• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN SOFTWARE REQUIREMENT SPECIFICATION APLIKASI SISTEM INFORMASI GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DI DESA DEPOK

N/A
N/A
Teguh Setiawan

Academic year: 2024

Membagikan "DOKUMEN SOFTWARE REQUIREMENT SPECIFICATION APLIKASI SISTEM INFORMASI GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DI DESA DEPOK"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

DOKUMEN SOFTWARE REQUIREMENT SPECIFICATION APLIKASI SISTEM INFORMASI GABUNGAN KELOMPOK TANI

(GAPOKTAN) DI DESA DEPOK

DISUSUN SEBAGAI DOKUMEN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH ANALISIS DESAIN PERANGKAT LUNAK

DISUSUN OLEH:

NIM : 22090168

NAMA : MIZAN ZAM ZAMI

KELAS : 2A

PROGRAM STUDI D.IV TEKNIK INFORMATIKA POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

2023

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan rahmatNya. Dokumen SRS ini dapat terselesaikan sesuai dengan harapan. Judul Dokumen Software Requirement Specification Aplikasi sistem informasi Gapoktan di Desa Depok. Dokumen SRS ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan UAS pada Jurusan Teknik Informatika Politeknik Harapan Bersama.

Dokumen Software Requirement Specification (SRS) ini telah disusun untuk memberikan gambaran lengkap mengenai kebutuhan fungsional, antarmuka pengguna, lingkup, dan batasan sistem aplikasi Sistem Informasi Gapoktan di Desa Depok. SRS ini juga menyajikan analisis kebutuhan, metode pembuatan, serta tahapan penelitian yang dilakukan dalam pengembangan aplikasi.

Dalam penyusunan dokumen ini, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dokumen ini.

2. Bapak Pitoyo SA.g selaku Ketua Gapoktan Desa Depok

3. Bapak Ginanjar Wiro Sasmito, M. Kom selaku dosen pengampu

Dalam penyusunan dokumen ini penulis telah berusaha sebaik-baiknya, akan tetapi penulis masih merasa tetap masih memiliki banyak kekurangan. Pada akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Akhir kata, kami berterima kasih atas kerjasama dan partisipasi semua pihak yang terlibat dalam pengembangan aplikasi Sistem Informasi Gapoktan ini.

Semoga aplikasi ini dapat memberikan kontribusi positif dan memberikan manfaat yang nyata bagi pengguna dan Gapoktan di Desa Depok.

Tegal, 5 Juli 2023 Penulis

Mizan Zam Zami NIM.22090168

(3)

3

RINGKASAN

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) memainkan peran penting dalam pengembangan pertanian dan kesejahteraan petani di Indonesia. Namun, Gapoktan sering kali dihadapkan pada berbagai masalah dan tantangan yang mempengaruhi kinerja dan keberlanjutan organisasi mereka. Oleh karena itu, analisis kebutuhan Gapoktan menjadi penting dalam upaya memahami dan memenuhi kebutuhan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan efektivitas Gapoktan. Tujuan penulisan dokumen ini adalah untuk mengembangkan perangkat lunak Sistem Informasi Gapoktan untuk sebuah proyek pengembangan sistem informasi yang bertujuan untuk membantu kelompok tani dalam mengelola data dan informasi terkait kegiatan-kegiatan pertanian dan manajemen keuangan kelompok. Sistem ini dirancang untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih efektif dan efisien, serta membantu meningkatkan kinerja dan hasil pertanian yang dihasilkan oleh kelompok tani.

(4)

4 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...2

RINGKASAN ...3

DAFTAR ISI ...4

DAFTAR TABEL ...8

DATAR GAMBAR ...9

BAB 1 PENDAHULUAN ...10

1.1. Identifikasi Masalah ...10

1.1.1. Latar Belakang ...10

1.1.2. Ruang Lingkup Masalah ...11

1.1.3. Metode Penelitian...12

1.1.4. Definisi ...15

1.2. Analisis Sistem ...16

1.2.1. Pengumpulan Informasi: ...16

1.2.2. Identifikasi Persyaratan: ...16

1.2.3. Perancangan Solusi: ...16

1.2.4. Evaluasi dan Validasi: ...16

1.2.5. Implementasi: ...17

1.2.6. Pemeliharaan dan Perbaikan: ...17

1.2.1. Persperktif ...17

1.2.2. Kegunaan...17

1.2.3. Karakteristik Pengguna Sistem ...17

1.2.4. Batasan Sistem ...18

1.3. Analisis Kebutuhan ...18

1.3.1. Pengumpulan informasi: ...18

1.3.2. Identifikasi kebutuhan: ...18

(5)

5

1.3.3. Analisis kebutuhan: ...18

1.3.4. Validasi kebutuhan: ...19

1.3.5. Pertanian dan budidaya: ...19

1.3.6. Pengetahuan dan keterampilan: ...19

1.3.7. Modal dan pembiayaan: ...19

1.3.8. Organisasi dan manajemen: ...20

1.3.9. Kebutuhan pasar: ...20

1.3.10. Peningkatan akses dan dukungan: ...20

BAB 2 KEBUTUHAN SISTEM ...21

2.1. Kebutuhan Fungsional ...21

2.1.1. Pengertian ...21

2.1.2. Input ...21

2.1.3. Proses ...22

2.1.4. Output ...24

2.2. Kebutuhan Antarmuka ...25

2.2.1. Kebutuhan Antarmuka Perangkat Keras ...25

2.3. Kebutuhan Antarmuka Perangkat Lunak ...26

2.4. Kebutuhan Unjuk Kerja ...28

BAB 3 DESAIN SISTEM ...30

3.1. Use Case Diagram ...30

3.1.1. Usecase Pendaftaran : ...35

3.1.2. Usecase Penanaman : ...36

3.1.3. Usecase Hasil Panen : ...36

3.1.4. Usecase Penjualan : ...36

3.1.5. Usecase Peminjaman :...36

3.1.6. Usecase Laporan Peminjaman : ...37

(6)

6

3.2. Activity Diagram ...37

3.2.1. Activity Diagram Pendaftaran...41

3.2.2. Activity Diagram Penanaman ...42

3.2.3. Activity Diagram Hasil Panen ...43

3.2.4. Activity Diagram Laporan Penjualan...44

3.2.5. Activity Diagram Pengajuan Peminjaman Uang ...45

3.2.6. Activity Diagram Laporan Peminjaman ...46

3.3. Sequence Diagram ...47

3.3.1. Sequence Diagram Pendaftaran ...49

3.3.2. Sequence Diagram Penanaman ...50

3.3.3. Sequence Diagram Hasil Panen ...51

3.3.4. Sequence diagram penjualan hasil pertanian ...52

3.3.5. Sequence Diagram Pengajuan Peminjaman ...53

3.3.6. Sequence Diagram Laporan Peminjaman ...54

3.4. Class Diagram ...55

3.5. Desain Interface ...57

3.5.1. Desain Interface Tampilan Login ...60

3.5.2. Desain Interface Tampilan Dasboard ...61

3.5.3. Desain Interface Tampilan Pendaftaran Petani ...62

3.5.4. Desain Interface Tampilan Daftar Petani ...63

3.5.5. Desain Interface Tampilan Hasil Panen Pertanian ...64

3.5.6. Desain Interface Hasil Penjualan Pertanian ...65

3.5.7. Desain Interface Hasil Penjualan Pertanian ...66

3.5.8. Desain Interface Laporan Peminjaman ...67

BAB 4 PENUTUP ...69

4.1. Kesimpulan: ...69

(7)

7

4.2. Saran: ...69

DAFTAR PUSTAKA ...71

LAMPIRAN ...72

1. Surat Permohonan Izin Observasi ...72

2. Surat Balasan ...73

3. Dokumentasi Hasil Observasi ...74

(8)

8

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Simbol Usecase ...30 Tabel 2. Simbol Activity Diagram ...37 Tabel 3. Simbol Sequance Diagram ...48

(9)

9

DATAR GAMBAR

Gambar 1. Tahapan Metode Agile ...13

Gambar 2. Use Case Diagram Sistem Informasi Gapoktan ...35

Gambar 3. Activity Diagram Pendaftaran ...42

Gambar 4. Diagram Activity Penanaman ...43

Gambar 5. Activity Diagram Hasil Panen...44

Gambar 6.Activity Diagram Laporan Penjualan ...45

Gambar 7. Activity Diagram Pengajuan Peminjaman Uang ...46

Gambar 8. Activity Diagram Laporan Peminjaman ...47

Gambar 9. Sequence Diagram Pendaftaran ...50

Gambar 10. Sequence Diagram Penanaman ...51

Gambar 11. Sequence Diagram Hasil ...52

Gambar 12. Sequence Diagram Penjualan Hasil Pertanian ...53

Gambar 13. Sequence Diagram Pengajuan Pinjaman ...54

Gambar 14. Sequence Diagram Laporan Peminjaman ...55

Gambar 15. Class Diagram ...57

Gambar 16. Tampilan Login ...61

Gambar 17. Tampilan Dasboard ...62

Gambar 18. Tampilan Pendaftaran Petani ...63

Gambar 19. Tampilan Daftar Petani ...64

Gambar 20. Tampilan Halaman Hasil Panen ...65

Gambar 21. Tampilan Halaman Penjualan ...66

Gambar 22. Desain Interface Hasil Penjualan Pertanian ...67

Gambar 23. Desain Interface Laporan Peminjaman ...68

Gambar 24. Surat Permohonan Izin Observasi ...72

Gambar 25. Surat Balasan ...73

Gambar 26. Dokumentasi 1 ...74

Gambar 27. Dokumentasi 2 ...75

Gambar 28. Dokumentasi 3 ...76

Gambar 29. Dokumentasi 4 ...77

Gambar 30. Dokumentasi 5 ...78

(10)

10 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Identifikasi Masalah

1.1.1. Latar Belakang

Desa Depok adalah sebuah wilayah di Kecamatan Pangkah yang kaya akan potensi pertanian dan perkebunan. Di tengah keindahan alamnya, terdapat banyak kelompok tani (Gapoktan) yang merupakan tulang punggung perekonomian desa. Gapoktan adalah kelompok yang terdiri dari petani atau pekebun yang bergabung untuk saling mendukung, bertukar informasi, dan mengembangkan usaha pertanian mereka.

