BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3. Deskripsi karakteristik informan
4.3.1. Deskripsi Dasar Penilaian Aset
a. Hasil wawancara peneliti dengan supervisor Operasional sebagai informan kunci pemberian dana pensiun kepada karyawan pada PT. Bank BTPN
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan kunci mengenai Penilaian terhadap Aset investasi dilaporan Aset neto.
Informan menjawab sebagai berikut:
“ dibank ini, Laporan Aset neto itu merupakan laporan yang bisa memberikan sebuah informasi tentang jumlah harta bersih yang tersedia untuk membayar manfaat pensiun kepada pesertanya. Kemudian , Bank ini melakukan sebuah penilaian Aset dalam menyajikan laporan keuangan dana pensiun yaitu penilaian terhadap Aset investasi. Aset investasi itu terdiri dari deposito berjangka, obligasi, dan juga investasi lainnya. Yang pertama yaitu akun deposito berjangka yaitu dinilai sebesar nilai nominalnya. Kedua, akun obligasi yaitu dinilai sebesar harga pasarnya dek, Kalau investasi lainnya itu terdiri atas saham, penyertaan langsung/penanaman dana perusahaan untuk investasi jangka Panjang, dan juga property. Pada akun saham dinilai berdasarkan harga pasarnya. Kalau akun penyertaan langsung perusahaan menilai sebesar harga perolehannya.
Kemudin property yang dimiliki perusahaan yaitu ruko yang dinilai berdasarkan harga perolehannya.”
Kemudian informan bertanya lagi mengenai Penilaian terhadap Aset lancar dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“kalau laporan keuangan dana pensiun di bank ini, semua Aset dinilai.
Aset lancar terdiri dari kas,bank,dan juga giro, akun ini dinilai sebesar nilai nominalnya. Kemudian juga terdapat akun piutang di PT. Bank BTPN terbagi atas tiga bagian yaitu Piutang Iuran/Premi, Piutang Sharing APBN, dan juga Piutang Hasil Investasi. Pada Piutang Iuran/Premi merupakan tagihan yang telah jatuh tempo namun belum diterima ada tanggal neraca.
Penilaian piutang iursn/premi ini dinilai berdasarkan perhitungan unit yang bertanggungjawab, Piutang Sharing APBN (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara) merupakan kekurangan kewajiban pemerintah atas realisasi pembayaran pensiun. Piutang ini dinilai berdasarkan jumlah dana yang diterima dari pemerintah dengan memperhitungkan selisih antara jumlah yang seharusnya dengan realisasi, Piutang Hasil Investasi merupakan bagian pendapatan investasi periode berjalan yang telah jatuh tempo tetapi belum didapatkan sampai akhir periode. Dan dilaporkan sebesar jumlah yang menjadi hak instansi.”
Kemudian informan kembali mengajukan pertanyaan menganai Penilaian akun Manfaat Pensiun Dibayar Dimuka dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“manfaat pensiun dibayar dimuka dicatat sebesar hak peserta pensiun yang belum jatuh tempo atau dihitung dari nilai actuarial. untuk penilaian manfaat pensiun dibayar dimuka tercantum pada PSAK No. 24 mengenai akuntansi biaya manfaat pensiun dan manfaaat pensiun dibayar dimuka tidak tercantum pada PSAK No.18, pembayaran pensiun harus menggunakan nilai actuarial. Hal itu sama dengan laporan Aset neto pada PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar dan manfaat pensiun dibayar dimuka dicatat sebesar hak peserta pensiun yang belum jatuh tempo”
Kemudian informan kembali mengajukan pertanyaan menganai Penilaian akun Aset Operasional/tetap dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“penilaian Aset tetap itu terbagi bagi, yang pertama Aset tetap dinilai berdasarkan harga perolehannya yaitu harga barang, jasa serta seluruh biaya yang terjadi sampai Aset tetap siap digunakan, kecuali pajak-pajak yang dapat di kreditkan. Khusus Aset tetap berupa tanah harga perolehannya meliputi biaya pengurusan sertifikat, biaya pemssbebasan, biaya pematangan dan biaya pengurusan pertama kali. Dengan ini digunakan sebagai dasar untuk menilai tanah. Yang kedua Aset tetap yang diperoleh dari pembelian diperoleh dari pembelian dinyatakan sebesar harga perolehannya. Hal ini digunakan sebagai dasar untuk menilai investaris kantor, gedung, computer, maupun rumah dinas yang diperoleh dari pembelian. Yang ketiga Aset tetap yang diperoleh dengan cara dibangun, baik dibangun sendiri maupun pengadaan yang bersifat kontrak yang dinilai sebesar akumulasi biaya (akumulasi biaya Aset dalam konstruksi). Hal ini digunakan untuk menilai rumah dinas dan gedung.
