METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan waktu penelitian
Pada penelitian ini, untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan maka penulis akan melaksanakan penelitian disuatu perusahaan yaitu pada PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar yang beralamat Jalan Gunung Bawakaraeng No.170-176, Sulawesi-Selatan 901250 Telp: (0411) 458585, Fax: (0411) 430450.
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juni.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu:
a. Metode penelitian Pustaka
Metode yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian kepustakaan (Library research). Kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan menggunakan literatur baik pengambilan data dari internet, buku-buku, dan karya ilmiah. Pada penelitian ini, literatur yang digunakan adalah jurnal dan skripsi yang berkaitan dengan perlakuan akuntansi terhadap pengelolaan dana pensiun.
b. Wawancara (Interview)
Untuk mendapatkan informasi tentang perlakuan akuntansi dalam mengelola dana pensiun di suatu perusahaan, maka metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu menggunakan metode wawancara. Wawancara merupakan percakapan secara langsung atau kegiatan tanya jawab yang dilakukan
oleh pimpinan perusahaan, bagian pengelolaan dana pensiun atau bagian keuangan dan sejumlah pegawai yang berkaitan dengan penelitian ini.
c. Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan secara langsung yang dilakukan penulis untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan topik penelitian.yang akan dibahas.
d. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengambilan data melalui bahan tertulis untuk memperoleh dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3.3. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data
Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan yaitu Data Kualitatif. Data kualitatif merupakan data dalam bentuk lisan ataupun tulisan yang diperoleh dari perusahaan yang berupa gambaran umum, struktur organisasi, visi dan misi serta uraian tugas masing-masing jabatan pada PT Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar.
b. Sumber Data 1. Data primer
Data Primer merupakan data yang didapatkan dari sumber aslinya secara langsung. salah satu cara yang di lakukan untuk mendapatkan data yaitu dengan melakukan wawancara dengan pihak perusahaan yang memiliki wewenang untuk memberikan informasi dari masalah yang diajukan saat melakukan penelitian.
2. Data sekunder
Data Sekunder merupakan data yang didapatkan pada arsip suatu perusahaan yang berhubungan dengan penelitian.
3.4. Metode Analisis
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode analisis Deskriptif Komperatif. Metode deskriptif komperatif digunakan untuk membandingkan antara penilaian, penyajian, dan pencatatan dilaporan keuangan dana pensiun yang diterapkan oleh PT Bank BTPN Cabang Makassar dengan PSAK No. 18. Peneliti menganalisis hasil dari perbandingan PSAK No.18 dengan data yang diperoleh dari perusahaan. Kemudian penulis menarik kesimpulan sebagai tahap akhir dalam proses analisis data.
3.5. Definisi Operasional
a. Akuntansi adalah proses pencatatan dan pengolahan data keuangan perusahaan untuk memperoleh informasi yang digunakan dalam pengambilan suatu keputusan yang tepat.
b. Perlakuan akuntansi adalah Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses akuntansi yang terdiri dari proses pengakuan, pengukuran, pencatatan, penilaian, dan penyajian informasi keuangan yang bertujuan untuk memperoleh informasi dalam pengambilan keputusan
c. Pengelolaan adalah suatu proses atau bentuk kegiatan yang dilakukan dengan berbagai macam tahapan, seperti perencanaan, penyimpanan, penggunaan, pencatatan serta pengawasan dan kemudian diakhiri dengan pertanggungjawaban (pelaporan).
d. Dana pensiun adalah suatu hak yang berupa dana yang kemudian diberikan kepada pegawai yang telah berhenti bekerja di suatu perusahaan karena sudah memasuki usia non-produktif dengan tujuan untuk memberikan kesejahteraan dan jaminan hari tua kepada pegawai.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Perusahaan
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Bank BTPN
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk, mulai berdiri pada 5 Februari 1958 di Bandung oleh 7 Orang yang peduli dengan kondisi pensiunan TNI dan Sipil. Awalnya bank ini dibentuk untuk melayani para pensiunan personil angkatan bersenjata dengan nama Bank Pegawai Pensiunan Militer (BPPM). 16 februari 1986 BPPM diubah namanya menjadi Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) hingga saat ini. Status BTPN meningkat dari bank tabungan menjadi bank umum dengan dikeluarkannya izin usaha pada tahun 1993. Tahun 1997 BTPN diakuisisi oleh Bank Nusa Nasional (BNN) dan Bakrie Group. Tahun 2002 BPPN/IBRA mengambil alih kepemilikan BBN di BTPN. Tahun 2003 Bakrie Group menjual kepemilikannya kepada PT. Recapital, PT.
Danatama Makmur, dan Fuad Hasan Masyhur. Pada tanggal 29 februari 2008, BTPN memperoleh pernyataan efektif dan bapepam-lk untuk melakukan penawaran umum perdana saham BTPN (ipo) kepada masyarakat sebanyak 267.960.220 dengan nilai nominal Rp.100 per saham dengan harga penawaran Rp. 2850 per saham. PT. BTPN menjadi perusahaan publik yang tercatat di bursa efek indonesia pada bulan Maret 2008. Pemegang saham utama BTPN, TPG (TexasPasificGroup – Perusahaan investasi global dari Amerika Serikat) dengan kepemilikan
saham sebesar 71,6%, sedangkan kepemilikan publik sebesar 28,4%. Kini selama lebih dari 50 tahun BTPN memfokuskan layanan perbankannya untuk para pensiunan bekerja sama dengan PT. Tabungan Asuransi Pensiunan, PT. Taspen dan PT. Pos Indonesia. PT. Bank BTPN memiliki 8 kantor cabang utama, 746 kantor cabang pembantu, 148 kantor pembayaran dan 140 kantor fungsional operational.
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi PT. Bank BTPN
1. Menjadi penyedia jasa keuangan retail yang dipilih dan penuh kepedulian di Indonesia.
2. Menjadi bank pilihan utama di Indonesia, yang dapat memberikan perubahan berarti dalam kehidupan jutaan orang, terutama dengan dukungan teknologi digital.
b. Misi PT. Bank BTPN
1. Menawarkan solusi dan layanan keuangan yang lengkap ke berbagai segmen ritel, mikro, UKM dan korporat bisnis di Indonesia, serta untuk Bangsa dan Negara Indonesia secara keseluruhan
2. Memberikan kesempatan berharga bagi pertumbuhan profesional karyawan Bank BTPN
3. Menciptakan nilai yang signifikan dan berkesinambungan bagi stakeholder termasuk masyarakat Indonesia
4. Memanfaatkan inovasi teknologi sebagai pembeda utama untuk memberikan kualitas dan pengalaman terbaik dikelasnya kepada nasabah dan mitra Bank BTPN.
5. Melaksanakan Good Corporate Governance (GCG) di setiap pengoperasian bisnis Bank Tabungan Pensiuan Nasional.
6. Menyedia beragam produk dan layanan yang sesuai dengan bisnis Bank Tabungan Pensiunan Nasional kepada nasabah kami.
7. Menjamin keamanan, kepercayaan dan kemudahan akses bagi nasabah Bank Tabungan Pensiunan Nasional melalui penggunaan Teknologi metakhir disetiap pengoperasian bisnis kami.
4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Sumber: PT. BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar Branch Manager
Operation Supervisor
Back Office
Service Supervisor
Credit Acceptance SPV
Teller
Credit Acceptance
Sales & Marketing Officer
4.1.4. Uraian Tugas Perusahaan
Deskripsi Jabatan dan Pembagian Tugas Deskripsi dan fungsi jabatan adalah penjelasan tentang suatu jabatan, serta pembagian tugas dan wewenang karyawan dalam suatu perusahaan. Pembagian tugas dimaksudkan untuk mendistribusikan pekerjaan secara merata, sehingga Operation Supervisor, Branch manager, Credit Acceptance Supervisor, Back Office Staff, Custody Staff Teller Sales & Marketing Officer Credit Acceptance tidak terjadi tumpang tindih dalam pembagian tugas. Berikut adalah deskripsi jabatan dan fungsi jabatan pada PT.
Bank Tabugan Pensiun Nasional Tbk, (BTPN):
a. Branch Manager Deskripsi Jabatan:
Bertanggung jawab untuk merencanakan, mengkoordinir, mengelola dan mensupervisi seluruh kegiatan kantor cabang yang meliputi kegiatan operasional dan pemasaran sesuai dengan peraturan yang ditetapkan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Fungsi Jabatan:
1. Menyusun rencana kerja anggaran dan rencana kerja Kantor Cabang untuk memastikan bahwa kegiatan operasional Kantor Cabang dapat berjalan dengan baik.