Gapoktan atau Gabungan Kelompok Tani merupakan suatu bentuk asosiasi petani yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui pengembangan usaha pertanian secara bersama-sama. Dalam menjalankan kegiatannya, Gapoktan memerlukan dukungan teknologi yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan kegiatan. Namun, saat ini masih banyak Gapoktan yang belum memiliki akses atau belum memanfaatkan teknologi informasi secara optimal dalam kegiatan mereka.

Namun, meskipun memiliki potensi yang besar, Gapoktan di Desa Depok menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah akses terbatas terhadap informasi teknis dan sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha pertanian. Selain itu, Gapoktan juga dihadapkan pada kendala dalam hal pemasaran hasil pertanian, manajemen keuangan, dan pengelolaan administrasi yang memadai.

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan pekebun di Desa Depok, perlu adanya suatu sistem yang dapat mendukung pengelolaan Gapoktan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu,

(11)

11

pengembangan sebuah aplikasi Sistem Informasi Gapoktan menjadi sangat penting.

Aplikasi Sistem Informasi Gapoktan akan memberikan solusi yang komprehensif dan terintegrasi untuk meningkatkan pengelolaan Gapoktan di Desa Depok. Aplikasi ini akan menyediakan berbagai fitur, seperti manajemen keanggotaan Gapoktan, monitoring dan evaluasi produksi, serta pelaporan keuangan. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan Gapoktan dapat mengoptimalkan potensi pertanian, meningkatkan produktivitas, serta memperkuat kemandirian ekonomi petani dan pekebun di Desa Depok.

Melalui penggunaan aplikasi Sistem Informasi Gapoktan, diharapkan Gapoktan di Desa Depok dapat menjadi lebih efisien, terorganisir, dan berdaya saing. Dengan akses yang mudah terhadap informasi dan sumber daya yang relevan, diharapkan petani dan pekebun dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan usaha pertanian mereka. Selain itu, aplikasi ini juga akan memudahkan koordinasi dan kolaborasi antar anggota Gapoktan, serta memungkinkan mereka untuk menjalin kerjasama yang lebih baik dengan pihak terkait seperti dinas pertanian, perbankan, dan mitra bisnis.

1.1.2. Ruang Lingkup Masalah

1) Keberlanjutan Usaha Pertanian: Gapoktan sering menghadapi tantangan dalam menjaga keberlanjutan usaha pertanian. Masalah dapat muncul dalam hal pengelolaan lahan, pemilihan varietas tanaman yang tepat, manajemen hama dan penyakit, serta praktik pertanian yang ramah lingkungan

2) Akses ke Sumber Daya: Banyak Gapoktan menghadapi keterbatasan akses terhadap sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan produksi pertanian. Hal ini meliputi akses terhadap lahan pertanian yang cukup, air irigasi yang memadai, pupuk dan pestisida yang terjangkau, serta teknologi pertanian modern.

(12)

12

3) Pemasaran dan Distribusi: Gapoktan sering mengalami kesulitan dalam memasarkan produk pertanian mereka. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang pasar, akses terbatas ke jaringan distribusi, serta kendala dalam pengemasan dan pengiriman produk

4) Permodalan dan Kredit: Gapoktan sering kesulitan mendapatkan akses ke modal dan kredit yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha pertanian mereka. Keterbatasan akses ke lembaga keuangan, persyaratan yang ketat, dan kurangnya jaminan yang dapat diberikan oleh petani sering menjadi kendala dalam memperoleh pinjaman atau modal usaha.

5) Kapasitas Manajemen: Banyak Gapoktan menghadapi tantangan dalam hal manajemen organisasi dan kegiatan pertanian. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan evaluasi dapat menghambat kemajuan dan keberhasilan Gapoktan.

6) Perubahan Iklim dan Bencana Alam: Perubahan iklim dan bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan serangan hama yang terkait dengannya dapat memberikan dampak negatif pada usaha pertanian yang dijalankan oleh Gapoktan. Meningkatnya ketidakpastian cuaca dan perubahan pola musim dapat menyebabkan penurunan produksi dan kerugian finansial.

7) Ketergantungan pada Komoditas Tertentu: Banyak Gapoktan cenderung bergantung pada satu atau beberapa komoditas pertanian. Ketika harga komoditas tersebut fluktuatif atau mengalami penurunan, Gapoktan dapat mengalami kesulitan keuangan dan ketergantungan yang tinggi.

1.1.3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Agile Software Development. Pengembangan suatu aplikasi umumnya memakai System Development Life Cycle, salah satu metode didalamnya yaitu Agile Software Development.

(13)

13

Gambar 1. Tahapan Metode Agile 1) Perencanaan

Dalam metode Agile Software Development, perencanaan merupakan tahapan awal dalam pengembangan aplikasi.

Perencanaan ini melibatkan pemahaman dan penentuan kebutuhan yang akan dibangun dalam aplikasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan menggunakan metode Agile:

a. Identifikasi Kebutuhan: Tim pengembang bersama dengan pemangku kepentingan terlibat dalam identifikasi dan pemahaman kebutuhan yang harus dipenuhi oleh aplikasi. Ini melibatkan pengumpulan informasi tentang tujuan aplikasi, kebutuhan pengguna, dan fungsionalitas yang diharapkan.

b. Pembuatan Product Backlog: Product backlog adalah daftar fitur, fungsi, atau tugas yang harus dilakukan dalam pengembangan aplikasi. Tim pengembang bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk menyusun product backlog yang mencakup kebutuhan utama. Daftar ini dapat diperbarui dan diperinci seiring berjalannya pengembangan.

c. Estimasi dan Prioritisasi: Tim pengembang melakukan estimasi waktu dan usaha yang dibutuhkan untuk setiap item dalam product backlog. Item-item ini kemudian diprioritaskan berdasarkan nilai bisnis dan kebutuhan

(14)

14

pengguna. Prioritas ini membantu tim untuk menentukan item mana yang akan diimplementasikan terlebih dahulu.

d. Pembagian ke dalam Sprint: Product backlog dibagi menjadi sprint backlog, yaitu daftar fitur dan tugas yang akan diimplementasikan dalam satu iterasi (sprint). Durasi sprint biasanya berkisar antara 1 hingga 4 minggu tergantung pada kebutuhan proyek.

e. Rencana Sprint: Tim pengembang dan Scrum Master (jika menggunakan kerangka kerja Scrum) merencanakan detail pekerjaan yang akan dilakukan selama sprint. Rencana sprint melibatkan penentuan tugas yang akan diselesaikan, alokasi sumber daya, dan jadwal pertemuan tim.

2) Implementasi

Aplikasi Sistem Informasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman.

Sedangkan untuk penyimpanan data menggunakan MySQL. Pada tahap ini dilakukan impelentasi sistem berdasarkan perencanaan.

3) Tes Perangkat Lunak

Pada tahap pengetesan ini dilakukan pengecekan pada Aplikasi Sistem Informasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Jika ditemukan bug bisa segera diperbaiki.

4) Dokumentasi

Tahap dokumentasi dilakukan untuk memberikan kemudahan pada proses pemeliharaan Aplikasi Sistem Informasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) kedepannya.

5) Deployment

Tahapan ini dilakukan untuk menjamin kualitas aplikasi.

Aplikasi akan dikembangkan jika Aplikasi Sistem Informasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) memenuhi syarat pengembangan.

(15)

15 6) Pemeliharaan

Tahapan terakhir dalam proses ini adalah pemeliharaan.

Secara berkala juga dilakukan pemeliharaan termasuk perbaikan jika terjadi error dan melakukan penambahan fitur baru jika dibutuhkan.

1.1.4. Definisi

1) Perangkat lunak adalah kumpulan data yang diformat dan disimpan secara digital, yang berfungsi sebagai instruksi, perintah, atau program untuk mengoperasikan komputer atau menjalankan tugas tertentu

2) GAPOKTAN adalah kepanjangan dari Gabungan Kelompok Tani

3) Gabungan Kelompok Tani merupakan Organisasi yang didirikan oleh Petani unruk meningkatan Kesejahteraan dan Produktivitas melalui Kegiatan Pertanian.

