• Tidak ada hasil yang ditemukan

asuhan keperawatan pada ny. r dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "asuhan keperawatan pada ny. r dengan"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dulu, melahirkan melalui operasi caesar merupakan hal yang menakutkan karena bisa berakibat kematian. Namun saat ini, operasi caesar jauh lebih aman dibandingkan masa lalu berkat kemajuan dalam bidang antibiotik, anestesi, dan teknik yang lebih sempurna. Ada banyak pengobatan yang bisa dilakukan bagi ibu yang mengalami kelainan pada posisi anaknya, termasuk melakukan operasi caesar.

Angka kejadian operasi caesar di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2011 sebanyak 3.401 operasi dari 170.000 kelahiran atau sekitar 20% dari seluruh kelahiran (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2012). Berdasarkan survei di RSUD Bangil tahun 2018, angka kejadian Sectio Caesarea yang menunjukkan posisi sungsang menghasilkan total 2238 kasus pada bulan Januari 2018 hingga Desember. Perawat juga dapat memberikan penyuluhan pada ibu seksio sesarea dengan tanda-tanda posisi sungsang, yaitu pendidikan kesehatan tentang perawatan luka seksio sesarea, penggunaan alas mandi yang kedap air agar tidak basah, perbanyak konsumsi makanan tinggi protein seperti makan ikan terkutuk, makan telur putih.

Rumusan Masalah

Penatalaksanaan kehamilan dengan posisi sungsang yang pertama, posisi dengan badan tengkurap dengan tumpuan pada lutut dan lengan, dada berbaring hingga menyentuh lantai, kepala miring ke lantai.

Tujuan Penelitian

Pemeriksaan : Bentuk dada simetris sisi kanan dan kiri, tulang belakang normal, pernafasan benar, tidak ada retraksi otot pernafasan, alat pernafasan tidak ada, payudara menggembung, areola ada. hitam, kutil menonjol. Palpasi : fremitus vokal normal, distribusi segmen tulang belakang normal Auskultasi : bunyi nafas vesikular, tidak ada sekret, tidak ada nafas tambahan. Masalah perawatan Tidak ada masalah perawatan 3.1.10.13 B8 (Endokrin) . 1) Pemeriksaan : Tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tidak ada luka gangren.

Menurut penulis, tidak ada perbedaan tinjauan literatur dan kasus, karena keduanya mengeluhkan nyeri pada luka operasi operasi caesar di perut bagian bawah. Menurut penulis hal ini benar, karena klien yang pernah mengalami nyeri pada perut bagian bawah memiliki derajat yang berbeda-beda pada setiap orang yang merasakannya, dan tidak ada kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus. Pada tinjauan pustaka, hasil penilaian B3 (Otak) menunjukkan data... 1) Inspeksi : kesadaran gabungan, pasien sangat kooperatif, tidak ada kaku kuduk, tidak ada kejang, tidak ada Brudsky, tidak ada sakit kepala, istirahat siang hari di rumah sakit Malam hari 3 jam 7 jam, saat di rumah siang hari 2 jam malam hari 7 jam, mata kanan dan kiri simetris, pupil isokhorik, refleks cahaya normal, konjungtiva tidak anemia, sklera putih, kelopak mata simetris, tidak ada strabismus, penglihatan normal ketajaman, tidak ada tambahan, hidung normal, mukosa hidung lembab.

Metode Penelitian

Metode Penulisan

  • Metode
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Studi Kepustakaan

Sistematika Penulisan

Sementara dari peninjauan kasus, klien mengatakan ada nyeri di area luka operasi caesar. Pada tinjauan kasus diperoleh hasil yang sama yaitu penurunan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri akibat sayatan bedah.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Sectio Caesar

  • Definisi
  • Tipe-tipe sectio caesarea
  • Etiologi
  • Manifestasi Klinis
  • Komplikasi
  • Pemeriksaan Penunjang
  • Pencegahan
  • Penatalaksanaan
  • Dampak Masalah

Sayatan memanjang dibuat dengan pisau bedah dan diperlebar dengan gunting tumpul agar tidak melukai anak. Setelah perdarahan dan infeksi, preeklampsia dan eklampsia merupakan penyebab utama kematian ibu dan perinatal. Ketuban pecah dini adalah pecahnya janin sebelum tanda-tanda persalinan muncul dan menunggu satu jam sebelum terjadi implantasi.