2. Melakukan pengaawasan dan pengendalian atas prosedur kerja dan seluruh kegiatan Kantor Cabang yang meliputi operasional dan marketing.
3. Mengidentifikasi potensi ekonomi di wilayah kerjanya dan berperan aktif dalam mengembangkan bisnis untuk memperluas pangsa pasar.
4. Melakukan evaluasi terhadap kredit bermasalah serta mengambil langkah penyelesaiannya.
5. Menjaga dan meningkatkan kerja sama dengan instansi yang terkait.
b. Operational SPV Deskripsi Jabatan
Merencanakan, mengkoordinir, mengelola dan mensupervisi seluruh kegiatan operasional di Kantor Cabang yang meliputi fungsi akuntansi, teller, dan customer service guna menjamin target yang dianggarkan
Fungsi Jabatan:
1. Melakukan pengawasan dan pengendalian atas prosedur kerja dan pelaksanaan kegiatan operasional Kantor Cabang untuk memastikan kegiatan tersebut berjalan dengan lancer dan sesuai target yang ditetapkan.
2. Melakukan analisis, mengelola, dan memantau ketersediaan uang tunai untuk menjaga likuiditas peserdiaan uang harian kas.
3. Memonitor, mengevaluasi dan mengkoordinasi tindak lanjut terhadap kredit bermasalah dan melaporkan kepada atasan.
c. Back Office Staff Deskripsi Jabatan:
Pada suatau bank back office adalah pendukung dari teman-teman di Front Office. Tugas dari back office adalah melanjutkan (follow up) atas suatau transaksi bank yang dilakukan nasabah pada front office.
Fungsi Jabatan
1. Membuat Voucer Input Transaksi (debit/kredit) 2. Membuat laporan data transaksi
3. Analisa kredit 4. Accounting 5. Controlling 6. I.T System
7. Dll yang berhubungan dengan administrasi catat mencatat.
d. Service Supervisor Uraian Tugas:
1. Melakukan supervisi atas seluruh kegiatan pambayaran pensiun dan pencairan dana kredit pensiun.
2. Memastikan penanganan pengaduan nasabah diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
3. Secara proaktif merekomendasikan nasabah yang akan mengajukan kredit kepada Sales & Marketing Officer.
e. Credit Acceptance SPV Deskripsi Jabatan
Bertanggung jawab untuk melakukan seluruh aktivitas layanan kepada calon debitur mengenai informasi pelayanan baik nasabah baru maupun
pembaharuan sesuai dengan peraturan dan ketentuan perusahaan agar kebutuhan perbankan nasabah dapat terpenuhi.
Fungsi Jabatan
1. Memberi pelayanan kepada calon debitur baru maupun pembaharuan yang akan mengajukan pinjaman kredit pensiun sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.
2. Memastikan seluruh persyaratan dokumentasi sehubungan dengan pengajuan kredit pensiun telah dilengkapi sesuai dengan peraturan berlaku.
3. memastikan seluruh aktivitas kredit pensiun memiliki tingkat resiko yang dapat diterima agar tidak melanggar ketentuan dan prosedur yang berlaku.
f. Teller
Deskripsi Jabatan:
Mengelola dan melaksanakan transaksi harian yang mencakup menerima dan membayarkan uang kepada nasabah, serta menyetor kas fisik kepada atasan agar kelancaran pembayaran kepada nasabah dapat berjalan dengan baik.
Fungsi Jabatan:
1. Melakukan pemeriksaan dalam jumlah saldo awal dengan tunai yang ada di kotak uang.
2. Melakukan transaksi perbankan (penyetoran dan penarikan dana tunai dan non tunai, pencairan dana kredit dan pembayaran kredit).
3. Meneliti keabsahan bukti kas yang diterima.
4. Melakukan pembukuan hasil transaksi harian pada buku kas harian
5. Melakukan penghitungan saldo akhir harian serta memeriksa kesesuaian jumlah uang tunai hasil transaksi dan sisa di kotak uang.
6. Menyusun lapoaran kas harian.
g. Credit Acceptance Officer Deskripsi Jabatan
Bertanggung jawab atas administrasi kredit, dokumentasi berkas-berkas terkait proses pemberian kredit serta nggunan/jaminan kredit untuk memastikan kelengkapan seluruh dokumen terkait pemberian kredit.