1.1.4 Sistematika

Dokumen SRS ini dibagi menjadi lima bagian utama, yaitu :

1) Bab 1 Pendahuluan yang berisi penjelasan tentang identifikasi masalah, tujuan pembuatan perangkat lunak, ruang lingkup masalah yang dipengaruhi oleh perangkat lunak yang dikembangkan, definisi,dan sistematika. Selain itu juga terdapat Analisis sistem yang berisi penjelasan secara umum mengenai perangkat lunak yang akan dikembangkan, yang meliputi perspektif dari sistem, kegunaan, karakteristik pengguna, batasan-batasan dan Analisis Kebutuhan.

2) Kebutuhan fungsional berisi penjelasan dari pengertian kebutuhan fungsional, input, proses dan output.

3) Kebutuhan antarmuka berisi tentang kebutuhan antarmuka pengguna, kebutuhan antarmuka Perangkat keras, kebutuhan antarmuka perangkat lunak dan kebutuhan antarmuka komunikasi.

(16)

16

4) Kebutuhan unjuk kerja berisi tentang pengertian dan kebutuhan unjuk kerja Sistem Informasi GAPOKTAN

1.2. Analisis Sistem

Analisis sistem adalah proses pemahaman dan penilaian mendalam terhadap suatu sistem, baik itu sistem teknologi informasi, sistem bisnis, atau sistem lainnya. Tujuan dari analisis sistem adalah untuk memahami bagaimana sistem beroperasi, mengidentifikasi kelemahan atau masalah yang ada, dan menemukan solusi yang tepat untuk meningkatkan efisiensi, kinerja, dan efektivitas sistem tersebut. Analisis sistem melibatkan pengumpulan dan evaluasi informasi tentang berbagai komponen sistem, termasuk kegunaan, Batasan sistem, 8 karakteristik pengguna sistem, perangkat keras, perangkat lunak, dan interaksi antara mereka. Metode yang digunakan dalam analisis sistem dapat bervariasi, tetapi biasanya melibatkan langkah-langkah berikut:

1.2.1. Pengumpulan Informasi:

Mengumpulkan data dan informasi yang relevan tentang sistem yang sedang dianalisis. Ini dapat melibatkan wawancara dengan pengguna sistem, observasi langsung, atau pengumpulan data lainnya.

1.2.2. Identifikasi Persyaratan:

Mengidentifikasi persyaratan bisnis atau teknis yang harus dipenuhi oleh sistem. Ini melibatkan pemahaman terhadap tujuan organisasi, kebutuhan pengguna, dan kendala yang ada.

1.2.3. Perancangan Solusi:

Merancang solusi yang tepat untuk memenuhi persyaratan yang telah diidentifikasi. Ini melibatkan pemilihan atau pengembangan perangkat lunak, perubahan proses, pengadaan perangkat keras, atau kombinasi dari semuanya.

1.2.4. Evaluasi dan Validasi:

Mengevaluasi solusi yang diusulkan dan memastikan bahwa solusi tersebut memenuhi persyaratan awal. Ini melibatkan uji coba, pemodelan sistem, atau pengujian lainnya untuk memvalidasi kinerja dan fungsionalitas sistem.

(17)

17 1.2.5. Implementasi:

Melaksanakan solusi yang telah dirancang dan dievaluasi. Ini melibatkan penerapan perubahan, pelatihan pengguna, dan transisi sistem dari keadaan lama ke keadaan baru.

1.2.6. Pemeliharaan dan Perbaikan:

Memantau dan memelihara sistem setelah implementasi.

Mengidentifikasi masalah baru yang muncul, mengoptimalkan kinerja sistem, dan melakukan perbaikan jika diperlukan.

Berikut adalah Analisis Sistem dari sistem informasi Gapoktan : 1.2.1. Persperktif

Software ini adalah sebuah teknologi perangkat lunak yang membantu pencatatan laporan manajemen Pemasaran Produk Pertanian secara otomatis.Perangkat lunak yang dibuat adalah Sistem informasi Gabungan Kelompok Tani Desa Depok yang merupakan suatu software berbasis web yang digunakan untuk mempermudah petugas dalam menginput informasi anggota, mencatat produk, dan mencatat aktivitas laporan hasil penjualan serta meningkatkan kinerja Gabungan Kelompok tani Desa di Desa Depok.

1.2.2. Kegunaan

1) Mempermudah aktivitas pencatatan data hasil penjualan.

2) Dengan data yang sudah tercatat secara lengkap, akan memudahkan pengurus dalam menyajikan laporan hasil penjualan yang akurat.

3) Meningkatkan produktivitas petani dan usaha tani.

4) Meningkatkan partisipasi petani.

1.2.3. Karakteristik Pengguna Sistem

Karakteristik pengguna dari perangkat lunak ini adalah

1) Admin, yaitu seseorang yang bertanggungjawab untuk perawatan sistem dan serta bertanggungjawab terhadap operasional sistem.

2) Pengguna merupakan Petugas

(18)

18 1.2.4. Batasan Sistem

Batasan dari System Informasi Gapoktan dalam Dokumen Software Requirement Specification ini adalah sebagai berikut:

1) Sistem Informasi Gapoktan berupa manajemen anggota, keuangan, pemasaran, pertanian.

2) Sistem Informasi Gapoktan bertujuan mengelola data dan informasi yang berkaian dengan Gapoktan.

3) Output yang dihasilkan yaitu berupa kartu angsuran, tanda terima angsuran dan data anggota.

1.3. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah proses mengidentifikasi, memahami, dan mendefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh suatu sistem atau produk. Tujuan dari analisis kebutuhan adalah memastikan bahwa kebutuhan pengguna dan pemangku kepentingan lainnya dipahami dengan baik dan diakomodasi dalam desain dan pengembangan system.

Proses analisis kebutuhan melibatkan langkah-langkah berikut:

1.3.1. Pengumpulan informasi:

Analis kebutuhan mengumpulkan informasi dari pengguna, pemangku kepentingan, dan dokumentasi terkait untuk memahami latar belakang, tujuan, dan lingkungan kerja yang terkait dengan sistem yang akan dikembangkan.

1.3.2. Identifikasi kebutuhan:

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, kebutuhan pengguna dan pemangku kepentingan diidentifikasi secara sistematis. Kebutuhan ini harus spesifik, terukur, dapat diverifikasi, dan relevan dengan tujuan sistem.

1.3.3. Analisis kebutuhan:

Kebutuhan yang diidentifikasi dianalisis lebih lanjut untuk memahami implikasi, ketergantungan, dan konsekuensi dari setiap kebutuhan. Analisis juga melibatkan pemahaman tentang prioritas

(19)

19

kebutuhan, hirarki, dan penyeimbangan antara kebutuhan yang berbeda.

1.3.4. Validasi kebutuhan:

Kebutuhan yang dianalisis dievaluasi dan divalidasi dengan pengguna dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan keakuratan, kelengkapan, dan kelayakan dari kebutuhan tersebut.

Dalam pengembangan Sistem Informasi Gapoktan di Desa Depok, beberapa data yang perlu diambil dan diolah untuk mendukung fungsi sistem antara lain:

1.3.5. Pertanian dan budidaya:

Evaluasi dilakukan untuk memahami jenis tanaman atau hewan apa yang dibudidayakan oleh kelompok tani. Ini meliputi penilaian terhadap varietas unggul, praktik budidaya yang digunakan, dan teknologi pertanian yang ada. Selain itu, perhatian juga diberikan pada sistem irigasi, manajemen tanah, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit.

1.3.6. Pengetahuan dan keterampilan:

Analisis kebutuhan juga melibatkan penilaian terhadap pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tani. Apakah mereka memiliki pengetahuan yang cukup tentang praktik pertanian modern, teknologi, manajemen usaha, dan pemahaman pasar? Jika tidak, maka pelatihan atau pendidikan tambahan mungkin diperlukan untuk meningkatkan kapasitas mereka.

1.3.7. Modal dan pembiayaan:

Analisis kebutuhan gapoktan juga mencakup penilaian terhadap modal yang tersedia dan kebutuhan pembiayaan untuk kegiatan pertanian. Ini termasuk penilaian terhadap modal awal, pinjaman, akses ke lembaga keuangan, atau program pendanaan yang tersedia untuk kelompok tani.

(20)

20 1.3.8. Organisasi dan manajemen:

Evaluasi dilakukan terhadap struktur organisasi dan manajemen kelompok tani. Apakah mereka memiliki pengurus yang efektif, sistem pengambilan keputusan yang jelas, dan mekanisme pengawasan yang memadai? Jika perlu, peningkatan dalam kapasitas manajemen dan pengembangan keterampilan kepemimpinan dapat menjadi kebutuhan 1.3.9. Kebutuhan pasar:

Analisis juga melibatkan pemahaman tentang kebutuhan pasar dan potensi pemasaran produk kelompok tani. Ini meliputi penilaian terhadap permintaan pasar, tren konsumen, persyaratan kualitas, dan saluran distribusi yang efektif. Dengan memahami kebutuhan pasar, kelompok tani dapat mengarahkan produksi mereka sesuai dengan permintaan yang ada.

1.3.10. Peningkatan akses dan dukungan:

Evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan akses dan dukungan yang diperlukan oleh kelompok tani. Ini meliputi akses terhadap teknologi pertanian, informasi pasar, pelatihan, layanan konsultasi, dan bantuan teknis. Memastikan akses yang memadai dan dukungan yang diperlukan akan membantu kelompok tani dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas usaha mereka.

(21)

21 BAB 2

KEBUTUHAN SISTEM 2.1. Kebutuhan Fungsional

2.1.1. Pengertian

Kebutuhan fungsional Gapoktan adalah kebutuhan yang berkaitan dengan fungsi atau tugas sistem informasi yang dibutuhkan oleh Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) atau organisasi petani lainnya. Kebutuhan fungsional Gapoktan biasanya meliputi kebutuhan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan memproses data atau informasi yang berkaitan dengan kegiatan pertanian, seperti informasi tentang anggota Gapoktan, lahan pertanian, hasil panen, teknologi pertanian, dan sebagainya.

Kebutuhan fungsional Gapoktan juga mencakup kebutuhan untuk memfasilitasi interaksi antara anggota Gapoktan dengan petugas Gapoktan, baik melalui fitur chat atau pesan instan, forum diskusi, atau interaksi lainnya. Selain itu, kebutuhan fungsional Gapoktan juga mencakup kebutuhan untuk memberikan rekomendasi atau solusi terkait permasalahan yang dihadapi oleh anggota Gapoktan, seperti rekomendasi jenis tanaman yang cocok untuk suatu lahan atau teknik pertanian yang sesuai untuk suatu jenis tanaman.

Dalam pengembangan sistem informasi untuk Gapoktan, kebutuhan fungsional harus diidentifikasi secara cermat dan jelas, sehingga sistem yang dibangun dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan baik dan efektif. Kebutuhan fungsional Gapoktan juga harus disesuaikan dengan tujuan dan visi organisasi Gapoktan, sehingga sistem informasi yang dibangun dapat membantu organisasi Gapoktan mencapai tujuan yang diinginkan.

2.1.2. Input

1) Sistem dapat menampilkan Fitur menu login 2) Sistem dapat menampilkan Pendaftaran

3) Sistem dapat menampilkan Pengajuan Peminjaman 4) Sistem dapat menampilkan Laporan Peminjaman

(22)

22

5) Sistem dapat menampilkan Hasil Panen 6) Sistem dapat menampilkan Penjualan 7) Sistem Penanaman

2.1.3. Proses

1) Fitur Menu Login:

a. Petugas membuat Aplikasi

b. Sistem menampilkan halaman login yang meminta pengguna memasukkan username dan password.

c. Petugas memasukkan kredensial login mereka.

d. Sistem memvalidasi kredensial dan memberikan akses ke menu utama jika login berhasil.

e. Jika login gagal, sistem memberikan pesan kesalahan dan meminta petugas memasukkan kredensial yang benar.

2) Pendaftaran:

a. Petugas membuka aplikasi Gapoktan.

b. Sistem menampilkan formulir pendaftaran.

c. Petugas memasukkan informasi yang diperlukan data pribadi.

d. Sistem menyimpan data pendaftaran dan memberikan konfirmasi kepada petani.

3) Pengajuan Peminjaman:

a. Petugas GAPOKTAN membuka aplikasi GAPOKTAN dan masuk ke menu pengajuan peminjaman.

b. Sistem menampilkan daftar pendaftaran peminjaman yang belum diproses.

c. Petugas GAPOKTAN memilih pendaftaran peminjaman yang ingin diajukan.

d. Sistem menampilkan detail pendaftaran peminjaman termasuk jumlah peminjaman.

e. Petugas GAPOKTAN mengajukan peminjaman dengan menyetujui atau menolak permohonan peminjaman.

(23)

23

f. Sistem menyimpan keputusan pengajuan peminjaman dan memberikan keputusan kepada petani.

4) Laporan Peminjaman:

a. Petugas Gapoktan membuka aplikasi Gapoktan dan masuk ke menu laporan peminjaman.

b. Sistem menampilkan menu laporan peminjaman.

c. Kepala Gapoktan menerima dan memeriksa laporan peminjaman.

5) Hasil Panen:

a. Petani memproses hasil panen.

b. Buruh tani mengumpulkan hasil panen.

c. Menyimpan dan mengemas hasil panen.

d. Memeriksa kualitas hasil panen.

e. Kepala Gapoktan menyampaikan hasil panen.

6) Penjualan:

a. Petani melaporkan hasil panen.

b. Petugas memasukan data hasil panen.

c. Sistem menampilkan data hasil panen.

d. Sistem menampilkan harga dan stok.

e. Pembeli mengajukan penawaran.

f. Sistem menampilkan komfirmasi penawaran.

g. Petugas menyetujui penawaran.

h. Pembayaran.

7) Penanaman:

a. Petani mempersiapkan lahan pertanian.

b. Buruh tani memproses persiapan lahan.

c. Mulai penanaman bibit.

d. Petani memulai pemeliharaan tanaman pertanian

(24)

24 2.1.4. Output

1) Fitur Menu Login:

a. Halaman login ditampilkan dengan formulir yang meminta pengguna memasukkan username dan password.

b. Tombol "Masuk" untuk mengirimkan kredensial login.

c. Pesan kesalahan ditampilkan jika terjadi kesalahan dalam proses login.

2) Pendaftaran:

a. Formulir pendaftaran ditampilkan dengan kolom untuk memasukkan informasi seperti data pribadi petani.

b. Tombol "Kirim" untuk mengirimkan pendaftaran.

c. Konfirmasi ditampilkan setelah pendaftaran berhasil dikirim.

3) Pengajuan Peminjaman:

a. Daftar pendaftaran peminjaman yang belum diproses ditampilkan.

b. Setiap pendaftaran peminjaman menampilkan informasi seperti nomor pendaftaran, nama nasabah, jumlah peminjaman, dan status.

c. Tombol "Ajukan" atau "Tolak" untuk memproses setiap pengajuan Peminjaman.

4) Laporan Peminjaman:

a. Opsi laporan peminjaman di tampilkan,

b. Setelah memilih opsi laporan, sistem menghasilkan laporan peminjaman dengan informasi seperti jumlah peminjaman.

5) Hasil Panen:

a. Sistem menampilkan data hasil panen.

b. Sistem menampilkan jumlah produksi.

c. Sistem menampilkan nilai pasar produk tersebut.

6) Pemasaran Hasil Pertanian:

a. Sistem mengidentifikasi target pasar, penentuan harga, promosi produk, dan strategi pemasaran.

(25)

25 7) Penanaman:

a. Sistem menampilkan data lahan kosong.

b. Sistem menampilkan data lahan yang sudah di tanami.

2.2. Kebutuhan Antarmuka

2.2.1. Kebutuhan Antarmuka Perangkat Keras

Untuk memenuhi kebutuhan antarmuka pengguna pada sistem Informasi Gapoktan Berikut adalah beberapa spesifikasi software yang direkomendasikan untuk sistem ini:

1) Perangkat Komputer:

• Komputer desktop atau laptop yang memenuhi persyaratan minimum, seperti sistem operasi yang kompatibel, kapasitas penyimpanan yang mencukupi, dan koneksi internet stabil.

• Layar dengan resolusi yang memadai untuk menampilkan antarmuka pengguna dengan jelas.

• Keyboard dan mouse untuk mengoperasikan aplikasi.

2) Perangkat Mobile:

• Layar sentuh yang responsif dan berukuran cukup untuk menampilkan antarmuka pengguna dengan nyaman.

• Koneksi internet yang stabil, baik melalui Wi-Fi atau jaringan seluler.

3) Printer:

• Printer untuk mencetak dokumen penting, seperti bukti peminjaman atau laporan keuangan.

• Dapat mencetak dalam format yang sesuai dan dengan kualitas yang baik.

4) Scanner:

• Scanner untuk mengonversi dokumen fisik menjadi format digital yang dapat diunggah ke sistem.

• Dapat menghasilkan hasil scan yang jelas dan berkualitas.

(26)

26

5) Perangkat Penyimpanan Eksternal:

• Flash drive atau hard drive eksternal untuk menyimpan salinan cadangan data penting atau berbagi data antara perangkat yang berbeda.

6) Perangkat Jaringan:

• Router atau perangkat jaringan yang memungkinkan koneksi internet yang stabil dan aman.

• Kabel jaringan atau koneksi nirkabel (Wi-Fi) untuk menghubungkan perangkat dengan jaringan.

7) Infrastruktur Jaringan:

• Koneksi internet yang stabil dan andal, baik melalui layanan broadband kabel, serat optik, atau jaringan nirkabel yang terpercaya.

• Rangkaian jaringan yang memadai, termasuk router, switch, dan kabel jaringan yang terpasang dengan baik.

2.3. Kebutuhan Antarmuka Perangkat Lunak

Untuk memenuhi kebutuhan antarmuka pengguna pada sistem Informasi Gapoktan Berikut adalah beberapa spesifikasi software yang direkomendasikan untuk sistem ini:

1. Sistem Operasi:

• Dukungan untuk berbagai sistem operasi seperti Windows, macOS, Linux, atau platform mobile seperti Android dan iOS.

