• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Objek Penelitian

6. Data Pendukung di MTs Al Amien Sabrang

menciptakan pembelajaran yang efektif dan efeisien perlu adanya perencanaan pembelajaran berupa RPP dan silabus.

Sebagaimana yang disampaikan oleh bapak Moh. Nasir S.Pd, M.Pd.I selaku kepala madrasah yaitu:

“pada perencanaan pembelajaran terkandung nilai humanistis yakni nilai keagamaan, pujian membaca asmaul husna sebelum melaksanakan sholat dhuha juga menerapkan untuk sholat dhuha berjamaah, hal ini membiasakan agar siswa bisa menerapkan sholat dhuha di kesehariannya. Untuk nilai egaliternya sekolah tidak ada perbedaan antara siswa laki dan perempuan, semua diberi fasilitas yang sama. Semua materi pembelajaran, setiap akhir tahunnya harus mengadakan evaluasi baik dari perangkat pembelajaran. Metode pembelajaran dan metode evaluasi yang diterapkan terhadap siswa. Dengan adanya evaluasi ini, diharapkan nanti kedepannya dapat meningkatkan kualitas mengajar siswa, dan terpenting apapun hasil evaluasi, nanti dilaporkan pada saat rapat berlangsung. Untuk itu perlu adanya perangkat pembelajaran seperti RPP yang mana di MTs Al Amien menggunakan KMA 183, kurikulum K13. Yang mana kurikulum yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan sekolah.”69

Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan dokumentasi yang peneliti dapatkan.

Gambar 4.3

Dokumentasi Kegiatan Membaca Asmaul Husna

Dalam gambar 4.4 Sebelum memulai pembelajaran siswa membaca asmaul husna bersama-sama. Kegiatan tersebut dimulai

69 Moh. Nasir, diwawancara oleh Penulis, MTs Al Amien, 27 Januari 2022

pukul 06.30 bertempat di halaman sekolah yang dipimpin oleh salah satu siswa.

Gambar 4.4

Dokumentasi Kegiatan Sholat Dhuha

Dalam gambar 4.5 Sesudah melantunkan asmaul husna, siswa dan guru melaksanakan sholat dhuha berjama’ah yang dipimpin oleh salah satu guur yang sudah ditugaskan oleh sekolah.

Hal itu juga diperkuat oleh paparan bapak M. David Akhyar S.Pd selaku waka kurikulum di MTs Al Amien Sabrang ia mengatakan:

“selain menerapkan nilai keagamaan berupa pembiasaan sholat dhuha, dan memberikan sarana prasarana yang sama kepada semua siswa juga menerapkan semua mata pelajaran pada tahun ajaran baru, kami para dewan guru mengadakan rapat terlebih dahulu mengenai perencanaan pembelajaran, yang mana perencanaan itu dibuat oleh dewan guru yang bersangkutan dimusyawarahkan dan disempurnakan bersama-sama. Perangkat pembelajaran yang digunakan yakni KMA 183, kurikulum K13 dan sudah sesuai dengan tujuan sekolah.”70

Bapak Mohammad Asrofi selaku guru fiqih kelas VII juga menyampaikan bahwa:

“dalam perencanaan pembelajaran selain menyiapkan rencana pembelajaran, juga menerapkan nilai humanistis keagamaan berupa doa (khususiyah untuk siswa dan karyawan), selain itu dalam perencanaan tidak terpacu oleh RPP melainkan disesuaikan dengan kondisi, karena kalau terpacu dengan RPP itu kurang sesuai dengan keadaan dilapangan. Yang mana dalam KBM

70 M. David Akhyar, diwawancara oleh Penulis, MTs Al Amien, 21 Januari 2022

tersebut merubah perencanaan secara spontan dan hanya mengambil inti materi dari RPP, tidak harus mengambil dari RPP tersebut. Pada saat KBM berlangsung perencaan yang dilakukan yakni, mereview kembali pelajaran yang sudah dipelajari minggu lalu, kemudian mempertanyakan kembali agar siswa mampu mengingkat dan memahami pembelajaran yang lalu dan siap menerima pembelajaran yang akan dilaksanakan.”71