Fungsi Jabatan
1. Memeriksa kelengkapan formular pengisisan permohonan pemberian kredit pensiun maupun pembaharuan kredit pensiun serta dokumen pendukung yang dipersyaratkan untuk memastikan tersedianya dokumen yang lengkap dari pihak calon debitur.
2. Melakukan pengecekan terhadap agunan/jaminan kredit untuk memastikan kelayakan dokumen.
3. Membuat dan mencetak Surat Perjanjian Kredit (SPK).
4. Melakukan wawancara terhadap calon debitur yang akan mengajukan kredit pensiun.
5. Membuat laporan harian hasil rekapitulasi penyaluran kredit pensiun.
h. Sales and Marketing Officer
Deskripsi Jabatan Bertanggung jawab untuk melakukan program pemasaran pinjaman pensiun pada calon debitur baru maupun pembaharuan untuk meningkatkan jumlah nasabah sesuai target yang ditetapkan.
Fungsi Jabatan
1. Memelihara dokumen dan anggunan/jam inan kredit yang ada sampai dokumen tersebut diserahkan kembali kepada nasabah.
2. Membentu nasabah dalam proses take over (pelunasan kredit di instansi lain) Menyediakan data-data pendukung untuk menyusun daftr calon debitur potensial.
4.2. Deskripsi Data
Dalam melakukan analisis data, penulis mengambil penelitian di PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar. Adapun Tuiuan penelitian ini yaitu agar dapat mengetahui persamaan dan perbedaan penilaian laporan keuangan dana pensiun dan pada penyajian laporan keuangan dana pensiun antara PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 18 tentang Dana Pensiun dengan PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar, Mengetahui keterkaitan dari persamaan dan perbedaan pada penilaian dan penyajian laporan keuangan dana pensiun antara PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 18 tentang Dana Pensiun dengan PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar, Dan juga penyebab dari persamaan dan perbedaan pada penilaian dan penyajian di laporan keuangan antara PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 18 tentang Dana Pensiun dengan PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar.
4.3. Deskripsi karakteristik informan
Pada penelitian ini, peneliti menyajikan hasil dari penelitiannya yaitu dengan melalui wawancara yang di lakukan secara langsung dengan beberapa informan yang mempunyai bidang di bagian pengelolaan dana pensiun dan menyajikan hasil dari penelitian dengan menggunakan metode yang bersifat membandingkan yaitu metode komperatif. Untuk keakuratan data mengenai informan maka dibutuhkan penjelasan mengenai data informan yang ada pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Data Informan
No. Nama Informan Jenis Kelamin Usia Jabatan 1. Sumiarjo Suharto Laki-Laki 43 Operational
Supervisor
2. Wiwin Laki-Laki 35 Service
Supervisor 3. Amri Juliansyah Laki-Laki 32 Back Office Staff
Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi dan wawancara secara langsung pada PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar dengan menggunakan metode yang bersifat membandingkan yaitu metode komperatif berdasarkan pertanyaan peneliti. Pada awalnya, sebelum melakukan wawancara harus melakukan pemahaman untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian, Oleh karena itu perlu di uraikan lebih awal mengenai pengelolaan dana pensiun pada PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar. Uraian tersebut dilakukan
agar dapat mengetahui persamaan dan perbedaan pada penilaian dan penyajian di laporan keuangan dana pensiun pada PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.18 tentang dana pensiun dengan PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar.
4.3.1. Deskripsi Dasar Penilaian Aset
a. Hasil wawancara peneliti dengan supervisor Operasional sebagai informan kunci pemberian dana pensiun kepada karyawan pada PT. Bank BTPN
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan kunci mengenai Penilaian terhadap Aset investasi dilaporan Aset neto.
Informan menjawab sebagai berikut:
“ dibank ini, Laporan Aset neto itu merupakan laporan yang bisa memberikan sebuah informasi tentang jumlah harta bersih yang tersedia untuk membayar manfaat pensiun kepada pesertanya. Kemudian , Bank ini melakukan sebuah penilaian Aset dalam menyajikan laporan keuangan dana pensiun yaitu penilaian terhadap Aset investasi. Aset investasi itu terdiri dari deposito berjangka, obligasi, dan juga investasi lainnya. Yang pertama yaitu akun deposito berjangka yaitu dinilai sebesar nilai nominalnya. Kedua, akun obligasi yaitu dinilai sebesar harga pasarnya dek, Kalau investasi lainnya itu terdiri atas saham, penyertaan langsung/penanaman dana perusahaan untuk investasi jangka Panjang, dan juga property. Pada akun saham dinilai berdasarkan harga pasarnya. Kalau akun penyertaan langsung perusahaan menilai sebesar harga perolehannya.