Yang keempat yaitu Aset tetap yang diperoleh dari donasi atau bonus yang dinilai sebesar harga pasarnya atau harga taksiran apabila harga pasarannya tidak bisa didapatkan atau diperoleh. Perolehan ini diperlakukan sebagai pendapatan lain-lain untuk Aset operasional dan modal donasi untuk Aset tetap. Kemudian yang kelima Aset tetap yang diperoleh dengan cara
pembayaran angsuran yang dinilai sebesar nilai tunai seluruh pembayaran yang harus dilakukan. Kemudian yang keenam Aset tetap yang diperoleh dengan cara sewa guna usaha yang dinilai sebesar nilai tunai angsuran ditambah nilai tunai opsi pembelian pada akhir masa sewa guna usaha.
Selanjutnya, Aset operasional/tetap yang diperoleh dari mutasi (pengiriman dari kantor lain) yang dinilai sebesar nilai bukunya dengan mencatat umur ekonomis, harga perolehan serta akumulasi penyusutannya.
Serta, Aset tetap yang diperoleh dari pertukaran dengan Aset operasional/tetap yang lain. Hal ini dinilai sebesar nilai buku Aset tetap yang dilepas ditambah dengan jumlah kas yang dikeluarkan.”
Kemudian informan kembali mengajukan pertanyaan menganai Penilaian akun Aset lain-lain dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“ jadi, kalau Aset lain-lain mencakup biaya ditangguhkan dan juga Aset dalam penyelesaian. Biaya ditangguhkan dinilai sebesar kas yang dikeluarkan, kalua Aset dalam penyelesaian dinilai sebesar termin pembayaran. pada laporan keuangan PT. Bank BTPN terdapat Aset lain- lain yang mencakup biaya yang ditangguhkan yang merupakan biaya yang sudah terjadi dan memberikan manfaat ekonomis lebih dari satu periode akuntansi dan dinilai sebesar kas yang dikeluarkan atau harga barang dan jasa yang dikonsumsi.”
b. Hasil Wawancara Peneliti dengan bagian Back Office Staff ebagai informan kunci pemberian dana pensiun kepada karyawan pada PT. Bank BTPN
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan utama mengenai Penilaian terhadap Aset investasi dilaporan Aset neto.
Informan menjawab sebagai berikut:
“ Pada penilaian Aset investasi itu terdiri atas deposito berjangka, obligasi serta property. Akun ini, dinilai sebesar nilai nominalnya dek, kemudian kalua akun obligasi itu dinilai sebesar harga pasarnya, kalau investasi lainnya misalnya investasi yang tidak bisa diklasifikasikan dalam investasi yang telah diuraikan seperti saham, penyertaan langsung dan juga property.
Nah, pada akun Saham dinilai sebesar harga pasarnya kalua penyertaan langsung itu sama dengan artinya menanamkan dana perusahaan dalam bentuk kepemilikan saham perusahaan untuk investasi jangka Panjang, kalau akun property itu dinilai berdasar harga perolehannya dek.”
