• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

C. Pembahasan Temuan

pembelajaran fiqih di kelas VII MTs. Al Amien Sabrang tahun pelajaran 2021/2022?

fiqih di kelas VII MTs. Al Amien Sabrang tahun pelajaran 2021/2022, meliputi:

1. Dilakukan klasikal menggunakan bahasa Indonesia

2. Menggunakan metode ceramah dan tanya jawab 3. Alokasi pembelajaran ±60

menit

4. Pembelajaran dilakukan sesuai jadwal yang sudah ditentukan

5. Menggunakan bahan ajar dari guru dan memakai buku fiqih acuan KMA (Keputusan Menteri Agama) 183.

6. Melaksanakan nilai-nilai humanistis diantaranya: a) Tidak membedakan antara siswa satu dengan lainnya;

b) berdo’a sebelum dan sesudah pembelajaran. c) mengembangkan bakat siswa.

3. Bagaimana evaluasi nilai-nilai humanistis dalam pembelajran fiqih di kelas VII MTs. Al Amien Sabrang tahun pelajaran 2021/2022?

Evaluasi nilai-nilai humanistis dalam pembelajran fiqih di kelas VII MTs. Al Amien Sabrang tahun pelajaran 2021/2022, meliputi:

1. Tes tulis dan tes lisan 2. Penilaian sikap dan praktek

Berdasarkan paparan data di atas dapat diketahui bahwa guru sangat berperan pada nilai-nilai humanistis dalam pembelajaran fiqih, untuk menyeimbangkan antara teori dan pengaplikasian secara langsung.

Dengan adanya perencanaan, dan juga dorongan keikhlasan, kesadaran, tututan serta keinginan dari para pendidik membimbing siswa untuk belajar lebih giat dalam pembelajaran fiqih, maka proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.

Seorang guru memiliki peran penting dalam perencanaan sesuatu pembelajaran agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan serta disepakati bersama.

Tidak terkecuali di lembaga sekolah MTs. Al Amien Sabrang ini khususnya pada nilai-nilai humanistis dalam pembelajaran fiqih di kelas VII. Nilai-nilai humanistis tidak dipaparkan secara langsung di RPP melainkan dalam bentuk pengimplementasian langsung pada setiap interaksi yang dilakukan oleh guru dengan siswa maupun sebaliknya.

Sehingga seorang guru perlu melakukan perencanaan pembelajaran seperti silabus dan RPP dalam mempersiapkan proses pembelajaran, karena hal itu sangatlah penting dalam menentukan ketercapaian pembelajaran secara baik dan efisien.

Hal ini senada dengan teori dari Rusman yang menjelaskan bahwa perencanaan pembelajaran dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi.

Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan silabus dan RPP disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan.85

Demikian dapat disimpulkan bahwa perencanaan nilai-nilai humanistis dalam pembelajaran fiqih di kelas VII MTs. Al Amien Sabrang pada peserta didik, sudah sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa dengan adanya perencanan pembelajaran bisa berjalan dengan baik serta efektif dan mencapai tujuan yang telah direncanakan.

2. Pelaksanaan nilai-nilai humanistis dalam pembelajaran fiqih di kelas VII MTs. Al Amien Sabrang tahun pelajaran 2021/2022.

Pelaksanaan nilai-nilai humanistis dalam pembelajaran fiqih di kelas VII MTs. Al Amien Sabrang, peneliti menemukan bahwa proses implementasi pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik tidak jauh berbeda pada umumnya. Dalam temuan peneliti metode yang digunakan oleh pendidik yakni metode ceramah dan tanya jawab yang digunakan secara bersamaan.

Berdasarkan temuan peneliti, penggunaan metode ceramah diawali dengan pembukaan pembelajaran seperti pengantar sebelum pembelajaran yakni berdo’a kemudian mengulang pembelajaran sebelumnya agar peserta didik lebih memahami dan tidak lupa dengan materi sebelumnya. Setelah itu guru mulai menerangkan materi selanjutnya dari materi yang sudah diajarkan sebelumnya dan dilanjut

85Rusman, Belajar Dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Edisi Pertama (Yogyakarta: Kencana, 2017), 65.

dengan penjelasan maksud dari materi yang baru saja dipelajari dengan diakhiri tanya jawab bagi peserta didik yang belum sepenuhnya faham dengan materi yang baru saja dijelaskan oleh pendidik. Dan jika memungkinkan peserta didik juga diajak untuk mempraktikkan langsung mengenai materi yang dijelaskan dan mudah untuk di praktikkan di dalam kelas, seperti praktik sholat, praktik khutbah, dan lain sebagainya.

Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa ada beberapa yang harus diperhatikan dalam proses pelaksanaan suatu pembelajaran adanya tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Sedangkan dalam tahap inti terdapat penyampaian sebuah materi yang dijelaskan oleh pendidik untuk mewujudkan tujuan pembelajaran untuk melengkapi kompetensi dalam diri siswa baik dari pengetahuannya, sikapnya dan keterampilannya setelah melaksanakan sebuah pembelajaran dengan baik.86

Adapun nilai-nilai humanistis dalam Pelaksanaan ini antara lain:

a) Guru tidak memberi sekat kepada siswanya, juga tidak membedakan antara siswa satu dengan lainnya, seperti hal nya anak pengasuh dan bukan, juga anak yang pintar dan kurang. b) Guru membiasakan siswanya untuk berdo’a terlebih dahulu sebelum dan sesudah pembelajaran. c) Guru mengajarkan dan mengembangkan bakat siswa dengan memberikan tugas membuat karikatur berupa gambaran dan tata cara sholat dan khutbah Jum’at.

86 Rusman, Belajar Dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Edisi Pertama, 70.

3. Evaluasi nilai-nilai humanistis dalam pembelajaran fiqih di kelas VII MTs. Al Amien sabrang tahun pelajaran 2021/2022.

Evaluasi pembelajaran digunakan untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keaktifan pengajaran guru.87

Adapun tahap evaluasi nilai-nilai humanistis dalam pembelajaran fiqih di kelas VII MTs. Al Amien sabrang melakukan tes lisan maupun tes tulis seperti pada umunya serta mengevaluasi dengan melihat bagaimana interaksi yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung.

Pendidik mengambil penilaian peserta didik melalui penilaian sikap dan melihat kemampuan mereka membaca teks-teks Arab, memahami materi yang diajarkan dan mampu mempraktikkannya. Beberapa hal tersebut dilihat ketika interaksi yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik di dalam kelas.

Oleh karena itu, adanya evaluasi dalam pembelajaran sangatlah penting. Selain untuk mengetahui ketercapaian pembelajaran berupa pengukuran dan penilaian, juga dapat digunakan sebagai acuan saat tahap perencanaan berikutnya. Hal ini senada dengan teori Suharsimi Arikunto bahwa adanya evaluasi seperti ini akan memberi penilaian yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program yang direncanakan berhasil diterapkan.88

87 Elis Ratnawulan & H. A. Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), 21

88 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 19

81

BAB V

Dokumen terkait