• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Identitas petani responden yang diuraikan dalam pembahasan berikut menggambarkan berbagai aspek keadaan petani peternak yang diduga memiliki hubungan peranan penyuluh pertanian dalam pembinaan usaha penggemukan sapi bali. Berbagai aspek yang dimaksud selanjutnya, meliputi :

a) Umur b) Pendidikan

c) Pengalaman berusahatani

d) Jumlah ternak dimiliki petani responden

Identitas petani responden lebih lanjut diuraikan sebagai berikut.

5.1.1 Umur Petani Responden

Salah satu karakteristik yang dimiliki seseorang yang dianggap penting adalah faktor umur. Umur sangat mempengaruhi aktivitas seseorang karena dikaitkan langsng dengan kekuatan fisik dan mental, sehingga berhubungan erat dengan pengambilan keputusan. Petani yang berumur muda relatif cenderung mempunyai kemampuan fisik yang lebih besar dibandingkan dengan petani yang berumur tua. Komposisi umur responden dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5 Komposisi Umur Responden Pengusaha Ternak Di Kecamatan Tanete Riaja Kab. Barru. 2020

Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

29 – 38 1 4.00

39 – 48 14 56.00

49 – 60 10 40.00

Total 25 100.00

Sumber; Data Primer Setelah Diolah 2020

Tabel menunjukkan bahwa semua responden masih berusia produktif dapat kita lihat dari umur responden yang berkisar antara 29 - 60 tahun. Dari usia responden, yang paling banyak berusia antara 39 - 48 tahun sebanyak 14 orang atau 56%, responden berumur antara 49 - 60 tahun 10 0rang, sedangkan yang berumur antara 29 - 38 tahun ada 1 orang atau 4%, penyebaran umur petani masih berada pada usia produktif dengan jumlah penduduk berumur produktif yang cukup tiinggi maka penerimaan materi penyuluhan akan lebih muda dan usia yang masih relatif muda semangat untuk berkembang lebih baik dibandingkan dengan masyarakat berusia tua. Sehingga pembinaan dapat dioptimalkan karna umumnya petani masih memiliki kekuatan fisik yang baik dibandingkan dengan petani yang berumur tua 60 keatas.

5.1.2 Tingkat pendidikan responden

Tingkat pendidikan responden juga ikut mempengaruhi pola pengelolaan usaha penggemukan sapi pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan pola pikir petani dalam pengembangan usahanya terutama dalam menyerap dan mengadopsi si teknologi usahatani baru dalam rangka pencapaian tingkat produksi yang optimal. semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh responden semakin tinggi pula tingkat pengetahuan responden terhadap teknologi.

Hasil penelitian yang telah di diperoleh berdasarkan tingkat pendidikan responden disajikan pada tabel 6.

Tabel 6 Komposisi Tingkat Pendidikan Responden Pengusaha Ternak Di Kecamatan Tanete Riaja Barru 2020

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (Jiwa) Persentasi (%) SD

SMP SMA SARJANA

12 8 4 1

48 32 16 4

Jumlah 25 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020

Berdasarkan tabel terlihat bahwa pada umumnya petani memiliki pendidikan minimal sekolah dasar. tingkat pendidikan yang relatif rendah tersebut mengidentifikasikan akan kemampuan dan pola pikir petani responden yang masih rendah sehingga sangat berpengaruh terhadap tingkat adopsi teknologi dan produksi yang diperoleh dalam setiap kegiatan usaha

5.1.3 Pengalaman responden dalam usaha penggemukan sapi

Pengalaman berusaha tani merupakan faktor yang berperan dalam kegiatan usaha tani. pengalaman mempunyai pengaruh dalam kegiatan usaha. responden yang berpengalaman akan lebih cepat menerapkan teknologi penggemukan sapi dan lebih responsif terhadap inovasi karena itu kegiatan pengalaman selalu memberikan manfaat. pengalaman usahatani responden disajikan pada tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7 Pengalaman Responden Dalam Usaha Penggemukan Sapi Bali Di Kecamatan Tanete Riaja Kab Barru 2020.

Pengalaman berusaha Tani (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

2-3 4-5 6

7 17

1

28.00 68.00 4.00

Total 25 100.00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020

Tabel menunjukkan bahwa terdapat 17 orang(68%) responden memiliki pengalaman berusaha Tani ini antara 4-5 tahun, sedangkan 7 orang yang (28) petani responden pengalamannya 2-3 2 tahun dan ada 1 oran g yang (3.3%) yang pengalaman 6 tahun.

5.1.5 Tanggungan keluarga peternak sapi Bali

Besarnya tanggungan keluarga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan usaha yang akan dijalankan. komposisi tanggungan keluarga responden dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8 Komposisi Tanggungan Keluarga Responden Dalam Usaha Penggemukan Sapi Bali Di Kecamatan Tanete Riaja Kab Barru 2020

Tanggungan keluarga ( orang) Jumlah ( orang) Persentase (%) 1-2

3-4 5-6

10 12 3

40.00 48.00 12.00

Total 25 100.00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020

Tabel menunjukkan bahwa 12 orang yang (48%) responden mempunyai tanggungan keluarga 3-4 3 orang. 10 orang (40%) responden mempunyai tanggungan keluarga 1-2 orang terdapat 3 orang (12%) responden. Jumlah

tanggungan petani responden, dan dapat merupakan potensi bagi sumber daya bagi petani ,dapat digunakan dalam berusaha Tani dan kegiatan produktif lainnya.

5.2 Peran Penyuluh Pertanian dalam pembinaan usaha penggemukan sapi Bali

Penyuluh Pertanian bagi masyarakat pedesaan merupakan konsultan atau tempat mendapatkan informasi dan jawaban bagi semua masalah yang berhubungan dengan kegiatan usahatani nya ataupun penggemukan sapinya.

Aktivitas penyuluh sangat mempengaruhi dinamisasi kegiatan usaha peternak di Kecamatan Tanete riaja terdapat indikasi bahwa semakin aktif Penyuluh Pertanian dalam memberikan penyuluhan maka masyarakat akan lebih proaktif dalam pengembangan usahanya.

Peranan penyuluh sangat dibutuhkan untuk membina para peternak dalam pengembangan sapi, banyak informasi yang diterima petani merupakan hal-hal baru bagi mereka. namun sangat memberi manfaat dalam pengembangan usaha penggemukan sapinya. Peranan dari penyuluh pertanian sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pendukung gerak usaha petani merupakan titik sentral dalam memberikan penyuluhan kepada petani akan pentingnya berusaha tani dengan memperhatikan kelestarian dari sumber daya alam. Proses penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik dan benar apabila didukung dengan tenaga penyuluh yang profesional, kelembagaan penyuluh yang handal, materi penyuluhan yang terus-menerus mengalir, sistem penyelenggaraan penyuluhan yang benar serta metode penyuluhan yang tepat dan manajemen penyuluhan yang polivalen. Dengan demikian penyuluhan pertanian sangat penting artinya dalam memberikan modal bagi petani dan keluargannya,

sehingga memiliki kemampuan menolong dirinya sendiri untuk mencapai tujuan dalam memperbaiki kesejahteraan hidup petani dan keluarganya, tanpa harus merusak lingkungan di sekitarnya

Tabel 9 Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pembinaan Usaha Penggemukan Sapi Bali Bali Di Kecamatan Tanete Riaja Kab Barru

No Pembinaan penyuluh

Skor penilaian Rata-rata skor yang dicapai

Pelaksanaan fungsi (%)

Kategori

Min Max 1 Pemeliharaan dan

pengendalian penyakit

4 20 16,96 84,80 Tinggi

2 Sistem pembuatan kandang

3 15 13,08 87,20 Tinggi

3 Makanan dan pemberiannya

3 15 10,20 68,00 Tinggi

4 Cara penggemukan 4 20 12,64 63.20 Sedang

Jumlah 52,88 303,20 Tinggi

Rata-rata 13,22 76

Sumber ; Data primer setelah diolah 2020

Keterangan : kategori 0-33%= Rendah; 34-66%= Sedang; 67-100= Tinggi

Tabel menunjukan pembinaan bahwa peran penyuluh pertanian dalam usaha penggemukan sapi bali sangat berhasil. Rata-rata nilai 13,22 (76%) atau kategori tinggi. Dari beberapa pembinaan yang telah berhasil dalam pembinaan adalah pembinaan yang telah berhasil dalam pembinaan adalah pemeliharaan dan pengendalian penyakit, peternak sangat memperhatikan kesehatan sapi, utamanya sapi yang akan dibeli untuk digemukkan, maupun kesehatan sapi yang akan dibeli

untuk digemukkan, maupun kesehatan sapi yang dalam pemeliharaan rata-rata mencapai 16.96 (84,80%), sedangkan yang masih perlu mendapat pembinaan adalah pada cara penggemukan sesuai teknis yang dianjurkan oleh penyuluh pertanian nilai yang diperoleh 12,64 (63,20%), sistem pembinaan yang perlu ditingkatkan dalam proses penggemukan adalah pemberian makanan tambahan dan pengkandangan yang baik

5.2.1 Pembinaan Dalam Pemeliharaan Dan Pengendalian Hama Dan Penyakit Sapi Bali

Keberadaan penyuluh pertanian balai penyuluhan pertanian di daerah- daerah sangat penting, penyuluh pertanian merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah, lembaga-lembaga penelitian dalam menyampaikan informasi kepada petani. Keberadaan penyuluh pertanian akan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peternak. Pembinaan peternak dalam pemeliharaan dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini :

Tabel 10 Pembinaan Dalam Pemeliharaan Dan Pengendalian Penyakit Sapi Bali

No Pemeliharaan dan pengendalian

Skor penilaian

Rata-rata skor yang

Pelaksana fungsi (%)

Kategori

penyakit Min Max dicapai

1 Sanitasi ternak 1 5 4.8 96 Tinggi

2 Sanitasi kandang 1 5 3.9 78 Tinggi

3 Pemberian obat- obatan dan vitamin

1 5 4.1 82 Tinggi

4 Identifikasi penyakit atau gangguan ternak lainnya

1 5 4.3 86 Tinggi

Jumlah 4 20 17.1 342 Tinggi

Rata-rata 1 4 4.27 85

Sumber ; Data Primer Setelah Diolah 2020

Keterangan ; kategori 0-33= Rendah; 34-66= Sedang; 67-100=

Tinggi

Tabel menunjukkan bahwa pembinaan pemeliharaan dan pengendalian penyakit, rata-rata nilai 4,8 (96%) dengan kategori yang diperoleh tinggi. Dari semua item yang diukur nilainnya memperlihatkan hasil kategori tinggi, artinya petermak telah melaksanakan kegiatan tersebut, petani sangat mengerti dan paham perlunya sanitasi ternak, dengan ternak yang bersih akan mendapatkan pertumbuhan ternak yang bersih akan mendapatkan pertumbuhan yang lebih baik. Sanitasi ternak yang dilakukan peternak adalah memandikan sapi minimal 1 kali sehari hal ini sangat membantu dalam pencegahan penyakit kutu ternak, nilai yang diperoleh 96%, sedangakan sanitasi kandang, khususnya peternak yang menggunakan sistem kandang mereka melakukan pembersihan tiap pagi hari kotoran dari ternak dikumpulkan umtuk keperluan usahataninya dengan membuat kompos. Untuk mengidentifikasi penyakit ternak responden diberi pelatihan dengan memberikan

contoh-contoh ternak yang terserang dengan menggunakan alat peraga berupa gambar-gambar maupun brosur.

Sejauh ini tim petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian telah diturunkan untuk melakukan vaksinasi dan pemberian obat-obatan terhadap hewan ternak sapi yang ada di desa-desa di seluruh kecamatan. Vaksinasi merupakan salah satu cara mencegah kejadian penyakit namun yang tidak kalah penting adalah Program Komunikasi Informasi dan Edukasi terhadap petani ternak yang berada di daerah terancam terutama yang berbatasan dengan daerah tertular, terutama mengenai cara-cara pencegahan terhadap kemungkinan penyebaran wabah penyakit. Untuk itu keterlibatan penyuluhan pertanian dalam penyebaran informasi tentang ancaman dan kejadian penyakit sangat diperlukan sehingga pencegahan dan penanganan kejadian penyakitnya lebih efektif. Penyuluh adalah ujung tombak pembangunan pertanian, sukses tidaknya program pemerintah terkait petani dan pertanian, sedikit banyak bergantung pada kemampuan penyuluh dalam menerjemahkan program tersebut. Semakin tinggi kemampuan penyuluh dalam menerjemahkan, mengeksekusi dan berimprovisasi dilapangan maka semakin tinggi pula kemungkinan program tersebut berhasil.

5.2.2 Pembinaan Sistem Pembuatan Kandang

Sistem pembuatan kadang dalam sistem penggemukan merupakan persyaratan utama untuk berhasil khususnya pada daerah-daerah yang areal atau lahan semakin sempit. Sistem perkandangan adalah alternatif yang perlu dipertimbangkan. Pembinaan sistem pembuatan kandang dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini :

Tabel 11 Pembinaan Sistem Pembuatan Kandang No Sistem pembuatan

kandang untuk di gemukkan

Skor penilaian

Rata-rata skor yang dicapai

Pelaksanaan fungsi (%)

kategori

Min Max

1 Fungsi kandang 1 5 4.6 92 Tinggi

2 Persyaratan kandang

1 5 2.8 56 Sedang

3 Konstruksi kandang

1 5 4.8 96 Tinggi

Jumlah 3 15 12 244 Tinggi

Rata-rata 1 5 4 81.33

Sumber; Data Primer Setelah Di Olah 2020

Keterangan; kategori 0-33%= Rendah 34-66%= Sedang 67-100%= tinggi Tabel menunjukkan sistem pembinaan yang dilakukan penyuluh pertanian sangat baik atau kategori tinggi dengan nilai persentase 81.33%, hasil wawancara dengan responden tentang kandang umumnya peternak sangat tahu fungsi kandang ternak dan manfaat yang diberikan dengan sistem ini, sedangkan yang masih perlu

dipertimbangkan dalam pembinaan adalah persyaratan kandang responden menerapkan persyaratan kandang antara lain. Letak, bentuk dan konstruksi yang baik, penilaiann item ini nilai rata-rata yang diperoleh adalah 2,8(56)%.

Sedangkan pembinaan mengenai konstruksi kandang sudah tinggi nilai yang diperoleh nilai rata-rata 4,8 (96)%.

Penyuluh memberikan pembinaan pembuatan kandang yang ideal yang harus diperhatikan. Kandang merupakan faktor terpenting untuk diperhatikan demi kenyamanan sapi yang sedang dirawat atau dikembangkan. Berikut persyaratan dalam pembuatan kandang. Kandang terbuat dari bahan yang tentunya berkualitas dan kokoh, luas kandang harus memperhatikan tingkat kemudahan dalam proses pembersihannya misal lantai dibuat dengan tingkat kemiringan 5-10 derajat, mengarah keselokan dan tentunya tidak licin. Luas kandang harus disesuaikan dengan jumlah sapi yang ada dikandang. Kandang dibuat sedemikian rupa sehingga sinar matahari dapat masuk baik pada pagi dan sore hari, sistem ventilasi diatur dengan bagus, atap kandang dibuat dari bahan yang ringan, tempat pakan yang lebar.

5.2.3 Pemilihan Pakan Dan Cara Pemberiannya

Pemilihan pakan ternak untuk makanan sapi, peternak penggemukan dikecanatan tanete riaja umunya sudah baik, mereka telah mengerti perlunya pakan yang baik bagi ternak yang digemukkan, hal ini dapat meningkatkan kesehatan dari ternak dan berat badan dari ternak. Pembinaan pemilihan pakan dan cara pemberiannya dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini :

Tabel 12 Pemilihan Pakan Dan Cara Pemberiannya

No

Pemilihan pakan dan cara

pemberiannya

Skor penilaian

Rata-rata skor yang dicapai

Pelaksanaan fungsi (%)

kategori Min Max

1 Syarat makanan 1 5 4.1 82 Tinggi

2 Kebutuhan bahan makanan

1 5 4.2 84 Tinggi

3 Penyusunan ransum 1 5 1.7 34 Rendah

Jumlah 3 15 10 200 Sedang

Rata-rata 1 5 3.33 66.66

Sumber; Data Primer Setelah Di Olah 2020

Keterangan : kategori 0-33= Rendah 34-66= Sedang 67-100=Tinggi Tabel dari beberapa bagian pertanyaan rata-rata nilai yang diperoleh adalah 3,33 (66,66%) masuk kategori sedang, yang masih rendah adalah pada pembuatan pakan tersebut nilai rata-rata yang diperoleh 1,7 atau 34%. penyusunan ransum ini masih perlu diajarkan dengan lebih intensif. Rendahya nilai yang diperoleh dari penyusunan ransum karena umunya petani masih menganggap lahan masih sangat luas sebagai daerah pengebalaan.

Pakan sapi bali berupa rerumputan hijau dan protein yang bisa didapat dari bahan daun turi, lamtoro, tepung ikan, tepung daging dan lain sebagainya.

Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral esensial, maka perlu ditambah vitamin sapi yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh ternak. Ransum sapi yang memenuhi syarat ialah ransum yang mengandung : protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam jumlah yang cukup. Kesemuanya dapat

disediakan dalam bentuk hijauan dan konsentrat. Kebutuhan ternak terhadap jumlah pakan tiap hari tergantung dari jenis atau spesies, umur, dan fase pertumbuhan ternak (dewasa, bunting, dan menyusui). Walaupun telah diberi pakan berupa hijauan atau kosentrat yang telah mengandung zat makanan yang memenuhi kebutuhannya, sapi bali masih sering menderita kekurangan vitamin, mineral dan bahkan protein, Keadaan ini dapat mengganggu pertumbuhan atau kesehatan sapi bali sehingga untuk mengatasinya sapi dapat diberikan pakan tambahan

5.2.4 Membina Peternak Cara Pengemukan Sapi

Suatu dilema saat ini di pedesaan adalah lahan semakin berkurang akibat bertambahnya penduduk yang membutuhkan perumahan dan lainnya. Kondisi ini menjadikan para peternak harus mencari alternatif pemeriharaan ternak yang lebih efektif dan berhasil, guna salah satu pilihan adalah dengan metode penggemukan sapi, sistem pengandangan ternak. Pembinaan cara penggemukan sapi dapat dilihat pada tabel 13 dibawah ini :

Tabel 13 Pembinaan cara penggemukan sapi bali No Cara penggemukan

sapi

Skor penilaian

Rata-rata skor yang dicapai

Pelaksanaan fungsi (%)

kategori Min Max

1 Penggemukan padang rumput

1 5 4.2 84 Tinggi

2 Kombinasi kandang dan padang rumput

1 5 3.2 64 Sedang

3 Penggemukan sistem kandang

1 5 2.2 44 Rendah

4 Paronisasi 1 5 3.0 60 sedang

Jumlah 4 20 12.6 252 Sedang

Rata-rata 1 5 3.15 63

Sumber : Data primer setelah di olah 2020

Keterangan; kategori 0-33%= Rendah 34-66= Sedang 67-100=

Tinggi

Tabel menunjukkan pembinaan cara penggemukan sapi berada dalam kategori sedang nilai yang diperoleh adalah 3.15 (63%). Bagian pembinaan yang memperoleh nilai tinggi adalah sistem penggemukan padang rumput sistem ini telah lama dikenal oleh masyarakat pedesaan. Kondisi ini tidak tepat mengingat luas lahan pengembalaan semakin berkurang, sehingga perlu adanya alternatif lain. Sistem yang masih perlu dikembangkan adalah sistem perkandangan nilai rata-rata yang diperoleh 2.2 (44%) sistem ini oleh masyarakat dipedesaan khusunya daerah-daerah masih luas pada padang rumputnya masih kurang diterapkan. Sistem perkandangan telah banyak dilakukan oleh peternak.

Sistem penggemukan sapi yang telah dilakukan peternak adalah sistem paronisasi, sistem ini dikenal dengan mengikat ternak disuatu tempat, selama masa penggemukan dengan menyediakan makanan berupa hijauan dan ransum tambahan setiap harinya, sehingga pertumbuhan sapi sangat cepat dan ternak lebih sehat karena memudahkan pemantauan ransum yang dikomsumsinya.

Penyuluh membantu terjadinya proses perubahan perilaku peternak sapi bali sehingga peternak sapi meningkat pengetahuan sikap dan keterampilannya dalam beternak. Pastikan sapi tidak mengalami gangguan kesehatan seperti menderita cacing, mencret, diare, dan lain sebagainya. Jika sapi mengalami gangguan kesehatan, segera ditangani agar penyakit tidak menular ke sapi yang lain.

Pemberian pakan jenis pakan yang baik untuk dikonsumsi sapi adalah rumput benggala, rumput gajah, rumput raja, tanaman lamtoro, gamal, kaliandra, dan centro. Pergerakan sapi juga membuat dagingnya lebih padat, siapkan lahan kosong atau kandang yang cukup untuk sapi berlari. Daging sapi akan padat dan mudah berkembang apabila sistem peredaran darah sapi mengalir lancar dan otot pada bagian tubuh sapi berkembang. Jika sapi dibiarkan diam dan bermalas-malasan, tentunya akan menjadi sumber datangnya penyakit akibat peredaran darah sapi kurang lancar

5.3 Pertambahan Bobot Badan

Daerah Jumlah ternak Sapi Bali Jantan Sapi Bali Betina

Pantai 11

14

0,2576 0,2163

Berbukit 14

15

0,3024 0,3336

Pegunungan 13 14

0,3021 0,2626

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.3 Kesimpulan

Hasil penelitian ini menyatakan peran penyuluh pertanian dalam pembinaan usaha penggemukan sapi bali di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru, termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini terlihat pada rata-rata pelaksanaan fungsi penyuluh pertanian mencapai 76% dalam penggemukan sapi bali di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru telah dalam kategori tinggi khususnya penerapan pemeliharaan, pengedalian penyakit, sistem pembuatan kandang, pemberian pakan dan cara penggemukan sapi bali.

6.4 Saran

1. Pembinaan masih perlu dilanjutkan, khususnya sistem penggemukan cara perkandangan mengingat areal semakin sempit

2. Peternak masih dapat mengembangkan usahanya di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru karena agroklimat dan sistem budaya sangat mendukung peternakan sapi bali.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina Abdullah dan Helda Ibrahim. 2012“Persepsi Peternak terhadap Kinerja Penyuluh dalam Pengembangan Teknologi Pengolahan Jerami Padi dan Limbah Ternak Sapi Potong“ Skripsi. Kendari:Universitas Terbuka Kendari Sulawesi Tenggara.

Alim, Syahirul. 2010. Bahan Ajar Penyuluhan Pertanian (Peternakan).

Laboratorium Sosiologi dan Penyuluhan. Fakultas Peternakan.

Universitas Padjajaran, Bandung

Alim, Syahirul. 2010. Bahan Ajar Penyuluhan Pertanian (Peternakan).

Asfar Irham. 2016. Peranan Penyuluh Peternakan Dalam Peningkatan Pendapatan Anggotakelompok Peternak Sapi Potong Di Kabupaten Sinjai. Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Eko Harianto, Surahmanto dan Putu Arimbawa. 2014“Kinerja Penyuluh

Pertanian sebagai Penyebar Informasi Fasilitator dan Pendamping dalam Pengembangan Sapi Bali (Bos Sondaicus) di Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara” Skripsi. Makassar:Universitas Hasanuddin.

Universitas Islam Makassar.

Guntoro, S. 2002. Membudidayakan Sapi Bali. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Hartati D, Wijono B, Siswanto M. 2007. Performans Sapi Bali induk sebagai penyedian bibit/bakalan di wilayah breeding stock BPTU Bali. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007. 258 – 263.

Kartasapoetra, A.G.1994. Penyuluhan Pertanian.Bumi

aksara.JakartaLaboratorium Sosiologi dan Penyuluhan. Fakultas Peternakan

Mardikanto, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press UNS: Surakarta.

Nugrohadi, 2009. Peternakan Dan Cara Membudidayakan Hasil Peternakan.Http://Jpi.Faterna.Unand.Ac.Id/Index.Php/Jpi.

Oka, IGL. 2010. Conservation and genetic improvement of Bali Cattle.Proc.

Conservation and Improvement of World Indigenous Cattle. 110- 117.

Pane, I. 1991. Produktivitas dan breeding sapi Bali. Proc.Seminar Nasional Sapi Bali 2–3 September. hlm: 50.

Payne, W.J.A. and J. Hodges. 1997. Tropical Cattle: Origin, Breeds and Breeding Policies. Blackwell Science.

Padmiwiharjo.2004. Menata Kembali Penyuluhan Pertanian di Era Pembangunan Agribisnis. Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Purwantara B, Noor RR, Andersson G, and Rodriguez-Martinez H. 2012. Banteng andnBali Cattle in Indonesia: Status and Forecasts. Reprod Dom Anim 47 (Suppl. 1),2–6.

Roger, E.M. 1995. Diffusuion of Innovations. Free Press, New York.

Samariyanto. 2004. Alternatif kebijakan perbibitan sapi potong dalam era otonomi daerah.Lokakarya Sapi Potong

Suhardiyono, L. 1992. Penyuluh : Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian. Erlangga Jakarta.

Sukirno, S. 2007. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

U. M. Ni’am, A. Purnomoadi dan S. Dartosukarno. 2012“Hubungan antara Ukuran-Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan Sapi Bali Betina pada Berbagai Kelompok Umur” Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.Universitas Padjajaran, Bandung.

Van Den Ban dan Hawkins. 1999 . Penyuluh Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Yusran, M. A. 2004. Struktur Usaha Penggemukan Sapi Potong. Prosiding Seminar: Sistem Kelembagaan Usahatani Tanaman-Ternak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. P:

174201. Jawa Timur.

LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN

“Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pembinaan Usaha Penggemukan Sapi Bali Di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru”

I. Petunjuk Pengisian

a. Mohon kuesioner ini di isi oleh Bapak/Ibu/Sdr/I untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada

b. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya

c. Ada tiga (3) alternative jawaban setiap variabelnya yaitu : 5 = Sangat Setuju (SS)

3 = Setuju (S) 1 = Ragu-ragu (RR) II. Karakteristik Responden

Nama : ……….

Jenis Kelamin : ……….

Alamat : ……….

Umur : ……….

Pendidikan Terakhir : ……….

Jumlah Anggota Keluarga : ……….

Pengalaman Berusahatani : ……….

Tanggungan Keluarga : ………

PERAN PENYULUH

PEMBINAAN

A. Pembinaan Dalam Pemeliharaan dan Pengendalian Hama Penyakit Sapi Bali

No PERNYATAAN SS S RR SKOR

1. Pemeliharaan dan pengendalian penyakit

2. Sistem pembuatan kandang 3. Makanan dan pemberiannya 4 Cara penggemukan

No Pemeliharaan dan Pengendalian Hama Penyakit

SS S RR SKOR

1. Penyuluh Memberikan Pembinaan dalam Sanitasi atau Program Kebersihan Ternak

2. Penyuluh Memberikan Pembinaan dalam Sanitasi atau Program Kebersihan Kandang

3. Penyuluh Memberikan Pembinaan dalam Pemberian Obat-obatan dan Vitamin

4. Penyuluh Memberikan Pembinaan dalam Identifikasi Penyakit atau gangguan ternak lainnya

B. Pembinaan Sistem Pembuatan Kandang No Sistem Pembuatan Kandang Untuk di

Gemukkan

SS S RR SKOR

1. Penyuluh Memberikan Pembinaan Mengenai Fungsi Kandang 2. Penyuluh Memberikan Pembinaan

Mengenai Persyaratan Pembuatan Kandang

3. Penyuluh Memberikan Pembinaan Konstruksi atau Pembuatan Kandang C. Pemilihan Pakan dan Cara Pemberiannya No Pemilihan Pakan dan Cara

Pemberiannya

SS S RR SKOR

1. Penyuluh Memberikan Pembinaan Mengenai Syarat Makanan

2. Penyuluh Memberikan Pembinaan Mengenai Kebutuhan Bahan Makanan 3. Penyuluh Memberikan Pembinaan

dalam Penyusunan Ransum / Pakan yang Siap Diberikan pada Ternak

D. Pembinaan Cara Penggemukan Sapi Bali No Pembinaan Cara Penggemukan Sapi

Bali

SS S RR SKOR

1. Pembinaan Cara Penggemukan Padang Rumput

2. Pembinaan Mengenai Kombinasi Kandang dan Padang Rumput

3. Pembinaan Mengenai Penggemukan Sistem Kandang

4. Pembinaan Paronisasi

Dokumen terkait