• Tidak ada hasil yang ditemukan

III.5 Definisi dan Batasan Operasional

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian Luas dan Geografi Desa

Desa Sembahe baru meupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, yang memiliki luas wilayah 215,5 ha serta terdiri dari 2 dusun yaitu Dusun Sembahe Baru dan Dusun Kreahen Tani. Secara Administratif Desa Sembahe baru berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Desa Tanjung Anom Sebelah selatan : Desa Tuntungan II

Sebelah Timur : Sungai Belawan dan Desa Durian Jangak Sebelah Barat : Desa Tanjung Anom

Desa Sembahe Baru berjarak 4,5 km dari Ibukota kecamatan Pancur Batu (Pancur Batu), 60 km dari Ibukota kabupaten Deli Serdang (Lubuk Pakam) dan 19 km dari Ibukota Propinsi Sumatera Utara (Medan).

Luas Wilayah Menurut jenis Penggunaannya

Luas lahan Desa Sembahe Baru menurut jenis penggunaannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Luas Wilayah desa Sembahe Baru menurut penggunaannya.

No Penggunaan Wilayah Luas (ha) Persentase (%)

1 Luas Pemukiman 24 11,13

2 Luas Persawahan 21 9,74

3 Luas Perkebunan 166 77,04

4 Luas Kuburan 1 0,46

5 Luas Pekarangan 3 1,39

6 Lain-lain 0,5 0,24

Jumlah 215,5 100,00

Sumber: Data Potensi Desa Sembahe Baru 2009.

Dari tabel 3 dapat dilihat penggunaan wilayah di Desa Sembahe Baru yang paling luas adalah perkebunan 166 ha (77,04%), pemukiman 24 ha (11,13%), persawahan 21 ha (9,74%), pekarangan 3 ha (1,39%), kuburan 1 ha (0,46%) dan lain-lain 0,5 ha (0,24%).

Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian

Penduduk desa Sembahe Baru berjumlah 1.788 jiwa, terdiri dari 880 laki- laki dan 908 wanita dengan jumlah KK sebanyak 545 KK. Etnisdominan adalah Batak Karo.

Berdasarkan jenis mata pencahariannya, maka distribusi penduduk Desa Sembahe Baru dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Distribusi penduduk menurut mata pencaharian di desa Sembahe Baru.

No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Petani 550 45,41

2 Buruh tani 245 20,23

3 Buruh migran perempuan 15 1,23

4 Pegawai Negeri Sipil 45 3,72

5 Pengrajin industri rumah tangga 2 0,16

6 Pedagang keliling 11 0,90

7 Peternak 10 0,83

8 Bidan swasta 5 0,41

9 Perawat swasta 3 0,24

10 Pembantu rumah tangga 5 0,41

11 TNI 5 0,41

12 POLRI 6 0,49

13 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 25 2,08

14 Dukun kampung terlatih 1 0,08

15 Dosen swasta 9 0,74

16 Karyawan perusahaan swasta 59 4,88

17 Karyawan perusahaan pemerintah 8 0,68

18 Buruh 59 4,88

19 Lain-lain / buruh lepas 148 12,22

Jumlah 1.211 100,00

Sumber: Data Potensi Desa Sembahe Baru 2009.

Tabel 4 menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk yang terbanyak di desa Sembahe Baru adalah Petani 550 jiwa (45,41%), buruh tani 245 jiwa (20,23%), lain-lain/buruh lepas 148 jiwa (12,22%).

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat, semakin baik sarana dan prasarana akan mempercepat laju

pembangunan. Sarana dan prasarana di Desa Sembahe baru dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 5. Sarana dan Prasarana di desa Sembahe Baru.

No Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Warung 25 unit

2 Pendidikan

• TK

• SD

• SMP

1 unit 2 unit 1 unit 3 Kesehatan

• Polindes

• Posyandu

1 unit 1 unit 4 Transportasi

• Angkutan Desa 21 unit

5 Sumur 253 unit

6 Jalan Desa

• Jalan aspal

• Jalan batu

• Jalan tanah

9 km 12 km 16 km 7 Lembaga Kemasyarakatan

• Kelompok Tani 1 unit

Sumber: Data Potensi Desa Sembahe Baru 2009.