Sesuai hasil observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 06 Januari 2022 di MTs Al Amien Sabrang, peneliti melihat langsung proses pembelajaran fiqih yang dilakukan di dalam kelas dengan menerapkan nilai-nilai humanistis, berjalan dengan cukup efektif, meskipun terkadang para siswa diharuskan mencatat ataupun menghafal beberapa bacaan niat dan hadist, namun mereka melaksanakannya dengan antusias, hal ini karena faktor kesadaran yang datang dari dalam diri siswa serta adanya kebutuhan mereka untuk belajar. Sehingga siswa senang melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawab mereka sebagai siswa, meskipun terdapat banyak anak yang kurang senang dan perhatian. Setelah pembelajaran fiqih selesai siswa diharapkan mampu mengaplikasikan di dalam kehidupan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Terkait hal tersebut peneliti mewawancarai Bapak Mohammad Asrofi S.Pd.I selaku guru fiqih di MTs Al Amien Sabrang mengatakan bahwa:

“ketika proses pembelajaran berlangsung saya setiap ingin melakukan pembelajaran disamping memulai dengan doa, memberikan motivasi keagamaan diawal pembelajaran, dan juga mengeksplorasi kemampuan siswa yang mana memberikan ruang kepada siswa, sehingga siswa mempunyai ruang yang cukup untuk mengekspresikan apa yang dia fahami tentang materi

71 Muhammad Asrofi, diwawancara oleh Penulis, MTs Al Amien, 15 Januari 2022

sebelumnya. Dalam hal ini mencontohkan nilai humanistis yakni nilai keagamaan berupa guru mengajarkan siswa untuk pembiasaan berdo’a. Kemudian memulai pembelajaran sebagaimana sudah di jelaskan diatas bahwa pembelajaran dilakukan sesuai kondisi yang ada tidak terpacu pada rencana pembelajaran. Hal ini karena kurang adanya kesesuaian yang terjadi dilapangan.”72

Pernyataan tersebut juga disampaikan oleh Meilisa Afifatul Jannah, selaku peserta didik kelas VII G di MTs Al Amien Sabrang, menyatakan bahwa:

“pada saat proses pembelajaran fiqih yang diampu oleh Bapak Mohammad Asrofi, ketika beliau masuk kedalam kelas selain memulai pembelajaran dengan berdoa juga memberikan motivasi keagamaan di awal pembelajaran. Dalam hal ini mengajarkan kepada siswanya agar meminimalisir siswa agar tidak berbuat buruk dan membiasakan siswa untuk berbuat baik”.73

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat dianalisis bahwa perencanaan nilai-nilai humanistis dalam pembelajaran fiqih di kelas VII MTs Al Amien Sabrang berupa guru mengajarkan siswa untuk pembiasaan berdo’a. hal itu bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran agar efektif dan efisien. Yang mana dalam hal perencanaan sudah sesuai dengan kurikulum dan juga nilai humanistik keagamaan, berupa pembiasaan, namun dalam penerapannya masih kondisional.

2. Pelaksanaan Nilai-Nilai Humanistis dalam Pembelajaran Fiqih di Kelas VII MTs. Al Amien Sabrang Tahun Pelajaran 2021/2022.

72 Mohammad Asrofi, diwawancara oleh Penulis, MTs Al Amien, 15 Januari 2022

73 Meilisa Afifatul Jannah, diwawancara oleh Penulis, MTs Al Amien, 28 Januari 2022

Berdasarkan upaya yang dilakukan oleh guru mata pelajaran fiqih, dalam menangani pelaksanaan belajar mengajar yakni lebih memfokuskan menggunakan metode ceramah, yang mana dengan metode ceramah tersebut siswa dapat memahami lebih dari penjelasan di buku. Pelaksanaan pembelajaran fiqih di kelas VII menanamkan berbagai macam nilai-nilai humanistis, yakni:

a. Kegiatan Pendahuluan

Pelaksanan belajar mengajar pada kegiatan pendahuluan, guru menanamkan nilai keagamaan yaitu, guru membiasakan membaca doa sebelum dan sesudah pembelajaran.