Kemudin property yang dimiliki perusahaan yaitu ruko yang dinilai berdasarkan harga perolehannya.”
Kemudian informan bertanya lagi mengenai Penilaian terhadap Aset lancar dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“kalau laporan keuangan dana pensiun di bank ini, semua Aset dinilai.
Aset lancar terdiri dari kas,bank,dan juga giro, akun ini dinilai sebesar nilai nominalnya. Kemudian juga terdapat akun piutang di PT. Bank BTPN terbagi atas tiga bagian yaitu Piutang Iuran/Premi, Piutang Sharing APBN, dan juga Piutang Hasil Investasi. Pada Piutang Iuran/Premi merupakan tagihan yang telah jatuh tempo namun belum diterima ada tanggal neraca.
Penilaian piutang iursn/premi ini dinilai berdasarkan perhitungan unit yang bertanggungjawab, Piutang Sharing APBN (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara) merupakan kekurangan kewajiban pemerintah atas realisasi pembayaran pensiun. Piutang ini dinilai berdasarkan jumlah dana yang diterima dari pemerintah dengan memperhitungkan selisih antara jumlah yang seharusnya dengan realisasi, Piutang Hasil Investasi merupakan bagian pendapatan investasi periode berjalan yang telah jatuh tempo tetapi belum didapatkan sampai akhir periode. Dan dilaporkan sebesar jumlah yang menjadi hak instansi.”
Kemudian informan kembali mengajukan pertanyaan menganai Penilaian akun Manfaat Pensiun Dibayar Dimuka dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“manfaat pensiun dibayar dimuka dicatat sebesar hak peserta pensiun yang belum jatuh tempo atau dihitung dari nilai actuarial. untuk penilaian manfaat pensiun dibayar dimuka tercantum pada PSAK No. 24 mengenai akuntansi biaya manfaat pensiun dan manfaaat pensiun dibayar dimuka tidak tercantum pada PSAK No.18, pembayaran pensiun harus menggunakan nilai actuarial. Hal itu sama dengan laporan Aset neto pada PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar dan manfaat pensiun dibayar dimuka dicatat sebesar hak peserta pensiun yang belum jatuh tempo”
Kemudian informan kembali mengajukan pertanyaan menganai Penilaian akun Aset Operasional/tetap dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“penilaian Aset tetap itu terbagi bagi, yang pertama Aset tetap dinilai berdasarkan harga perolehannya yaitu harga barang, jasa serta seluruh biaya yang terjadi sampai Aset tetap siap digunakan, kecuali pajak-pajak yang dapat di kreditkan. Khusus Aset tetap berupa tanah harga perolehannya meliputi biaya pengurusan sertifikat, biaya pemssbebasan, biaya pematangan dan biaya pengurusan pertama kali. Dengan ini digunakan sebagai dasar untuk menilai tanah. Yang kedua Aset tetap yang diperoleh dari pembelian diperoleh dari pembelian dinyatakan sebesar harga perolehannya. Hal ini digunakan sebagai dasar untuk menilai investaris kantor, gedung, computer, maupun rumah dinas yang diperoleh dari pembelian. Yang ketiga Aset tetap yang diperoleh dengan cara dibangun, baik dibangun sendiri maupun pengadaan yang bersifat kontrak yang dinilai sebesar akumulasi biaya (akumulasi biaya Aset dalam konstruksi). Hal ini digunakan untuk menilai rumah dinas dan gedung.
Yang keempat yaitu Aset tetap yang diperoleh dari donasi atau bonus yang dinilai sebesar harga pasarnya atau harga taksiran apabila harga pasarannya tidak bisa didapatkan atau diperoleh. Perolehan ini diperlakukan sebagai pendapatan lain-lain untuk Aset operasional dan modal donasi untuk Aset tetap. Kemudian yang kelima Aset tetap yang diperoleh dengan cara
pembayaran angsuran yang dinilai sebesar nilai tunai seluruh pembayaran yang harus dilakukan. Kemudian yang keenam Aset tetap yang diperoleh dengan cara sewa guna usaha yang dinilai sebesar nilai tunai angsuran ditambah nilai tunai opsi pembelian pada akhir masa sewa guna usaha.
Selanjutnya, Aset operasional/tetap yang diperoleh dari mutasi (pengiriman dari kantor lain) yang dinilai sebesar nilai bukunya dengan mencatat umur ekonomis, harga perolehan serta akumulasi penyusutannya.
Serta, Aset tetap yang diperoleh dari pertukaran dengan Aset operasional/tetap yang lain. Hal ini dinilai sebesar nilai buku Aset tetap yang dilepas ditambah dengan jumlah kas yang dikeluarkan.”
Kemudian informan kembali mengajukan pertanyaan menganai Penilaian akun Aset lain-lain dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“ jadi, kalau Aset lain-lain mencakup biaya ditangguhkan dan juga Aset dalam penyelesaian. Biaya ditangguhkan dinilai sebesar kas yang dikeluarkan, kalua Aset dalam penyelesaian dinilai sebesar termin pembayaran. pada laporan keuangan PT. Bank BTPN terdapat Aset lain- lain yang mencakup biaya yang ditangguhkan yang merupakan biaya yang sudah terjadi dan memberikan manfaat ekonomis lebih dari satu periode akuntansi dan dinilai sebesar kas yang dikeluarkan atau harga barang dan jasa yang dikonsumsi.”
b. Hasil Wawancara Peneliti dengan bagian Back Office Staff ebagai informan kunci pemberian dana pensiun kepada karyawan pada PT. Bank BTPN
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan utama mengenai Penilaian terhadap Aset investasi dilaporan Aset neto.
Informan menjawab sebagai berikut:
“ Pada penilaian Aset investasi itu terdiri atas deposito berjangka, obligasi serta property. Akun ini, dinilai sebesar nilai nominalnya dek, kemudian kalua akun obligasi itu dinilai sebesar harga pasarnya, kalau investasi lainnya misalnya investasi yang tidak bisa diklasifikasikan dalam investasi yang telah diuraikan seperti saham, penyertaan langsung dan juga property.
Nah, pada akun Saham dinilai sebesar harga pasarnya kalua penyertaan langsung itu sama dengan artinya menanamkan dana perusahaan dalam bentuk kepemilikan saham perusahaan untuk investasi jangka Panjang, kalau akun property itu dinilai berdasar harga perolehannya dek.”
Kemudian informan bertanya lagi mengenai Penilaian terhadap Aset lancar dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“ Aset lancar merupakan Aset yang bisa mewujudkan dalam satu periode akuntansi. Aset ini terdiri dari kas,bank,giro dan juga piutang. Akun kas,bank dan juga giro dinilai sebesar nilai nominalnya. Kalau akun piutang terbagi lagi menjadi tiga yaitu piutang iuran dinilai berdasarkan pehitungan unit yang bertanggung jawab , sharing APBN dinilai dengan jumlah dana yang berasal dari pemerintah , kemudian piutang hasil investasi itu dinilai atau dilaporkan sebesar jumlah yang menjadi hak perusahaan.”
Kemudian informan kembali mengajukan pertanyaan menganai Penilaian akun Manfaat Pensiun Dibayar Dimuka dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“ Penilaian akun manfaat pensiun dibayar dimuka dicatat sebesar hak peserta pensiun yang belum jatuh tempo.”
Kemudian informan kembali mengajukan pertanyaan menganai Penilaian akun Aset Operasional/Tetap dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“ Pada Bank ini, penilaian Aset tetap/operasional dengan cara mendapatkan Aset dan dilakukan perhitungan tiap akhir bulan untuk semua Aset sesuai dengan jenisnya.”
Kemudian informan kembali mengajukan pertanyaan menganai Penilaian akun Aset lain-lain dilaporan Aset neto. Informan menjawab sebagai berikut:
“Akun ini terdiri atas dua yakni biaya yangditangguhkan dan juga Aset dalam penyelesaian. Biaya yang ditangguhkan dinilai sebesar kas yang dikeluarkan kalua Aset dalam penyelesaian itu dinilai sebesar termin pembayarannya dek.”
c. Hasil Wawancara Peneliti dengan bagian Service Supervisor, sebagai informan kunci pemberian dana pensiun kepada karyawan pada PT. Bank BTPN
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan utama mengenai Penilaian terhadap Aset investasi dilaporan Aset neto.
Informan menjawab sebagai berikut: