Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur Variabel Dependen
1 Keluhan Subjektif Kelelahan Mata Pada Pekerja
Keluhan yang dirasakan pekerja jika mengalami salah satu gejala yaitu, penglihatan kabur, nyeri kepala, mata merah, mata terasa perih, gatal, tegang, dan mata mengantuk
Pengisian Kuesioner (Angket)
Kuesioner
1. Ada 2. Tidak Ada
Nominal
Variabel Independen 1 Tingkat
Pencahayaan
Intensitas pencahayaan yang jatuh pada suatu permukaan dan diukur pada setiap titik pengukuran dan dinyatakan dalam lux. Hasil pengukuran pencahayaan dibandingkan dengan Kepmenkes No 1204/MENKES/SK/X/2004
Observasi langsung di meja / area kerja
Lux meter merek
Luxtron Light Meter Lx-105
1. Tidak Sesuai 2. Sesuai
Nominal
2 Usia Lama hidup pekerja dimulai dari sejak lahir hingga saat pengambilan data dan dinyatakan dalam tahun
Pengisian Kuesioner (Angket)
Kuesioner 1. > 40thn 2. < 40thn
Ordinal 3 Masa Kerja Masa kerja merupakan lamanya responden bertugas
mulai dari responden bekerja di Rumah Sakit X hingga saat pengambilan data dan dinyatakan dalam tahun
Pengisian Kuesioner (Angket)
Kuesioner 1. > 4thn 2. < 4thn
Ordinal 4 Riwayat Kelainan
Refraksi Mata
Penyakit atau gangguan mata yang di derita atau yang pernah di derita oleh responden
Pengisian Kuesioner (Angket)
Kuesioner 1. Ada 2. Tidak ada
Nominal
5 Perilaku Beresiko Perilaku beresiko merupakan perilaku pekerja seperti menonton televisi terlalu dekat, membaca buku, atau handphone sambil tiduran
Pengisian Kuesioner (Angket)
Kuesioner 1. Ada 2. Tidak Ada
Nominal
25 3.3. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang bersifat Analitik Observasional dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui tingkat pencahayaan dan juga keluhan subjektif kelelahan mata pada ruang carlo, ruang farmasi gudang obat, dan ruang customer service di Rumah Sakit X.
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1. Daerah Penelitian
Populasi daerah penelitian merupakan semua ruangan di lima gedung di RS X, sedangkan sampel ruang penilitian merupakan 3 ruangan yaitu ruang carlo, ruang farmasi gudang obat, dan ruang customer service
3.4.2. Populasi dan Sampel Pekerja
Populasi dan sampel pekerja yang berjumlah total 34 orang, diantaranya ruang carlo berjumlah 10 orang, ruang farmasi gudang obat 4 orang, dan ruang customer service 20 orang.
3.5. Sumber Data Penelitian 3.5.1. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan dengan melakukan pengukuran secara langsung dilokasi kerja serta menyebarkan kuesioner pada pekerja di ruang carlo, ruang farmasi gudang obat dan ruang customer service. Data primer penelitian ini adalah data tentang intensitas pencahayaan, dan keluhan subjektif kelelahan mata.
3.5.2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data dari pihak rumah sakit. Data sekunder penelitian ini adalah data tentang profil rumah sakit, jumlah pekerja, struktur organisasi dan denah rumah sakit untuk menentukan titik pengukuran.
26 3.5.3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 3.5.3.1. Lux Meter
Lux meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur intensitas pencahayaan di suatu tempat. Lux meter yang akan digunakan adalah Luxtron Light Meter Lx-105.
3.5.3.2. Meteran
Meteran digunakan untuk mengetahui ukuran ruangan.
3.5.3.3. Lembar Kuesioner
Lembar kuesioner ini berisi pertanyaan- pertanyaan yang akan diajukan kepada responden. Pertanyaan kuesioner terdiri dari 14 pertanyaan.
3.6. Pengumpulan Data
Tahapan pengumpulan data dilakukan dengan cara berikut 3.6.1. Pengumpulan data sekunder
Pengumpulan data sekunder yaitu dokumen- dokumen rumah sakit berupa profil rumah sakit, struktur organisasi, jumlah karyawan.
3.6.2. Survei lokasi titik sampling
Survei lokasi titik yang akan digunakan untuk pengukuran intensitas pencahayaan. Titik yang akan digunakan merupakan meja kerja yang terdapat aktivitas pekerja di meja/area kerja tersebut.
3.6.3. Pengukuran intensitas pencahayaan
Data pengukuran pencahayaan didapatkan dengan cara melakukan pengukuran secara langsung tingkat pencahayaan di area kerja sesuai standar pengukuran SNI
27 16-7062-2004.18 Metode pengukuran dilakukan sebagai berikut.
3.6.3.1. Penentuan Titik Pengukuran
Terdapat dua macam penentuan titik pengukuran, yaitu :
1) Pencahayaan Umum
Pencahayaan umum merupakan pencahayaan yang dibutuhkan untuk menerangi tempat ruangan secara umum.
Standar titik pengukuran ditentukan berdasarkan luas ruangan, yaitu :
(1) Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi, titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1 meter seperti Gambar 3.2 1 m
1 m
1 m
Gambar 3.2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari
10 m2
(2) Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi, titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 meter seperti pada Gambar 3.3
28 3 m
3 m
3 m 3 m
Gambar 3.3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10m2
- 100m2
(3) Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi, titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 6 meter seperti pada Gambar 3.4
Gambar 3.4 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari
100m2 2) Pencahayaan Lokal
Pencahayaan lokal adalah pencahayaan di tempat objek kerja, baik berupa meja kerja maupun peralatan. Pengukuran pencahayaan lokal hanya berada pada meja kerja / area kerja.
6 m
6 m
6 m
6 m
29 3.6.3.2. Persyaratan Pengukuran
1) Kondisi ruangan dan meja kerja harus sesuai dengan kondisi pekerjaan.
2) Pintu ruangan dalam keadaan sesuai kondisi tempat kerja dilakukan.
3.6.3.3. Tata Cara Pengukuran
1) Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor.
2) Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran untuk intensitas penerangan setempat (lokal) atau umum.
3) Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga didapat nilai angka yang stabil.
4) Cata hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan intensitas pencahayaan sesuai SNI 16-7062-2004.
5) Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran.
3.6.4. Penyebaran Kuesioner
Penyebaran kuesioner kepada karyawan di ruang carlo, dan bagian farmasi gedung A, dan customer service yang berjumlah total 34 orang, diantaranya ruang carlo berjumlah 10 orang, ruang farmasi gudang obat 4 orang, dan ruang customer service 20 orang.
3.7. Pengolahan Data
Data kueioner yang telah terkumpul akan dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut :
30 1. Editing, proses penelitian data kuesioner yang telah
terkumpul. Data diteliti kelengkap dam ketepatannya.
2. Coding, proses pemberian kode pada masing-masing kuesioner yang telah dijawab.
3. Entry data, proses memasukkan data ke dalam program komputer SPSS versi 21.
4. Koreksi data adalah proses pengecekan ulang data
3.8. Analisa Data 3.8.1. Univariat
Analisis ini dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari tiap-tiap variabel mengenai tingkat intensitas pencahayaan dan keluhan subjektif kelelahan mata pada pekerja di Rumah Sakit X pada ruang carlo, ruang farmasi gudang obat, dan ruang customer service.
3.8.2. Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk menguji adanya hubungan antar variabel. Pada analisis ini dilakukan dengan analisis tabel silang antara variabel independen dengan dependen dengan menggunakan uji statistik chi square dengan nilai p value = 0,05.
31 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit X
Rumah Sakit X adalah rumah sakit swasta yang terletak di daerah Provinsi Jakarta. Rumah sakit X sudah berdiri lebih dari 100 tahun. Rumah Sakit X memiliki jumlah karyawan lebih dari 1000 orang dan di Rumah Sakit X terdapat berbagai macam fasilitas dan pelayanan kepada pasien maupun keluarga pasien.
4.1.1.1. Fasilitas Rumah Sakit X 1) UGD 24 Jam 2) Rawat Jalan 3) Rawat Inap 4) Kamar Bedah 5) ICU, PICU,NICU 6) High Care
7) Hemodialisa 8) Kamar Bersalin 9) Klinik Laktasi 10) Rehabilitasi Medik 11) Rehabilitasi Medik Anak 12) Psikologi
13) Klinik Gigi 14) Klinik Paru
15) One Day Care (Kemoterapi dan Transfusi Darah)
16) Home Care (Perawatan Kesehatan di Rumah)
32 4.1.1.2. Pelayanan Rumah Sakit X
Pelayanan di Rumah Sakit X terbagi menjadi dua, yaitu pelayanan medis dan penunjang medis. Pelayanan tersebut adalah : 1) Pelayanan Medis
(1) Medical Check Up (2) Dr. Umum
(3) Dr. Gigi (4) Dr. Spesialis (5) Sub - Spesialis 2) Penunjang Medis
(1) Laboratorium (2) Radiologi (3) Endoskopi (4) BMD (5) ESWL
33 4.1.1.3. Struktur Organisasi Rumah Sakit X
Sturktur organisasi Rumah Sakit X adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit X
34 4.1.2. Hasil Pengukuran Intensitas Pencahayaan
Hasil pengukuran Intensitas pencahayaan perincian titik-titik pengukuran adalah sebagai berikut :
4.1.2.1. Ruang Carlo
Ruang Carlo merupakan salah satu unit yang ada di Rumah Sakit X. Ruang Carlo terletak di lantai 1 gedung pusat administrasi Rumah Sakit X. Ruang Carlo adalah unit pemeriksaaan untuk penyakit HIV/AIDS di dalam ruang ini terdapat beberapa ruang lain, yaitu ruang tunggu, kasir, gudang berkas, farmasi, 1 ruang tindakan, dan juga 2 ruang pemeriksaan. Karyawan yang terdapat di ruang carlo berjumlah total 10 orang dengan rincian 1 orang kasir, 3 orang bagian laboratorium, 2 orang dokter, 2 orang bagian farmasi, dan 2 orang bagian administrasi dalam dengan jam kerja berdasarkan office hour (8jam/hari).
Keadaan lain di ruangan ini adalah :
1) Jenis pencahayaan adalah buatan lampu LED Philips dengan daya 7 watt bewarna putih kekuning-kuningan. Terdapat 10 lampu di area ruang tunggu dan kasir, 2 lampu di farmasi, 1 lampu di gudang berkas, 1 lampu di ruang pemeriksaan, 2 lampu di laboratorium, dan 3 lampu di administrasi dalam.
2) Dinding dan plafon bewarna putih dan tidak adanya jendela yang mengarah keluar gedung.
Hasil pengukuran pencahayaan di unit ini adalah:
35 Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Intensitas Pencahayaan
Ruang Carlo No Titik Pengukuran
Hasil Pengukuran
(Lux)
Standar Pencahayaan
Sesuai / Tidak Sesuai
1
Administrasi dalam
Meja Kerja 1 76 Minimal 100 Tidak Sesuai
Meja Kerja 2 107 Minimal 100 Sesuai
2 Farmasi
Meja Kerja 62 Minimal 200 Tidak Sesuai
3
Laboratorium
Meja Kerja 1 131 75-100 Tidak Sesuai
Meja Kerja 2 121
75-100 Tidak Sesuai
Meja Kerja 3 148 75-100 Tidak Sesuai
4 Kasir 61 Minimal 100 Tidak Sesuai
5 Gudang berkas 75 Minimal 200 Tidak Sesuai
6 Ruang
Pemeriksaan 1 51
75-100 (saat tidak
tidur)
Tidak Sesuai
7 Ruang
Pemeriksaan 2 32
75-100 (saat tidak
tidur)
Tidak Sesuai
Dari 10 titik pengukuran pada tabel diatas terlihat hanya pada meja kerja 2 administrasi nomor 1 yang sudah memenuhi sesuai standar yang berlaku. Titik pengukuran lainnya tidak sesuai standar yang di tetapkan.
4.1.2.2. Farmasi Gudang Obat
Ruang ini merupakan tempat penyimpanan obat untuk gedung GMCB. Ruang ini terletak di basement lantai 1 gedung GMCB.
36 Ruang ini berbentuk persegi panjang dengan panjang ±15 meter, lebar ruangan ±8 meter dan tinggi 3 meter. Di dalam ruang ini terdapat 4 orang yang bekerja dengan meja kerja yang berbeda dengan jam kerja sesuai office hour (8jam/hari) tetapi sama-sama menghadap dinding. Keadaan lain ruangan ini adalah : 1) Jenis pencahayaan adalah pencahayaan
buatan berjumlah total 17 lampu panjang LED Philips dengan daya 16 watt pada area lemari penyimpanan obat terdapat 14 lampu sedangkan area meja kerja terdapat 3 lampu. Pada saat penelitian dilakukan kondisi lampu dalam keadaan menyala.
2) Dinding dan plafon ruangan bewarna putih.
Dan tidak adanya jendela.
3) Terdapat 6 lemari di area penyimpanan sedangkan 4 meja kerja dengan komputer yang menghadap ke dinding, posisi meja kerja berada di sebelah kanan pintu masuk.
Pengukuran di unit ini menggunakan jenis pengukuran lokal di meja kerja. Hasil pengukuran intensitas pencahayaan di unit ini adalah
37 Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Intensitas Pencahayaan
Farmasi Gudang Obat
No Titik Pengukuran
Hasil Pengukuran
(Lux)
Standar Pencahayaan
Sesuai / Tidak Sesuai
1 Meja Kerja 1 38 Minimal 200 Tidak Sesuai
2 Meja Kerja 2 89 Minimal 200 Tidak Sesuai
3 Meja Kerja 3 87 Minimal 200 Tidak Sesuai
4 Meja Kerja K.A Unit
162 Minimal 100
(Administrasi) Sesuai Dari 4 titik pengukuran meja kerja karyawan diketahui 3 titik belum sesuai standar untuk unit farmasi yaitu minimal 200. Sedangkan 1 titik meja kerja milik kepala unit sudah sesuai standar pencahayaan untuk jenis pekerjaan administrasi.
4.1.2.3. Customer Service
Ruangan customer service merupakan unit ini berfungsi untuk menerima panggilan telfon dari pasien untuk mendapatkan layanan seperti reservasi antrian berobat, emergency, dan lainnya. Unit ini terletak di gedung selatan.
Gedung ini masih berada di dalam tahap renovasi saat penelitian dilakukan. Ruang customer service memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 11 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 3 meter. Ruang ini terletak di sebelah kiri pintu masuk utama gedung selatan. Di unit ini terdapat 20 orang yang bekerja dengan pembagian sistem kerja 3 shift.
38 Keadaan-keadaan lain yang di dapatkan saat penelitian :
1) Jenis pencahayaan di unit adalah pencahayaan buatan berjumlah 10 lampu LED Philips dengan daya 15 watt. Sistem pencahayaan yang digunakan semi direct lighting. Pada saat penelitian dilakukan kondisi lampu dalam keadaan menyala.
Masing-masing lampu berjarak ± 1 meter.
2) Dinding ruangan bewarna hijau muda dengan plafon bewarna putih. Tidak adanya jendela keluar gedung untuk masuknya pencahayaan buatan.
3) Terdapat 2 meja kerja, meja pertama bewarna coklat muda permukaan bewarna hitam. Meja pertama ini memanjang dengan adanya 8 unit komputer. Meja pertama juga ini menghadap jendela kaca yang mengarah ke lobby gedung selatan.
Meja kerja 2 dan ke 3 terpisah dengan warna coklat gelap tanpa adanya komputer.
