. Mata Mata lengkap, simetris kanan

dan kiri., kornea mata jernih kanan dan kiri. Konjuntiva anemis dan sklera tidak ikterik Kelopak mata/palepebra tidak ada pembengkakan. Adanya reflek cahaya pada pupil dan bentuk isokor kanan dan kiri, iris kanan kiri berwarna hitam, tidak ada kelainan

Mata lengkap, simetris kanan dan kiri., kornea mata jernih kanan dan kiri. Konjuntiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik Kelopak mata/palepebra tidak ada pembengkakan. Adanya reflek cahaya pada pupil dan bentuk isokor kanan dan kiri, iris kanan kiri berwarna hitam, tidak ada kelainan

3. Hidung Tidak ada pernafasan cuping hidung, posisi septum nasal ditengah, lubang hidung bersih, tidak ada secret, tulang hidung dan septum nasi tidak ada pembengkakan dan tidak ada polip

Tidak ada pernafasan cuping hidung, posisi septum nasal ditengah, lubang hidung bersih, tidak ada secret, tulang hidung dan septum nasi tidak ada pembengkakan dan tidak ada polip

4. Mulut &

Lidah

Keadaan mukosa bibir kering dan pucat. Tonsil ukuran normal uvula letak simetris ditengah .

Keadaan mukosa bibir kering dan pucat. Tonsil ukuran normal uvula letak simetris ditengah .

5. Telinga Bentuk telinga sedang, simetris kanan dan kiri. Lubang telinga bersih, tidak ada serumen berlebih, pendengaran berfungsi dengan baik

Bentuk telinga sedang, simetris kanan dan kiri. Lubang telinga bersih, tidak ada serumen berlebih, pendengaran berfungsi dengan baik

6. Leher Kelenjar getah bening tidak teraba, kelenjar tiroid tidak teraba, posisi trakhea letak ditengah dan tidak ada kelainan

Kelenjar getah bening tidak teraba, kelenjar tiroid tidak teraba, posisi trakhea letak ditengah dan tidak ada kelainan

43

B. Pemeriksaan thorak sistem pernafasan 1. Inspeksi 2. Palpasi 3. Perkusi 4. Auskultasi

Pasien terlihat sesak, tidak ada batuk dan secret. Bentuk dada simetris, irama nafas teratur, pola nafas normal, tidak ada pernafasan cuping hidung, otot bantu pernafasan, vocal permitus dan ekspansi paru anterior dan posterior dada normal, perkusi sonor, auskultasi suara nafas vesikuler

Pasien terlihat sesak, tidak ada batuk dan secret. Bentuk dada simetris, irama nafas teratur, pola nafas normal, tidak ada pernafasan cuping hidung, otot bantu pernafasan, vocal permitus dan ekspansi paru anterior dan posterior dada normal, perkusi sonor, auskultasi suara nafas vesikuler

C. Pemeriksaan jantung

1. Inspeksi dan palpasi 2. Perkusi batas

jantung 3. Auskultasi

Pada pemeriksaan inspeksi CRT

> 2 detik tidak ada sianosis. Pada pemeriksaan palpasi iktus kordis teraba hangat. Perkusi batas jantung : Basic jantung berada di ICS II dari lateral ke media linea , para sterna sinistra, tidak melebar, Pinggang jantung berada di ICS III dari linea para sterna kiri, tidak melebar, Apeks jantung berada di ICS V dari linea midclavikula sinistra, tidak melebar. Pemeriksaan auskultasi : bunyi jantung I saat auskultasi terdengar bunyi jantung normal dan regular, bunyi jantung II : saat auskultasi terdengar bunyi jantung normal dan regular, bunyi jantung tambahan : tidak ada bunyi jantung tambahan, dan tidak ada kelainan.

Pada pemeriksaan inspeksi CRT <

2 detik tidak ada sianosis. Pada pemeriksaan palpasi iktus kordis teraba hangat. Perkusi batas jantung : Basic jantung berada di ICS II dari lateral ke media linea , para sterna sinistra, tidak melebar, Pinggang jantung berada di ICS III dari linea para sterna kiri, tidak melebar, Apeks jantung berada di ICS V dari linea midclavikula sinistra, tidak melebar.

Pemeriksaan auskultasi : bunyi jantung I saat auskultasi terdengar bunyi jantung normal dan regular, bunyi jantung II : saat auskultasi terdengar bunyi jantung normal dan regular, bunyi jantung tambahan : tidak ada bunyi jantung tambahan, dan tidak ada kelainan.

