• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY. H DENGAN DENGAN MASALAH KPERAWATAN NYERI AKUT(NYERI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY. H DENGAN DENGAN MASALAH KPERAWATAN NYERI AKUT(NYERI "

Copied!
86
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat

Metode Penulisan

  • Metode
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Studi Kepustakaan

Sistematika Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Penyakit

  • Definisi
  • Etiologi
  • Patofisiologi
  • Manifestasi Klinis
  • Komplikasi
  • PemeriksaanPenunjang
  • Penatalaksanaan

Hiperkolesterolemia merupakan penyakit metabolisme kolesterol yang disebabkan oleh kadar kolesterol darah melebihi batas normal (Mayasari dan Rahayuni, 2014). Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh menyebabkan peningkatan kadar kolesterol, seperti minyak kelapa, minyak sawit dan mentega juga mengandung lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol (Yovina, 2012). Kepatuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kadar kolesterol darah, hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Din (2015) yang menunjukkan bahwa ada faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut.

Dan hal ini diperkuat dengan penelitian Putri (2016) bahwa terdapat hubungan penting antara kepatuhan pola makan dengan kadar kolesterol dalam darah, faktor-faktor tersebut mempengaruhi kolesterol dalam darah yang mengalami proses di dalam tubuh manusia. Untuk memantau tanda dan gejala yang terjadi, perlu dilakukan pengukuran kadar kolesterol guna mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh. Pemeriksaan yang dilakukan merupakan pemeriksaan lengkap terhadap profil lipid darah, termasuk kadar kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida.

Tujuan dari skrining profil lipid adalah sebagai berikut: 2.1.6.1 Kadar kolesterol total digunakan untuk menilai risiko kardiovaskular. Obat ini dapat menurunkan trigliserida plasma, selain menurunkan sintesis trigliserida di hati, obat ini juga dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL.

Konsep Lansia

  • Definisi Lansia
  • Batas umur Lanjut Usia
  • Klasifikasi Lansia
  • Karekteristik Lansia
  • Tipe Lansia
  • Proses Penuaan
  • Teori-teori Penuaan
  • Teori Perkembangan Lansia

13 Tahun 1998 tentang Kesehatan menyatakan bahwa usia tua adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008). Klasifikasi berikut ini merupakan lima klasifikasi lanjut usia berdasarkan Kementerian Kesehatan RI (2003) dalam Maryam dkk (2009), yang terdiri atas: pra lanjut usia (prasenilis), yaitu seseorang yang berusia antara 45 hingga 59 tahun, lanjut usia adalah seseorang berusia 60 tahun. tahun ke atas, lanjut usia risiko tinggi adalah seseorang yang berusia 70 tahun ke atas/seseorang yang berusia 60 tahun ke atas yang mempunyai gangguan kesehatan, lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa, lanjut usia yang tidak mempunyai potensi adalah seorang lanjut usia yang tidak mampu mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain. Lanjut usia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berusia di atas 60 tahun (sesuai Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tentang Kesehatan), kebutuhan dan permasalahan mulai dari sehat hingga sakit, dari kebutuhan biopsikososial hingga spiritual, dan dari kebutuhan adaptif. kondisi hingga kondisi yang tidak sesuai, lingkungan hidup yang bervariasi (Maryam dkk, 2008).

Proses Penuaan Ada beberapa tipe lansia tergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan ekonomi (Nugroho 2000 dalam Maryam dkk, 2008). Konflik internal dan eksternal menentang proses penuaan dengan menjadi marah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, kritis dan menuntut. Penuaan adalah hal yang normal, dengan perubahan fisik dan perilaku yang dapat diprediksi yang terjadi pada semua orang seiring mereka mencapai tahap perkembangan kronologis tertentu.

Ini adalah fenomena multidimensi yang kompleks yang dapat diamati dalam satu sel dan meluas ke seluruh sistem. Setelah itu, tubuh mulai menyusut akibat berkurangnya jumlah sel dalam tubuh. Proses penuaan merupakan proses biologis yang tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap orang.

Proses penuaan dimulai ketika seseorang beranjak dewasa, misalnya kehilangan jaringan pada otot, sistem saraf, dan jaringan lainnya sehingga tubuh ‘mati’. Menurut teori imunologi lambat, sistem imun menjadi efektif seiring bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat menjaga kestabilan lingkungan internal, aktivitas berlebihan dan stres menyebabkan sel-sel tubuh menjadi aus.

Dalam teori rantai silang terungkap bahwa reaksi kimia sel-sel tua menciptakan ikatan yang kuat, terutama jaringan kolagen. Pada orang lanjut usia, kekuatan dan kinerja mereka menurun, yang juga mengurangi interaksi sosial mereka. Yang tersisa hanyalah harga diri dan kemampuan mereka untuk mengikuti perintah. 2.2.7.3.2 Teori penarikan. Teori perkembangan menjelaskan bagaimana proses menjadi tua itu penuh tantangan dan bagaimana orang lanjut usia merespons berbagai tantangan ini, yang bisa bersifat positif atau negatif.

Konsep asuhan keperawatan

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi
  • Evaluasi

Kepala : Rambut merata, rambut putih, tidak nyeri tekan, tidak menggumpal, tidak ada luka di kepala. Telinga : tidak ada kotoran telinga, simetris kanan dan kiri, tidak ada alat bantu dengar, tidak ada perubahan pendengaran. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening atau pembesaran amandel, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan/massa.

Kardiovaskular: tidak ada nyeri tekan, bunyi jantung normal, tidak ada bunyi jantung tambahan. Saluran cerna : tidak nyeri tekan, tidak ada benjolan/massa, tidak ada perubahan nafsu makan, tidak ada pendarahan dubur, bising usus normal (20x/menit). Sistem Saraf Pusat: Tidak ada cedera kepala, tidak ada masalah seperti sakit kepala, paresis dan tremor.

Pada pemeriksaan kepala tidak ada sakit kepala, tidak ada riwayat cedera, dan tidak ada vertigo. Mengenai pendengaran, pasien tidak mengalami perubahan pendengaran, tidak ada infeksi telinga, tidak ada kebiasaan perawatan telinga. Pada pemeriksaan saluran kemih tidak ada poliuria (sering buang air kecil), tidak nyeri saat buang air kecil, tidak ada infeksi.

Tidak ada lesi atau luka pada sistem reproduksi genito, tidak ada nyeri panggul, tidak ada penyakit kelamin, tidak ada infeksi. Pada tinjauan pustaka hiperkolesterolemia tidak ditemukan anemia, penglihatan kabur, nyeri tekan, bengkak pada mata, sedangkan pada tinjauan kasus pasien tidak mengalami anemia, penglihatan kabur, tidak nyeri tekan, dan tidak bengkak di sekitar maya. Pada tinjauan pustaka tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat bekas luka, indera penciuman normal, sedangkan pada tinjauan kasus tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat bekas luka, indera penciuman normal sehingga tidak terdapat celah.

Dalam kajian literatur, terdapat keradangan dalam mulut (mukosa mulut, gusi, uvula dan tonsil), karies, air liur menebal, gigi mudah bergerak dan gusi mudah membengkak dan berdarah, tidak ada sakit tekanan. Dalam kajian literatur, tiada pembesaran nodus limfa atau pembesaran tonsil, tiada sakit tekanan, tiada benjolan/jisim, manakala dalam kajian kes tiada pembesaran nodus limfa atau pembesaran tonsil. Dalam kajian literatur terdapat: tiada otot pernafasan, tiada bunyi pernafasan tambahan, manakala dalam kajian kes juga tiada otot pernafasan, tiada bunyi pernafasan tambahan, jadi tiada jurang.

Pada tinjauan pustaka tidak ditemukan nyeri tekan, tidak ada benjolan/massa, tidak ada perubahan nafsu makan, tidak ada perdarahan rektal, tidak ada murmur. Pada tinjauan pustaka tidak terdapat nyeri saat BAK dan BAK, tidak terdapat lesi, sedangkan pada tinjauan kasus juga tidak terdapat nyeri pada BAK dan BAK, tidak terdapat lesi sehingga tidak terdapat gap pada tinjauan pustaka dan peninjauan kasus tersebut. Pada tinjauan pustaka tidak ditemukan pembengkakan sendi, kram, nyeri punggung, tidak nyeri sendi (kadang-kadang), tidak ada gangguan berjalan, tidak ada kelemahan otot, sedangkan pada tinjauan kasus tidak ditemukan pembengkakan sendi, kram, dan nyeri punggung. adalah nyeri sendi (kadang-kadang), tidak ada masalah saat berjalan, terdapat kelemahan pada otot, sehingga tidak ada kesenjangan dalam tinjauan literatur dan tinjauan kasus.

Pada tinjauan pustaka tidak terdapat cedera kepala, tidak terdapat permasalahan seperti nyeri kepala, paresis dan tremor dan pada tinjauan kasus tidak terdapat cedera kepala, tidak terdapat permasalahan seperti nyeri kepala, paresis dan tremor.

Tabel 2.1 Intervensi keperawatan  N
Tabel 2.1 Intervensi keperawatan N

Kerangka Masalah

Gambar

Tabel 2.1 Intervensi keperawatan  N
Tabel 3.1 Indeks katz Pada Ny H dengan masalah keperawatan nyeri akut  Skore  Kriteria
Tabel 3.2 Barthel indeks Pada Ny H dengan masalah keperawatan nyeri akut
Tabel 3.4 Analisa Data Pada Ny H dengan masalah nyeri akut
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ketiga implementasi untuk diagnosa keperawatan gangguan rasa aman & nyaman ( nyeri akut ) berhubungan dengan proses inflamasi, tindakan keperawatan yang telah

penulisan Studi Kasus dengan judul “Asuhan Kep erawatan Gerontik pada Klien dengan Diagnosa Medis Gout Artritis dengan Masalah Keperawatan Nyeri Kronis di UPTD

Evaluasi diagnosa keperawatan yang utama yaitu diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (insisi pembedahan), Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau

Tindakan yang dilakukan pada hari Kamis, 25 April 2013 yaitu jam 10.10 WIB mengkaji karakteristik nyeri, respon subyektif klien mengatakan nyeri pada perut

Diagnosa keperawatan yang utama adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post op ganglion), data subjektif : pasien mengatakan luka operasi terasa nyeri

4.1.3.3 Intervensi pada diagnosa keperawatan defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang gout arthritis dilakukan tindakan keperawatan selama 3x kunjungan,

Adapun diagnosa yang terdapat pada tinjauan pustaka dan terdapat pada tinjauan kasus yaitu nyeri akut berhubungan dengan mukosa, lambung teriritasi, diagnosa ini muncul karena

Perawatan keperawatan pada pasien pasca operasi fraktur tulang kering dengan masalah keperawatan nyeri