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa terdapat 25 unit warung, sarana pendidikan yaitu 1 unit Taman Kanak-kanak, 2 unit Sekolah Dasar, 1 unit Sekolah Menengah Pertama. Sarana kesehatan yaitu 1 unit Polindes, 1 unit Posyandu.

Sarana Transportasi yaitu 21 unit Angkutan desa. Sarana pengairan yaitu 253 unit sumur, Sarana perhubungan yaitu 9 km jalan aspal, 12 km jalan batu, 16 km jalan tanah. Di desa Sembahe terdapat 1 unit kelompok tani yaitu kelompok tani

“Keriahen”.

4.2 Karakteristik Petani Sampel di Daerah Penelitian

Karakter petani yang menjadi sampel pada penelitian ini meliputi umur tanaman, umur petani sampel, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman bertani dan luas lahan. Karakteristik petani sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Umur Tanaman Jambu Biji Petani Sampel.

No Umur Tanaman (tahun) Jumlah Persentase (%)

1 1 1 6.6

2 3 1 6.6

3 4 1 6.6

4 6 1 6.6

5 7 1 6.6

6 8 1 6.6

7 10 1 6.6

8 12 2 15.7

9 13 1 6.6

10 14 2 15.7

11 15 2 15.7

Jumlah 15 100

Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 1 tahun 2011

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa tanaman berumur 12, 14, 15 tahun yang paling banyak dengan persentase masing-masing 15.7%. Hal ini menunjukkan bahwa umur Jambu biji di daerah penelitian tergolong tua. Kondisi ini dikarenakan penanaman jambu biji dikenalkan untuk ditanaman kepada masyarakat di daerah penelitian sekitar 15 tahun yang lalu. Adapun tanaman yang masih muda umumnya merupakan tanaman jambu biji yang ditanam ulang menggantikan tanaman yang sudah tua.

Tabel 7. Karakteristik Petani Sampel

No Uraian Range Rataan

1 Umur Petani Sampel (Tahun) 37-60 47,47

2 Tingkat Pendidikan (Tahun) 6-12 9,80

3 Jumlah Tanggungan (Jiwa) 1-5 3,67

4 Pengalaman Bertani (Tahun) 15-42 24,60

5 Luas Lahan (Ha) 0,2-1 0,51

Sumber: Analisis data Primer Lampiran 1 tahun 2011

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa rata-rata umur petani sampel di daerah penelitian yaitu sekitar 47,47 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa para petani sampel berada usia produktif mereka. Rata-rata tingkat pendidikan petani sampel di daerah penelitian yaitu sebesar 9,80 tahun atau setara dengan kelas 3 SMP (tamat SMP). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani sampel di daerah penelitian masih rendah. Tingkat pendidkan turut mempengaruhi keputusan petani dalam mengelola usahatani kopi miliknya.

Rata-rata jumlah tanggungan petani sampel di daerah penelitian sebanyak 3,67 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan petani sampel tidak terlalu besar. Rata-rata pengalaman bertani petani sampel yaitu 24,6 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel di daearah penelitian memiliki pengalaman berusahatani yang cukup lama, sehingga kegiatan berusahatani mereka lebih didasarkan pada pengalaman mereka daripada pendidikan formala yang mereka terima.

Rata-rata luas lahan petani sampel di daearah penelitian adalah 0,51 Ha.

Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel di daerah penelitian memiliki luas lahan yang rendah. Keadaan ini karena lahan yang dimiliki petani sampel merupakan lahan warisan dari orangtua mereka, sehingga lahan yang tadinya luas

menjadi lebih sempit karena harus dibagi berdasarkan jumlah saudara dan juga karena petani sampel membagi-bagi luas lahan mereka untuk tanaman lain.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait