• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 DESAIN SISTEM

3.5. Desain Interface

Desain antarmuka (interface) merujuk pada proses merancang tampilan visual dan interaksi pengguna dalam suatu sistem atau aplikasi.

Tujuan dari desain antarmuka adalah menciptakan pengalaman pengguna yang intuitif, efektif, dan menyenangkan.

Komponen-komponen utama dalam desain antarmuka meliputi:

3.5.1. Elemen Grafis:

58

Ini mencakup berbagai elemen visual yang digunakan untuk membangun tampilan antarmuka. Beberapa elemen grafis umum meliputi tombol, ikon, gambar, menu, teks, kotak input, dan area konten.

3.5.2. Layout:

Ini melibatkan tata letak atau pengaturan elemen-elemen grafis dalam antarmuka. Tata letak yang baik harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti kelompokkan elemen terkait bersama, urutan dan hubungan antar elemen, penggunaan ruang yang efisien, dan penempatan yang intuitif.

3.5.3. Navigasi:

Komponen ini mengacu pada cara pengguna berpindah antara berbagai bagian atau halaman dalam aplikasi. Navigasi yang baik harus mudah dipahami, konsisten, dan menyediakan kontrol yang jelas bagi pengguna untuk kembali atau menuju ke tujuan tertentu.

3.5.4. Warna dan Estetika:

Pilihan warna dan desain visual adalah bagian penting dari desain antarmuka. Warna dan estetika yang sesuai dapat membantu menciptakan suasana yang tepat, membedakan elemen, menarik perhatian pengguna, dan meningkatkan keterbacaan dan kejelasan informasi.

3.5.5. Tipografi:

Tipografi melibatkan pemilihan jenis huruf (font), ukuran, spasi, dan gaya huruf untuk menyajikan teks dengan cara yang jelas dan menarik. Penggunaan tipografi yang baik membantu pengguna membaca dan memahami informasi dengan mudah.

3.5.6. Animasi dan Transisi:

Animasi dan transisi dapat digunakan untuk memberikan feedback visual saat pengguna berinteraksi dengan antarmuka, menyoroti perubahan status atau tindakan, serta meningkatkan

59

kesan interaktif dan aliran yang halus antara elemen dan halaman.

3.5.7. Responsivitas:

Antarmuka yang responsif dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perangkat dan ukuran layar yang berbeda. Hal ini penting untuk memastikan pengalaman pengguna yang konsisten dan optimal, baik pada desktop maupun perangkat mobile.

Terdapat beberapa komponen tambahan dalam desain antarmuka, yaitu:

3.5.1. Interaksi Pengguna:

Ini mencakup bagaimana pengguna berinteraksi dengan antarmuka melalui input seperti klik, gesek, ketikan, atau gerakan perangkat. Desain antarmuka harus mempertimbangkan jenis interaksi yang diharapkan dari pengguna dan memberikan umpan balik yang tepat agar pengguna merasa terlibat dan terinformasi.

3.5.2. Validasi dan Feedback:

Validasi adalah proses memeriksa kebenaran atau kesalahan input pengguna, sedangkan umpan balik adalah tanggapan yang diberikan kepada pengguna berdasarkan tindakan atau kejadian tertentu. Validasi dan umpan balik yang jelas, langsung, dan informatif membantu pengguna memahami keadaan sistem dan meminimalkan kesalahan.

3.5.2. Konsistensi:

Konsistensi dalam desain antarmuka berarti menggunakan pola dan konvensi yang konsisten di seluruh aplikasi. Ini mencakup penggunaan elemen, tata letak, ikon, simbol, warna, dan interaksi yang seragam. Konsistensi membantu pengguna memahami cara kerja antarmuka dan mengurangi kebingungan atau kesalahan.

3.5.3. Aksesibilitas:

60

Desain antarmuka yang dapat diakses memastikan bahwa aplikasi dapat digunakan oleh berbagai pengguna, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau berkebutuhan khusus. Ini melibatkan penggunaan kontras yang cukup, dukungan untuk pembaca layar, penyesuaian ukuran teks, dan pemikiran tentang pengalaman pengguna yang beragam.

3.5.4. Pengaturan Privasi dan Keamanan:

Komponen ini berkaitan dengan pengaturan dan kontrol yang diberikan kepada pengguna terkait privasi dan keamanan data mereka. Desain antarmuka harus menyediakan cara yang jelas dan mudah bagi pengguna untuk mengelola preferensi privasi mereka, memberikan informasi tentang penggunaan data, serta menjaga keamanan informasi pribadi pengguna.

Selain komponen-komponen ini, desain antarmuka juga harus mengikuti prinsip-prinsip desain UX (User Experience) yang melibatkan pemahaman tentang kebutuhan pengguna, tugas-tugas yang harus dilakukan, dan konteks penggunaan aplikasi. Dengan mempertimbangkan semua komponen dan prinsip ini, desain antarmuka dapat memberikan pengalaman pengguna yang optimal, intuitif, dan memuaskan.

Berikut Desain Interface Sistem Informasi Gabunngan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Depok:

3.5.1. Desain Interface Tampilan Login

Halaman login adalah halaman pertama, untuk bisa melanjutkan ke halaman selanjutnya maka harus memiliki username dan password yang telah terdaftar.

61

Gambar 16. Tampilan Login 3.5.2. Desain Interface Tampilan Dasboard

Halaman Dasboard memiliki fitur daftar yang terintegrasi dengan baik.

Fitur daftar tersebut mencakup opsi pendaftaran yang komprehensif dan mudah diakses langsung dari halaman Dashboard. Desainnya menarik dan praktis, dengan fitur daftar yang terlihat jelas dan mudah digunakan.

Pengguna dapat memanfaatkan fitur daftar ini untuk meningkatkan fungsionalitas dan manfaat dari platform atau aplikasi tersebut. Fitur daftar pada interface halaman Dashboard juga menawarkan kepercayaan dengan menjamin keamanan dan privasi data pengguna.

62

Gambar 17. Tampilan Dasboard 3.5.3. Desain Interface Tampilan Pendaftaran Petani

Tampilan interface halaman pendaftaran dirancang secara komprehensif dan rinci untuk memasukkan identitas nasabah. Halaman tersebut terstruktur dengan baik dan untuk memastikan keakuratan informasi.

Penggunaan pengisian otomatis dan klarifikasi yang jelas memudahkan petani dalam memasukkan identitas mereka dengan tepat. Tampilan yang ramah pengguna, responsif, membuat proses pendaftaran menjadi lebih efisien dan akurat.

63

Gambar 18. Tampilan Pendaftaran Petani 3.5.4. Desain Interface Tampilan Daftar Petani

Desain interface halaman daftar petani mengacu pada cara tata letak, struktur, dan elemen visual yang digunakan dalam menciptakan halaman web atau aplikasi yang menampilkan daftar petani atau produsen pertanian. Desain antarmuka ini bertujuan untuk memberikan pengguna pengalaman yang mudah digunakan dan membantu pengguna menemukan informasi tentang petani dengan cepat. Desain antarmuka halaman daftar petani harus memudahkan pengguna dalam mencari dan menemukan petani yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini melibatkan penyajian informasi yang jelas, navigasi yang intuitif, dan penggunaan fitur penyortiran dan filter yang efektif.

64

Gambar 19. Tampilan Daftar Petani 3.5.5. Desain Interface Tampilan Hasil Panen Pertanian

Desain interface halaman hasil panen pertanian mengacu pada cara tata letak, struktur, dan elemen visual yang digunakan dalam menciptakan halaman web atau aplikasi yang menampilkan informasi dan detail tentang hasil panen pertanian. Desain antarmuka ini bertujuan untuk menyajikan informasi dengan cara yang menarik, intuitif, dan mudah dipahami bagi pengguna. Desain interface halaman hasil panen pertanian harus memudahkan pengguna untuk menjelajahi dan memahami informasi tentang hasil panen dengan cara yang intuitif dan menarik.

65

Gambar 20. Tampilan Halaman Hasil Panen 3.5.6. Desain Interface Hasil Penjualan Pertanian

Desain interface halaman penjualan pertanian mengacu pada cara tata letak, struktur, dan elemen visual yang digunakan dalam menciptakan halaman web atau aplikasi yang memfasilitasi penjualan produk pertanian.

Desain antarmuka ini bertujuan untuk memberikan pengalaman pengguna yang intuitif, menarik, dan mudah digunakan dalam konteks penjualan produk pertanian. Desain antarmuka halaman penjualan pertanian harus mencerminkan kebutuhan pengguna dan memudahkan mereka untuk menjelajahi produk, memahami informasi, dan melakukan pembelian dengan lancar.

66

Gambar 21. Tampilan Halaman Penjualan 3.5.7. Desain Interface Hasil Penjualan Pertanian

Tampilan interface halaman pengajuan peminjaman yang berisi masukan nominal dan ajukan peminjaman dirancang dengan sederhana, intuitif, dan mudah digunakan. Pengguna dapat dengan mudah memasukkan nominal yang diinginkan dan mengikuti langkah-langkah pengajuan yang jelas. Interface halaman ini juga menyediakan validasi data untuk memastikan keakuratan nominal yang dimasukkan.Tampilan interface halaman ini mudah dinavigasi, responsif, dan ramah pengguna, memastikan pengalaman pengguna yang baik dalam proses pengisian nominal dan pengajuan peminjaman.

67 3.5.8. Desain Interface Laporan Peminjaman

Tampilan interface halaman laporan peminjaman dirancang dengan tata letak yang jelas dan user-friendly. Terdapat tabel data peminjaman yang dapat diatur dengan fitur pemilihan bulan, memudahkan pengguna untuk mendapatkan laporan peminjaman di bulan yang dipilih. Interface halaman ini juga meresponsif dan cepat dalam menampilkan hasil perubahan pemilihan bulan atau penyesuaian tampilan. Pengguna juga dapat mengunduh atau membagikan laporan peminjaman dalam format yang sesuai. Secara keseluruhan, tampilan interface halaman laporan peminjaman memberikan pengalaman yang baik dan efisien dalam mendapatkan informasi yang diperlukan.

Gambar 22. Desain Interface Hasil Penjualan Pertanian

68

Gambar 23. Desain Interface Laporan Peminjaman

69 BAB 4 PENUTUP 4.1. Kesimpulan:

Dokumen Software Requirement Specification (SRS) ini telah berhasil mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan dan spesifikasi untuk pengembangan aplikasi Sistem Informasi Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) di Desa Depok. Melalui dokumen ini, telah dijelaskan dengan jelas fitur-fitur yang diharapkan, batasan sistem, antarmuka pengguna, serta metode pembuatan yang akan digunakan.

Dalam penyusunan dokumen ini, telah dilakukan analisis kebutuhan yang komprehensif, termasuk kebutuhan fungsional dan non-fungsional.

Kebutuhan-kebutuhan ini memberikan panduan yang jelas bagi tim pengembang dalam merancang, mengimplementasikan, dan menguji aplikasi Sistem Informasi GAPOKTAN. Dokumen ini juga menjadi acuan yang penting untuk pemangku kepentingan lainnya, termasuk pengguna, dalam memahami tujuan dan kemampuan sistem.

4.2. Saran:

1. Melakukan validasi dan verifikasi kebutuhan: Sebelum memulai pengembangan, disarankan untuk melakukan validasi dan verifikasi kebutuhan dengan pemangku kepentingan. Hal ini akan membantu memastikan bahwa kebutuhan yang diidentifikasi dalam dokumen SRS ini telah diperiksa dan disetujui oleh semua pihak terkait.

2. Melibatkan pengguna dalam proses pengembangan: Selama pengembangan aplikasi, penting untuk melibatkan pengguna aktif dalam proses pengujian dan evaluasi. Dengan mendapatkan masukan dan umpan balik langsung dari pengguna, tim pengembang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem agar sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna.

3. Menyediakan dokumentasi yang lengkap: Selain SRS, disarankan untuk menyediakan dokumentasi yang lengkap mengenai desain, pengujian, dan implementasi sistem. Hal ini akan memudahkan tim

70

pengembang dalam mengelola dan memelihara aplikasi Sistem Informasi GAPOKTAN secara efisien.

4. Melakukan pelatihan pengguna: Sebagai tambahan, penting untuk menyelenggarakan pelatihan bagi pengguna yang akan menggunakan aplikasi Sistem Informasi GAPOKTAN. Pelatihan ini akan membantu pengguna dalam memahami cara menggunakan sistem dengan benar dan efektif.

5. Menerapkan mekanisme keamanan yang kuat: Mengingat sensitivitas informasi keuangan dalam sistem ini, disarankan untuk menerapkan mekanisme keamanan yang kuat. Ini termasuk enkripsi data, kontrol akses yang tepat, dan langkah-langkah keamanan lainnya untuk melindungi integritas dan kerahasiaan informasi pengguna.

6. Dengan mengikuti saran-saran di atas, diharapkan pengembangan aplikasi Sistem Informasi GAPOKTAN akan berjalan dengan sukses dan memberikan manfaat yang signifikan bagi pengelolaan kredit desa di Desa Depok. Tim pengembang diharapkan dapat terus bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk mencapai keberhasilan implementasi aplikasi ini.

Penulis

Mizan Zam Zami NIM.22090168

71

DAFTAR PUSTAKA

Komariah, E. (2017). Pengelolaan Keuangan Gapoktan di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sumber Jaya, Lampung Barat. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 22(2), 103-110.

Azmi, M. F., & Kurniawan, E. (2018). Penerapan E-Commerce pada Gapoktan Kelompok Tani Mitra Sejahtera untuk Meningkatkan Pemasaran Hasil Pertanian di Kabupaten Kepulauan Yapen. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 6(1), 40-44.

Oktarina, D., & Maulida, E. (2019). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Pengembangan Gapoktan di Desa Tanjung Raya, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Jurnal Pembangunan Pedesaan, 1(1), 40-49.

Susilowati, I., & Putra, I. G. W. (2016). Analisis Keberhasilan Program Pengembangan Gapoktan di Desa Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 21(1), 39-44.

Syamsudin, M. (2018). Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Keuangan Gapoktan di Desa Sukasari, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi. Jurnal Sistem Informasi Bisnis, 8(1), 15-23.

72 LAMPIRAN 1. Surat Permohonan Izin Observasi

Gambar 24. Surat Permohonan Izin Observasi

73 2. Surat Balasan

Gambar 25. Surat Balasan

74 3. Dokumentasi Hasil Observasi

Dokumentasi 1

Ket : Foto Hasil Observasi Bersama Bpk Pitoyo S.Ag Ketua Gapoktan Desa Depok

Gambar 26. Dokumentasi 1

75

Dokumentasi 2

Ket : Foto Bersama Para petani

Gambar 27. Dokumentasi 2

76

Dokumentasi 3

Ket : Foto Bersama petani Gambar 28. Dokumentasi 3

77

Dokumentasi 4

Ket : Foto Kegiatan Prtanian Gambar 29. Dokumentasi 4

Dokumen terkait