Mayoritas ketuban pecah dini adalah kehamilan cukup bulan di atas 37 minggu, sedangkan di bawah 36 minggu. D al. Bab 2 ini akan dijelaskan berkaitan atau menyangkut. sebelumnya) risiko infeksi sangat berkurang dengan pemberian antibiotik, namun tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, apalagi operasi caesar klasik dalam hal ini lebih berbahaya dibandingkan operasi caesar transperitoneal dalam. Cara preventif yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut agar tidak mengalami operasi caesar adalah dengan melakukan senam hamil secara teratur untuk menjaga kondisi otot dan persendian yang berperan dalam mekanisme persalinan (Sarwono, 2010).

Konsep Dasar Letak Sunsang

  • Definisi
  • Klasifikasi Letak Sunsang
  • Etiologi
  • Manifestasi Klinis
  • Diagnosa Banding
  • Komplikasi
  • Pemeriksaan Penunjang
  • Pencegahan
  • Penatalaksanaan
  • Dampak Masalah

Terjadi terutama pada ibu multigravida dengan diameter panggul yang baik atau dengan kehamilan ganda terdapat risiko prolaps tali pusat. Berbeda dengan pemeriksaan dalam, yaitu pada lokasi sunsang ditemukan jari yang dimasukkan ke dalam anus mengalami sumbatan otot, dan anus penderita tuberkulosis iskia berada dalam garis lurus. Menurut Rukiyah dan Yuliani (2010), komplikasi presentasi sungsang antara lain: .. 2) Bila ketuban pecah sebelum waktunya, dapat terjadi persalinan lama 3) Infeksi.

Ibu dapat merasakan gerakan anak pada perut bagian bawah, ibu sering merasakan ada benda keras yang menekan tulang rusuk dan nyeri pada tulang rusuk akibat kepala janin. Bagian fundus teraba keras, bulat dan melenting, bagian posterior teraba pada salah satu sisi lambung, sebagian kecil teraba pada sisi berlawanan di atas simfisis, teraba bagian kurang bulat dan lunak. Dampak dari permasalahan yang terjadi pada letak sunsang adalah akan terjadi gangguan peredaran darah pada plasenta setelah lahirnya bokong dan perut, karena tali pusat yang kencang dan dapat terjadi infeksi pada ibu (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Evaluasi

Untuk mengetahui apakah klien menderita penyakit seperti jantung, ginjal, asma, hepatitis, DM, hipertensi dan epilepsi atau penyakit lainnya (Sujiyatini, 2009). Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular seperti TBC dan hepatitis, penyakit seperti jantung dan diabetes (Sujiyatini, 2009). Untuk mengetahui menarche, siklus, lamanya, jumlah, teratur atau tidaknya menstruasi, ciri-ciri darah, dismenore atau tidak (Wheeler, 2010).

Untuk mengetahui apakah sebelum hamil ia pernah menggunakan alat kontrasepsi atau belum, sudah berapa lama menggunakannya (Nursalam) Pemeriksaan Fisik (1) Keadaan umum Klien dan keluarga klien tampak bersedia mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas apapun.

Tabel  2.1  Perencanaan,  Tujuan  dan  Kriteria  hasil  pada  klien  dengan  diagnosa  medis post sectio caesarea  dengan indikasi letak sungsang
Tabel 2.1 Perencanaan, Tujuan dan Kriteria hasil pada klien dengan diagnosa medis post sectio caesarea dengan indikasi letak sungsang

Pathway

Tinjauan Kasus

Pengkajian

  • Identitas
  • Identitas Penanggung Jawab
  • Riwayat Keperawatan
    • Keluhan Utama
    • Riwayat Masuk Rumah Sakit
  • Riwayat Obstetri
    • Riwayat Menstruasi
    • Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
    • Genogram
    • Persalinan Sekarang
  • Riwayat Keluarga Berencana
  • Riwayat Kesehatan
  • Riwayat Lingkungan
  • Aspek Sosial
  • Pola Kebiasaan Yang Mempengaruhi Kesehatan
  • Pemeriksaan Fisik
    • Keadaan Umum
  • Pemeriksaan Diagnostik
  • Terapi

Pembahasan

Pengertian

Diagnosa Keperawatan

  • Diagnosa Keperawatan
  • Diagnosa Keperawatan
  • Diagnosa Keperawatan
  • Diagnosa Keperawatan
  • Diagnosa Keperawatan
  • Diagnosa Keperawatan
  • Diagnosa Keperawatan

Sebab klien Post Op Sectio Caesarea akan merasakan nyeri akibat sayatan bedah yang dilakukan pada dinding rahim melalui dinding anterior perut. Dengan data obyektif yang mendukung, terdapat jahitan sekitar 15 cm dari luka operasi, luka masih dibalut kain kasa kering, terdapat nyeri tekan pada luka operasi, klien tampak tertawa. Penulis mengangkat permasalahan nyeri karena pada saat pengkajian diperoleh data subjektif: klien mengatakan mengalami nyeri perut.

Penilaian nyeri yang didapat Data paliatif: Nyeri dirasakan saat bergerak, Kualitas: Nyeri terpotong, Wilayah: perut bagian bawah, Skala: skala nyeri 6, Waktu: tidak menentu, kadang hilang, kadang muncul. Data obyektif : klien tampak kram disertai nyeri saat beraktivitas, nyeri tekan, terdapat luka pasca SC yang ditutup kain kasa kering, tingkat nyeri 6. Karena bekas luka operasi pada bagian perut menyebabkan nyeri saat bergerak, sehingga klien tidak dapat menahan dia. dari aktivitas mandiri dan bergerak aktif.

Dengan data pendukung obyektif yaitu keadaan umum buruk, gerak terbatas, kekuatan otot tungkai atas 5-5, tungkai bawah 3-3, klien hanya berbaring di tempat tidur, tampak sulit bergerak, ada hanya beberapa mika/mickey, aktivitas klien masih dibantu oleh keluarga dan perawat. Dalam tinjauan literatur menurut Dongoes (2001), ditemukan lima diagnosa keperawatan yaitu nyeri berhubungan dengan terganggunya kontinuitas jaringan akibat pembedahan, konstipasi, berkurangnya peristaltik berhubungan dengan trauma sekunder Post Op Sectio Caesarea, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri. dari sayatan bedah, dan kunjungan keperawatan terkait dengan kelemahan otot sekunder. Namun pada tinjauan kasus, tidak terdapat risiko infeksi yang berhubungan dengan trauma sekunder pada Post Op Sectio Caesarea, kunjungan perawatan mandiri berhubungan dengan kelemahan otot sekunder.

Karena luka operasi klien ini masih steril pada hari pertama pasca operasi. Tidak semua diagnosa boleh muncul pada case review, karena diagnosa yang ada pada case review adalah karena diagnosa yang ada pada literatur review adalah diagnosa keperawatan pada klien Post Op Sectio Caesarea pada umumnya, sedangkan pada case review disesuaikan dengan keadaan dan kondisi klien. . secara langsung. Penulis mengangkat diagnosa keperawatan gangguan mobilitas fisik akibat cedera bedah karena diperoleh data subjektif yaitu klien mengeluh nyeri saat melakukan aktivitas pada sisi kanan dan kiri.

Berdasarkan data di atas, penulis mengangkat permasalahan hambatan mobilitas fisik terkait nyeri akibat sayatan bedah sebagai prioritas lainnya.

Intervensi

Tindakan penulis untuk mengurangi nyeri adalah dengan membangun hubungan saling percaya dan rasional: dengan adanya rasa saling percaya maka klien dapat mengungkapkan perasaannya, sehingga akan lebih mudah dalam melakukan tindakan keperawatan. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi, Rasional : Dengan menarik nafas dalam-dalam klien dapat mengurangi nyeri dan dapat mengurangi nyeri bila sewaktu-waktu terjadi. Tujuannya setelah melakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan klien mampu meningkatkan mobilitas fisik dengan kriteria keadaan umum baik, kemampuan mandiri melakukan aktivitas, kekuatan otot tungkai atas 5-5. tungkai bawah 4-4.

Untuk memilih diagnosis dan etiologi masalah keperawatan, gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akibat sayatan bedah, etiologi nyeri luka pasca operasi merupakan etiologi yang tidak tepat karena sebelumnya nyeri telah diidentifikasi sebagai masalah keperawatan pertama jika merupakan masalah keperawatan pertama. kemudian secara otomatis teratasi. Tidak akan ada masalah perawatan yang melibatkan hambatan mobilitas fisik, namun mengingat keterbatasan karakteristik NANDA (2011), etiologi yang lebih tepat adalah ketidakmampuan fisik. Sedangkan tinjauan kasus disiapkan dan dilaksanakan pada klien serta terdapat dokumentasi dan intervensi keperawatan. Menurut penulis untuk mengatasi nyeri yang dialami klien dapat dilakukan terapi farmakologi dan non farmakologi yaitu melalui relaksasi dan distraksi yaitu melalui teknik nafas dalam dan pernafasan perlahan, mengalihkan perhatian dengan bermain handphone, ngobrol. dengan orang lain. klien dan dengan perawat.

Menurut penulis, penulis tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk mengatasi gangguan mobilitas fisik terkait nyeri akibat luka sayatan. Mobilitas klien dapat diatasi dengan latihan aktivitas dan pemberian obat pereda nyeri untuk mengurangi nyeri sehingga klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri tanpa bantuan perawat atau anggota keluarga klien. Sehingga dapat dilakukan evaluasi pada saat peninjauan kasus, karena kondisi dan permasalahan klien dapat diketahui secara langsung.

Pada tinjauan kasus, ketika evaluasi dilakukan, nyeri yang dirasakan klien berkurang dalam waktu 2x24 jam karena adanya tindakan yang tepat, klien juga memahami apa yang telah diajarkan tim kesehatan tentang nyerinya dan berhasil diterapkan, serta tujuan dari tindakan tersebut. hasil tindakan tersebut. Dalam diagnosis hambatan gerak fisik berhubungan dengan adanya nyeri akibat sayatan bedah, klien menyatakan setelah selesai pengkajian bahwa karena tindakan yang tepat ia mampu berjalan dalam waktu 1x24 jam, klien juga melakukan apa yang diajarkan tim medis. dia dan tujuan kriteria hasil tercapai. Dari hasil evaluasi akhir pada tanggal 27/11/2019 pukul 12.00 WIB menurut penulis permasalahan keperawatan hambatan gerak fisik berhubungan nyeri akibat sayatan bedah dapat teratasi dengan kriteria klien dapat melakukan aktivitas. secara mandiri dan penulis akan mempertahankan intervensi sedemikian rupa sehingga situasi klien tetap stabil.

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akibat sayatan bedah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam. Diharapkan klien dapat meningkatkan mobilitas fisik dengan kriteria kebugaran umum yang baik, kemampuan melakukan aktivitas secara mandiri, kekuatan otot ekstremitas atas 5-5 ekstremitas bawah 4-4.

Implementasi

Evaluasi

Penutup

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel  2.1  Perencanaan,  Tujuan  dan  Kriteria  hasil  pada  klien  dengan  diagnosa  medis post sectio caesarea  dengan indikasi letak sungsang
Gambar  3.1    Genogram  Keluarga  Ny.  R  dengan  diagnose  medis  Post  Sectio  Caesarea  dengan  Indikasi  Letak  Sungsang  Di  Ruang  Nifas  RSUD  Bangil Pasuruan
Tabel  3.2  Data  penunjang  pada  klien  dengan  diagnose  medis  post  section  caesarea  dengan  indikasi  letak  sungsang  pada  tanggal  25  November  2019
Tabel  3.3  Analisa  Data  Pada  Ny.  R  dengan  Diagnosa  Medias  Pos  Opt  Sectio  Caesarea  Indikasi  Letak  Sungsang  Di  Ruang  Nifas  RSUD  Bangil  Pasuruan
+2

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Asuhan keperawatan pada ibu post partum spontan dengan masalah keperawatan ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan kontraksi uteri dibuktikan dengan pasien