BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Konsep Dasar Letak Sunsang
2.2.1 Definisi
2.2.1.1 Letak sungsang adalah letak membujur dengan kepala janin di fundus uteri (Mitiani, 2009).
2.2.1.2 Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang (membujur) dengan kepala berada di fundus dan bokong di bawah kavum uteri (Amru, 2011).
2.2.1.3 Letak sungsang adalah letak membujur atau memanjang dari janin dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri, sebelum atau sesudah masuk kedalam pintu atas panggul (Amru, 2011).
2.2.2 Klasifikasi letak sungsang
Klasifikasi presentasi bokong menurut (Liu, 2013) adalah : 2.2.2.1 Ekstensi
Posisi ini paling sering ditemukan yang terjadi sebesar 75%
kejadiaan presentasi bokong pada primigravida dan 50% pada multigravida. Penempelan yang baik terhadap serviks mungkin dilakukan tetapi tungkai yang ekstensi dapat membebat janin yang
menghambat fleksi lateral tubuh. Kelahiran tungkai memerlukan bantuan.
2.2.2.2 Presentasi bokong sempurna
Terjadi terutama pada ibu multigravida dengan diameter pelviks baik atau pada gestasi multipel terdapat resiko prolaps tali pusat. Proses persalinan secara spontan atau mealui ekstermitas bawah yang mudah mungkin dapat dilakukan.
2.2.2.3 Presentasi bokong tidak sempurna
Presentasi ini jarang terjadi, terdapat penempelan yang buruk pada serviks sehingga memiliki resiko yang lebih tinggi terjadinya prolaps taki pusat. Presentasi ini dapat mengindikasikan kesulitan dalam penurunan sehingga direkomendasikan kelahiran dengan sectio caesarea.
2.2.3 Etiologi
Menurut Wiknjosastro (2013), penyebab terjadinya presentasi bokong adalah:
2.2.3.1 Dari faktor ibu
Presentasi bokong disebabkan oleh multiparasitas, plasenta previa dan panggul sempit.
2.2.3.2 Dari faktor janin
1) Hidrosefalus atau anensefalus 2) Gameli
3) Hidramnion atau oligohidramnion 4) Prematuritas
2.2.4 Manifestasi klinis
2.2.4.1 Pergerakan anak terasa oleh ibu di bagian perut bawah, dibawah pusat dan ibu sering mengeluh merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
2.2.4.2 Merasa kesakitan di area serviks atau rectal
2.2.4.3 Pada primigravida tidak merasakan janin turun sebelum permulaan kelahiran.
2.2.4.4 Pada palpasi akan teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri. Punggung anak dapat diraba pada salah satu sisi perut dan bagian- bagian kecil pada pihak berlawanan. Di atas simpisis teraba bagian yang kurang bundar dan lunak.
2.2.4.5 Bunyi jantung terdengar pada punggung anak setinggi pusat
2.2.4.6 Pemeriksaan vagina biasanya akan menggambarkan bagian terendah tidak mengalami engaged dan terasa lembut tanpa garis sutura atau formal (DS Baratakoesma, 2015).
2.2.5 Diagnosa banding
Kehamilan dengan letak sunsang dapat didiagnosis dengan kehamilan dengan letak muka. Pada pemeriksaan fisik dengan palpasi leopold masih ditemukan kemiripan. Ini dibedakan dari pemeriksaan dalam yakni pada letak sunsang akan di dapatkan jari yang dimasukkan kedalam anus mengalami rintangan otot dan anus dengan tuberosis iskii sesuai garis lurus. Pada letak muka jari masuk mulut dan tulang pipi membentuk segitiga. Sedangkan dengan USG atau rontgen sangatlah dapat dibedakan.
2.2.6 Komplikasi
Menurut Rukiyah dan Yuliani (2010), komplikasi presentasi bokong meliputi :
2.2.6.1 Bagi ibu
1) Robekan perineum lebih besar
2) Jika ketuban pecah dini dapat terjadi partus lama 3) Infeksi
2.2.6.2 Bagi janin
Ada gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong dan perut lahir karena tali pusat terjepit.
2.2.7 Pemeriksaan Penunjang 2.2.7.1 Anamnesa
Pergerakan anak terasa oleh ibu bagian perut bawah, ibu sering merasa ada benda keras yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada tulang iga karena kepala janin.
2.2.7.2 Palpasi
Teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus, punggung dapat teraba pada salah satu sisi perut bagian kecil pada sisi yang berlawanan di atas sympisis teraba bagian yang kurang bundar dan lunak.
2.2.7.3 Auskultasi
Denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau ditemukan paling jelas pada tempat yang lebih tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat).
2.2.7.4 Vagina toucher
Terbagi 3 tonjolan tulang yaitu tubera os ischii dan tulang os sacrum, anus genetalia anak jika odema tidak terlalu besar dan dapat diraba.
2.2.7.5 Perbedaan antara letak sunsang dan kepala pada pemeriksaan
Jika anus posisi terendah maka akan teraba lubang kelic, tidak ada tulang, tidak menghisap. Jika presentasei kaki maka akan teraba patella dan politeal. Pada presentasi mulut maka akan teraba hisapan dijari, teraba rahang dan lidah. Presentasi tangan dan siku : terasa jari panjang, tidak rata, patella (+) (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
2.2.8 Pencegahan
Pencegahan agar bayi tidak sunsang dengan cara melakukan posisi knee chest yaitu dengan cara melakukan sujud atau secara tidak sengaja melakukan sujud ketika sholat, dilakukan pada kehamilan sekitar 7-8 bulan kemudian dilakukan 3-4 kali sehari selama 10 menit (Mufdililah, 2009).
2.2.9 Penatalaksanaan
Mengingat bahaya-bahayanya, sebaiknya persalinan dalam letak sunsang harus dihindarkan. Untuk ibu bila pada waktu pemeriksaan antenatal dijumpai letak sunsang menjadi letak kepala. Upaya-upaya tersebut adalah :
2.2.9.1 Posisi knee chest 1) Tujuan
Membenarkan posisi sungsang janin ke arah posisi presentase kepala secara alamiah, dengan pertimbangan kepala lebih berat dari bokong sehingga dengan hukum alam akan mengarah kepintu atas panggul.
2.2.9.2 Persiapan alat 1) Lantai beralas 2) Satu bantal tipis
2.2.9.3 Pelaksanaan 1) Sikap
Posisikan tubuh tengkurap dengan bertumpu pada lutut dan lengan, rebahkan dada sampai menyentuh lantai, kepala dimiringkan di atas lantai.
2) Anjuran
(1) Pada kehamilan sekitar 7-8 bulan
(2) Dilakukan 3-4 kali sehari selama 10 menit, seminggu kemudian periksa ulang
(3) Bila letak janin berubah, posisi knee chest diulangi, bila berhasil perlu difiksasi (diikat) dengan gurita atau stagen agar posisi janin tak berubah kembali (Mufdililah, 2009).
2.2.10 Dampak Masalah
Dampak masalah yang terjadi pada letak sunsang adalah akan ada gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong dan perut lahir karena tali pusat terjepit, dapat terjadi infeksi pada ibu (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian 2.3.1.1 Anamnese
1) Identitas Ibu
Didalam identitas yang beresiko tinggi meliputi umur yaitu ibu yang mengalami kehamilan pertama dengan indikasi letak (primigravida), kehamilan dengan indikasi letak yaitu umur diatas 30 tahun (primigravida), nama, tanggal lahir, alamat, no RM , MRS, tanggal pengkajian.
2) Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang harus ditanyakan dengan singkat menggunakan bahasa yang dipakai pemberi keterangan. Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan klien datang. biasanya pada kasus post caesarea dengan indikasi letak sunsang klien merasakan beberapa keluhan seperti nyeri bekas luka post sectio caesarea.
3) Riwayat Kesehatan
(1) Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini , PQRST (Sujiyatini, 2009).
(2) Riwayat penyakit sistemik
Untuk mengetahui apakah klien menderita penyakit seperti jantung, ginjal, asma, hepatitis, DM, hipertensi dan epilepsi atau penyakit lainnya (Sujiyatini, 2009).
(3) Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular seperti TBC dan hepatitis, menurun seperti jantung dan DM (Sujiyatini, 2009)
(4) Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui menarche, siklus, lama, banyaknya, haid teratur atau tidak, sifat darah, disminorhoe atau tidak (Wheeler, 2010).
(5) Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar dalam keluarga (Sujiyatini, 2009).
(6) Riwayat operasi
Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah dijalani (Sujiyatini, 2009).
(7) Riwayat perkawinan
Untuk menetahui status perkawinan kien dan lamanya perkawinan (Wheeler, 2004).
(8) Riwayat kehamilan, peralinan dan nifas yang lalu.
((1) Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur kehamilan ibu dan hasil pemeriksaan kehamilan (Wiknjosastro, 2007).
((2) Persalinan : Spontan atau buatan lahir aterm atau prematur ada perdarahan atau tidak, waktu persalinan ditolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan (Wiknjosastro, 2007).
((3) Nifas : Untuk mengetahui hasil akhir persalinan (abortus, lahir hidup, apakah dalam kesehatan yang baik) apakah terdapat komplikasi atau intervensi pada masa nifas dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya (Sujiyatini, 2009).
((4) Payudara : Pada pemeriksaan payudara terdapat pembesaran payudara, puting susu tidak masuk, tidak ada benjolan, adanya hiperpigmentasi pada aerola mame dan papilla mamae.
(9) Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat kehamilan sekarang perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu resti atau tidak, meliputi:
((1) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Digunakan untuk mengetahui umur kehamilan (Winkjosastro, 2007).
((2) Hari Perkiraan Lahir (HPL)
Hari untuk mengetahui perkiraan lahir (Winkjosastro, 2007).
((3) Keluhan-keluhan
Untuk mengetahui apakah ada keluhan-keluhan pada trimester I, II, dan III (Winkjosastro, 2007).
((4) Ante Natal Care (ANC)
Mengetahui riwayat ANC, teratur/ tidak, tempat ANC, dan saat kehamilan berapa (Suyanti, 2009).
(10) Riwayat Keluarga Berencana
Untuk mengetahui apakah sebelum kehamilannya ini pernah menggunakan alat kontrasepsi atau tidak, berapa lama penggunaannya (Nursalam, 2009).
4) Pemeriksaan fisik (1) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum apakah baik, sedang, jelek (Prihardjo, 2007). Pada kasus letak sunsang keadaan umum klien baik (Nugroho, 2010).
(2) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran klien apakah composmetis, apatis, somnolen, delirium, semi koma dan koma.
Pada kasus ibu bersalin dengan letak sunsang kesadarannya composmentis (Varney, 2009).
(3) Tanda vital
((1) Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi. Batas normalnya 120/80 mmHg (Saifuddin, 2010).
((2) Nadi : Untuk mengetahui nadi klien yang dihitung dalam menit (Saifuddin, 2006). Batas normalnya 69-100 x/ menit (Perry, 2005).
((3) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan klien yang dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2010). Batas normalnya 12-22 x/ menit (Perry, 2005).
((4) Suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh klien, memungkinkan febris/ infeksi dengan menggunakan skala derajat celcius.
Suhu wanita saat bersalin tidak lebih dari 38º C (Wiknjosastro, 2010).
(4) Pemeriksaan fisik B1-B6 (1) Breath (B1)
((1) Inspeksi : tidak terjadi peningkatan RR, tidak ada retraksi otot bantu nafas, tidak terjadi sesak nafas, pola nafas teratur, tidak menggunakan alat bantu nafas.
((2) Palpasi : pergerakan dinding dada sama, vocal premitus sama.
((3) Perkusi : suara perkusi resonan atau tidak.
((4) Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak ada suara tambahan seperti whezzing atau ronchi.
(2) Blood (B2)
((1) Inspeksi : Anemis (pucat), tidak ada nyeri dada.
((2) Palpasi : CRT < 3 detik, tidak cianosis, akral dingin, takikardia.
((3) Perkusi : Batas jantung normal, tidak ada pembesaran jantung.
((4) Auskultasi : Bunyi S1 dan S2 tunggal, suara jantung regular, tidak ada bunyi jantung abnormal seperti murmur dan gallop.
(3) Brain (B3)
((1) Inspeksi : Kesadaran composmentis (GCS 4-5-6)
((2) Palpasi : Ada luka di area kepala atau tidak, ada ketombe atau tidak.
(4) Bladder (B4)
((1) Inspeksi : Biasanya terpasang kateter, urine jernih, bau khas amoniak, pemeriksaan penungeluaran lochea, warna, bau dan jumlah.
((2) Palpasi : Nyeri tekan uterus yang mungkin ada, penggunaan alat bantu kateter untuk membatasi aktifitas klien ke toilet berhubung untuk mengurangi rasa nyeri Post Op sc
(5) Bowel (B5)
((1) Inspeksi : Mukosa bibir lembab atau kering, bentuk simetris, ada luka Post Op sc pada abdomen bagian bawah, bentuk luka vertikal panjang luka sekitar 15 cm ditutup dengan kasa steril
((2) Palpasi : Ada nyeri tekan pada luka Post Op sc yaitu pada perut bagian bawah.
((3) Perkusi : Normal, didapat timpani apabila terdapat cairan abdomen
((3) Auskultasi : Bising usus menurun 1-5x/menit akibat efek anastesi sehingga terjadi konstipasi
(6) Bone (B6)
((1) Inspeksi : Ada fraktur atau tidak, warna kulit kemerahan atau tidak. Pergerakan klien bebas atau terbatas
((2) Palpasi : Ada nyeri tekan pada luka Post Op sc
Skala kekuatan otot : Ada penurunan kekuatan otot ekstremitas bawah
2.3.1.2 Analisa Data
Langkah awal dari perumusan keperawatan adalah pengelolahan data dan analisa data dengan menggabungkan data satu dengan data lainnya sehingga tergambar fakta (Sulistyowati, 2009).
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
2.3.2.1 Nyeri akut b/d terputusnya inkontunitas jaringan
2.3.2.2 Gangguan mobilitas fisik b/d keletihan dan luka dan nyeri pasca operasi.
2.3.2.2 Resiko infeksi b/d faktor resiko : pembedahan (luka bekas operasi)
2.3.3 Perencanaan
Tabel 2.1 Perencanaan, Tujuan dan Kriteria hasil pada klien dengan diagnosa medis post sectio caesarea dengan indikasi letak sungsang
No.
Dx
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi Rasional
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang.
Kriteria hasil :
1. Klien dan keluarga klien dapat menjelaskan kembali tentang
nyeri dan
penyebab nyeri 2. Klien mau
melakukan teknik relaksasi dan distraksi saat nyeri 3. Klien merasa
nyaman dengan posisi semi fowler 4. Klien dapat
1. Jelaskan pada KLien dan keluarga klien tentang nyeri dan penyebab nyeri 2. Anjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi dan distraksi saat nyeri
3. Bantu klien menemukan posisi yang nyaman 4. Ajarkan teknik relaksasi
dan distraksi
5. Observasi adanya nyeri tekan pada luka Post Operasi
6. Observasi adanya peningkatan skala nyeri 7. Observasi tanda-tanda
vital
8. Observasi nadi
1. Untuk menambah pengetahuan klien dan keluarga tentang nyeri 2. Membantu mengurangi
nyeri klien
3. Bisa mengurangi ketegangan otot
4. Bisa mengurangi rasa nyeri klien
5. Untuk mengetahui keadaan klien
6. Untuk mengetahui keadaan klien
7. Untuk mengetahui keadaan klien
8. Untuk memantau keadaan klien
34 D al
a m ba b 2 in i ak an 35
D al
a m ba b 2 in i ak an di ur
mepraktekkan kembali teknik relaksasi dan distraksi
5. Tidak terdapat nyeri tekan pada luka bekas operasi 6. Skala nyeri
berkurang 1-3 7. Tanda-tanda vital
dalam batas normal
8. Nadi normal (80- 90 x/menit)
9. RR normal (16-20 x/menit)
9. Observasi RR
10. Kolaborasi dengan dokter dan tim medis dalam pemberian analgetik
9. Untuk memantau keadaan klien
10. Analgesik dapat membantu menurunkan rasa nyeri
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam di harapkan mobilisasi klien meningkat dengan :
Kriteria Hasil :
1. Klien mengerti
1. jelaskan tentang tujuan dilakukan mobilisasi
2. Ajarkan teknik mobilisasi
3. Anjurkan klien untuk melakukan mobilisasisecara bertahap
1. Untuk menambah wawasan klien dan member support
2. Untuk melatih mobilisasi klien
3. Untuk meningkatkan mobilisasi
tentang tujuan dilakukan mobilisasi 2. aktivitas fisik klien meningkat
3. mandiri dalam melakukan mobilisasi 4. pergerakan bebas
4. monitor tingkat mobilisasi 4. Untuk mengetahui tingkat mobilisasi klien
No.
Dx
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi Rasional
3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi selama perawatan.
Kriteria hasil :
1. Klien dan keluarga
klien dapat
menjelaskan kembali tentang infeksi dan penyebab infeksi 2. Klien dan keluarga klien terlihat mau untuk mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan kegiatan apapun
3. Klien dan keluarga
klien dapat
menyebutkan tanda- tanda infeksi
1. Jelaskan pada klien dan keluarga klien tentang infeksi dan penyebab klien 2. Anjurkan klien dan
keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan apapun
3. Ajarkan pada klien dan keluarga klien tentang tanda-tanda infeksi 4. Observasi tanda ruam
pada luka
5. Observasi pus pada luka klien
6. Observasi luka jahitan.
7. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic
1. Untuk menambah pengetahuan klien dan keluarga
2. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka klien
3. Untuk memantau tingkat pengetahuan klien dan keluarga
4. Untuk mengetahui keadaan luka klien
5. Untuk mengetahui agar tidak terjadi infeksi Post Operasi
6. Untuk mengetahui perkembangan luka jahitan 7. Untuk mengobati infeksi
4. Tidak ada ruam pada luka klien 5. Tidak ada pus pada luka klien
6. Luka jahitan telihat baik
2.3.4 Pelaksanaan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan yang mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain. (Mitayani, 2009)
2.3.5 Evaluasi
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai (Mitayani, 2009)
2.4 Pathway
Faktor dari janin : 1. Hidrosefalus 2. Gameli 3. Hidramnion 4. Prematuritas Faktor dari ibu :
1. Multiparitas 2. Plasenta 3. Panggul sempit
LETAK SUNSANG
Keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di cavum uteri
Tali pusat terjepit Infeksi Gangguan peredaran
darah plasenta
Pre operasi Post Operasi Post Partum Nifas
Rencana dilakukan pembedahan (SC)
BAB III
TINJAUAN KASUS
Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan maternitas dengan diagnose medis Post Op section caesarea atas indikasi letak sungsang, maka penulis menyajikan suatu kasus yang penulis amati mulai tanggal 25 November 2019 sampai 27 November 2019 dengan data pengkajian pada tanggal 25 November 2019 jam 19.00 WIB. Anamnesa diperoleh dari klien dan file register sebagai berikut
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal Masuk : 25-11-2019 Jam : 21.00
Ruang/Kelas : Nifas/ kelas III No. Rekam Medis : 0041xxxx
Pengkajian tanggal : 25-11-2019 Dx. Medik : P3.3, post sc 4 jam Letsu 3.1.1 IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. R
Umur : 38 Tahun
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
39
Alamat : Ngabar Sukodani Utara Status perkawinan : Menikah
3.1.2 IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. W
Umur : 45 Tahun
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ngabar Sukodani Utara Status perkawinan : Menikah
3.1.3 RIWAYAT KEPERAWATAN
3.1.3.1 Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri perut pada luka operasi 3.1.3.2 Riwayat Masuk Rumah Sakit
Klien mengatakan hari senin tanggal 25 November 2019 saat dirumah perut sudah terasa kenceng-kenceng, sekitar jam 15.00 sore di bawa ke IGD RSUD Bangil di periksa di ruang MNE, letak janin sungsang dan akan segera dilakukan operasi sesar jam 16.00. sekitar pukul 16.30 ibu melahirkan bayi perempuan dengan berat 2500 gram dengan sehat. Ibu dan bayi di pindahkan ke
ruang nifas sekitar jam 19.00 WIB. Saat pengkajian klien mengeluh nyeri akibat luka operasi, nyeri yang dirasakan seperti disayat-sayat pisau dan nyeri pada abdomen bagian bawah dengan skala 7 dan nyeri hilang timbul dan lebih terasa jika dipakai bergerak, POST SC 4 jam.
