• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.5 Definisi operasional

1. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 bahwa perencanaan pembangunan desa adalah proses tahap kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna

pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan.

2. Menurut Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa bahwa keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa.

3. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 bahwa anggaran pendapatan dan belanja desa yang disingkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintah desa yang perencanaannya diputuskan bersama oleh pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa yang kemudian ditetapkan dengan peraturan desa

4. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 bahwa pengelolaan keuangan desa berasaskan transparansi, akuntabel, partisipatif dan dilaksanakan dengan tertib dan disiplin anggaran

5. Menurut Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang pengelolaan keuangan desa bahwa pengelolaan keuangan desa dikelola

berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilaksanakan dengan tertib dan disiplin anggaran

7. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pembangunan Desa bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa atau biasa disebut dengan RPJM Desa adalah rencana kerja pembangunan desa untuk jangka waktu 6 tahun. Sedangkan Rencana Kerja Pembangunan Desa atau biasa disebut dengan RKP Desa merupakan penjabaran dari RKP Desa.

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 GAMBARAN UMUM DESA BORIKAMASE 4.1.1 Profil Desa Borikamase

Desa Borikamase adalah salah satu desa yang berada di Kabupaten Maros yang terletak dibagian barat, letak geografisnya berada di daerah pesisir yang potensi alamnya adalah pertanian dan tambak. Desa borikamase merupakan induk dari desa lain yang berada di Kecamatan Maros Baru. Sebelum tahun 1960 Desa Borikamase masih menjadi satu dengan Desa Borimasunggu dan Desa Majannang, namun ditahun berikutnya terjadi pemekaran menjadi 3 desa yaitu Desa Borikamase, Desa Borimasunggu, dan Desa Majannang dikarenakan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya perekonomian.

Borikamase berasal dari kata “bori” yang berasal dari Bahasa makassar yang berarti kata tempat dan “kamase” yang berasal dari Bahasa bugis yang berarti saling mengasihi, secara harfiah disebut dengan kampung yang penuh kasih sayang dikarenakan masyarakat yang masih menganut tinggi adat gotong royong, dan hal yang tertanam hingga sekarang yaitu siri na pacce.

Desa Borkamase juga memiliki adat istiadat yang dipertahankan hingga sekarang, adat istiadat merupakan tradisi atau kebiayaan yang dilakukan secara turun temurun dan berulang-ulang yang menjadi ciri khas suatau daerah. Adat istiadat di Desa Borikamase seperti “appa’ sili” yaitu ritual yang dilakukan calon ibu saat usia kandungan memasuki bulan ketujuh dengan cara dimandikan oleh tokoh agama atau dukun yang biasa disebut dengan sanro, “accera baca” yaitu

kegiatan yang dilakukan setelah anak tamat Al-Qur’an dengan menyembelih 8 ekor ayam atau sesuai dengan kesanggupan orangtua dan diberikan kepada guru mengaji kemudian disajikan bersama beras ketan yang sudah dimasak atau biasa disebut dengan “songkolo”, dan adat “akkatte” untuk anak perempuan dan

“a’sunnat” untuk anak laki-laki yang dilakukan sebagai pertanda bahwa anak telah memasuki usia baliq, adat ini juga dirangkaikan dengan mengundang sanak keluarga maupun tetangga di sekitar rumah bersangkutan.

Setiap desa memiliki visi dan misi, begitupun dengan Desa Borikamase.

Visi dan misi dalam pemerintahan desa dapat mempengaruhi strategi dan arah kebijakan pemerintah desa serta meningkatkan semangat dan memotivasi aparat desa untuk mewujudkan tujuan yang terkandung didalamnya. Visi desa borikamase dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Visi Desa Borikamase

terwujudnya masyarakat Desa Borikamase yang lebih sejahtera dan beriman” dan

2. Misi Desa Borikamase

a. Mewujudkan pembangunan berbasis kebutuhan

b. Menciptakan pelayanan pemerintah Desa Borikamase yang professional.

c. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pertanian, perikanan, dan nelayan.

d. Menumbuh kembangkan dan mendorong peran serta masyarakat dalam peningkatan ekonomi dan pembangunan desa

Adapun struktur desa dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.1

Struktur Pemerintahan Desa Borikamase

Sumber: Siskuedes Desa Borikamase, 2022 4.1.2 Demografi

Desa Borikamase merupakan salah satu dari 4 desa di wilayah kecamatan Maros Baru yang memiliki luas wilayah + 20,40 km2. Desa Borikamase secara geografis terletak 3 km dari pusat pemerintahan kecamatan Maros Baru 3 km, 6 km dari pusat pemerintahan kabupaten Maros, dan 36 km dari pusat pemerintahan provinsi Makassar. Desa borikamase berada di daerah dataran rendah, dengan ketinggian 0-5 meter di atas permukaan laut, sehingga Desa Borikamase termasuk daerah rawan banjir. Kondisi alam Desa Borikamase adalah lahan pertanian dan tambak. Jalan menuju desa ini sebagian besar masih tanah berbatu (pengerasan) dan sebagian kecil telah dibeton.

Gambar 4.2 Peta Desa Borikamase

Sumber: Siskuedes Desa Borikamase, 2022 Adapun batas-batas Desa Borikamase sebagai berikut:

Tabel 4.1

Batas-Batas Desa Borikamase Batas-Batas Desa Borikamase Sebelah Barat Desa Borimasunggu Sebelah Selatan Kelurahan Pallantikang

Sebelah Utara Desa Majannang

Sebelah Timur Kelurahan Baji' pamai Sumber: Siskuedes Desa Borikamase, 2022

Penduduk Desa Borikamase tahun 2022 sebanyak 3.991 jiwa. Terdiri dari laki – laki 1.994 jiwa sedangkan perempuan 1.997 jiwa. Terdapat 1120 Kepala Keluarga dengan rata–rata anggota keluarga sebesar 4 sampai 5 jiwa, untuk lebih jelasnya penduduk Desa Borikamase dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Desa Borikamase

Dusun Jenis Kelamin Jumlah

Laki- Laki Perempuan

Dusun Lekoala 637 645 1282

Dusun Tebbange 341 316 657

Dusun Tebbang Orai 263 263 526

Dusun Padang Assitang 442 472 914

Dusun Pammentengan 331 301 612

Total 1994 1997 3991

Sumber: Siskuedes Desa Borikamase, 2022 4.1.3 Strategi dan Kebijakan

Dalam rangka meningkatkan kemandirian desa maka strategi dan arah kebijakan berkaitan dengan pembangunan Desa yang tentu saja berkaitan pula dengan penerimaan Desa Borikamase sebagaimana meliputi peningkatan pendapatan asli desa dengan cara mengoptimalkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), peningkatan pendapatan pengelolaan kekayaan desa, memperbesar partisipasi masyarakat untuk berkontribusi dalam pembangunan desa, peningkatan pendapatan dari pihak ketiga. Semua penerimaan uang berupa materi melalui

rekening Desa Borikamase. Pembangunan desa lebih mengarah pada apa yang dibutuhkan masyarakat.

4.2 Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa Borikamase

Dalam Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa, tahap pertama yang dilakukan adalah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa). RPJM Desa disusun untuk jangka waktu 6 tahun dan ditetapkan dalam musrenbang desa. Penyusunan RPJM Desa diatur dalam Peratuan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemabangunan Desa.

Adapun skala prioritas program pada RPJM Desa adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Skala Prioritas RPJM Desa Borikamase 2019-2025

Bidang Program

Penyelenggaran Pemerintahan Desa

Pendataan Penduduk Desa Penyusunan Tata Ruang Pengelolaan Informasi Desa

Pembangunan Sarana Dan Prasarana Kantor Desa Pelaksanaan

Pembangunan Desa

Pembangunan Pemanfaatan Dan Pemeliharaan Infrastruktur

Pembangunan, Pemanfaatan Dan Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Kesehatan

Pembangunan, Pemanfaatan Dan Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Dan Kebudayaan

Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Serta Pembagunan Pemanfaatan, Dan Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Ekonomi

Pelestarian Lingkungan Hidup Pembinaan

Kemasyarakatan Desa

Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan

Penyelenggaraan Ketentraman Dan Ketertiban

Pembinaan Kerukunan Umat Beragama Pengadaan Sarana Dan Prasarana Olahraga

Pembinaan Lembaga Adat

Pembinaan Sosial Dan Kebudayaan Masyarakat Pemberdayaan

Masyarakat

Pelatihan Usaha Pertanian, Perikanan, Dan Perdagangan Pelatihan Teknologi Tepat Guna

Pendidikan Pelatihan, Dan Penyuluhan Bagi Kepala Desa, Perangkat Desa Dan Badan Permusyawaratan Desa Peningkaan Kapasitas Masyarakat

Kader Pemberdayaan Masyarakat Kelompok Usaha Ekonomi Produktif Pemberdayaan Kelompok Perempuan Pemberdayaan Kelompok Tani

Pemberdayaan Kelompok Nelayan Pemberdayaan Kelompok Pengrajin Pemberdayaan Kelompok Pemuda Sumber: RPJM Desa Borikamase, 2019

RPJM Desa dijabarkan dalam Program tahunan atau biasa disebut dengan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa). RKP Desa memuat rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat Desa, hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun sebelumnya, prioritas kebijakan supra desa dan atau hal-hal yang karena keadaan darurat/ bencana alam serta adanya kebijakan baru dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten. RKP Desa disusun untuk jangka waktu 1 tahun yang disusun oleh sekertaris dan dibantu oleh tim penyusun yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pola pemikiran dimaksud, dimana bahwa berwenang mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan atau dibentuk dalam Sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Kabupaten/Kota, maka desa diharuskan mempunyai perencanaan yang matang berdasarkan partisipasi dan transparansi serta domokrasi yang berkembang di desa. Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 63 dan Pasal 64 seta Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Perencanaan Pembangunan Desa, maka desa diharuskan/diwajibakan mempunyai RPJM Desa untuk jangka waktu 6 tahun dan RKP Desa. Adapun skala prioritas pada RKP Desa tahun anggaran 2022 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Skala Prioritas RKP Desa Borikamase

Bidang Program

Bidang Pembangunan Desa Pembangunan gedung PKK, BPD, dan Perpustakaan Saluran Irigasi

Pembangunan Jalan Tani Pemasangan Paving Blok Pembangunan Sangggar Tari Pembangunan Dermaga Pembangunan PAUD Tugu Batas Desa Bidang Pemberdayaan

Masyarakat

Pelatihan dan Penyusulan pemberdayaan Perempuan Pengembangan Usaha Perikanan

Bidang Pembinaan Masyarakat

Pembinaan Siaga Desa Bencana Sumber: RKP Desa Borikamase, 2022

Dalam RKP Desa juga terdapat gambaran kebijakan Keuangan Desa Borikamase yang berisi evaluasi Pendapatan Desa Borikamase Tahun Sebelumnya dan Pagu indikatif Desa, serta rencana anggaran biaya tahun berkenaan. Setelah penetapan RKP Desa, maka tahap selanjutnya adalah merealisasikan anggaran dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) Tahun anggarann 2022. Adapun tabel sumber pendapatan Desa Borikamase tahun 2022 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5

Sumber Pendapatan Desa Borikamase

Kode Rek Uraian Anggaran Sumber Dana

4. Pendapatan 2.059.742.500,00

4.1 Pendapatan Asli Desa 12.166.500,00

Pemerintahan Desa

4.1.1 Hasil Usaha Desa 12.166.500,00

4.1.1.01 Bagi hasil BUMDes 9.166.500,00

4.1.1.99 Lain-lain hasil usaha Desa 3.000.000,00

4.2 Pendapatan Transfer 2.045.576.000,00

4.2.1 Dana Desa 1.277.214.000,00 APBN

4.2.3 Alokasi Dana Desa 768.362.000 APBD

4.3 Pendapatan Lain-lain 2.000.000,00

4.3.6 Bunga Bank 2.000.000,00

Sumber: Siskuedes Desa Borikamase, 2022

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan Desa yang disusun oleh sekertaris Desa dan dibantu oleh kaur dan kasi. APB Desa terdiri atas pendapatan, belanja, dan pembiayaan desa yang akan direalisasikan guna mendanai program penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa, dan

pemberdayaan masyarakat desa. adapaun APB Desa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6 APB Desa

Sumber: Siskuedes Desa Borikamase, 2022

Format penyusunan APB Desa mengacu pada Peraturan Bupati/walikota, hal ini juga sudah terdapat aturannya dalam Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018. Format APB Desa pada Peraturan Bupati/walikota dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 terdapat 4 kolom yang terdiri atas kolom ke-1 yang berisi kode rekening berdasarkan klasifikasi ekonomi

KODE REK URAIAN ANGGARAN KETERANGAN

1 2 3 4

4 Pendapatan

4.1 Pendapatan Asli Desa 12.165.500,00

4.2 Pendapatan Transfer 2.045.576.000,00

4.3 Pendapatan Lain-lain 2.000.000,00

JUMLAH PENDAPATAN 2.059.742.500,00

5 Belanja

5.1 Belanja Pegawai 393.901.800,00

5.2 Belanja Barang dan Jasa 808.303.400,00

5.3 Belanja Modal 306.515.914,00

5.4 Belanja Tdak Terduga 574.431.918,00

JUMLAH BELANJA 2.056.153.032,00

SURPLUS/(DEFISIT) 3.589.468,00

6 Pembiayaan

6.1 Penerimaan Pembiayaan 29.169.332,00

6.1.1 SILPA Tahun Sebelumnya 29.169.332,00

6.2 Pengeluaran Pembiayaan 32.758.800,00

6.2.2 Penyertaan Modal Desa 32.758.800,00

PEMBIAYAAN NETTC 3.589.468,00

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN 0,00

terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan; kolom ke-2 berisi uraian pendapatan, belanja, dan pembiayaan; kolom ke-3 berisi jumlah anggaran yang ditetapkan; dan kolom ke-4 berisi sumber dana yang digunakan. Kemudian dalam penjabaran APBD Desa ditambah 1 kolom sebelum kolom ke-1 yang berisi klasifikasi bidang kegiatan sehingga terdapat 5 kolom dalam Penjabaran APB Desa.

4.3 Pembahasan

Perencanaan Pengelolaan Keuangan dimulai dari tahap penyusunan RPJM Desa. Proses penyusunan RPJM Des ini didasari oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa. RPJM Desa memuat visi dan misi Kepala Desa, Arah kebijakan Pembangunan Desa, serta rencana kegiatan desa yang meliputi Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa, Bidang Pembinaan Masyarakat, dan Bidang Pemberdayaan Masyarakat. RPJM Desa disusun untuk jangka waktu 6 Tahun dan ditetapkan paling lambat 3 bulan setelah pelantikan kepala Desa.

waktu penetapan ini sudah sesuai yaitu pada tanggal 17 September 2019 setelah pelantikan kepala desa pada bulan Mei. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kepala Desa Borikamase yaitu pak Aswing

RPJM Desa kita susun dalam waktu 3 bulan atau paling lama sekalimi kita tetapkan 4 bulan setelah disusun dan ditetapkan untuk jangka waktu 6 tahun, kita bisa liat tanggal penetapannya di arsip kantor”

Penyusunan RPJM Desa melibatkan Pemerintahan Desa dan Masyarakat yang terdiri atas aparat desa, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan, dan Tokoh Masyarakat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kepala Desa Borikamase dan diperkuat oleh aparat desa lainnya.

“semua tokoh masyarakat kita libatkan mulai dari Kepala Dusun, RW/RT, BPD, perwakilan tokoh agama, perwakilan tokoh perempuan dan juga tokoh pemuda

Pernyataan sekertaris desa yaitu Ibu Darmawati

“kita adakan musyawarah dusun, kemudian musyawarah desa, dan selanjutnya musrenbang desa dan yang terlibat adalah kepala dusun, Tokoh masyarakat, BPD”

Pernyataan dari kaur perencanaan yaitu Pak Ashadi

pertama yaitu pemerintah desa beserta jajarannya, kemudian BPD beserta anggotanya, kemudian seluruh tokoh masyarakat”

Setelah Penetapan RPJM Desa, maka selanjutnya RPJM Desa dijabarkan dalam bentuk RKP Desa untuk jagka waktu 1 tahun disetiap tahun pada periode berjalan. Proses Penyusunan RKP Desa juga didasari oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa.

Penyusunan RKP Desa dilakukan setelah penetapan RPJM Desa, dan dikoordinir oleh Sekertaris Desa yaitu ibu Darmawati. Hal ini dibuktikan dengan catatan pengarsipan surat pembentukan tim penyusun dengan nomor surat 34/KPTS/BK- MB/VIII/2021. Penyusunan RKP Desa ini melibatkan aparat desa lainnya yaitu bagian perencanaan dan juga keuangan.

RKP Desa kemudian dijabarkan dalam bentuk APB Desa. Proses penyusunan APB desa didasari oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa yang juga menjadi dasar acuan pada penelitian ini. Penyusunan APB Desa dikoordinir oleh sekertaris desa dan dibantu oleh aparat desa lainnya yaitu oleh kaur perencanaan dan kaur keuangan.

Hal ini dibuktikan dengan catatan pengarsipan surat dengan nomor surat 38/KPTS/BK-MB/XII/2021, dan sesuai dengan hasil wawancara dengan kaur keuangan yaitu ibu ismawati

“APB Desa disusun dan dikoordinir sekertaris desa dan pada praktiknya dibantu oleh kaur keuangan sebagai yang akan terlibat langsung dalam realisasinya. penyusunan APB Desa diambil dari RKP Desa baru disusun sesuai bakal prioritas rencana pembangunan tahun anggaran berjalan, kemudian disampaikan pada kepala desa, lalu disepakati Bersama BPD melalui musyawarah desa”

Pernyataan dari sekertaris desa

“yang terlibat dalam penyusunan apb desa dikoordinir oleh saya sendiri, namun dibantu dengan staf yang lain dan tim penyusunnya juga ada dari anggota BPD”

Penyusunan APB Desa mengacu pada peraturan Bupati/walikota, dengan materi muatannya yaitu prinsip penyusunan APB Desa, kebijakan penyusunan APB Desa, Teknik penyusunan APB Desa, dan hal khusus lainnya. Hal ini diperjelas dengan hasil wawancara dengan Kaur Keuangan.

yang menjadi acuan penyusunan APB Desa dari Perbu itu BOP atau standar harga tertinggi dari anggaran APB Desa juga poin-poin dalam perbu yang berkaitan dengan APB Desa”

Setelah rancangan APB Desa disepakati oleh kepala desa dan BPD, maka selanjutnya kepala desa menyiapkan rancangan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa. Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang penjabaran APB Desa disusun dan menjadi pelengkap dokumen Peraturan Desa tentang APB Desa. Rancangan APB Desa dan Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabarab APB Desa telah disepakati maka sekertaris desa mengkoordinir penyusunan Rancangan Peraturan Desa tentang APB desa. Rancangan APB Desa merupakan acuan dalam penyusunan Rancangan Peraturan Desa tentang APB desa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan sekertaris desa

penyusunan Raperdas dilakukan Bersama tim penyusun dan dikoordir oleh saya selaku sekertaris desa.

Proses penetapan Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 20 Tahun 2018 tentang pengelolaan Keuangan Desa. Rancangan peraturan desa tentang APB Desa akan disampaikan kepada

Bupati walikota melalui camat dan akan dievaluasi paling lama 20 hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan yang dimaksud. Hal ini dijelaskan oleh kaur perencanaan

“kita sampaikan rancangan peraturan desa tentang APB Desa langsung kepada Bupati/walikota melalui soft file, namun dengan tembusan camat, artinya ada surat pemberitahuan ke kecamatan”

Pernyataan dari kepala desa

rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa itu dikirim setelah kita setujui dengan BPD, waktu penyetujuan juga kita selalu libatkan camat, seperti waktu musrenbang desa selalu kita undang. Kita kirimkan ke kabupaten itu setelah kirim surat pemberitahuan ke kecamatan”

Rancangan peraturan desa tentang APB Desa yang telah dievaluasi dan disetujui selanjutnya ditetapkan menjadi Peraturan Desa tentang APB Desa, begitu pula dengan penetapan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa. Adapun jika hasil evaluasi yang diberikan tidak disetujui maka kepala desa melakukan penyempurnaan paling lama 20 hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi tersebut. Peraturan Desa tentang APB Desa dan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa disampaikan oleh Kepala Desa Borikamase kepada Bupati/walikota paling lambat 7 hari setelah penetapan. Hal ini telah sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala desa borikamase

setelah penetapan rancangan peraturan desa dan rancangan peraturan kepala desa itu langsung kita sampaikan pada bupati/walikota melalui soft file maupun hard file”

Informasi mengenai APB Desa harus disampaikan pada masyarakat secara terbuka. Desa borikamase menginformasikan mengenai APB Desa kepada masyarakat melalui media informasi berupa youtube, facebook, twitter, Instagram, dan Whatsapp. Informasi mengenai APB Desa Borikamase pun dapat diakses melalui mesin pencari seperti Browser ataupun safari.

Pemerintahan desa dapat melakukan perubahan pada APB Desa, perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan 1 kali pada tahun anggaran berkenaan. Namun APB Desa pada tahun anggaran 2022 tidak/belum terjadi perubahan APB Desa karena pada dasarnya penyebab perubahan APB Desa tersebut belum ada. Pada tahun 2020 dan 2021 terjadi perubahan pada APB Desa disebabkan oleh bencana nasional yaitu covid-19. Penyebab lainnya seperti adanya penambahan atau pengurangan anggaran dan adanya pergeseran anggaran antarbidang. Adapun perubahan APB Desa dapat terjadi dua kali bila terjadi kejadian luar biasa yang kriterianya diatur dalam peraturan bupati/walikota. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kaur perencanaan.

perubahan pada APB Desa bisa terjadi kalau ada penyebab seperti tahun 2020 karena dampak covid-19, tapi untuk perubahan sebanyak 2 kali dalam setahun itu belum pernah terjadi, sekalipun berubah itu hanya diubah dalam peraturan desa tentang APB Desa dan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa”

Pernyataan oleh kepala desa

“perubahan APB Desa jarang terjadi, tapi pernah ditahun waktu covid-19 itu tahun 2020, itupun karena hal yang tidak bisa dihindari, kalau tahun 2022 belum ada alasan berubahnya.

Pernyataan dari Kaur Keuangan

Perubahan APB Desa yaitu kadang terjadi dan biasanya diubah pada bulan 10, banyak penyebabnya seperti pergeseran anggaran bidang atau ada kebijakan baru dari kabupaten”

Peneliti juga menanyakan pendapat tentang perencanaan pengelolaan keuangan desa telah sesuai apa tidak dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 kepada Kepala, Sekertaris Desa, kaur keuangan dan kaur perencanaan. Keseluruhan menjawab bahwa proses perencanaan pengelolaan keuangan telah sesuai dengan landasan yang diberlakukan, baik adanya kendala berupa terlambatnya penyusunan tidak semata-mata karena keterlambatan dari aparat desa, pagu indikatif maupun ketentuan lain dari kabupaten/kota juga

menentukan ketepatan waktu. Adapun dalam prosesnya yang sesuai karena keseluruhannya dilakukan dengan sistematis.

Untuk mengetahui hasil penelitian Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa telah sesuai antara pelaksanaan proses perencanaan pengelolaan keuangan Desa Borikamase dengan Peraturan Menteri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan menguji hipotesis yang telah dibuat. maka peneliti membuat tabel perbandingan. Adapun kategori penilaian kesesuaian pelaksanaan proses perencanaan pengelolaan Desa Borikamase dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Kategori penilaian evaluasi sesuai Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 pada Desa Borikamase

No Kategori Keterangan

1 Sesuai (S)

Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa Borikamase Sesuai Dengan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018

2 Belum Sesuai (BS)

Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa Borikamase Belum Sesuai Dengan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018

3 Belum Pernah Terjadi (BPT)

Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa Borikamase Terkait Point Belum Pernah Terjadi, Karena Telah Sesuai Dengan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018

Sumber: Sintia (2016)

Berikut merupakan poin kesesuaian antara pelaksanaan perencanaan pengelolaan keuangan Desa Borikamase dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Dokumen terkait