Hal ini disampaikan oleh bapak Muhammad Asrofi S.Pd.I.

beliau mengatakan:

“pelaksanaan belajar mengajar pada saat di dalam kelas menerapkan nilai keagamaan yakni membiasakan membaca doa sebelum dan sesudah pembelajaran. Dalam konteks nilai egaliter saya memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa, jadi tidak ada pembelajaran antara siswa yang kaya dan siswa yang miskin dan kepada siswa yang cerdas dan yang kurang. Seperti putri dari abah Nur Ali Amanu putra dari Kiai Haji Amanu yang bernama Amaza Ilmi Mufidah juga mendapatkan fasilitas dan pembelajaran yang sama. Dan dalam pelaksanaan pembelajaran berlangsung saya tidak hanya mengajar, akan tetapi memberikan ruang agar siswa berkreatif, misal siswa diberikan untuk membuat karikatur yang menggambarkan seseorang sedang melakukan sholat dan khutbah Jum’at dengan baik.”74

Hal senada juga disampaikan oleh siswi yang bernama Meilisa Afifatul Jannah kelas VII G mengatakan:

74 Muhammad Asrofi, diwawancara oleh Penulis, MTs Al Amien, 15 Januari 2022

“Pelaksanaan belajar mengajar guru membiasakan muridnya membaca do’a sebelum dan sesudah pembelajaran, sebagaimana menanamkan nilai humanistis yakni nilai keagamaan. Doa yang dibaca ketika jam pertama pembelajaran fiqih yakni doa memulai pelajaran, dan ketika jam kedua atau jam ketiga pembelajaran fiqih hanya membaca basmalah saja.”75

Dipaparkan juga oleh Muhammad Dikhilmi Ramdhani siswa kelas VII A, mengatakan bahwa:

“bapak Asrofi selaku guru fiqih kelas VII, membiasakan membaca doa sebelum dan sesudah pembelajaran. Dan juga ketika pelaksanaan pembelajaran berlangsung bapak Asrofi memberikan motivasi keagamaan kepada siswa.”76

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, pada kegiatan pendahuluan guru melaksanakan hal-hal sebagai berikut, yaitu:

a) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama

b) Guru menanyakan kabar peserta didik, dilanjutkan mengabsensi siswa

c) Sebelum memulai pembelajaran guru memberikan motivasi keagamaan dan mengevaluasi materi pembelajaran sebelumnya d) Guru memberikan informasi tentang tujuan dan manfaat

mempelajari materi pembelajaran

Dari hasil observasi tersebut, dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan kegiatan pendahuluan guru harus menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran dan memberikan apresiasi kepada

75 Meilisa Afifatul Jannah, diwawancara oleh Penulis, MTs Al Amien, 28 Januari 2022

76 Muhammad Dikhilmi Ramdhani, diwawancara oleh Penulis, MTs Al Amien, 3 Februari 2022

siswa, agar siswa dapat termotivasi dan mengikuti pembelajaran fiqih dengan khidmad.77

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat di analisis bahwa kesadaran siswa terhadap pentingnya pendidikan agama Islam sangat memberikan peran yang besar pada perubahannya dalam hal perilaku siswa, yang dulunya kurang bisa menjaga kebersihan menjadi bisa merawat serta menjaga kebersihan.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan dimana terjadi sebuah interaksi antara guru dan siswa guna untuk mentransfer ilmu. Baik disini guru berperan sebagai fasilitator maupun sebagai sumber ilmu. Pada kegiatan inti inilah guru berperan sebagai pengajar guna mencapai tujuan dan indikasi materi yang diajarkan, dengan menggunakan media pembelajaran, strategi yang diterapkan dan metode yang dijalankan.

Membahas mengenai pelaksanaan pembelajaran fiqih yang ada di MTs Al Amien Sabrang, sebagaimana yang telah Bapak M. David Akhyar S.Pd sampaikan selaku waka kurikulum bahwa:

“semua pelaksanaan pembelajaran harus menyiapkan terlebih dahulu mengenai perangkat dan lain-lain yang berkaitan dengan pelaksanaan, salah satunya pembelajaran fiqih. Dalam pembelajaran tersebut guru bukan hanya sekedar menyampaikan materi, namun guru juga dituntut untuk memberikan arahan kepada siswa mengenai nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dalam pembelajaran fiqih baik dalam bentuk nasehat maupun melalui keteladanan yang

77 Observasi, 13 Januari 2022

dicontohkan oleh gurunya seperti sholat dhuha, berdo’a saat akan memulai pelajaran, dan lain-lain. Dengan harapan pelajaran ini nantinya dapat berjalan serta sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.”78

Adapun manurut hasil wawancara dengan guru fiqih yaitu Bapak Muhammad Asrofi S.Pd.I mengenai pelaksanaan pembelajaran fiqih untuk meningkatkan kecerdasan spiritual adalah sebagai berikut:

“dalam pelaksanaan pembelajaran fiqih untuk menanamkan kecerdasan spiritual ketika pembelajaran saya awali dari pembelajaran yang akan saya gunakan seperti perangkat pembelajaran, tetapi terkadang apa yang saya buat di perangkat pembelajaran tidak sesuai dengan pelaksanaan secara langsung. Karena kondisi yang tidak memungkinkan, seperti halnya pada saat menerangkan ada salah satu siswa yang kurang faham dan disitu saya harus mengulang pembahasan agar semua siswa bisa faham. Selain itu saya juga menerapkan metode dan strategi saya. Akan tetapi, saya selalu senantiasa memberikan nasehat dan cerita suri tauladan yang relevan sesuai dengan materi. Tidak hanya itu, saya juga menerapkan nilai humanistis yakni egaliter yang mana saya memandang sama terhadap semua siswa, tidak memberi sekat antara guru dengan siswa, dan menghargai pendapat semua siswa. Dari sinilah yang nantinya akan lebih meyakinkan siswa, mengajarkan nilai-nilai humanistis dalam pembelajaran fiqih dan saya juga bisa mengimplementasikan kecerdasan spiritual siswa.”79

c. Kegiatan Penutup

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, pada kegiatan penutup guru melakukan beberapa hal sebagai berikut:

a) Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas tidak terstruktur.

78 M. David Akhyar, diwawancara oleh Penulis, MTs Al Amien, 21 Januari 2022

79 Muhammad Asrofi, diwawancara oleh Penulis, MTs Al Amien, 22 Januari 2022

c) Guru memberikan pesan-pesan moral terkait dengan materi pembelajaran

d) Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.

Hal ini didukung dengan hasil studi dokumentasi yang dilakukan peneliti di MTs Al Amien Sabrang.

Gambar 4.5

Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Fiqih

Gambar diatas menjelaskan tentang seorang guru sedang melaksanakan pembelajaran fiqih menggunakan metode ceramah, yang mana hal itu disimak langsung oleh siswa melalui buku pengantar, dan menutup pembelajaran dengan menerapkan nilai keagamaan berupa do’a bersama.

3. Evaluasi Nilai-Nilai Humanistis dalam Pembelajaran Fiqih di Kelas VII MTs. Al Amien Sabrang Tahun Pelajaran 2021/2022.

Pembahasan ini berawal dari hasil wawancara guru mata pelajaran fiqih. Berkaitan dengan evaluasi pembelajaran fiqih untuk mengetahui penilaian sejauh mana siswa dapat memahami materi fiqih yang disampaikan oleh guru. Dengan adanya evaluasi, maka guru dapat mengukur sejauh mana mengenai pemahaman materi. Adapun mengenai

penilaian sikap dapat dilakukan di dalam kelas pada saat kegiatan pembelajaran maupun di luar kelas, dilihat sejauh mana sikap dan perilaku siswa. Bapak Moh. Nasir S.Pd, M.Pd.I selaku kepala sekolah mengatakan:

“pelaksanaan Evaluasi mata pelajaran fiqih dilaksanakan tertulis dan juga dengan penilaian sikap. Evaluasi tertulis dilaksanakan berupa melalui ulangan harian, mid semester sampai ujian akhir semester. Dalam hal ini juga menerapkan nilai egaliter yang mana tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, meskipun lembaga ini berada pada naungan pesantren. Adapun penilaian sikap dilihat dari pemantapan sikap siswa dari pemahaman dan perilaku keseharian siswa yang bertujuan setelah keluar dari MTs Al Amien bisa menerapkan pembelajaran fiqih dengan utuh.