Kemudian informan bertanya lagi mengenai Penilaian terhadap Aset lancar dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“ Aset lancar merupakan Aset yang bisa mewujudkan dalam satu periode akuntansi. Aset ini terdiri dari kas,bank,giro dan juga piutang. Akun kas,bank dan juga giro dinilai sebesar nilai nominalnya. Kalau akun piutang terbagi lagi menjadi tiga yaitu piutang iuran dinilai berdasarkan pehitungan unit yang bertanggung jawab , sharing APBN dinilai dengan jumlah dana yang berasal dari pemerintah , kemudian piutang hasil investasi itu dinilai atau dilaporkan sebesar jumlah yang menjadi hak perusahaan.”
Kemudian informan kembali mengajukan pertanyaan menganai Penilaian akun Manfaat Pensiun Dibayar Dimuka dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“ Penilaian akun manfaat pensiun dibayar dimuka dicatat sebesar hak peserta pensiun yang belum jatuh tempo.”
Kemudian informan kembali mengajukan pertanyaan menganai Penilaian akun Aset Operasional/Tetap dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“ Pada Bank ini, penilaian Aset tetap/operasional dengan cara mendapatkan Aset dan dilakukan perhitungan tiap akhir bulan untuk semua Aset sesuai dengan jenisnya.”
Kemudian informan kembali mengajukan pertanyaan menganai Penilaian akun Aset lain-lain dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“Akun ini terdiri atas dua yakni biaya yangditangguhkan dan juga Aset dalam penyelesaian. Biaya yang ditangguhkan dinilai sebesar kas yang dikeluarkan kalua Aset dalam penyelesaian itu dinilai sebesar termin pembayarannya dek.”
c. Hasil Wawancara Peneliti dengan bagian Service Supervisor, sebagai informan kunci pemberian dana pensiun kepada karyawan pada PT. Bank BTPN
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan utama mengenai Penilaian terhadap Aset investasi dilaporan Aset neto.
Informan menjawab sebagai berikut:
“ Aset investasi itu merupakan kekayaan yang dmiliki seseorang baik itu berwujud maupun tidak berwujud. Aset investasi dalam laporan Aset neto dana pensiun pada perusahaan ini terdiri dari deposito berjangka, kemudian obligasi dan juga investasi lainnya seperti saham, penyertaan serta property. Deposito itu dinilai berdasarkan nilai nominal, kalau penilaian akun obligasi sebesar harga perolehannya, Nah kalau investasi lainnya seperti saham itu dinilai berdasarkan harga pasarnya, penyertaan langsung perusahaan menilai berdasarkan harga perolehan atau kas yang dikeluarkan.kemudian pada akun property perusahaan dinilai berdasarkan nilai appraisal dek”
Kemudian informan bertanya lagi mengenai Penilaian terhadap Aset lancar dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“ kalau Aset lancar itu seperti kas,bank serta giro yang dinilai berdasarkan nilai nominalnya dan piutang. Piutangnya itu terbagi menjadi tiga yaitu piutang premi, sharing APBN dan hasil investasi.”
Kemudian informan kembali mengajukan pertanyaan menganai Penilaian akun Manfaat Pensiun Dibayar Dimuka dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“ Nah, pada akun manfaat Pensiun Dibayar Dimuka merupakan biaya yang sudah dibayar kemudian menjadi beban dibulan selanjutnya, penilaian akun ini dinilai sebesar nilai akrtuarial dek”
Kemudian informan kembali mengajukan pertanyaan menganai Penilaian akun Aset Operasional/tetap dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“ akun Aset tetap itu dinilai dengan memperoleh suatu Aset dan pada setiap akhir bulan itu dilakukan perhitungan dan juga memosting biaya penyusutan”
Kemudian informan kembali mengajukan pertanyaan menganai Penilaian akun Aset Lainnya dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“ Aset lain-lain itu yang tidak dimasukkan di Aset lainnya kan, kemudian Aset ini terdiri dari biaya yang ditangguhkan maksudnya biaya atau pengeluaran yang dibayarkan untuk Aset dasar yang akan dikonsumsi pada periode mendatang atau biasanya itu beberapa bulan. Akun biaya ini dinilai berdasarkan kas yang dikeluarkan kemudian selain itu ada juga Aset dalam
penyelesaian yang merpakan Aset yang masih dalam proses atau belum siap digunakan. Aset ini dicatat sebesar termin pembayaran”
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan ketiga informan mengenai penilaian Aset neto dalam laporan keuangan dana pensiun Pada PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar, dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut:
a. Penilaian akun Aset investasi yang terdiri dari:
1. Aset investasi
a) Deposito Berjangka
Pada penilaian deposito berjangka dinilai saat penempatan dana tersebut sebesar nilai nominal. Oleh karena itu, Penilaian deposito berjangka telah sesuai dengan PSAK No.18 Penempatan deposito berjangka ini, di tempakan di beberapa bank pemerintah seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Purba Danarta (BPD). Batas waktu penempatan disesuaikan dengan kebutuhan dana untuk pembayaran manfaat pensiun.