D. Pemeriksaan Abdomen 1. Inspeksi 2. Auskultasi 3. Palpasi 4. Perkusi

Inspeksi : Bentuk abdomen bulat dan asites, terdapat massa pada perut, dan tampak bayangan pembuluh darah pada abdomen, tidak ada luka operasi .

Auskultasi : peristaltic 25x/menit Palpasi : Tegang

nyeri tekan, massa , Hepar Lien tidak ada kelainan

Ginjal tidak ada nyeri tekan, tidak ada asietas.

Inspeksi : Bentuk abdomen bulat dan datar, benjolan/masa tidak ada pada perut, tidak tampak

bayangan pembuluh darah pada abdomen, tidak ada luka operasi . Auskultasi : peristaltic 25x/menit Palpasi : Tegang

Tidak ada nyeri tekan, mass, Hepar Lien tidak ada kelainan Ginjal tidak ada nyeri tekan, tidak ada asietas.

E. Pemeriksaan Neurologis

Memory Panjang, perhatian dapat mengulang, bahasa baik, kongnisi baik, orientasi orang, saraf sensori nyeri tusuk. Tingkat kesadaran compos mentis. Tanda rangsangan otak (meningeal sign) :

1. N I (olfaktorius) : penciuman baik, bisa membedakan bau-

Memory Panjang, perhatian dapat mengulang, bahasa baik, kongnisi baik, orientasi orang, saraf sensori nyeri tusuk. Tingkat kesadaran compos mentis. Tanda rangsangan otak (meningeal sign) :

1. N I (olfaktorius) : penciuman baik, bisa membedakan bau- bauan.

44

bauan.

2. N II (optikus) : jarak pandang baik

3. NIII (okulomotorius) : adanya reflek rangsangan pada pupil

4. N IV (troklearis) : bisa menggerakkan bola mata ke atas dan ke bawah

5. N V (trigeminus) : tidak ada kesulitan mengunyah 6. N VI (abdusen) : bisa

menggerakan bola mata ke kanan dan ke kiri

7. N VII (facialis) : pengecapan terhadap rasa-rasa baik 8. NVIII(vestibulotroklearis) :

pendengaran baik

9. NIX (glosofaringeus): tidak ada nyeri telan

10. N X (vagus) : bisa mengucap

“ah” dan menelan saliva 11. N XI (assesorius) : bisa mengangkat bahu dan menoleh dengan adanya tahanan

12. NXII (hipoglosus): bisa menjulurkan, menggerakkan lidah ke kanan dan ke kiri Fungsi motorik klien normal, bisa menggerakkan ekstremitas atas dan bawah, nilai motorik 6 (mengikuti perintah), Fungsi sensorik normal, tidak ada masalah pada fungsi sensorik, reflek fisiologis : patella (-), reflek patofisiologis : babinski (-)

2. N II (optikus) : jarak pandang baik

3.

NIII (okulomotorius) : adanya reflek rangsangan pada pupil

4.

N IV (troklearis) :,bisa menggerakkan bola mata ke atas dan ke bawah

5.

N V (trigeminus) : tidak ada kesulitan mengunyah

6.

N VI (abdusen) : bisa menggerakan bola mata ke kanan dan ke kiri

7. N VII (facialis) : pengecapan terhadap rasa-rasa baik

8.

NVIII(vestibulotroklearis) : pendengaran baik

9. NIX (glosofaringeus): tidak ada nyeri telan

10. N X (vagus) : bisa mengucap

“ah” dan menelan saliva 11. N XI (assesorius) : bisa

mengangkat bahu dan menoleh dengan adanya tahanan

12. NXII (hipoglosus): bisa menjulurkan, menggerakkan lidah ke kanan dan ke kiri Fungsi motorik klien normal, bisa menggerakkan ekstremitas atas dan bawah, nilai motorik 6 (mengikuti perintah), Fungsi sensorik normal, tidak ada masalah pada fungsi sensorik, reflek fisiologis : patella (-), reflek patofisiologis : babinski (-)

F. Pemeriksaan sistem perkemihan

Kebersihan genitalia bersih, tidak ada keluhan kencing, kemampuan berkemih spontan, produksi urin 1300 ml/hari warna kuning bau amoniak, tidak ada nyeri tekan.

Kebersihan genitalia bersih, tidak ada keluhan kencing, kemampuan berkemih spontan, produksi urin 1600 ml/hari warna kuning bau amoniak, tidak ada nyeri tekan.

G. Pemeriksaan muskuluskeletal (ekstremitas) dan Integumen

Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan ekstermitas, tidak ada kelainan tulang belakang, tidak fraktur, tidak menggunakan traksi, tidak komparmentet syndrome, kulit kemerahan, turgor kulit kurang,

Kekuatan otot :

Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan ekstermitas, tidak ada kelainan tulang belakang, tidak fraktur, tidak menggunakan traksi, tidak komparmentet syndrome, kulit kemerahan, turgor kulit kurang,

Kekuatan otot :

45

5 5 5 5 Tidak ada luka

5 5 5 5 Tidak ada luka.

H. Sistem Endokrin Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.

Berdasarkan tabel 4.4 ditemukan data dari pemeriksaan fisik pada pasien I dan pasien II ditemukan masalah pada pemeriksaan mulut dan faring terdapat masalah bibir kering dan pucat. Pada pasien I di pemeriksaan mata terdapat masalah konjungtiva anemis sedangkan pada pemeriksaan abdomen pada pasien I dan pasien II didapatkan hasil terdapat luka bekas operasi. Pada pasien I terlihat bayangan vena sedangkan pada pasien II terdapat luka kolostomi.

Tabel 4.5 Riwayat menstruasi dan kontraspsi Pasien dengan Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Riwayat PASIEN I PASIEN II

Menstruasi Nn. P belum pernah mengalami menarche

Ny. D mengalami menarche pada usia 14 tahun, dengan siklus teratur setiap bulan, lama haid 4-5 hari.

Kontrasepsi Nn. P belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

Tipe alat kontrasepsi yang pernah dipakai olen Ny. D adalah suntik 3 bulan, pil, dan yang terakhir digunakan adalah spiral. Tujuan Ny.D menggunakan KB yaitu

untuk memberikan jarak

kehamilan. Ny.D berhenti menggunakan KB pada tahun 2016. Alasan Ny.D berhenti menggunakan KB karena sudah tidak menstruasi.

46

Tabel 4.6 Hasil Anamnesis Pemeriksaan Penunjang Pasien dengan Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Tindakan PASIEN I PASIEN II

Pengkajian spiritual sebelum sakit

Sering Sering

Pengkajian spiritual selama sakit

Kadang-kadang Kadang-kadang

Pemeriksaan penunjang Tgl : 08/05/2019 Hb : 8,3 g/dl Tgl : 09/05/2019 Hb : 5,4 g/dl Hematokrit : 17,5 % Leukosit : 12,6 Eritrosit : 2,11 g/dl Tgl 10/05/2019 Hb : 7,7 g/dl Leukosit : 9,1 Hematokrit : 23%

Tabel 4.7 Penatalaksanaan terapi pasien dengan Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Penatalaksanaan Terapi

PASIEN I PASIEN II

1. Morphin dicampur dengan 2. Levica 0,1% 3x10cc Obat kemoterapi :

3. Bleomycin 3x15mg (IV) drip 4. Etoposid 3x100mg (IV) drip 5. Carboplatin 1x200 mg (IV) drip

Obat kemoterapi :

1. Bleomycin 3x15mg (IV) drip 2. Etoposid 3x100mg (IV) drip 3. Carboplatin 1x200 mg (IV) drip

Pada tabel 4.7 terdapat persamaan pada kedua pasien tentang jenis terapi yang

47

didapatkan, yaitu obat yang digunakan untuk proses kemoterapi. Pada pasien I mendapatkan tambahan terapi Morphin dan Levica untuk mengatasi nyeri yang dirasakan.

4.1.3.2. Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.8 Daftar Diagnosa Keperawatan pada pasien dengan Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

No. PASIEN I PASIEN II

Tanggal ditemukan

Diagnosa Kep Tanggal ditemukan

Diagnosa Kep 1. 10/05/2019 Defisit nutrisi b/d kurang

asupan makanan (D.0019) DS :

 Pasien mengatakan nafsu makan berkurang dan merasa mual muntah

 Pasien mengatakan cepat kenyang saat makan

DO :

 Pasien mengalami penurunan BB 8 kg

 Pasien hanya mau makan 2 sendok dari porsi makan yang sudah sediakan

 Antropometri Lila : 17 cm BB SMRS : 48 kg BB sekarang : 40 kg TB : 150 cm

 Biokimia Hb : 7,7 g/dl

 Klinik KU : lemah Bibir : kering Konjungtiva : anemis

 Diit : BTKTP

16/05/2019 Defisit nutrisi b/d kurang asupan makanan (D.0019) DS :

 Pasien

mengatakan nafsu makan berkurang dan mual muntah

 Pasien

mengatakan cepat kenyang saat makan

 Pasien mengatakan bajunya terasa longgar DO :

Pasien mengalami penurunan BB 4 kg

Pasien hanya menghabiskan ¼ porsi makan yangsudah disediakan

Antropometri Lila :29 cm

48

BB SMRS : 64 kg BB sekarang : 60 kg

TB : 155 cm

Biokimia : -

Klinik KU : baik Bibir : kering

Diit : TKTP 2. 10/05/2019 Nausea b/d efek agen

farmakologis (D.0076) DS :

 Pasien mengeluh mual

 Pasien merasa ingin muntah

 Pasien mengeluh tidak nafsu makan

DO :

 Pasien hanya mau makan 2 sendok saja dari porsi makan yang sudah disediakan

 Pasien terlihat pucat

16/05/2019 Nausea b/d efek agen farmakologis

(D.0076) DS :

 Pasien mengeluh mual

 Pasien merasa ingin muntah

 Pasien mengeluh tidak nafsu makan DO :

 Pasien hanya mau makan ¼ saja dari porsi makan yang sudah disediakan

 Pasien terlihat pucat

3. 10/05/2019 Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan konsentrasi hemoglobin

(D.0009) DS :

 Pasien mengeluh pusing dan berkunang-kunang

 Pasien mengeluh mual DO :

 CRT >2 detik

 Konjungtiva pasien anemis

 Akral pasien teraba dingin

 Hb : 7,7 g/dl

16/05/2019 Gangguan citra tubuh b/d efek

tindakan/pengobatan (D.0083)

DS :

 Pasien

mengatakan malu karena rambutnya sudah mulai jarang

 Pasien

mengatakan malu karena kulitnya kusam

DO :

 Pasien terlihat selalu

menggunakan tutup kepala

 Pasien terlihat selalu

49

menggunakan baju lengan panjang 4. 10/05/2019 Nyeri akut b/d agen

pencedera fisiologis (D.0077)

DS :

 Pasien mengeluh nyeri P : jika berganti posisi Q : seperti disayat benda tajam

R : seluruh lapang perut S : 4

T : terus-menerus DO :

 Pasien terlihat meringis menahan sakit

 Pasien terlihat gelisah

 Pasien terlihat merengek kesakitan

16/05/2019 Risiko infeksi b/d efek prosedur invasif (D.0142)

DS : - DO :

 Pasien terlihat menggunakan kolostomi bag

 Pada perut pasien terlihat luka post op kolostomi

5. 10/05/2019 Gangguan pola tidur b/d hambatan lingkungan (D.0055)

DS :

 Pasien mengeluh sulit tidur

 Pasien mengeluh tidak puas saat tidur

 Pasien mengeluh istirahat tidak cukup

 Pasien mengatakan hanya tidur 3-4 jam dalam sehari

DO :

 Pasien terlihat lemas

 Pasien terlihat sering menguap

 Kantung mata pasien terlihat sedikit kehitaman

6. 10/05/2019 Intoleransi aktivitas b/d kelemahan

(D.0056) DS :

 Pasien mengeluh lemas

 Pasien mengatakan tidak mampu duduk sendiri tanpa bantuan orang lain

DO :

 Pasien terlihat lemah

50

 Pasien hanyaberbaring ditempat tidur

 Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga

4.1.3.3. Intervensi Keperawatan

Tabel 4.9 Perencanaan Pasien I dengan Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

N O

TGL DITEMU

KAN

DIAGNOSA KEP

TUJUAN &

KRITERIA HASIL

INTERVENSI KEPERAWATAN

1. 10/05/19 Defisit nutrisi b/d kurang asupan makanan (D.0019)

NOC :

 Nutritional status : food & fluid intake

 Nutritional status : nutrient intake

 Weight control Kriteria Hasil : 1. Adanya

peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan 2. Tidak ada tanda-

tanda mal nutrisi 3. Tidak

menunjukkan penurunan berat badan yang berarti

1. 1 Identifikasi status nutrisi 1. 2 Identifikasi makanan yang

disukai

1. 3 Beritahu makan sedikit tapi sering

1. 4 Kolaborasi dengan ahli gzi untuk pemberian diit tinggi kalori tinggi protein

2. 10/05/19 Nausea b/d efek agen farmakologis (D.0076)

Kriteria hasil :

1. Pasien tidak mengeluh mual 2. Pasien tidak

sampai mengalami muntah

3. Nafsu makan

pasien meningkat

2. 1 Identifikasi faktor penyebab mual

2. 2 Monitor asupan nutrisi dan kalori

2. 3 Anjurkan makanan dalam jumlah kecil namun sering 2. 4 Kolaborasi pemberian

antiemetik (bila perlu) 3. 10/05/201

9

Perfusi perifer tidak efektif b/

d penurunan

NOC :

 Sirculation status

3. 1 Periksa sirkulasi perifer 3. 2 Monitor panas, kemerahan,

nyeri, atau bengkak pada

51

konsentrasi hemoglobin (D.0009)

Kriteria hasil : 1. Nilai sistol dan

diastol dalam rentang yang diharapkan 2. CRT <2 detik 3. Nilai Hb dalam

batas normal

ekstermitas

3. 3 Observasi kulit jika ada lesi atau laserasi

4. 10/05/19 Nyeri akut b/d agen

pencedera fisiologis (D.0077)

NOC :

 Pain level

 Pain control

 Comfort level Kriteria hasil : 1. Mampu

mengontrol nyeri 2. Melaporkan

bahwa nyeri

berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri 3. Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri berkurang

4.1 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, skala, kualitas, dan intensitas nyeri 4.2 identifikasi respon nyeri non

verbal

4.3 Berikan tehnik non farmakologi relaksasi nafas dalam dan kompres hangat 4.4 Kolaborasi pemberian

analgetik

5. 10/05/19 Gangguan pola tidur b/d hambatan lingkungan (D.0055)

NOC :

 Pain level

 Comfort level Kriteria hasil : 1. Jumlah jam tidur

dalam batas

normal, 6-8 jam 2. Pola tidur, kualitas

dalam batas

normal

3. Perasaan segar setelah tidur atau istirahat

5. 1 Identifikasi pola aktivitas dan tidur

5. 2 Identifikasi penyebab susah tidur

5. 3 Beritahu keluarga untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang 5. 4 Jelaskan pentingnya tidur

yang cukup selama sakit

6. 10/05/19 Intoleransi aktivitas b/d kelemahan (D.0056)

NOC :

 Energy conservation

 Activity tolerance

 Self care : ADLs Kriteria hasil : 1. Mampu

melakukan aktivitas sehari- hari secara mandiri 2. Tanda-tanda vital dalam rentang normal

3. Mampu

berpindah : dengan

6. 1 Identifikasi kemampuan beraktivitas pasien

6. 2 Fasilitasi duduk ditempat tidur bila tidak mampu berpindah atau berjalan 6. 3 Anjurkan melakukan

aktivitas secara bertahap 6. 4 Kolaborasi dengan ahli gizi

tentang cara meningkatkan asupan makanan

52

atau tanpa bantuan

Tabel 4.10 Perencanaan Pasien II dengan Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

N O

TGL DITEMU

KAN

DIAGNOSA KEP

TUJUAN DAN KRITERIA HASIL

INTERVENSI KEPERAWATAN

1. 16/05/201 9

Defisit nutrisi b/d kurang asupan makanan (D.0019)

NOC :

 Nutritional status : food & fluid intake

 Nutritional status : nutrient intake

 Weight control Kriteria Hasil :

1. Adanya peningkatan

berat badan

sesuai dengan tujuan

2. Tidak ada tanda- tanda mal nutrisi 3. Tidak

menunjukkan penurunan berat

badan yang

berarti

1. 1 Identifikasi status nutrisi 1. 2 Identifikasi makanan yang

disukai

1. 3 Beritahu makan sedikit tapi sering

1. 4 Kolaborasi dengan ahli gzi untuk pemberian diit tinggi kalori tinggi protein

2. 16/05/201 9

Nausea b/d efek agen farmakologis (D.0076)

2. 1 Identifikasi faktor penyebab mual

2. 2 Monitor asupan nutrisi dan kalori

2. 3 Anjurkan makanan dalam jumlah kecil namun sering 2. 4 Kolaborasi pemberian

antiemetik (bila perlu) 3. 16/05/201

9

Gangguan citra tubuh b/d efek tindakan/peng obatan (D.0083)

NOC :

 Body image

 Self esteem Kriteria hasil :

1. Body image

positif

2. Mempertahankan interaksi sosial 3. Mampu

mengidentifikasi kekuatan personal

3. 1 Identifikasi kemampuan yang dimiliki

3. 2 Diskusikan untuk

mengklarifikasi

kesalahpahaman dan

mengevaluasi perilaku sendiri

3. 3 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi 3. 4 Anjurkan keluarga terlibat

4. 16/05/201 9

Risiko infeksi b/d efek prosedur invasif

NOC :

 Immune status

 Knowledge :

infection control

4. 1 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik

4. 2 Cuci tangan sebelum dan

Dokumen terkait