Tidak lupa juga menerapkan nilai keagamaan yakni sebelum pelaksanaan mid semester berlangsung diwajibkan semua peserta didik mengikuti jamaah sholat dhuha di lapangan.”80

Pelaksanaan ini juga disampaikan oleh bapak Muhammad Asrofi S.Pd.I selaku guru mata pelajaran fiqih. Beliau mengatakan:

“sebelum evaluasi berlangsung, siswa diajarkan untuk membiasakan berdoa terlebih dahulu agar kegiatan evaluasi berjalan dengan yang diinginkan. Dalam hal ini supaya bisa menerapkan nilai keagamaan kepada siswa. Saya mengevaluasi siswa dalam pembelajaran fiqih menggunakan evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi sumatif saya laksanakan biasanya di dalam kelas pada saat berlangsungnya pembelajaran. Dan evaluasi formatif dilaksanakan secara serentak baik mid semester maupun di akhir semester. Tidak lupa pula pada penilaian sumatif, siswa di beri tugas untuk mengasah otak membuat karikatur seperti tata cara sholat dan khutbah yang benar, tidak ada perbedaan, semua siswa mendapatkan evaluasi yang sama, yang mana dalam hal ini secara tidak langsung agar mempermudah siswa untuk memahami pembelajaran yang sudah dijelaskan oleh guru.”81

Hasil wawancara diperkuat dengan studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti di MTs Al Amien Sabrang.

80 Moh. Nasir, diwawancara oleh Penulis, MTs Al Amien, 27 Januari 2022

81 Mohammad Asrofi, diwawancara oleh Penulis, MTs Al Amien, 15 Januari 2022

Gambar 4.6

Dokumentasi Mid Semester

Didalam gambar 4.7 Yaitu dokumentasi mid semester sebagai evaluasi pembelajaran di dalam kelas VII MTs. Al Amien

Gambar 4.7

Dokumentasi Kegiatan Praktik Khutbah

Didalam gambar 4.8 yaitu dokumentasi kegiatan praktik khutbah siswa kelas VII MTs Al Amien. Pada kegiatan tersebut guru menunjuk siswa untuk maju kedepan kelas kemudian mulai berkhutbah dengan teks yang telah diberikan oleh guru.

Pelaksanaan evaluasi ini juga senada disampaikan oleh bapak M.

David Akhyar S.Pd selaku waka kurikulum. Beliau mengatakan:

“pelaksanaan evaluasi pembelajaran fiqih dalam akhir semester menggunakan evaluasi berupa tertulis dan penilaian sikap.

Evaluasi tertulis merupakan evaluasi yang berupa soal dan tertulis untuk mengukur sejauh mana pemahaman materi fiqih

siswa dalam satu semester. Untuk evaluasi sikap, saya sudah menyarankan kepada semua guru, dalam penilaian ini khususnya guru mata pelajaran fiqih, agar evaluasi berupa sikap dilakukan mulai dari awal pertemuan sampai akhir semester.

Dalam hal ini tidak lupa menerapkan nilai egaliter, keagamaan, dan juga kreativitas. Guna melihat perkembangan siswa relatif membaik atau stagnan.”82

Sebagaimana pemaparan yang disampaikan tersebut, dapat diketahui bahwa evaluasi pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah Al Amien Sabrang dilakukan dengan memberikan sebuah praktek mengenai keseharian yang biasa dilakukan dilingkungan setempat, ulangan harian serta melihat keaktifan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran fiqih.

Selanjutnya memberikan evaluasi pada akhir semester misalnya Ujian Akhir Semester (UAS) agar materi-materi yang sudah diberikan guru dapat diberikan nilai. Setelah itu, guru merekap semua nilai yang diperoleh dari siswa, untuk dipertimbangkan ketuntasan pembelajaran dan menjadi bahan referensi mengajar bagi guru dalam semester berikutnya.