b) Obligasi
Obligasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan pemerintah pada jangka waktu tertentu. Menurut perusahaan akun obligasi ini dinilai sebesar harga perolehannya dan dilaporkan sebesar harga pasarnya setiap akhir periode laporan. Obligasi ini, ada yang dibeli di pasar sekunder dan adapun di pasar perdana (IPO). Pada hal ini telah sesuai dengan PSAK No. 18 karena dinilai berdasarkan harga pasarnya.
c) Investasi Lainnya
Investasi lain-lain adalah suatu investasi yang tidak bisa diklasifikasikan dalam sebuah investasi yang sudah diuraikan sebelumnya dan jumlahnya tidak material untuk disajikan sendiri dari:
1. Saham
Saham yang dimiliki oleh PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar yaitu saham Polysindo. penilaian Saham PT. BTPN telah sesuai dengan PSAK No.18 karena dinilai sebesar harga pasarnya.
2. Penyertaan Langsung
Penyertaan langsung merupakan investasi dana instansi dalam bentuk kepemilikan saham instansi lain untuk unvestasi jangka panjang yang diperoleh dengan pembelian tunai yang sahamnya belum diperdagangkan di bursa efek. Pada penilaian penyertaan langsung ini belum sesuai dengan PSAK No. 18 karena instansi melakukan penilaian sebesar harga kas yang dikeluarkan atau nilai perolehan sedangkan PSAK No.18 menilai berdasarkan nilai appraisal (penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek).
3. Property
Investasi property merupakan investasi seperti bangunan dan tanah yang tidak dioperasikan atau digunakan oleh instansi yang berinvestasi.
Penilaian property ini, telah sesuai dengan PSAK No.18 . Penilaian property pada PT. Bank BTPN yaitu ruko dinilai berdasarkan harga perolehan pada waktu pemilikannya sebagai hasil penilaian appraisal.
Penilaian property menurut PSAK No. 18 dinilai berdasarkan nilai appraisal.
2. Aset lancar
Aset lancar merupakan harta yang berupa uang tunai dan harta lainnya yang bisa dicairkan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.
a) Kas, Bank dan giro
adalah uang tunai yang disimpan dibank yang tidak dibatasi penggunaannya untuk membiayai kegiatan perusahaan. Akun ini dinilai sebesar nilai nominalnya. Menurut PSAK No. 18 akun ini dinilai berdasarkan nilai nominalnya. Oleh karena itu, penilaian akun ini telah sesuai dengan PSAK No. 18.
b) Piutang
Secara umum penilaian piutang menurut PSAK No. 18 berdasarkan jumlah yang dapat ditagih setelah menghitung penyisihan piutang tak tertagih. Pada laporan PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar piutang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1) Piutang Iuran/Premi merupakan tagihan yang telah jatuh tempo namun belum diterima ada tanggal neraca. Penilaian piutang iursn/premi ini dinilai berdasarkan perhitungan unit yang bertanggungjawab.
2) Piutang Sharing APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) merupakan kekurangan kewajiban pemerintah atas realisasi pembayaran pensiun. Piutang ini dinilai berdasarkan jumlah dana yang
diterima dari pemerintah dengan memperhitungkan selisih antara jumlah yang seharusnya dengan realisasi.
3) Piutang Hasil Investasi merupakan bagian pendapatan investasi periode berjalan yang telah jatuh tempo tetapi belum didapatkan sampai akhir periode. Dan dilaporkan sebesar jumlah yang menjadi hak instansi.
Walaupun pada instansi piutang terbagi atas tiga bagian, tetapi pada dasarnya penilaiannya telah sesuai dengan PSAK No. 18 karena perusahaan pun memperhitungkan penyisihan piutang tak tertagih meskipun semua piutang pasti dapat tertagih.
c) Manfaat Pensiun Dibayar Dimuka
Manfaat Pensiun dibayar dimuka merupakan biaya/manfaat yang telah dibayar dan menjadi biaya pada bulan berikutnya. Untuk penilaian manfaat pensiun dibayar dimuka tercantum pada PSAK No. 24 mengenai akuntansi biaya manfaat pensiun dan manfaaat pensiun dibayar dimuka tidak tercantum pada PSAK No.18, pembayaran pensiun harus menggunakan nilai actuarial. Hal itu sama dengan laporan Aset neto pada PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar dan manfaat pensiun dibayar dimuka dicatat sebesar hak peserta pensiun yang belum jatuh tempo (yang di hitung dari nilai actuarial).
d) Aset Operasional/Tetap
Aset Operasional/tetap merupakan Aset berwujud yang didapatkan dalam bentuk siap pakai atau dengan tanpa di bangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi instansi dan tidak untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal instansi, serta memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun. yang termasuk pada Aset Operasional PSAK No.18 berupa peralatan kantor, komputer, dan peralatan lainnya dinilai berdasarkan nilai buku. Sedangkan pada laporan keuangan PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar. Pada penilaian Aset operasiona/tetap terbagi menjadi atas beberapa type:
a) Aset operasional/tetap dinilai berdasarkan harga perolehannya yaitu harga barang, jasa serta seluruh biaya yang terjadi sampai Aset tetap siap digunakan, kecuali pajak-pajak yang dapat di kreditkan. Khusus Aset operasional/tetap berupa tanah harga perolehannya meliputi biaya pengurusan sertifikat, biaya pemssbebasan, biaya pematangan dan biaya pengurusan pertama kali. Dengan ini digunakan sebagai dasar untuk menilai tanah.
b) Aset opersional/tetap yang diperoleh dari pembelian diperoleh dari pembelian dinyatakan sebesar harga perolehannya. Hal ini digunakan sebagai dasar untuk menilai investaris kantor, gedung, computer, maupun rumah dinas yang diperoleh dari pembelian.
c) Aset operasional/tetap yang diperoleh dengan cara dibangun, baik dibangun sendiri maupun pengadaan yang bersifat kontrak yang dinilai sebesar akumulasi biaya (akumulasi biaya Aset dalam konstruksi). Hal ini digunakan untuk menilai rumah dinas dan gedung.
d) Aset operaasional/tetap yang diperoleh dari donasi atau bonus yang dinilai sebesar harga pasarnya atau harga taksiran apabila harga
pasarannya tidak bisa didapatkan atau diperoleh. Perolehan ini diperlakukan sebagai pendapatan lain-lain untuk Aset operasional dan modal donasi untuk Aset tetap.
e) Aset operasional/tetap yang diperoleh dengan cara pembayaran angsuran yang dinilai sebesar nilai tunai seluruh pembayaran yang harus dilakukan.
f) Aset operasional/tetap yang diperoleh dengan cara sewa guna usaha yang dinilai sebesar nilai tunai angsuran ditambah nilai tunai opsi pembelian pada akhir masa sewa guna usaha.
g) Aset operasional/tetap yang diperoleh dari mutasi (pengiriman dari kantor lain) yang dinilai sebesar nilai bukunya dengan mencatat umur ekonomis, harga perolehan serta akumulasi penyusutannya.
