• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENULISAN

3.5 Prosedur Studi Kasus

Studi kasus diawali dengan penyusunan proposal usulan penulisan karya tulis ilmiah oleh mahasiswa dengan menggunakan metode studi kasus, setelah disetujui oleh pembimbing maka dilanjutkan dengan kegiatan pengumpulan data.

Data yang diperoleh berupa hasil pengukuran, observasi, wawancara, pemberian

asuhan keperawatan kepada kasus yang dijadikan subjek studi kasus.

35

3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam studi kasus ini. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung responden yang diteliti, metode ini memberikan hasil secara langsung (Hidayat, 2010). Pada studi kasus ini, sumber data diperoleh dari hasil wawancara terhadap klien dan keluarga klien.

2) Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung kepada responden untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti (Hidayat, 2010).

3) Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan setiap hari setlah melakukan asuhan keperawatan kepada responden dan dilakukan dengan menggunakan format asuhan keperawatan maternitas.

3.6.1 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data berupa format tahapan proses keperawatan

mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa, intervensi, implementasi, dan

evaluasi.

36

3.7 Keabsahan Data

Keabsahan data melalui perbandingan dan pengecekan kembali data yang diperoleh dari wawancara dengan hasil observasi dan studi dokumentasi yang diperoleh dari lapangan. Dari semua data yang didapat akan dikategorikan mana data yang sama, yang berbeda, dan yang spesifik dari sumber-sumber data tersebut sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.

3.8 Analisis Data

Analisis data dalam karya tulis ilmiah ini digunakan untuk melakukan

asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker ovarium dengan masalah yang

timbul post kemoterapi. Analisis data dilakukan dengan cara mengemukakan

fakta. Selanjutnya membandingkan teori yang ada dan dituangkan dalam opini

pembahasan serta hasil dari melakukan asuhan keperawatan mulai dari

pengkajian, penegakkan diagnosa, merencanakan tindakan, melakukan tindakan

sampai mengevaluasi hasil tindakan akan dinarasikan dan melihat perbedaan

antara responden 1 dan responden 2. Teknik analisis yang digunakan dengan cara

menarasikan jawaban-jawaban dari penulisan yang diperoleh dari hasil

interpretasi wawancara yang mendalamyang dilakukan untuk menjawab rumusan

masalah penulisan. Tehnik analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis

dan studi dokumentasi yang menghasilkan data yang selanjutnya diinterpretasikan

dan dibandingkan, teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi

dalam intervensi tersebut.

BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil studi kasus dan pembahasan mengenai hasil pengamatan tentang data umum pasien dan tentang gambaran lokasi umum studi kasus yaitu ruangan Mawar RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

Pengambilan data dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak dua pasien dan memiliki diagnosa yang sama yaitu Ca Ovarium stadium III post kemoterapi.

Adapun hasil studi kasus diuraikan sebagai berikut:

4.1 Hasil Studi Kasus

4.1.1. Gambaran Lokasi Studi Kasus

Studi kasus ini dilakukan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda yang terletak di Jalan Palang Merah Indonesia No.1 Kelurahan Sidodadi Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

RSUD Abdul Wahab Sjahranie merupakan salah satu dari 2 rumah Sakit rujukan milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan merupakan Rumah Sakit rujukan tertinggi di Kalimantan Timur yang berkedudukan di kota Samarinda. Diresmikan sebagai Rumah Sakit dengan nama RSUD Abdul Wahab Sjahranie pada tanggal 22 Februari 1986, dimana sebelumnya bernama Lanschap Hospital yang dibangun tahun 1933 pada zaman penjajahan Belanda. Fasilitas yang tersedia di RSUD Abdul Wahab Sjahranie ini antara lain Instalasi rawat jalan, instalasi farmasi, ruang rawat inap, fisioterapi, dan IGD 24 Jam. Untuk fasilitas rawat jalan terdiri dari

37

38

poliklinik, medical check up, dan resume medis. Fasilitas pemeriksaan penunjang terdiri dari laboratorium patologi klinik, patologi anatomi, radiologi, hemodialisa, CT-scan, OKA sentral, Laoundry, Farmasi, gizi.