3.1.4 RIWAYAT OBSTETRI 3.1.4.1 Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 13 tahun 5) Usia Kehamilan : 9 Bulan 2) Banyaknya : 1 hari ganti pembalut 3 kali 6) Siklus : Teratur 3) HPHT : 27-02-2019 7) Lamanya : 7 hari 4) TP : 04-12-2019 8) Keluhan : Tidak ada
3.1.4.2 Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu :
Daftar Tabel 3.1 Riwayat kehamilan persalinan nifas yang lalu pada Ny. R dengan diagnose medis post section caesarea atau indikasi letak sungsang
Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
No Usia Umur kehamil
an
Penyak it
Jenis Penolo ng
Penyuli t
Lasera si
Infeks i
Perdara han
Jenis BB PJ
1 18 9 bulan - Normal Dokter - Jahita
n
- - L 1800 49
2 9 9 bulan - Normal Bidan - Jahita
n
- - L 2200 48
3 Hamil ini
9 bulan Sungsa ng
SC Dokter Letak sungsa ng
Opera si
- P 2500 49
3.1.4.3 Genogram
Keterangan : Laki-laki : Perempuan : Klien :
Tinggal saturumah : Garis keluarga : Meninggal :
x
Gambar 3.1 Genogram Keluarga Ny. R dengan diagnose medis Post Sectio Caesarea dengan Indikasi Letak Sungsang Di Ruang Nifas RSUD Bangil Pasuruan
3.1.4.4 Persalinan Sekarang 1) Kala Persalinan
(1) Kala I : tidak di lakukan pengkajian, klien ada di ruang operasi (2) Kala II : tidak dilakukan pengkajian, klien ada diruang operasi (3) Kala III : tidak dilakukan pengkajian, klien ada di ruang operasi (4) Kala IV :
(1)) Keadaan umum : Lemah
(2)) Tanda-tanda vital:
TD : 120/70 mmHg S : 36°C N : 80x/menit RR : 19x/menit (3)) TFU : 2 jari dibawah pusat
(4)) Kontraksi uterus : ( ) Baik ( ) Tidak (5)) Perdarahan : ( ) Ya ( ) Tidak
Jumlah :………
(6)) Perineum : ( ) rupture spontan ( ) episiotomy Lain-lain : Perineum tidak ada bekas episiotomy
(5) Keadaan Bayi (1)) BB : 2500 gram (2)) TB : 49 cm
(3)) Pusat : ( ) Normal ( ) Abnormal
(4)) Perawatan tali pusat ( ) Alkohol 70%
( ) Betadine
( ) Lainnya : Klem tali pusat dan kassa steril
(5)) Anus : Berlubang
(6)) Suhu : 36,7°C (7)) Lingkar Kepala :
Lingkar Sub Occipito Bregnatica : 32 cm Lingkar Fronto Occipitalis : 33 cm Lingkar Mentro Occipitalis : 34 cm (8)) Kelainan Kepala:
Caput succrdanum
Hydrocephalus
Cephal Hematoma
Microcephalus
Lain-lain : Tidak ada kelainan bentuk kepala
(6) Rencana Perawatan Bayi : ( ) Sendiri ( ) Orang tua ( ) Lain-lain
(1) Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi
(1)) Breast care : Klien mengatakan dapat melakukannya sendiri (2)) Perineal Care : Klien sudah memahami tentang cara
membersihkan daerah perineum (kemaluan)
(3)) Nutrisi : Klien mengerti tentang cara pemenuhan kebutuhan nutrisi pada bayi
(4)) Senam Nifas : Klien mengatakan tidak melakukan senam nifas (5)) KB : Klien mengatakan pernah menggunakan KB jenis suntik (6)) Menyusui : Klien mengatakan ASInya belum keluar, karena
klien belum menyusui bayinya 3.1.5 Riwayat Keluarga Berencana
3.1.5.1 Melaksanakan KB : ( ) Ya ( ) Tidak
3.1.5.2 Bila ya jenis kontrasepsinya apa yang digunakan : KB Suntik
3.1.5.3 Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : Klien mengatakan pernah menggunakan KB suntik sejak anak pertama lahir
3.1.5.4 Masalah yang terjadi : Tidak ada 3.1.6 Riwayat Kesehatan
3.1.6.1 Penyakit yang pernah dialami ibu : Tidak ada 3.1.6.2 Pengobatan yang didapat : Tidak ada
3.1.6.3 Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada ( ) Penyakit diabetes mellitus
( ) Penyakit jantung ( ) Penyakit hipertensi ( ) Penyakit lainnya
3.1.7 Riwayat Lingkungan
3.1.7.1 Kebersihan : Klien mengatakan lingkungan rumahnya bersih 3.1.7.2 Bahaya : Klien mengatakan lingkungan rumahnya tidak berbahaya 3.1.7.3 Lainnya : Klien berada dilingkungan bersih dan tidak tercemar 3.1.8 Aspek Sosial
3.1.8.1 Persepsi setelah melahirkan : Klien mengatakan bahagia dengan kelahiran anak ketiganya
3.1.8.2 Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari : iya, klien akan sibuk mengurus ketiga anaknya
3.1.8.3 Harapan yang ibu inginkan setelah bersalin : Klien mengatakan ingin cepat pulih sehingga bisa merawat bayinya dan segera pulang ke rumah 3.1.8.4 Ibu tinggal bersama siapa : Suami dan anaknya
3.1.8.5 Siapa anak yang terpenting bagi ibu : Klien mengatakan ketiga anaknya sangat penting
3.1.8.6 Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : Klien mengatakan keluarganya sangat mendukung dengan keadaan klien saat ini
3.1.8.7 Keadaan mental menjadi ibu : Klien mengatakan senang karena anak ketiganya adalah perempuan
3.1.9 Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan 3.1.9.1 Merokok : Klien tidak merokok
3.1.9.2 Minuman Keras : Klien tidak mengkonsumsi minuman keras
3.1.9.3 Keterangan obat : Klien tidak ketergantungan obat seperti napza, dll 3.1.10 Pemeriksaan fisik
3.1.10.1 Keadaan umum : Lemah 3.1.10.2 Tekanan darah : 120/70 mmHg 3.1.10.3 Respirasi : 19x/menit
3.1.10.4 Berat Badan : 70 kg
3.1.10.5 Kesadaran : Compos Mentis Nadi : 80x/menit
Suhu : 36°C
Tinggi badan : 159 cm 3.1.10.6 B1 (Breath)
Inspeksi : Bentuk dada simetris kanan dan kiri, susunan ruas tulang belakang normal, pola nafas teratur, tidak ada retraksi otot bantu nafas, tidak ada alat bantu nafas, payudara menonjol, aerola hitam, putting menonjol
Perkusi : Perkusi thoraks sonor
Palpasi : Vocal fremitus normal, susunan ruas tulang belakang normal Auskultasi : Suara nafas vesikuler, tidak ada secret, tidak ada suara nafas tambahan
Lain-lain: Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 3.1.10.7 B2 (Blood)
Inspeksi : Tidak ada cianosis, tidak ada clubbing finger, Perkusi : Pekak
Palpasi : Tidak terdapat nyeri dada, irama jantung teratur, tekanan darah bisa meningkat atau menurun, CRT < 2 detik, Pulsasi kuat, JVP normal 3 cm, kecepatan denyut jantung 80x/menit
Auskultasi : Bunyi jantung normal S1 (Lup) S2 (Dup), irama jantung reguler
Lain-lain : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 3.1.10.8 B3 (Brain)
1) Inspeksi : Kesadaran composmentis, orientasi baik, konjungtiva merah muda, pupil isokor, tidak ada kaku kuduk, tidak ada kejang, tidak ada brudinsky
2) Palpasi : Tidak ada nyeri kepala, bentuk kepala normal