Pengukuran di unit customer service dilakukan dengan pengukuran pencahayaan lokal (Meja Kerja), hasil dari pengukuran pencahayaan unit customer service adalah :
39 Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Intensitas Pencahayaan Ruang
Customer Service
No Titik Pengukuran
Hasil Pengukuran
(Lux)
Standar Pencahayaan
Sesuai / Tidak Sesuai
1 Meja Kerja 1 139 Minimal 100 Sesuai
2 Meja Kerja 2 173 Minimal 100 Sesuai
3 Meja Kerja 3 181 Minimal 100 Sesuai
4 Meja Kerja 4 173 Minimal 100 Sesuai
5 Meja Kerja 5 127 Minimal 100 Sesuai
6 Meja Kerja 6 65 Minimal 100 Tidak Sesuai
7 Meja Kerja 7 74 Minimal 100 Tidak Sesuai
8 Meja Kerja 8 100 Minimal 100 Sesuai
9 Meja Kerja 1B 150 Minimal 100 Sesuai
10 Meja Kerja 2B 180 Minimal 100 Sesuai
11 Meja Kerja 3B 185 Minimal 100 Sesuai
12 Meja Kerja 4B 179 Minimal 100 Sesuai
13 Meja Kerja 5B 131 Minimal 100 Sesuai
14 Meja Kerja 6B 71 Minimal 100 Tidak Sesuai
15 Meja Kerja 7B 78 Minimal 100 Tidak Sesuai
16 Meja Kerja 8B 103 Minimal 100 Sesuai
17 Meja Kerja 1C 152 Minimal 100 Sesuai
18 Meja Kerja 2C 180 Minimal 100 Sesuai
19 Meja Kerja 3C 185 Minimal 100 Sesuai
20 Meja Kerja 4C 178 Minimal 100 Sesuai
Keterangan :
- B = Pengukuran dilakukan pada sore hari (15.00 WIB) - C = Pengukuran dilakukan pada malam hari (20.00 WIB)
Dari 20 titik pengukuran pencahayaan di unit customer service diketahui 16 titik sudah sesuai dengan standar pencahayaan yang belaku untuk unit administrasi yaitu minimal 100.
Sedangkan 4 titik belum memenuhi standar persyaratan.
40 4.1.3. Hasil Analisa Univariat
Dalam analisis univariat ini menjelaskan secara deskriptif mengenai variabel-variabel penelitian yang terdiri dari usia, masa kerja, riwayat kelainan refraksi mata, perilaku pekerja, dan keluhan subjektif kelelahan mata.
4.1.3.1. Intensitas Pencahayaan
Pengukuran intensitas pencahayaan yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit X dilakukan dengan jenis pengukuran lokal yaitu pengukuran yang hanya pada meja kerja atau area kerja tempat para pekerja bekerja. Hasil pengukuran yang dilakukan pada 3 unit berjumlah 34 titik yang dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu sesuai dan tidak sesuai. Frekuensi dari hasil pengukuran intensitas pencahayaan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Intensitas Pencahayaan No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Sesuai 18 52,9
2 Tidak Sesuai 16 47,1
Jumlah 34 100
Berdasarkan tabel diatas, dari 34 titik pengukuran yang tersebar di 3 unit yaitu ruang carlo, farmasi gudang obat, dan customer service ada 18 titik pengukuran (52,9%) yang memenuhi sudah memenuhi standar sementara 16 titik pengukuran (47,1%) tidak memenuhi standar yang sudah di tetapkan.
41 4.1.3.2. Usia
Tabel 4.5 Distribusi data numerik kategori usia Variabel Mean Median Standar
Deviasi
Minimum - - Maksimum
Usia 31,7 25,5 8,279 23-51
Berdasarkan tabel diatas diketahui distribusi data numerik kategori usia memiliki rata-rata usia 31,7 tahun nilai median yaitu 25,5 tahun. Usia termuda dari pekerja adalah 23 tahun sedangkan usia tertua dari pekerja adalah 51 tahun dengan standar deviasi 8,279.
Karakteristik responden berdasarkan usia di bagi menjadi dua kategori yaitu kategori pertama kurang dari 40 tahun dan kategori ke dua yaitu lebih dari 40 tahun. Hasil penelitian yang didapat dari 34 responden yang mengisi kuesioner adalah sebagai berikut ini :
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Usia No Kategori Jumlah Persentase (%)
1 > 40 tahun 4 11,8
2 < 40 tahun 30 88,2
Total 34 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 4 responden berusia lebih dari sama dengan 40 tahun (11,6%) dan 30 responden (88,2%) berusia dibawah 40 tahun.
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berusia kurang dari 40 tahun.
42 4.1.3.3. Masa Kerja
Masa kerja dikelompokkan menjadi dua golongan kategori yaitu kategori pertama lebih dari sama dengan 4 tahun dan kategori kedua yaitu kurang dari 4 tahun. Hasil penelitian yang didapat dari 34 responden yang mengisi kuesioner adalah sebagai berikut ini :
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Masa Kerja No Kategori Jumlah Persentase (%)
1 > 4 tahun 19 55,9
2 < 4 tahun 15 44,1
Total 34 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui terdapat 19 reponden (55,9%) dengan masa kerja lebih dari sama dengan 4 tahun dan 15 responden (44,1%) dengan masa kerja kurang dari 4 tahun. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar reponden memiliki masa kerja lebih dari 4 tahun.
4.1.3.4. Riwayat Kelainan Refraksi Mata
Karakteristik riwayat kelainan refraksi mata responden di golongkan menjadi dua kategori yaitu ada dan tidak ada. Hasil penelitian yang didapatkan dari 34 responden adalah sebagai berikut :
43 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Riwayat Kelainan
Refraksi Mata
No Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Ya 6 17,6
2 Tidak 28 82,4
Total 34 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui terdapat 6 responden (17,6%) yang memiliki riwayat kelainan refraksi mata dan 28 responden (82,4%) menjawab tidak memiliki riwayat kelainan refraksi mata. Dapat disimpulkan dari seluruh responden yang paling banyak adalah tidak memiliki riwayat kelainan refraksi mata.
4.1.3.5. Perilaku Beresiko
Karakteristik perilaku beresiko pekerja adalah terkati kebiasaan pekerja yaitu membaca buku, bermain smartphone, dan menonton televisi sambil tiduran. Karakteristik ini di golongkan menjadi dua kategori yaitu ya dan tidak. Hasil penelitian yang didapatkan dari 34 resoinden adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Perilaku Pekerja No Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Ya 24 70,6
2 Tidak 10 29,4
Total 34 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui terdapat 24 responden (70,6%) yang memiliki kebiasaan membaca buku, bermain
44 smartphone, dan menonton televisi sambil tiduran dan 10 responden (29,5%) tidak memilki kebiasaan tersebut.
4.1.3.6. Mengalami Keluhan Kelelahan Mata
Distribusi reponden berdasarkan pernah mengalami keluhan kelelahan mata. Terdapat dua kategori yaitu ya atau tidak. Hasil penelitian yang didapatkan dari 34 responden adalah sebagai berikut :
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Mengalami Keluhan Kelelahan Mata
No Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Ya 20 58,8
2 Tidak 14 41,2
Total 34 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui terdapat 20 responden (58,8%) yang pernah mengalami gangguan penglihatan dan 14 responden (41,2%) tidak memiliki gangguan penglihatan. Dapat disimpulkan sebagian besar responden mengalami keluhan kelelahan mata.
Dari 20 responden yang pernah mengalami gangguan penglihatan. Distribusi responden yang mengalami gangguan penglihatan berdasarkan masing-masing jenis keluhan subjektif kelelahan mata adalah sebagai berikut :
45 Gambar 4.2 Grafik Distribusi Keluhan Kelelahan Mata
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui keluhan kelelahan mata yang dialami 20 respoden yang mengalami kelehan mata.
Keluhan tertinggi adalah pada keluhan kesulitan fokus sebanyak 15 responden (75%) dari 20 responden. Sedangkan untuk keluhan mata terasa perih semua reponden tidak pernah mengalami keluhan tersebut.