h) Aset operasional/tetap yang diperoleh dari pertukaran dengan Aset operasional/tetap yang lain. Hal ini dinilai sebesar nilai buku Aset tetap yang dilepas ditambah dengan jumlah kas yang dikeluarkan Penilaian Aset operasional/tetap telah sesuai dengan PSAK No. 18 karena penilaian pada Aset ini, memiliki kebijakan yang didasarkan dengan cara memperoleh Aset tersebut dan tiap akhir bulan tetap dilakukan perhitungan dan posting beban penyusutan untuk seluruh Aset sesuai dengan jenisnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Aset inisesuai dengan PSAK No.18.
e) Aset lain-lain
Aset lain-lain merupakan Aset yang tidak bisa dikelompokkan sebagai investasi, Aset lancar, Aset tetap serta Aset tidak berwujud. Pada PSAK No.
18 tidak terdapat keterangan tentang Aset lain-lain, Akan tetapi pada laporan keuangan PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar terdapat Aset lain- lain yang mencakup biaya yang ditangguhkan yang merupakan biaya yang sudah terjadi dan memberikan manfaat ekonomis lebih dari satu periode akuntansi dan dinilai sebesar kas yang dikeluarkan atau harga barang dan jasa yang dikonsumsi. Aset dalam penyelesaian merupakan Aset yang didapatkan melalui cara dibangun sendiri tapi masih dalam proses penyelesaian yang dinilai sebesar biaya yang dikeluarkan (pembayaran termin) sehubungan dengan pembangunan Aset tersebut.
Daftar tabel 4.2
Tabel perbandingan Penilaian Aset Menurut PSAK No. 18 dan PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar
No. Nama akun
Laporan Keuangan PSAK No. 18
Laporan keuangan PT. BTPN
Ket Laporan Aset neto :
1. Aset Investasi :
a. Deposito Nilai Nominal Nilai Nominal Sama b. Obligasi Nilai pasar Nilai pasar Sama c. Investasi Lainnya :
1) Saham Nilai pasar Nilai pasar Sama 2)Penyertaan
Langsung Nilai Appraisal Harga
perolehan Beda 3) Properti
Nilai Appraisal Harga
perolehan Beda 2. Aset lancar :
a. Kas, Bank, Giro Nilai Nominal Nilai Nominal Sama
b. Piutang Jumlah yang dapat ditagih
(memperhitungkan penyisihan piutang tak tertagih)
Perhitungan unit
perhitungan selisih antara realisasi dengan jumlah
sesungguhnya sebesar hak perusahaan 1) Piutang Iuran
2) Piutang Sharing APBN
Sama
3) Piutang Hasil Investasi
3. Manfaat Dibayar Dimuka
Kas yang
dikeluarkan (Nilai Aktuarial)
Kas yang dikeluarkan (Nilai Aktuarial)
Sama 4. Aset
Operasional/Tetap:
a. Tanah Nilai buku Harga
perolehan Beda b. Gedung kantor
& Rumah dinas Nilai buku Harga
perolehan Beda c. Komputer Nilai buku Harga
perolehan Beda d. Investaris
Kantor Nilai buku Harga
perolehan Beda e. Aset Anak
perusahaan Nilai buku Harga
perolehan Beda 5. Aset Lain-lain:
a. Biaya di tangguhkan
Tidak ada
Sebesar kas yang
dikeluarkan - b. Aset dalam
penyelesaian Tidak ada
Sebesar termin pembayaran
-
*)rumah dinas dan gedung kantor pada proses pembangunan. Penilaiannya sebesar harga perolehan + akm.biaya = Nilai buku
Sumber:
1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18
2. Laporan Aset neto pensiun PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar Keterangan:
Persamaan:
1. Penilaian Deposito 2. Penilaian Obligasi 3. Penilaian Saham 4. Penilaian Property
5. Penilaian Kas, Bank, dan Giro 6. Penilaian Piutang
7. Penilaian Manfaat dibayar di Muka 8. Penilaian Aset Operasional/Tetap Perbedaan:
1. Penilaian Aset lain-lain
2. Penilaian penyertaan langsung
4.3.2. Deskripsi Penyajian laporan keuangan Dana pensiun PT. Bank BTPN