PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Studi Kasus
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah: “Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien kanker ovarium stadium III pasca kemoterapi di RS Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Manfaat Studi Kasus
- Bagi Penulis
- Bagi Institusi Pendidikan
- Bagi Perkembangan Ilmu Pengetatuan dan Profesi Keperawatan
Pada pasien II pasien mengeluh keluhan subyektif berupa mual dan muntah, pasien mengeluh kurang nafsu makan. Diperlukan perubahan dan perbaikan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pada pasien Ca ovarium stadium III, antara lain:
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Kanker ovarium merupakan kanker ginekologi yang paling mematikan karena biasanya baru dapat dideteksi jika sudah parah. Kanker ovarium merupakan kanker ganas yang berasal dari ovarium dengan histologi berbeda yang menyerang segala usia.
Etiologi
Peningkatan siklus ovulasi dikaitkan dengan risiko tinggi kanker ovarium akibat perbaikan epitel ovarium yang tidak tuntas. 5-10% merupakan faktor keturunan, angka risiko tertinggi adalah 5% pada pasien dengan satu saudara kandung dan meningkat menjadi 7% jika memiliki dua saudara kandung menderita kanker ovarium.
Patofisiologi
10% merupakan keturunan, angka risiko tertinggi adalah 5% pada pasien dengan satu saudara kandung dan meningkat menjadi 7% jika mempunyai dua saudara kandung yang menderita kanker ovarium. Terapi penggantian estrogen pascamenopause selama 10 tahun atau lebih dikaitkan dengan peningkatan angka kematian akibat kanker ovarium.
Klasifikasi
Manifestasi Klinis
Penatalaksanaan
Asuhan keperawatan pada pasien kanker ovarium meliputi pemberian edukasi dan informasi untuk meningkatkan pengetahuan klien serta mengurangi kecemasan dan ketakutan klien. Perawat mendukung kemampuan klien dalam perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi (Reeder et al, 2013). Intervensi keperawatan kemudian fokus pada membantu klien mengungkapkan ketakutan, menciptakan parameter harapan yang realistis, memperjelas nilai-nilai spiritual dan dukungan, meningkatkan kualitas sumber daya komunitas-keluarga, dan menemukan kekuatan diri untuk menghadapi masalah.
Pemeriksaan Penunjang
Konsep Kemoterapi
Konsep Asuhan Keperawatan
- Pengkajian Keperawatan
- Diagnosa Keperawatan
- Rencana Keperawatan
- Implementasi Keperawatan
- Evaluasi Keperawatan
- Dokumentasi Keperawatan
Dalam menentukan kriteria hasil digunakan prinsip SMART : S : Spesifik (tidak menimbulkan makna ganda). pasien dapat dimobilisasi secara mandiri). Pada Tabel 4.2 diperoleh data evaluasi riwayat kesehatan pasien I dan pasien II terdapat kesamaan keluhan utama yaitu mual dan muntah. Riwayat kesehatan keluarga pada pasien I dan pasien II serupa, yaitu tidak ada anggota keluarga lain yang mempunyai riwayat kesehatan yang sama dengan pasien.
Pendapat penulis mengenai rasa mual pada pasien Ca ovarium stadium 3 yang menjalani kemoterapi merupakan hal yang lumrah terjadi setelah pasien menjalani kemoterapi. Pada saat dilakukan pengkajian pada pasien I didapatkan keluhan subyektif yaitu pasien mengeluh nyeri, sedangkan nyeri terjadi pada pasien. Pada saat melakukan pengkajian pada pasien I didapatkan data subyektif bahwa pasien mengeluh lemas, pasien mengatakan tidak dapat duduk sendiri tanpa bantuan orang lain.
Implementasi yang dilakukan pada pasien I dan pasien II telah sesuai dengan rencana tindakan yang telah penulis susun berdasarkan teori yang ada dan disesuaikan dengan kebutuhan pasien kanker ovarium. Hasil studi kasus yang dilakukan diharapkan dapat dijadikan acuan dan bahan perbandingan pada studi kasus selanjutnya dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien Ca 2 ovarium.
METODE PENULISAN
Subjek Studi Kasus
Sjahrani Samarinda, Kalimantan Timur, yang pernah diperiksa dan mengalami kasus yang sama, kanker ovarium stadium III, yang pernah atau sedang menjalani kemoterapi.
Definisi Operasional
Lokasi dan Waktu Studi Kasus
Prosedur Studi Kasus
Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh data pemeriksaan fisik pada pasien I dan pasien II yaitu masalah pada pemeriksaan mulut dan tenggorokan, masalah bibir kering dan pucat. Pada pasien I, pemeriksaan mata menunjukkan konjungtiva anemia, sedangkan pemeriksaan perut pada pasien I dan II menunjukkan bekas luka operasi. Berdasarkan pendapat penulis mengenai persamaan dan kesenjangan antara kasus yang penulis tangani dengan teori yang disampaikan pada pasien Ca pasca kemoterapi III.
Pada saat pengkajian diperoleh data pasien I yang keluhan subjektifnya adalah pasien mengeluh air liurnya terasa pahit, pasien mengeluh mual dan muntah, pasien mengeluh tidak nafsu makan. Pada saat dilakukan pengkajian pada pasien I ditemukan keluhan subyektif yaitu pasien mengeluh pusing dan kepala terasa ringan, pasien mengeluh mual. Pada saat dilakukan pengkajian pada pasien I diperoleh data subjektif yaitu pasien mengeluh sulit tidur, pasien mengeluh tidak puas saat tidur, pasien merasa kurang istirahat, pasien mengatakan hanya tidur 1 -4 jam sehari.
Data subyektif diperoleh pada evaluasi pasien II, pasien mengatakan malu karena rambutnya mulai rontok dan botak, pasien mengatakan malu karena kulitnya terlihat pucat. Diagnosa keperawatan yang terjadi pada pasien I dan II tidak semuanya sesuai dengan patofisiologi kanker ovarium karena terdapat beberapa diagnosis tambahan yang terjadi karena penyebab selain kanker ovarium.
Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data
- Tehnik Pengumpulan Data
- Instrumen Pengumpulan Data
Keabsahan Data
Keabsahan datanya dengan cara membandingkan dan mengecek kembali data yang diperoleh dari wawancara dengan hasil observasi dan studi dokumentasi yang diperoleh dari lapangan. Semua data yang diperoleh akan dikategorikan sebagai data yang sama, berbeda dan spesifik dari sumber data untuk diambil suatu kesimpulan.
Analisis Data
Ibu pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama dengan pasien. Riwayat kesehatan sebelumnya, pasien I belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, sedangkan pasien II pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya dengan diagnosis yang sama. Pendapat penulis tentang tidak efektifnya perfusi perifer pada pasien I sering terjadi pada pasien kanker stadium II-IV.
Menurut Prawirohardjo (2014), tanda dan gejala pada penderita kanker ovarium antara lain perut membesar, tekanan panggul, kembung, nyeri punggung, sembelit, nyeri perut, perut kembung, kembung, dan nyeri kaki. Menurut penulis mengenai nyeri pada pasien I ini merupakan tanda dan gejala yang khas pada pasien kanker ovarium akibat adanya agen perusak fisiologis dalam tubuh pasien. Resiko infeksi pada pasien II dengan data subyektif tidak ada dan data obyektif pasien terlihat menggunakan kantong kolostomi dan pada lambung pasien terlihat adanya luka pasca operasi kolostomi.
Hasil evaluasi akhir yang penulis lakukan pada pasien I dan pasien II berdasarkan kriteria yang penulis susun untuk pasien tersebut diperoleh 1 permasalahan teratasi yaitu pola tidur terganggu, 2 permasalahan teratasi sebagian yaitu mual dan nyeri akut. , dan 3 permasalahan yang belum terselesaikan yaitu defisit nutrisi, perfusi perifer, ketidakefektifan dan intoleransi olahraga.
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
Gambaran Lokasi Studi Kasus
Studi kasus ini dilakukan di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda yang terletak di Jalan Palang Merah Indonesia No.1, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. RSUD Abdul Wahab Sjahranie merupakan salah satu dari 2 rumah sakit rujukan milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan merupakan rumah sakit rujukan tertinggi di Kalimantan Timur yang terletak di kota Samarinda. Diresmikan menjadi rumah sakit dengan nama RSUD Abdul Wahab Sjahranie pada tanggal 22 Februari 1986, dimana sebelumnya bernama Rumah Sakit Lanschap yang dibangun pada tahun 1933 pada masa penjajahan Belanda.
Fasilitas yang tersedia di RSUD Abdul Wahab Sjahranie antara lain fasilitas rawat jalan, fasilitas farmasi, ruang rawat inap, fisioterapi, dan IGD 24 jam. Ruang pemeriksaan penunjang terdiri dari laboratorium patologi klinik, patologi anatomi, radiologi, hemodialisis, CT, OKA sentral, laundry, farmasi, nutrisi. Tersedia beberapa ruangan untuk unit rawat inap yaitu Flamboyan, Seruni, Dahlia, Angsoka, Tulip, Melati, Anggrek, Cempaka, Aster, Edelwis, Mawar, Bougainvillea, Teratai, ICU, ICCU, HCU, Stroke Center dan Sakura.
Pada studi kasus ini dilakukan di ruang Mawar yaitu unit rawat inap yang terdiri dari 2 tim yaitu tim Ginekologi dan tim Obstetri serta 2 ruang isolasi tambahan.
Gambaran Subyek studi Kasus
Data Asuhan Keperawatan
Distribusi rambut tidak merata, hitam putih (uban), rambut mudah patah, tidak bercabang, dan tidak ada kelainan 2. Terdapat refleks cahaya pada pupil dan bentuk isochore kanan dan kiri, kanan dan kiri. iris mata kiri berwarna hitam, tidak ada kelainan. Tidak ada pernafasan pada lubang hidung, posisi septum hidung di tengah, lubang hidung bersih, tidak ada sekret, tulang hidung dan septum hidung tidak bengkak, dan tidak terdapat polip.
Leher Kelenjar getah bening tidak teraba, kelenjar tiroid tidak teraba, trakea di tengah dan tidak ada kelainan. Kelenjar getah bening tidak teraba, kelenjar tiroid tidak teraba, trakea di tengah dan tidak ada kelainan. Pemeriksaan : Bentuk perut bulat dan asites, terdapat massa pada perut, terlihat bayangan pembuluh darah pada perut, tidak terdapat luka operasi.
Tidak ada nyeri tekan, massa, limpa hati, tidak ada gangguan ginjal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada asketisme. Kebersihan alat kelamin bersih, tidak ada keluhan berkemih, dapat berkemih spontan, produksi urin 1300 ml/hari berwarna kuning, berbau amoniak, tidak nyeri tekan. Kebersihan alat kelamin bersih, tidak ada keluhan berkemih, dapat berkemih spontan, produksi urin 1600 ml/hari berwarna kuning, berbau amoniak, tidak nyeri tekan.
Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan anggota badan, tidak ada kelainan tulang belakang, tidak ada patah tulang, tidak ada traksi, tidak ada sindrom kompartemen, kulit kemerahan, turgor kulit buruk.
Pembahasan
Berdasarkan hasil kajian dan analisis data pada pasien I, diagnosis yang muncul ada 6 diagnosis yaitu: defisiensi nutrisi, mual, perfusi perifer tidak efektif, nyeri akut, pola tidur terganggu dan intoleransi aktivitas, sedangkan pada pasien II ada 4. diagnosa yang muncul yaitu: kekurangan gizi, mual, gangguan citra tubuh dan risiko infeksi. Pada pengkajian pasien II, keluhan subyektif pasien mengatakan nafsu makan berkurang dan merasa mual muntah, pasien mengatakan cepat kenyang saat makan, pasien juga mengatakan pakaiannya terasa longgar. Menurut Reeder, Martin, & Koniak-Griffin (2013) menyatakan bahwa pasien stadium II-IV akan mengalami perubahan pada tubuh karena telah bermetastasis ke jaringan di luar panggul, misalnya jaringan hati, saluran cerna, dan paru-paru, yang akan menyebabkan penyebab anemia. , asites, efusi, pleura, mulas dan anoreksia.
Menurut penulis, diagnosis gangguan pola tidur pada pasien I dipengaruhi oleh lingkungan yang asing dimana sebelumnya pasien selalu berada di lingkungan yang tenang dan tidak ramai. Jadi, kesimpulan penulis mengenai keluhan subjektif dan objektif yang terjadi pada pasien kanker ovarium menurut beberapa teori dari peneliti adalah sesuai dengan teori dan fakta yang penulis temui saat melakukan studi kasus di lapangan. Hasil evaluasi yang didapat pada pasien I dan pasien II dengan Ca ovarium stadium III setelah kemoterapi menunjukkan permasalahan yang sama.
Namun ada juga keluhan yang hanya muncul pada pasien I yaitu keluhan nyeri akut seluruh perut, nyeri seperti tertusuk benda tajam skala 4 dan terasa terus menerus. Dalam pengembangan ilmu keperawatan diharapkan dapat menambah keluasan ilmu keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien Ca ovarium dan juga menjadi penyemangat bagi penulis selanjutnya serta menjadi tolak ukur dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien Ca ovarium.
KESIMPULAN
Pengkajian
Keluhan yang muncul dan sama dari kedua pasien adalah mual dan muntah, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan dan rasa lemas.
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Implementasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
Saran