Setelah mewawancarai dewan guru, peneliti juga mewawancarai salah satu siswa kelas VII yang bernama Raka Putra Ardiansyah kelas VII C, adapun pendapatnya adalah sebagai berikut:

“mengenai evaluasi mata pelajaran fiqih, saya cukup merasa tertantang karena evaluasinya. Dikarenakan evaluasi pembelajaran yang diadakan, saya harus menguasai beberapa praktik dan harus menghafalkannya. Tetapi pak guru juga memberikan motivasi seperti halnya beliau mengatakan “saya suruh praktik sekaligus hafalan, siapa tau nanti jadi khotib sholat Jum’at di kampung”, seperti itulah.”83

82 M. David Akhyar, diwawancara oleh Penulis, MTs Al Amien, 21 Januari 2022

83 Raka Putra Ardiansyah, diwawancara oleh Penulis, MTs Al Amien, 3 Februari 2022

Hal senada juga di katakan oleh siswa yang bernama Muhammad Dikhilmi Ramadhani kelas VII A mengatakan:

“saya merasa senang dengan evaluasinya, meskipun agak menguras pikiran menurut saya, akan tetapi manfaatnya memang langsung dirasakan meskipun sedikit pusing. Tapi bapak guru memberi keyakinan kepada saya sendiri dengan mengatakan

“mungkin sekarang kamu semuanya agak keberatan, akan tetapi apabila ada yang menyuruh kamu untuk menjadi khotib pada saat sholat Jum’at, setidaknya kamu telah memahami tata caranya”, mengatakan seperti itu.”84

Berdasarkan pemaparan diatas bahwa evaluasi yang diterapkan dalam mata pelajaran fiqih ternyata cukup menantang dan memberikan efek bagi siswa. Di karenakan dengan tidak hafalan materi pembelajaran, siswa tidak akan mampu melaksanakan evaluasinya dengan tuntas. Oleh karena itu siswa terus diberikan motivasi dan dipacu oleh guru untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal.

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang dilakukan di MTs. Al Amien Sabrang, di peroleh temuan-temuan penelitian sebagai berikut:

Tabel 4.5 Temuan Penlitian

No. Fokus Penelitian Hasil Temuan

1. Bagaimana perencanaan nilai- nilai humanistis dalam pembelajaran fiqih di kelas VII MTs. Al Amien Sabrang tahun pelajaran 2021/2022?

Perencanaan nilai-nilai humanistis dalam pembelajaran fiqih di kelas VII MTs. Al Amien Sabrang tahun pelajaran 2021/2022, meliputi:

1. Membuat silabus 2. Membuat RPP 2. Bagaimana pelaksanaan nilai-

nilai humanistis dalam

Pelaksanaan nilai-nilai humanistis dalam pembelajaran

84 Muhammad Dikhilmi Ramadhani, diwawancara oleh Penulis, MTs Al Amien, 3 Februari 2022

pembelajaran fiqih di kelas VII MTs. Al Amien Sabrang tahun pelajaran 2021/2022?

fiqih di kelas VII MTs. Al Amien Sabrang tahun pelajaran 2021/2022, meliputi:

1. Dilakukan klasikal menggunakan bahasa Indonesia

2. Menggunakan metode ceramah dan tanya jawab 3. Alokasi pembelajaran ±60

menit

4. Pembelajaran dilakukan sesuai jadwal yang sudah ditentukan

5. Menggunakan bahan ajar dari guru dan memakai buku fiqih acuan KMA (Keputusan Menteri Agama) 183.

6. Melaksanakan nilai-nilai humanistis diantaranya: a) Tidak membedakan antara siswa satu dengan lainnya;

b) berdo’a sebelum dan sesudah pembelajaran. c) mengembangkan bakat siswa.

3. Bagaimana evaluasi nilai-nilai humanistis dalam pembelajran fiqih di kelas VII MTs. Al Amien Sabrang tahun pelajaran 2021/2022?

Evaluasi nilai-nilai humanistis dalam pembelajran fiqih di kelas VII MTs. Al Amien Sabrang tahun pelajaran 2021/2022, meliputi:

1. Tes tulis dan tes lisan 2. Penilaian sikap dan praktek

Dokumen terkait