• Kompatibilitas dengan versi terbaru dari sistem operasi yang didukung.

2. Web Browser:

• Kompatibilitas dengan beberapa web browser populer seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, Safari, dan Microsoft Edge.

• Antarmuka pengguna harus dapat diakses melalui browser dengan tampilan yang konsisten dan responsif.

(27)

27

3. Antarmuka Pengguna (User Interface):

• Desain antarmuka yang intuitif dan mudah digunakan.

• Navigasi yang jelas dan sistematis untuk mengakses berbagai fitur dan fungsionalitas.

• Tampilan yang responsif dan disesuaikan dengan perangkat yang digunakan (misalnya, desktop atau perangkat mobile).

4. Bahasa dan Lokalisasi:

• Dukungan untuk berbagai bahasa, termasuk kemampuan untuk mengganti bahasa antarmuka.

• Kemampuan untuk mengatur preferensi lokal seperti format tanggal, waktu, dan mata uang.

5. Keamanan:

• Sistem keamanan yang kuat, termasuk otentikasi pengguna, enkripsi data, dan perlindungan terhadap serangan keamanan seperti serangan brute force atau serangan XSS (Cross-Site Scripting).

• Perlindungan terhadap akses yang tidak sah atau penggunaan yang tidak sah pada data sensitif.

6. Integrasi dengan Sistem Eksternal:

• Kemampuan untuk berintegrasi dengan sistem lain yang relevan, seperti sistem basis data, sistem keuangan, atau sistem perbankan yang ada.

• Pertukaran data yang lancar antara Sistem Informasi BKD dan sistem eksternal yang terkait.

Untuk memastikan penggunaan antarmuka yang lancar dan efisien, perlu dipastikan bahwa software yang digunakan memenuhi spesifikasi minimum yang direkomendasikan dan memiliki kecepatan dan kinerja yang memadai untuk mengakses dan menggunakan sistem. Selain itu, software yang digunakan juga harus memiliki daya tahan yang cukup untuk menangani penggunaan yang intensif dan terus-menerus, terutama untuk penggunaan sistem dalam waktu yang lama.

(28)

28 2.4. Kebutuhan Unjuk Kerja

2.4.1. Pengertian

Kebutuhan Untuk Kerja adalah Kebutuhan yang menetapkan karakteristik unjuk kerja yang harus dimiliki oleh perangkat lunak, seperti kecepatan, ketepatan, atau frekuensi.

Kebutuhan unjuk kerja ini haruslah diukur secara teratur dan dipantau untuk memastikan bahwa sistem tetap memenuhi standar kinerja yang diharapkan. Hal ini akan membantu untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem serta memberikan pengalaman pengguna yang memuaskan.

2.4.2. Kebutuhan

1) Waktu Respon:

Sistem harus memberikan waktu respon yang cepat saat pengguna melakukan tindakan seperti login, pengajuan peminjaman, atau pencairan peminjaman.Serta batas waktu respon yang ditetapkan harus tercapai untuk memastikan pengalaman pengguna yang baik.

2) Kapasitas Pengguna:

Sistem harus mampu menangani jumlah pengguna yang tinggi secara bersamaan tanpa mengalami penurunan kinerja yang signifikan.Serta kemampuan skalabilitas yang memungkinkan penambahan pengguna atau transaksi tanpa mengurangi kualitas layanan.

3) Pengolahan Transaksi:

Sistem harus dapat mengolah transaksi dengan cepat dan akurat, termasuk proses pendaftaran, pengajuan, persetujuan, pencairan, dan pembayaran peminjaman.Serta kecepatan pengolahan transaksi harus sesuai dengan kebutuhan bisnis dan meminimalkan waktu yang dibutuhkan oleh nasabah dan pegawai.

(29)

29 4) Keandalan:

Sistem harus memiliki tingkat keandalan yang tinggi dengan minimnya kesalahan atau kegagalan dalam proses operasional.Serta downtime yang terjadi harus minimal untuk menjaga ketersediaan sistem secara optimal.

5) Kinerja Basis Data:

Basis data yang digunakan oleh sistem harus dapat menyimpan dan mengambil data dengan efisien.Serta kecepatan akses data dan kinerja query harus optimal untuk memastikan responsifitas sistem.

6) Keamanan:

Sistem harus memiliki tingkat keamanan yang tinggi untuk melindungi data pengguna, transaksi, dan informasi keuangan.Serta keamanan meliputi penggunaan protokol enkripsi, pengelolaan akses pengguna, dan perlindungan terhadap serangan keamanan

7) Skalabilitas:

Sistem harus mampu berkembang dan beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan bisnis, termasuk penambahan fitur atau peningkatan kapasitas.Serta kemampuan untuk mudah dikembangkan dan diperluas agar dapat memenuhi tuntutan masa depan.

8) Monitoring dan Logging:

Sistem harus memiliki fitur pemantauan dan pencatatan (logging) yang memungkinkan pengawasan terhadap kinerja sistem dan pelacakan aktivitas pengguna.Serta informasi yang terekam dapat digunakan untuk analisis performa, pemecahan masalah, dan audit keamanan.

(30)

30 BAB 3 DESAIN SISTEM 3.1. Use Case Diagram

Use case diagram merupakan sebuah diagram yang menggambarkan user mengoperasikan suatu sistem atau aplikasi. Use case (usecase) adalah deskripsi naratif tentang bagaimana sistem atau aplikasi akan digunakan oleh pengguna (aktor) untuk mencapai tujuan tertentu. Use case menjelaskan interaksi antara pengguna dan sistem serta skenario yang terjadi selama interaksi tersebut.Selain itu, Use Case Diagram adalah salah satu jenis diagram dalam rekayasa perangkat lunak yang digunakan untuk menggambarkan interaksi antara aktor (user atau sistem eksternal) dengan sistem yang sedang dikembangkan. Diagram Use Case membantu dalam memodelkan kebutuhan fungsional sistem dan memberikan gambaran visual tentang fungsi-fungsi utama yang disediakan oleh sistem tersebut.

Pengertian komponen dalam Use Case Diagram:

Tabel 1. Simbol Usecase

Simbol Deskripsi

Use Case Use case mewakili aksi atau fungsionalitas yang dapat dilakukan oleh aktor dalam sistem. Use case menggambarkan interaksi antara aktor dan sistem untuk mencapai tujuan tertentu.

Use case dapat

merepresentasikan tugas, proses bisnis, atau fitur dari sistem yang disediakan untuk pengguna.Simbol ini digunakan untuk mewakili Use Case. Elips berisi teks

(31)

31

yang mendeskripsikan tindakan atau fungsi tertentu yang diinginkan oleh aktor.

Use Case menggambarkan apa yang bisa dilakukan oleh aktor di dalam sistem.

Actor Aktor dapat berupa pengguna

manusia, perangkat keras eksternal, sistem lain, atau bahkan waktu. Aktor ini mungkin terlibat dalam satu atau beberapa use case dalam sistem.Simbol ini digunakan untuk mewakili pengguna atau sistem eksternal yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dianalisis. Aktor biasanya digambarkan sebagai siluet manusia atau objek yang memiliki hubungan dengan sistem. Asosiasi / association Asosiasi adalah hubungan

antara aktor dan use case. Ini menunjukkan keterlibatan aktor dalam use case tertentu.

Asosiasi dapat dijelaskan dengan cara yang spesifik, seperti penggunaan atau partisipasi aktor dalam use case.Garis digunakan untuk

(32)

32

menghubungkan aktor dengan Use Case yang sesuai. Garis ini menunjukkan hubungan interaksi antara aktor dan Use Case. Garis ini sering kali berfungsi sebagai "jalur" atau

"saluran" komunikasi antara aktor dan sistem.

Ekstensi / extend

<<extend>>

Hubungan ekstend (extend relationship)

mengindikasikan bahwa suatu use case dapat memperluas (menambahkan fungsi tambahan) dari use case yang lain. Ini menunjukkan alternatif atau variasi dalam alur eksekusi

use case.Extend

menunjukkan bahwa suatu Use Case memiliki kemungkinan untuk memperluas atau menambah fungsionalitas dari Use Case lainnya. Ini menggambarkan bagaimana Use Case dapat dilakukan dengan tambahan langkah-langkah opsional.

(33)

33 Include

<<include>>

Hubungan include (include relationship) menunjukkan bahwa suatu use case membutuhkan fungsionalitas dari use case lain. Ini menunjukkan dependensi antara use case yang satu dengan yang lain, di mana use case yang terasosiasi membutuhkan use case yang lain untuk menyelesaikan fungsionalitasnya. Include

digunakan untuk

menunjukkan bahwa suatu Use Case secara opsional

memasukkan atau

menggunakan fungsionalitas dari Use Case lainnya. Ini menggambarkan bagaimana Use Case yang lebih besar bergantung pada Use Case yang lebih kecil untuk mencapai tujuan yang lebih besar.

Generalisasi / Generalization Tombol panah digunakan untuk menggambarkan arah aliran komunikasi antara aktor dan Use Case. Panah ini menunjukkan siapa yang memulai atau menerima interaksi dalam Use Case.