Untuk unit rawat inap terdapat beberapa ruangan yaitu Flamboyan, Seruni, Dahlia, Angsoka, Tulip, Melati, Anggrek, Cempaka, Aster, Edelwis, Mawar, Bougenvil, Teratai, ICU, ICCU, HCU, Stroke Center, dan Sakura.

Dalam studi kasus ini dilakuan diruang Mawar yaitu rawat inap yang terdiri dari 2 tim yaitu tim Ginekologi dan tim Obstetri serta tambahan 2 ruang isolasi. , 1 ruang tindakan, 1 ruang obat, 1 ruang perawat, 1 ruang kepala ruangan, 1 ruang mahasiswa, 1 ruang cleaning service dan 2 kamar mandi pegawai.

4.1.2. Gambaran Subyek Studi Kasus

Dalam studi kasus ini dipilih 2 orang sebagai subyek studi kasus yaitu subyek sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, yaitu :

Pasien dengan diagnosa medis Kanker Ovarium Stadium III yang telah atau sedang menjalani kemoterapi dan dirawat di Ruang Mawar RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

4.1.3. Data Asuhan Keperawatan

Penulis melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan meliputi pengkajian, perumusan diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

4.1.3.1. Pengkajian

39

Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Biodata Pasien dengan Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

IDENTITAS PASIEN PASIEN I PASIEN II

Nama Nn. P Ny. D

Jenis kelamin Perempuan Perempuan

Kelamin 13 tahun 55 tahun

Status perkawinan Belum menikah Menikah

Pekerjaan Pelajar Ibu rumah tangga

Agama Islam Kristen

Pendidikan terakhir SD SMP

Alamat Jl. Cut Nyak Dien, Sangatta Sungai Kerbau, Samarinda

Diagnosa medis Ca Ovarium St. III Ca Ovarium St. III

Nomor Register 01.05.92.61 01.01.67.86

MRS/Tgl pengkajian 1 Mei 2019 10 Mei 2019

15 Mei 2019 16 Mei 2019

Dari tabel 4.1 data anamnesis didapatkan bahwa kedua pasien dalam biodata ditemukan persamaan jenis kelamin dan diagnosa medis yaitu Ca Ovarium Stadium III.

Tabel 4.2 Hasil Riwayat Biodata Pasien dengan Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Data Subjektif PASIEN I PASIEN II

Keluhan utama Pasien mengeluh mual muntah setelah kemoterapi

Pasien mengeluh mual muntah setelah kemoterapi

Riwayat penyakit sekarang

Pasien terdiagnosa Ca Ovarium sejak 2 bulan yang lalu. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 1 Mei 2019 dan merupakan pasien rujukan dari RSUD Kudungga Sangatta. Keadaan umum lemah, kesadaran composmentis. Perut pasien terlihat membesar karena penumpukkan cairan. Pasien mengatakan nyeri pada perutnya, nyeri seperti disayat benda tajam dan terasa diseluruh lapang perutnya, skala nyeri 7 dengan waktu terus menerus. Pasien mengatakan merasa mual dan muntah serta kurang nafsu makan setelah menjalani kemoterapi.

Selama sakit pasien mengalami

Pasien terdiagnosa Ca Ovarium dari sejak tahun 2013. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 15 mei 2019. Pasien mengatakan masuk rumah sakit karena sudah jadwalnya untuk melakukan kemoterapi yang ke 12. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis. Pasien mengeluh mual muntah setelah menjalani kemoterapi. Selama sakit pasien mengatakan mengalami penurunan berat badan SMRS 64 kg sekarang menjadi 60 kg. Pasien dapat beraktifitas secara mandiri.

40

penurunan berat badan SMRS 48 kg sekarang menjadi 40 kg. Pasien terlihat lemah dan aktifitas dibantu oleh keluarga.

Riwayat kesehatan dahulu

Sebelumnya pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit

Sebelumnya pasien sudah pernah dirawat dirumah sakit dengan diagnosa yang sama dan menjalani operasi pengangkatan ovarium pada tahun 2016. Lalu pada tahun 2018 pasien kembali menjalani operasi kolostomi.

Riwayat kesehatan keluarga

Ibu pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien.

Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien.

Pada tabel 4.2 ditemukan datadari pengkajian riwayat kesehatan pada pasien I dan pasien II dalam keluhan utama ditemukan ada persamaan yaitu mual muntah.

Pada riwayat penyakit sekarang pasien I dan pasien II memiliki persamaan mengalami penurunan berat badan selama sakit. Pada riwayat kesehatan dahulu pasien I sebelumnya tidak pernah masuk rumah sakit sedangkan pada pasien II sudah pernah dirawat di rumah rumah sakit dengan diagnosa yang sama. Pada riwayat kesehatan keluarga memiliki persamaan pada pasien I dan pasien II yaitu anggota keluarga lain tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama dengan pasien.

Tabel 4.3 Hasil pengkajian Klien dengan Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Observasi PASIEN I PASIEN II

Keadaan umum Posisi pasien supine, pasien terpasang IVFD, Nasal Kanul, Drain, dan Kateter Epidural

Posisi pasien duduk, pasien tidak terpasang alat invasif apapun Kesadaran Kesadaran composmentis dengan

GCS E4V5M6

Kesadaran composmentis dengan GCS E4V5M6

Pemeriksaan tanda- tanda vital

TD : 110/80 mmHg N : 92x/menit RR : 20x/menit T : 36,7oC

TD : 150/100 mmHg N : 81x/menit RR : 20x/menit T : 36,2oC

41

Kenyamanan/Nyeri P : Perubahan posisi

Q : seperti disayat benda tajam R : seluruh lapang perut S : 4

T : Terus menerus

Tidak ada keluhan nyeri pada pasien.

Status

fungsional/aktivitas dan mobilitas Barthel indeks

1. Mengendalikan rangsangan defekasi (BAB) : skor 2 Mandiri

2.

Mengendalikan rangsang berkemih (BAK) : skor 2 Mandiri

3. Membersihkan diri (cuci muka, sisir rambut, sikat gigi) : skor 0 Butuh pertolongan orang lain 4. Penggunaan jamban masuk dan

keluar (melepaskan, memakai, celana, membersihkan, menyiram) : Skor 1 Perlu bantuan

5.

Makan : Skor 1 perlu ditolong memotong makanan

6.

Berubah sikap dari berbaring ke duduk : skor 0 tidak mampu 7. Berpindah/berjalan: skor 0

tidak mampu

8. Memakai Baju : skor 1 sebagian dibantu

9. Naik turun tangga : skor 0 Tidak mampu

10. Mandi : Skor 0 tergantung orang lain

TOTAL : 7 Ketergantungan Berat

1. Mengendalikan rangsangan defekasi (BAB) : skor 2 Mandiri

2.

Mengendalikan rangsang berkemih (BAK) : skor 2 Mandiri

3.

Membersihkan diri (cuci muka, sisir rambut, sikat gigi) : skor 1 mandiri

4.

Penggunaan jamban masuk dan keluar (melepaskan, memakai, celana,

membersihkan, menyiram) : Skor 2 mandiri

5. Makan : Skor 2 Mandiri

6.

Berubah sikap dari berbaring ke duduk : 3 mandiri

7.

Berpindah/berjalan: 3 mandiri

8.

Memakai Baju : skor 2 mandiri

9.

Naik turun tangga : skor 2 mandiri

10.

Mandi : Skor 1 mandiri TOTAL : 18 Ketergantungan Ringan

Berdasarkan tabel 4.3 ditemukan data dari pengkajian observasi kedua pasien sama kesadaran compos mentis, GCS E4 V5 M6, pasien I memiliki masalah nyeri sedangkan pasien II tidak, dan untuk aktivitas pasien I ketergantungan Berat sedangkan pasien II ketergantungan Ringan.

Tabel 4.4 Hasil Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pasien dengan

42

Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Pemeriksaan Fisik PASIEN I PASIEN II

A. Pemeriksaan kepala dan leher

1. Kepala dan rambut

Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada lesi.

Penyebaran rambut merata berwarna hitam, rambut mudah patah, tidak bercabang, dan tidak ada kelainan

Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada lesi.

Penyebaran rambut tidak merata, berwarna hitam dan putih (uban), rambut mudah patah, tidak bercabang, dan tidak ada kelainan 2. Mata Mata lengkap, simetris kanan

dan kiri., kornea mata jernih kanan dan kiri. Konjuntiva anemis dan sklera tidak ikterik Kelopak mata/palepebra tidak ada pembengkakan. Adanya reflek cahaya pada pupil dan bentuk isokor kanan dan kiri, iris kanan kiri berwarna hitam, tidak ada kelainan

Mata lengkap, simetris kanan dan kiri., kornea mata jernih kanan dan kiri. Konjuntiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik Kelopak mata/palepebra tidak ada pembengkakan. Adanya reflek cahaya pada pupil dan bentuk isokor kanan dan kiri, iris kanan kiri berwarna hitam, tidak ada kelainan

3. Hidung Tidak ada pernafasan cuping hidung, posisi septum nasal ditengah, lubang hidung bersih, tidak ada secret, tulang hidung dan septum nasi tidak ada pembengkakan dan tidak ada polip

Tidak ada pernafasan cuping hidung, posisi septum nasal ditengah, lubang hidung bersih, tidak ada secret, tulang hidung dan septum nasi tidak ada pembengkakan dan tidak ada polip

4. Mulut &

Lidah

Keadaan mukosa bibir kering dan pucat. Tonsil ukuran normal uvula letak simetris ditengah .

Keadaan mukosa bibir kering dan pucat. Tonsil ukuran normal uvula letak simetris ditengah .

5. Telinga Bentuk telinga sedang, simetris kanan dan kiri. Lubang telinga bersih, tidak ada serumen berlebih, pendengaran berfungsi dengan baik

Bentuk telinga sedang, simetris kanan dan kiri. Lubang telinga bersih, tidak ada serumen berlebih, pendengaran berfungsi dengan baik

6. Leher Kelenjar getah bening tidak teraba, kelenjar tiroid tidak teraba, posisi trakhea letak ditengah dan tidak ada kelainan

Kelenjar getah bening tidak teraba, kelenjar tiroid tidak teraba, posisi trakhea letak ditengah dan tidak ada kelainan

43

B. Pemeriksaan thorak sistem pernafasan 1. Inspeksi 2. Palpasi 3. Perkusi 4. Auskultasi

Pasien terlihat sesak, tidak ada batuk dan secret. Bentuk dada simetris, irama nafas teratur, pola nafas normal, tidak ada pernafasan cuping hidung, otot bantu pernafasan, vocal permitus dan ekspansi paru anterior dan posterior dada normal, perkusi sonor, auskultasi suara nafas vesikuler

Pasien terlihat sesak, tidak ada batuk dan secret. Bentuk dada simetris, irama nafas teratur, pola nafas normal, tidak ada pernafasan cuping hidung, otot bantu pernafasan, vocal permitus dan ekspansi paru anterior dan posterior dada normal, perkusi sonor, auskultasi suara nafas vesikuler

C. Pemeriksaan jantung

1. Inspeksi dan palpasi 2. Perkusi batas

jantung 3. Auskultasi

Pada pemeriksaan inspeksi CRT

> 2 detik tidak ada sianosis. Pada pemeriksaan palpasi iktus kordis teraba hangat. Perkusi batas jantung : Basic jantung berada di ICS II dari lateral ke media linea , para sterna sinistra, tidak melebar, Pinggang jantung berada di ICS III dari linea para sterna kiri, tidak melebar, Apeks jantung berada di ICS V dari linea midclavikula sinistra, tidak melebar. Pemeriksaan auskultasi : bunyi jantung I saat auskultasi terdengar bunyi jantung normal dan regular, bunyi jantung II : saat auskultasi terdengar bunyi jantung normal dan regular, bunyi jantung tambahan : tidak ada bunyi jantung tambahan, dan tidak ada kelainan.

Pada pemeriksaan inspeksi CRT <

2 detik tidak ada sianosis. Pada pemeriksaan palpasi iktus kordis teraba hangat. Perkusi batas jantung : Basic jantung berada di ICS II dari lateral ke media linea , para sterna sinistra, tidak melebar, Pinggang jantung berada di ICS III dari linea para sterna kiri, tidak melebar, Apeks jantung berada di ICS V dari linea midclavikula sinistra, tidak melebar.

Pemeriksaan auskultasi : bunyi jantung I saat auskultasi terdengar bunyi jantung normal dan regular, bunyi jantung II : saat auskultasi terdengar bunyi jantung normal dan regular, bunyi jantung tambahan : tidak ada bunyi jantung tambahan, dan tidak ada kelainan.

D. Pemeriksaan Abdomen 1. Inspeksi 2. Auskultasi 3. Palpasi 4. Perkusi

Inspeksi : Bentuk abdomen bulat dan asites, terdapat massa pada perut, dan tampak bayangan pembuluh darah pada abdomen, tidak ada luka operasi .

Auskultasi : peristaltic 25x/menit Palpasi : Tegang

nyeri tekan, massa , Hepar Lien tidak ada kelainan

Ginjal tidak ada nyeri tekan, tidak ada asietas.

Inspeksi : Bentuk abdomen bulat dan datar, benjolan/masa tidak ada pada perut, tidak tampak

bayangan pembuluh darah pada abdomen, tidak ada luka operasi . Auskultasi : peristaltic 25x/menit Palpasi : Tegang

Tidak ada nyeri tekan, mass, Hepar Lien tidak ada kelainan Ginjal tidak ada nyeri tekan, tidak ada asietas.

E. Pemeriksaan Neurologis

Memory Panjang, perhatian dapat mengulang, bahasa baik, kongnisi baik, orientasi orang, saraf sensori nyeri tusuk. Tingkat kesadaran compos mentis. Tanda rangsangan otak (meningeal sign) :

1. N I (olfaktorius) : penciuman baik, bisa membedakan bau-

Memory Panjang, perhatian dapat mengulang, bahasa baik, kongnisi baik, orientasi orang, saraf sensori nyeri tusuk. Tingkat kesadaran compos mentis. Tanda rangsangan otak (meningeal sign) :

1. N I (olfaktorius) : penciuman baik, bisa membedakan bau- bauan.

44

bauan.

2. N II (optikus) : jarak pandang baik

3. NIII (okulomotorius) : adanya reflek rangsangan pada pupil

4. N IV (troklearis) : bisa menggerakkan bola mata ke atas dan ke bawah

5. N V (trigeminus) : tidak ada kesulitan mengunyah 6. N VI (abdusen) : bisa

menggerakan bola mata ke kanan dan ke kiri

7. N VII (facialis) : pengecapan terhadap rasa-rasa baik 8. NVIII(vestibulotroklearis) :

pendengaran baik

9. NIX (glosofaringeus): tidak ada nyeri telan

10. N X (vagus) : bisa mengucap

“ah” dan menelan saliva 11. N XI (assesorius) : bisa mengangkat bahu dan menoleh dengan adanya tahanan

12. NXII (hipoglosus): bisa menjulurkan, menggerakkan lidah ke kanan dan ke kiri Fungsi motorik klien normal, bisa menggerakkan ekstremitas atas dan bawah, nilai motorik 6 (mengikuti perintah), Fungsi sensorik normal, tidak ada masalah pada fungsi sensorik, reflek fisiologis : patella (-), reflek patofisiologis : babinski (-)

2. N II (optikus) : jarak pandang baik

3.

NIII (okulomotorius) : adanya reflek rangsangan pada pupil

4.

N IV (troklearis) :,bisa menggerakkan bola mata ke atas dan ke bawah

5.

N V (trigeminus) : tidak ada kesulitan mengunyah

6.

N VI (abdusen) : bisa menggerakan bola mata ke kanan dan ke kiri

7. N VII (facialis) : pengecapan terhadap rasa-rasa baik

8.

NVIII(vestibulotroklearis) : pendengaran baik

9. NIX (glosofaringeus): tidak ada nyeri telan

10. N X (vagus) : bisa mengucap

“ah” dan menelan saliva 11. N XI (assesorius) : bisa

mengangkat bahu dan menoleh dengan adanya tahanan

12. NXII (hipoglosus): bisa menjulurkan, menggerakkan lidah ke kanan dan ke kiri Fungsi motorik klien normal, bisa menggerakkan ekstremitas atas dan bawah, nilai motorik 6 (mengikuti perintah), Fungsi sensorik normal, tidak ada masalah pada fungsi sensorik, reflek fisiologis : patella (-), reflek patofisiologis : babinski (-)

F. Pemeriksaan sistem perkemihan

Kebersihan genitalia bersih, tidak ada keluhan kencing, kemampuan berkemih spontan, produksi urin 1300 ml/hari warna kuning bau amoniak, tidak ada nyeri tekan.

Kebersihan genitalia bersih, tidak ada keluhan kencing, kemampuan berkemih spontan, produksi urin 1600 ml/hari warna kuning bau amoniak, tidak ada nyeri tekan.

G. Pemeriksaan muskuluskeletal (ekstremitas) dan Integumen

Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan ekstermitas, tidak ada kelainan tulang belakang, tidak fraktur, tidak menggunakan traksi, tidak komparmentet syndrome, kulit kemerahan, turgor kulit kurang,

Kekuatan otot :

Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan ekstermitas, tidak ada kelainan tulang belakang, tidak fraktur, tidak menggunakan traksi, tidak komparmentet syndrome, kulit kemerahan, turgor kulit kurang,

Kekuatan otot :

45

5 5 5 5 Tidak ada luka

5 5 5 5 Tidak ada luka.

H. Sistem Endokrin Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.

Berdasarkan tabel 4.4 ditemukan data dari pemeriksaan fisik pada pasien I dan pasien II ditemukan masalah pada pemeriksaan mulut dan faring terdapat masalah bibir kering dan pucat. Pada pasien I di pemeriksaan mata terdapat masalah konjungtiva anemis sedangkan pada pemeriksaan abdomen pada pasien I dan pasien II didapatkan hasil terdapat luka bekas operasi. Pada pasien I terlihat bayangan vena sedangkan pada pasien II terdapat luka kolostomi.

Tabel 4.5 Riwayat menstruasi dan kontraspsi Pasien dengan Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Riwayat PASIEN I PASIEN II

Menstruasi Nn. P belum pernah mengalami menarche

Ny. D mengalami menarche pada usia 14 tahun, dengan siklus teratur setiap bulan, lama haid 4-5 hari.

Kontrasepsi Nn. P belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

Tipe alat kontrasepsi yang pernah dipakai olen Ny. D adalah suntik 3 bulan, pil, dan yang terakhir digunakan adalah spiral. Tujuan Ny.D menggunakan KB yaitu

untuk memberikan jarak

kehamilan. Ny.D berhenti menggunakan KB pada tahun 2016. Alasan Ny.D berhenti menggunakan KB karena sudah tidak menstruasi.

46

Tabel 4.6 Hasil Anamnesis Pemeriksaan Penunjang Pasien dengan Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Tindakan PASIEN I PASIEN II

Pengkajian spiritual sebelum sakit

Sering Sering

Pengkajian spiritual selama sakit

Kadang-kadang Kadang-kadang

Pemeriksaan penunjang Tgl : 08/05/2019 Hb : 8,3 g/dl Tgl : 09/05/2019 Hb : 5,4 g/dl Hematokrit : 17,5 % Leukosit : 12,6 Eritrosit : 2,11 g/dl Tgl 10/05/2019 Hb : 7,7 g/dl Leukosit : 9,1 Hematokrit : 23%

Tabel 4.7 Penatalaksanaan terapi pasien dengan Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Penatalaksanaan Terapi

PASIEN I PASIEN II

1. Morphin dicampur dengan 2. Levica 0,1% 3x10cc Obat kemoterapi :

3. Bleomycin 3x15mg (IV) drip 4. Etoposid 3x100mg (IV) drip 5. Carboplatin 1x200 mg (IV) drip

Obat kemoterapi :

1. Bleomycin 3x15mg (IV) drip 2. Etoposid 3x100mg (IV) drip 3. Carboplatin 1x200 mg (IV) drip

Pada tabel 4.7 terdapat persamaan pada kedua pasien tentang jenis terapi yang

47

didapatkan, yaitu obat yang digunakan untuk proses kemoterapi. Pada pasien I mendapatkan tambahan terapi Morphin dan Levica untuk mengatasi nyeri yang dirasakan.

4.1.3.2. Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.8 Daftar Diagnosa Keperawatan pada pasien dengan Ca Ovarium Stadium III di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

No. PASIEN I PASIEN II

Tanggal ditemukan

Diagnosa Kep Tanggal ditemukan

Diagnosa Kep 1. 10/05/2019 Defisit nutrisi b/d kurang

asupan makanan (D.0019) DS :

 Pasien mengatakan nafsu makan berkurang dan merasa mual muntah

 Pasien mengatakan cepat kenyang saat makan

DO :

 Pasien mengalami penurunan BB 8 kg

 Pasien hanya mau makan 2 sendok dari porsi makan yang sudah sediakan

 Antropometri Lila : 17 cm BB SMRS : 48 kg BB sekarang : 40 kg TB : 150 cm

 Biokimia Hb : 7,7 g/dl

 Klinik KU : lemah Bibir : kering Konjungtiva : anemis

 Diit : BTKTP

16/05/2019 Defisit nutrisi b/d kurang asupan makanan (D.0019) DS :

 Pasien

mengatakan nafsu makan berkurang dan mual muntah

 Pasien

mengatakan cepat kenyang saat makan

 Pasien mengatakan bajunya terasa longgar DO :

Pasien mengalami penurunan BB 4 kg

Pasien hanya menghabiskan ¼ porsi makan yangsudah disediakan

Antropometri Lila :29 cm

48

BB SMRS : 64 kg BB sekarang : 60 kg

TB : 155 cm

Biokimia : -

Klinik KU : baik Bibir : kering

Diit : TKTP 2. 10/05/2019 Nausea b/d efek agen

farmakologis (D.0076) DS :

 Pasien mengeluh mual

 Pasien merasa ingin muntah

 Pasien mengeluh tidak nafsu makan

DO :

 Pasien hanya mau makan 2 sendok saja dari porsi makan yang sudah disediakan

 Pasien terlihat pucat

16/05/2019 Nausea b/d efek agen farmakologis

(D.0076) DS :

 Pasien mengeluh mual

 Pasien merasa ingin muntah

 Pasien mengeluh tidak nafsu makan DO :

 Pasien hanya mau makan ¼ saja dari porsi makan yang sudah disediakan

 Pasien terlihat pucat

3. 10/05/2019 Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan konsentrasi hemoglobin

(D.0009) DS :

 Pasien mengeluh pusing dan berkunang-kunang

 Pasien mengeluh mual DO :

 CRT >2 detik

 Konjungtiva pasien anemis

 Akral pasien teraba dingin

 Hb : 7,7 g/dl

16/05/2019 Gangguan citra tubuh b/d efek

tindakan/pengobatan (D.0083)

DS :

 Pasien

mengatakan malu karena rambutnya sudah mulai jarang

 Pasien

mengatakan malu karena kulitnya kusam

DO :

 Pasien terlihat selalu

menggunakan tutup kepala

 Pasien terlihat selalu

Dokumen terkait