Kemudian dari 20 responden yang mengalami keluhan kelelahan mata dilakukan analisa lebih lanjut, untuk mengetahui prevalensi keluhan subjektif kelelahan mata yang terjadi berdasarkan ruangan, didapatkan hasil berikut :
3
12
0 1
8 11 9
2 3
17 15 8
20 19
12 9 11
18 17
5 0
5 10 15 20 25
Keluhan Kelelahan Mata
Frekuensi Ya Frekuensi Tidak
46 Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Keluhan Kelelahan Mata
Berdasarkan Ruangan/Unit
No Ruangan / Unit Frekuensi Persentase (%)
1 Carlo 6 30
2 Farmasi Gudang
Obat 2 10
3 Customer Service 12 60
Total 20 100
Berdasarkan tabel diatas diketaui dari 20 responden yang mengalami gangguan penglihatan mata terdapat 6 responden dari unit carlo (30%), 2 responden dari unit farmasi gudang obat (10%), dan 12 responden dari unit customer service (60%).
4.1.4. Hasil Analisa Bivariat
Dari hasil pengukuran intensitas pencahayaan dan kelelahan mata pada tenaga kerja ruang carlo, farmasi gudang obat, dan customer service selanjutnya dilakukan uji analisis bivariat untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan variabel dependen.
4.1.4.1. Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Subjektif Kelelahan Mata Pada Pekerja
47 Tabel 4.12 Hasil analisa intensitas pencahayaan dengan
keluhan kelelahan mata pada pekerja
Intensitas Pencahayaan
Keluhan Subjektif Kelelahan Mata
Pada Pekerja
Jumlah P Value
(95%
CI)
Ya Tidak
Tidak Sesuai 8 8 16
0,324 0,500 – 7,997
Sesuai 12 6 18
Dari hasil uji chi square diperoleh hasil p value = 0,324, maka dinyatakan H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara intensitas pencahayaan dengan keluhan subjektif kelelahan pada pekerja ruang carlo, farmasi gudang obat, dan customer service di Rumah Sakit X.
4.2. Pembahasan Penelitian
Dari hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p value sebesar 0.324 yang berarti lebih besar dari nilai p = 0,05 sehingga h0 diterima dan ha ditolak yang berarti tidak adanya hubungan yang signifikan antara intensitas pencahayaan dengan kelelahan mata pada pekerja di ruang carlo, farmasi gudang obat, dan customer service di Rumah Sakit X
Penelitian tentang hubungan intensitas penerangan dengan kelelahan mata tetapi tidak mempunyai hubungan yang signifikan terdapat pada penelitian yang dilakukan Reana (2003), yaitu hubungan antara intensitas penerangan dan masa kerja dengan gejala kelelahan mata
48 pada perajin perak di HS Silver 800-025 Kotagede Provinsi Yogyakarta dengan hasil tidak terdapat hubungan yang signifikan untuk hubungan intensitas penerangan dengan kelelahan mata, dengan nilai p = 0,276.19 Penelitian lain yang dilakukan Yulyana dkk, (2009), yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan mata pada operator komputer di Kantor Samsat Palembang tahun 2009 didapatkan hasil yang tidak signifikan antara hubungan penerangan dengan kelelahan mata dengan nilai p = 0,108.22
Sedangkan penelitian yang dilakukan Riski (2006) tentang hubungan intensitas penerangan dengan kelelahan mata pada karyawan bagian administrasi di P.T.
Hutama Karya wilayah IV Semarang, hasilnya terdapat hubungan yang signifikan dengan nilai p = 0,011.21 Penelitian lain juga dilakukan Ratna (2010) tentang faktor yang berhubungan dengan tingkat kelelahan mata pada petugas operator komputer sistem informasi di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi Grobogan, didapatkan hasil bahwa intensitas penerangan merupakan faktor yang berhungan dengan tingkat kelelahan mata dengan nilai p = 0,003.22
4.3. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan dan keterbatasan. Kekurangan dan keterbatasan tersebut adalah terdapat sedikit kesalahpahaman mengenai terlambatnya pemberitahuan dari unit HRD kepada unit terkait tentang akan dilakukannya penelitian sehingga saat peneliti akan melakukan pengukuran adanya penolakan dari kepala unit terkait dan peneliti harus menunggu sampai keluarnya surat ijin dari HRD.