(34)

34

3.1.1 Aktor (Actor) : Aktor mewakili pengguna atau sistem eksternal yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dikembangkan.

Aktor dapat berupa manusia, perangkat keras, perangkat lunak, atau sistem lainnya yang berperan dalam menjalankan use case (fitur/fungsi) tertentu.

3.1.2 Use Case (UC) : Use Case adalah deskripsi dari suatu fungsionalitas atau fitur yang diinginkan oleh pengguna dari sistem. Use Case menggambarkan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh aktor dan tanggapan sistem terhadap tindakan tersebut.

3.1.3 Relasi (Relationship) : Relasi menggambarkan hubungan antara aktor dan use case. Beberapa jenis relasi yang umum digunakan dalam Use Case Diagram antara lain: asosiasi (association), generalisasi (generalization), inklusi (inclusion), dan ekstensi (extension).

3.1.4 System Boundary (Batasan Sistem) : Batasan sistem

menandakan perbatasan atau ruang lingkup dari sistem yang sedang dikembangkan. Use case yang terletak di dalam batasan sistem menunjukkan fitur-fitur yang dimiliki oleh sistem tersebut.

Tujuan utama dari Use Case Diagram adalah untuk memberikan gambaran visual tentang interaksi antara aktor dan sistem, serta mengidentifikasi use case-use case yang perlu diimplementasikan dalam sistem. Diagram ini juga digunakan sebagai alat komunikasi yang efektif 24 antara pengembang, analis, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memahami kebutuhan sistem secara keseluruhan. Use Case Diagram sering digunakan dalam tahap awal pengembangan perangkat lunak untuk menganalisis kebutuhan dan merencanakan fitur-fitur utama yang harus ada dalam sistem. Diagram ini juga dapat digunakan sebagai panduan untuk pengembangan perangkat lunak yang

(35)

35

terus berlanjut, pemeliharaan sistem, serta dalam mengidentifikasi skenario pengujian yang relevan.

Berikut use case diagram pada aplikasi Sistem Informasi Gapoktan :

Gambar 2. Use Case Diagram Sistem Informasi Gapoktan

Berikut adalah keterangan use case diagram pada aplikasi Sistem Informasi Gapoktan diatas :

3.1.1. Usecase Pendaftaran :

Use case pendaftaran petani mengacu pada situasi atau skenario penggunaan di mana pendaftaran petani dilakukan sebagai langkah dalam mengorganisir, mengelola, atau memberikan manfaat kepada petani. Use case ini melibatkan proses pengumpulan informasi dan data tentang petani untuk keperluan tertentu. Pendaftaran petani dapat dilakukan dalam berbagai konteks dan tujuan, seperti program subsidi

(36)

36

pemerintah, koperasi pertanian, program pelatihan, atau pemasaran produk pertanian.

3.1.2. Usecase Penanaman :

Use case penanaman mengacu pada situasi atau skenario penggunaan di mana proses penanaman atau penanaman kembali tanaman dilakukan. Use case ini melibatkan serangkaian langkah atau aktivitas yang terkait dengan persiapan lahan, pemilihan bibit atau benih, penanaman tanaman, dan perawatan selanjutnya. Tujuan umum dari use case penanaman adalah untuk mendapatkan hasil pertanian atau kehutanan yang diinginkan.

3.1.3. Usecase Hasil Panen :

Use case hasil panen mengacu pada situasi atau skenario penggunaan di mana fokus diberikan pada kegiatan setelah proses penanaman selesai dan tanaman telah mencapai tahap panen. Use case ini melibatkan serangkaian langkah atau aktivitas yang terkait dengan pemanenan, penanganan hasil panen, pengolahan, dan pemasaran produk pertanian.

3.1.4. Usecase Penjualan :

Use case laporan penjualan mengacu pada situasi atau skenario penggunaan di mana pembuatan laporan terkait dengan aktivitas penjualan dilakukan. Use case ini melibatkan serangkaian langkah atau aktivitas yang terkait dengan pengumpulan data penjualan, penyusunan laporan, dan analisis hasil penjualan.

3.1.5. Usecase Peminjaman :

Use case peminjaman mengacu pada situasi atau skenario penggunaan di mana suatu entitas atau individu meminjam sumber daya atau dana dari pihak lain untuk jangka waktu tertentu. Use case ini melibatkan serangkaian langkah atau aktivitas terkait dengan pengajuan pinjaman, persetujuan pinjaman, penggunaan dana pinjaman, dan pembayaran kembali pinjaman beserta bunga yang telah ditentukan.

(37)

37 3.1.6. Usecase Laporan Peminjaman :

Use case laporan peminjaman mengacu pada situasi atau skenario penggunaan di mana pembuatan laporan terkait dengan aktivitas peminjaman dilakukan. Use case ini melibatkan serangkaian langkah atau aktivitas yang terkait dengan pengumpulan data peminjaman, penyusunan laporan, dan analisis hasil peminjaman.

3.2. Activity Diagram

Activity Diagram adalah salah satu jenis diagram yang digunakan dalam pemodelan perangkat lunak dan pemodelan proses bisnis. Diagram ini menggambarkan aliran aktivitas atau langkah-langkah dalam suatu sistem atau proses.Activity Diagram memperlihatkan urutan aktivitas atau tindakan yang terjadi dalam suatu proses, serta bagaimana aktivitas- aktivitas tersebut saling berhubungan. Diagram ini menggunakan simbol- simbol grafis untuk menggambarkan aktivitas, keputusan, dan hubungan antara aktivitas-aktivitas tersebut.

Simbol Activity Diagram

Tabel 2. Simbol Activity Diagram

Simbol Deskripsi

Start State / Activity Initial Aktivitas mewakili tindakan atau pekerjaan yang dilakukan dalam sistem. Aktivitas dapat berupa tugas, operasi, keputusan, atau pengiriman pesan yang terjadi selama proses bisnis atau fungsi sistem. Mewakili titik awal dari diagram aktivitas dan ditandai dengan sebuah lingkaran solid.

Simbol ini menunjukkan titik di mana aktivitas atau aliran aktivitas dimulai dalam diagram.

Ini memberikan pemahaman

(38)

38

visual bahwa ini adalah titik awal dari proses atau sistem yang sedang dijelaskan.

End State / Activity Final Node Activity Final Node menandakan titik akhir dari aliran kerja dalam diagram aktivitas atau mewakili titik akhir atau penyelesaian dari aktivitas dan ditandai dengan sebuah lingkaran solid yang dikelilingi oleh lingkaran kosong.

Simbol ini memberikan titik keluar dari diagram aktivitas.

Aliran aktivitas lainnya biasanya akan berakhir atau terhubung ke simbol node akhir ini, menunjukkan bahwa aktivitas telah selesai dan tidak ada aktivitas atau aliran lanjutan setelahnya.

(39)

39 Flow Final Node

Flow Final Node menunjukan akhir sebuah flow tertentu, tanpa menghentikan seluruh activity.

Decision Keputusan digunakan untuk

menggambarkan percabangan dalam aliran kerja berdasarkan kondisi tertentu. Keputusan memberikan pilihan antara beberapa jalur yang mungkin diikuti, tergantung pada kondisi yang diberikan.Selain itu juga untuk mewakili titik keputusan dalam proses di mana aliran dapat mengambil jalur yang berbeda berdasarkan kondisi tertentu.

Simbol ini ditandai dengan bentuk berbentuk berlian. Kondisi atau keputusan biasanya ditulis di dalam berlian, dan panah menunjukkan jalur yang berbeda yang dapat diambil oleh aliran.

Swimlane Swimlane dalam diagram

aktivitas yang digunakan untuk membagi aktivitas-aktivitas dalam suatu proses ke dalam kelompok atau entitas yang berbeda. Ini membantu dalam memodelkan alur kerja atau tanggung jawab yang terkait dengan setiap kelompok tersebut.

(40)

40

Action Tindakan adalah langkah-langkah

detail yang dilakukan dalam suatu aktivitas. Tindakan dapat berupa operasi, perhitungan, pemrosesan data, atau tindakan lainnya yang membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya. Mewakili tugas atau aktivitas tertentu dalam sistem dan ditandai dengan bentuk persegi panjang dengan sudut yang melengkung.

Tindakan atau aktivitas biasanya diberi label dengan deskripsi singkat.

Control Flow Garis aliran menghubungkan

aktivitas-aktivitas, tindakan, dan keputusan dalam diagram aktivitas. Garis aliran menunjukkan urutan langkah- langkah dalam aliran kerja dan arah aliran informasi.Digunakan untuk menghubungkan simbol- simbol dalam diagram dan menunjukkan arah aliran kontrol atau urutan aktivitas.

(41)

41

Fork Node Fork digunakan untuk membagi

aliran kerja menjadi beberapa jalur paralel yang dapat dilakukan secara bersamaan atau digunakan untuk menunjukkan pemisahan aliran menjadi beberapa jalur paralel untuk aktivitas yang bersamaan. Simbol ini berupa garis vertikal solid dengan panah keluar yang menunjukkan jalur paralel.

Berikut Activity Diagram pada aplikasi Sistem Informasi Gapoktan : 3.2.1. Activity Diagram Pendaftaran

Activity Diagram "Pendaftaran" adalah diagram yang menggambarkan langkah-langkah dalam proses pendaftaran. Berikut adalah penjelasan activity diagram dibawah:

1. Proses dimulai dengan petani pengajukan pendaftaran dan melengkapi berkas kepada petugas.

2. Petugas melakukan pendaftaran dengan memasukan data pribadi petani dan melakukan verifikasi identitas.

3. Setelah itu petani mengisi formulir pendaftaran.

4. Sistem kemudian memproses pendaftaran setelah semua data dan dokumen diverifikasi dan lengkap.

5. Jika pendaftaran berhasil, maka proses pendaftaran selesai.

(42)

42

Gambar 3. Activity Diagram Pendaftaran 3.2.2. Activity Diagram Penanaman

Activity Diagram "Penanaman" adalah diagram yang menggambarkan langkah-langkah dalam proses penanaman. Berikut adalah penjelasan activity diagram dibawah:

1. Petani mempersiapkan lahan

2. Kemudian buruh tani akan memproses persiapan lahan milik petani

3. Buruh tani melakukan penanaman di lahan tani

4. Kemudian petani akan melakukan pemeliharaan tanaman hingga proses panen

5. Jika sudah panen, maka proses penanaman selesai

(43)

43

Gambar 4. Diagram Activity Penanaman 3.2.3. Activity Diagram Hasil Panen

Activity Diagram "Hasil Panen" adalah diagram yang menggambarkan langkah-langkah dalam proses Hasil panen. Activity diagram hasil panen adalah representasi grafis yang menggambarkan urutan dan interaksi antara berbagai aktivitas yang terlibat dalam proses panen dan pengolahan hasil pertanian. Activity diagram hasil panen memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang alur kerja dan interaksi antara aktivitas yang terlibat dalam proses pengolahan hasil pertanian. Diagram ini membantu dalam mengidentifikasi dan memvisualisasikan langkah-langkah yang perlu dilakukan serta hubungan antara aktivitas-aktivitas tersebut. Berikut adalah penjelasan activity diagram dibawah:

1. Petani memproses hasil pertanian ke buruh tani

2. Kemudian buruh tani akan mengumpulkan hasil panen 3. Setelah itu hasil panen akan di simpan dalam Gudang

4. Hasil panen tersebut kemudian di periksa oleh petani baik dari segi kualitas dan kuantitas

(44)

44

5. Hasil pemeriksaan panen kemudian di serahkan pada pihak gapoktan untuk dikelola

Gambar 5. Activity Diagram Hasil Panen 3.2.4. Activity Diagram Laporan Penjualan

Activity Diagram "Laporan Penjualan" adalah diagram yang menggambarkan langkah-langkah dalam proses laporan. Activity diagram penjualan hasil pertanian adalah representasi grafis yang menggambarkan urutan dan interaksi antara berbagai aktivitas yang terlibat dalam proses penjualan hasil pertanian. Berikut adalah penjelasan activity diagram dibawah:

1. Petani melaporkan hasil panen 2. Petugas memasukan data hasil panen 3. Sistem akan menampilkan data

4. Petugas memasukan harga dan jumlah stok 5. Sistem akan memasarkan kepada pembeli

6. Jika penawaran disetujui pembeli maka petugas akan mengkonfirmasi

7. Setelah itu pembeli melakukan pembayaran 8. Selesai.

(45)

45

Gambar 6.Activity Diagram Laporan Penjualan 3.2.5. Activity Diagram Pengajuan Peminjaman Uang

Activity Diagram "Pengajuan Peminjaman Uang" adalah diagram yang menggambarkan langkah-langkah dalam proses pengajuan.Activity diagram pengajuan peminjaman adalah representasi grafis yang menggambarkan urutan dan interaksi antara berbagai aktivitas yang terlibat dalam proses pengajuan peminjaman. Diagram ini memberikan gambaran visual tentang langkah-langkah yang harus dilakukan mulai dari pengumpulan informasi, evaluasi peminjaman, hingga keputusan akhir terkait peminjaman.Activity diagram ini membantu untuk memahami urutan tindakan yang harus dilakukan dalam proses pengajuan peminjaman serta hubungan antara aktivitas- aktivitas yang terlibat. Diagram ini membantu dalam mengidentifikasi alur kerja yang optimal, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan efisiensi dalam proses pengajuan peminjaman. Berikut adalah penjelasan activity diagram dibawah:

1. Petani mengajukan pinjaman uang

2. Petugas menilai kelayakan dan sistem akan memverifikasi penghasilan

(46)

46

3. Jika lolos verifikasi dan uji kelayakan maka petugas akan memberi penawaran nominal peminjaman uang

4. Apabila disetujui petani maka petugas mengajukan pencairan dana

5. Dana berhasil di cairkan 6. Selesai

Gambar 7. Activity Diagram Pengajuan Peminjaman Uang 3.2.6. Activity Diagram Laporan Peminjaman

Activity Diagram "Laporan Peminjaman Uang" adalah diagram yang menggambarkan langkah-langkah dalam proses laporan Peminjaman. Diagram aktivitas laporan peminjaman adalah representasi grafis yang menggambarkan langkah-langkah yang terlibat dalam proses pembuatan laporan peminjaman. Diagram ini membantu dalam memvisualisasikan alur kerja yang terlibat dalam menghasilkan laporan peminjaman, mulai dari pengumpulan data, analisis, hingga pembuatan dan penyebaran laporan.Dengan menggunakan diagram aktivitas, proses pembuatan laporan peminjaman dapat dipahami dengan lebih baik, memudahkan koordinasi dan pemantauan dalam tim yang terlibat, serta meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam

(47)

47

pembuatan dan penyebaran laporan peminjaman. Berikut adalah penjelasan activity diagram dibawah:

1. Kepala Gapoktan meminta laporan peminjaman 2. Petugas mengajukan pembuatan laporan ke sistem 3. Sistem akan membuat laporan

4. Setelah itu laporan akan diberikan ke kepala Gapoktan

Gambar 8. Activity Diagram Laporan Peminjaman 3.3. Sequence Diagram

Sequence Diagram adalah salah satu jenis diagram interaksi yang digunakan untuk menggambarkan interaksi antara objek dalam sebuah sistem perangkat lunak. Diagram ini menunjukkan urutan pesan yang dikirim antara objek-objek tersebut, serta kapan pesan tersebut dikirim dan diterima.Sequence Diagram menggambarkan bagaimana objek-objek berinteraksi dalam sebuah skenario atau proses tertentu. Diagram ini terdiri dari objek-objek yang diwakili oleh kotak atau rektangle, serta pesan-pesan yang dikirim antara objek-objek tersebut, yang diwakili oleh panah dengan tanda panah.

(48)

48

Sequence Diagram membantu dalam memvisualisasikan interaksi antara objek-objek dalam sebuah skenario dan membantu pemahaman tentang aliran pesan antara objek-objek tersebut. Diagram ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi dependensi antara objek-objek dan menggambarkan alur eksekusi yang terjadi dalam sebuah sistem perangkat lunak. Berikut Sequence Diagram pada aplikasi Sistem Informasi Gapoktan :

Simbol Sequence Diagram

Tabel 3. Simbol Sequance Diagram

Simbol Deskripsi

Actor Merepresentasikan entitas

eksternal yang berinteraksi dengan sistem. Simbol ini digambarkan sebagai persegi panjang dengan nama aktor di atasnya.

Object/class Digunakan untuk mewakili objek dalam sistem yang berinteraksi satu sama lain. Objek direpresentasikan oleh sebuah persegi panjang dengan nama objek di atasnya.

Line Life Digambarkan sebagai sebuah

garis vertikal yang berada di sebelah kiri objek atau agen.

Lifeline menunjukkan rentang waktu di mana objek atau agen ada dalam skenario.

(49)

49

Focus of Control Digunakan untuk menunjukkan pusat perhatian atau fokus pada objek atau pesan tertentu dalam sebuah fragment atau kondisi khusus.

Message

Message()

Mewakili pesan yang dikirim antara objek-objek dalam sistem.

Pesan dapat berupa permintaan (request) atau tanggapan (response). Simbol ini digambarkan sebagai panah yang menghubungkan objek dan diberi label dengan nama pesan.

3.3.1. Sequence Diagram Pendaftaran

Sequence Diagram ini menggambarkan urutan pesan antara petani dan petugas, serta interaksi dengan sistem dalam proses pendaftaran pendaftaran. Nasabah mengajukan pendaftaran dan melengkapi berkas kepada petugas. Petugas memasukkan data pribadi, melakukan verifikasi identitas. Petani mengisi formulir pendaftaran yang diberikan oleh petugas. Setelah itu, sistem memproses pendaftaran setelah semua data dan dokumen diverifikasi.

(50)

50

Gambar 9. Sequence Diagram Pendaftaran 3.3.2. Sequence Diagram Penanaman

Sequence diagram penanaman adalah jenis diagram dalam pemodelan perilaku yang menggambarkan interaksi antara objek-objek yang terlibat dalam proses penanaman tanaman. Diagram ini menggambarkan urutan pesan yang dikirim antara objek-objek tersebut, serta waktu dan urutan eksekusi setiap pesan.Dalam sequence diagram penanaman, objek-objek yang terlibat dalam proses penanaman ditampilkan sebagai garis vertikal yang disebut "lifeline". Pesan-pesan yang dikirim antara objek-objek tersebut ditampilkan sebagai panah dengan urutan waktu dari atas ke bawah. Diagram ini membantu dalam memvisualisasikan alur komunikasi dan interaksi antara objek-objek selama proses penanaman.

(51)

51

Gambar 10. Sequence Diagram Penanaman 3.3.3. Sequence Diagram Hasil Panen

Sequence diagram hasil panen menggambarkan urutan interaksi antara komponen atau aktor yang terlibat dalam proses panen. Diagram ini memperlihatkan bagaimana pesan atau sinyal dikirim antara entitas yang berbeda dan urutan eksekusi tindakan yang terjadi selama proses panen.Dalam konteks hasil panen, sequence diagram dapat menggambarkan langkah-langkah yang dilakukan dari awal hingga akhir proses panen, termasuk aktivitas seperti persiapan lahan, penanaman benih, pemeliharaan tanaman, pemanenan, dan pengolahan hasil panen.

(52)

52

Gambar 11. Sequence Diagram Hasil 3.3.4. Sequence diagram penjualan hasil pertanian

Sequence diagram penjualan hasil pertanian adalah sebuah diagram yang menggambarkan urutan interaksi antara aktor atau komponen yang terlibat dalam proses penjualan produk-produk pertanian. Diagram ini digunakan untuk memodelkan alur pesan atau sinyal yang terjadi antara entitas yang terlibat, serta urutan tindakan yang terjadi selama proses penjualan hasil pertanian.

Pada sequence diagram penjualan hasil pertanian, simbol-simbol khusus digunakan untuk menggambarkan aktor atau entitas seperti petani, pembeli, sistem komputer, dll. Selain itu, objek, pesan, dan urutan tindakan juga diwakili dalam diagram tersebut. Dengan menggunakan diagram ini, kita dapat mengidentifikasi bagaimana pesan atau instruksi dikirim antara entitas yang terlibat dalam penjualan hasil pertanian, urutan eksekusi tindakan yang terjadi, serta interaksi yang terjadi antara mereka.

Sequence diagram penjualan hasil pertanian membantu dalam menganalisis dan memahami proses penjualan produk pertanian, mengidentifikasi titik-titik penting dalam proses yang mungkin

(53)

53

memerlukan perhatian lebih, serta merancang atau memperbaiki proses penjualan yang lebih efisien dan efektif. Diagram ini juga memudahkan komunikasi antara pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses penjualan, sehingga memastikan pemahaman yang sama tentang alur kerja yang harus diikuti dalam penjualan hasil pertanian.

Gambar 12. Sequence Diagram Penjualan Hasil Pertanian 3.3.5. Sequence Diagram Pengajuan Peminjaman

Sequence diagram pengajuan pinjaman adalah sebuah diagram yang menggambarkan urutan interaksi antara aktor atau komponen yang terlibat dalam proses pengajuan dan persetujuan pinjaman.

Diagram ini digunakan untuk memodelkan alur pesan atau sinyal yang terjadi antara entitas yang terlibat, serta urutan tindakan yang terjadi selama proses pengajuan pinjaman.

Dalam konteks pengajuan pinjaman, sequence diagram dapat menggambarkan langkah-langkah yang dilakukan mulai dari pengajuan permohonan pinjaman oleh peminjam, interaksi dengan bank atau

(54)

54

lembaga keuangan, proses pengecekan kelayakan pinjaman, persetujuan atau penolakan pinjaman, hingga pencairan dana jika pinjaman disetujui.

Gambar 13. Sequence Diagram Pengajuan Pinjaman 3.3.6. Sequence Diagram Laporan Peminjaman

Sequence diagram laporan peminjaman adalah sebuah diagram yang menggambarkan urutan interaksi antara komponen atau aktor yang terlibat dalam proses pembuatan laporan peminjaman. Diagram ini digunakan untuk memodelkan alur pesan atau sinyal yang terjadi antara entitas yang terlibat, serta urutan tindakan yang terjadi selama proses pembuatan laporan peminjaman.

(55)

55

Gambar 14. Sequence Diagram Laporan Peminjaman 3.4. Class Diagram

Class diagram adalah salah satu jenis diagram dalam pemodelan UML (Unified Modeling Language) yang digunakan untuk menggambarkan struktur statis dari suatu sistem perangkat lunak. Diagram ini menggambarkan kelas-kelas yang ada dalam sistem, hubungan antara kelas-kelas tersebut, atribut-atribut yang dimiliki oleh kelas, serta metode-metode yang dapat diakses oleh kelas.

Pada Class diagram, kelas-kelas direpresentasikan dengan kotak yang terdiri dari tiga bagian: bagian atas berisi nama kelas, bagian tengah berisi atribut-atribut kelas, dan bagian bawah berisi metode-metode kelas.

Hubungan antara kelas-kelas ditunjukkan dengan panah atau garis yang menggambarkan asosiasi, pewarisan (inheritance), atau komposisi antara kelas-kelas tersebut.

Pengertian komponen dalam Class Diagram:

Kelas (Class): Kelas adalah blueprint atau template untuk membuat objek dalam sistem. Kelas menggambarkan struktur dan perilaku objek serta berisi atribut-atribut dan metode-metode yang dimiliki oleh objek tersebut.

(56)

56

Atribut (Attribute): Atribut adalah data atau informasi yang dimiliki oleh suatu kelas. Atribut menggambarkan karakteristik dari objek yang dibuat berdasarkan kelas tersebut. Contoh atribut dapat berupa nama, usia, atau alamat.

Metode (Method): Metode adalah tindakan atau operasi yang dapat dilakukan oleh objek dalam kelas. Metode menggambarkan perilaku dari objek dan mendefinisikan apa yang dapat dilakukan oleh objek tersebut. Contoh metode dapat berupa menghitung, memperbarui data, atau melakukan operasi lainnya.

Asosiasi (Association): Asosiasi adalah hubungan antara dua atau lebih kelas dalam sistem. Asosiasi menggambarkan keterkaitan antara objek- objek dalam sistem dan dapat memiliki arah, multiplicitas, atau atribut tambahan yang menggambarkan hubungan tersebut.

Agregasi (Aggregation): Agregasi adalah jenis hubungan kelas di mana satu kelas merupakan bagian dari kelas lain. Agregasi menggambarkan relasi "merupakan bagian dari" antara kelas-kelas dan menunjukkan keterkaitan struktural. 40

Komposisi (Composition): Komposisi adalah jenis hubungan kelas di mana satu kelas sepenuhnya tergantung pada kelas lain. Komposisi menggambarkan relasi "berisi" antara kelas-kelas dan menunjukkan hubungan "hidup dan mati bersama".

Generalisasi (Generalization): Generalisasi adalah hubungan hierarki antara kelas-kelas dalam sistem. Generalisasi menggambarkan pewarisan atau spesialisasi dari kelas-kelas dan menunjukkan hubungan

"adalah jenis dari"

Interface: Interface adalah kontrak yang didefinisikan oleh kelas untuk menyediakan layanan kepada kelas lain. Interface menggambarkan metode-metode yang harus diimplementasikan oleh kelas lain yang menggunakannya.

Tujuan utama dari Class Diagram adalah untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang struktur kelas dalam sistem dan hubungan antara kelas-kelas tersebut. Diagram ini membantu dalam merencanakan

(57)

57

desain perangkat lunak, memodelkan relasi antara kelas-kelas, dan m

Gambar

Gambar 1. Tahapan Metode Agile  1)  Perencanaan
Tabel 1. Simbol Usecase
Gambar 2. Use Case Diagram Sistem Informasi Gapoktan
Gambar 3. Activity Diagram Pendaftaran  3.2.2.  Activity Diagram Penanaman
+7

Referensi

Dokumen terkait

Use case diagram merupakan pemodelan untuk mendeskripsikan interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem yang akan dibuat. Berikut

Pada tahap pemodelan system, diagram aktivitas dapat digunakan untuk menjelaskan aktivitas yang terjadi di dalam sebuah use case.. Diagram aktivitas mendefinisikan dari mana

Keterangan gambar: Use Case diagram diatas menjelaskan gambaran umum mengenai sistem usulan yang akan berjalan. Use case diatas memiliki user dan admin yang dimana

Sequence diagram menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case: interaksi yang terjadi antar class, operasi apa

Data Flow Diagram (DFD). Activity Diagram adalah salah satu cara untuk memodelkan event-event yang terjadi dalam suatu use case, memperlihatkan aliran kendali dari suatu aktifitas

Dari gambar Use Case Diagram interaksi sistem diatas pada aplikasi pengenalan anggota tubuh manusia untuk anak sekolah dasar dapat dilihat pengguna memiliki 2 proses

Gambar 2 menjelaskan mengenai use case diagram dari admin, yang dimana admin melakukan kegiatan login kedalam sistem, input jenis mainan yang disewakan yaitu scooter

Sequence diagram menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case: interaksi yang terjadi antar class, operasi apa