i
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PENGELOLAAN DANA PENSIUN PADA
PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN) CABANG
MAKASSAR
Diajukan Oleh : Ridha Ali 4518013099
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR 2022
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat limpahan Rahmat dan karunianya, sehingga penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Universitas Bosowa dapat diselesaikan meskipun masih jauh dari kesempurnaan.
Berbagai rintangan dan hambatan penulis alami sejak timbulnya ide untuk meneliti hingga lahirnya skripsi ini. Namun berkat doa dan bantuan dari berbagai pihak, maka penyusunan skripsi ini dapat terselaisaikan. Untuk itu perkenakanlah penulis menghaturkan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Batara Surya, S.T., M.Si. Selaku Rektor Universitas Bosowa Makassar.
2. Ibu Dr. Hj. Herminawati Abu bakar SE., MM Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa Makassar.
3. Ibu Indrayani Nur, SE., M.Si Selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa Makassar.
4. Bapak Thanwain,SE, M.Si Selaku Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi Universitas Bosowa Makassar.
5. Bapak Dr.H. Muhammad Yusuf Saleh, SE., M.Si Sebagai Dosen Pembimbing I yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
v
6. Ibu Indah Syamsuddin, SE., M.Ak Sebagai Dosen Pembimbing II atas waktu yang telah diluangkan untuk membimbing, memberi motivasi dan memberi bantuan literatur, serta diskusi-diskusi yang dilakukan dengan penulis.
7. Para Dosen dalam lingkungan Universitas Bosowa yang telah mendidik dan memberikan bantuannya kepada penulis selama dalam prosis perkuliahan.
8. Kepada Kedua Orang Tua (Alimuddin.S dan Andi Asmawati), Kakek dan Nenek (Andi Anwar dan Rasnawati), dan yang mendukung dan membantu pengerjaan Skripsi.
9. Buat teman-teman kelas, (Nurfadillah, A.Trusdiyani, Kristina, Sarnice, Umra, Dwini, Apryansi dan Amraeni) yang telah membantu dan menyemangati saya.
10. Buat teman KKN Posko Desa Labuku kab. Enrekang Terimakasih untuk bantuan dan dorongannya selama ini.
11. Seluruh karyawan Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar yang telah bersedia membantu saya dalam penelitian, sehingga memudahkan saya dalam penilisan skripsi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Dengan segala kerendahan hati penulis harapkan adanya kritikan dan saran guna penyempurnaannya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, khususnya dalam peningkatan mutu Pendidikan.
Makassar, 27 Juli 2022
Penulis
vi
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP
PENGELOLAAN DANA PENSIUN PADA BANK BTPN CABANG BAWAKARAENG MAKASSAR
Oleh : Ridha Ali
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Bosowa
ABSTRAK
Ridha Ali.2022. Skripsi. Analisis perlakuan akuntansi terhadap pengelolaan dana pensiun pada PT. BTPN Cabang Makassar dibimbing oleh H. Muhammad Yusuf Saleh dan Indah Syamsuddin.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan antara penilaian, penyajian dan pencatatan pada laporan keuangan dana pensiun PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar dengan PSAK No.18 Metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi pustaka. Metode analisis yaitu dengan menggunakan metode analisis deskriptif komperatif yaitu membandingkan antara penilaian dan penyajian laporan keuangan dana pensiun pada PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar dengan PSAK No. 18.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak kesamaan dalam penilaian, penyajian dan pencatatan di laporan keuangan dana pensiun PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makasssar dengan PSAK No. 18. Terdapat Perbedaan antara penilaian dilaporan keuangan PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar dengan PSAK No.18 yaitu penilaian pada akun penyertaan langsung dan penilaian akun Aset lain-lain. Terdapat perbedaan antara penyajian dan pencatatan dilaporan keuangan dana pensiun PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar dengan PSAK No.18 yaitu perbedaan pada nama akun, letak penyajian dan kelengkapan penyajian dalam laporan keuangan dana pensiun PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar. Penyebab perbedaan antara laporan keuangan PT.
Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar dengan PSAK No. 18 yaitu karena adanya peraturan tambahan yang dipakai oleh direksi PT.Bank BTPN Cabang Makassar.
Kata Kunci : Penilaian, Penyajian, dan Pencatatan Laporan keuangan Dana Pensiun, PSAK No.18
vii
ANALYSIS OF ACCOUNTING TREATMENT FOR PENSIUN FUND MANAGEMENT IN PT. BANK BTPN CABANG BAWAKARAENG
MAKASSAR
By:
Ridha Ali
Accounting Study Program Faculty Of Econimics And Busniness
Bosowa University
Abstract
Ridha Ali. 2022. Thesis. Analysis of accounting treatment of Pensiun fund management at PT. BTPN Makassar Branch is supervised by H. Muhammad Yusuf Saleh and Indah Syamsuddin.
The purpose of this study is to determine the difference between the assessment, presentation and recording of the financial statements of PT. Bank BTPN Bawakaraeng Makassar Branch with PSAK No. 18 Methods of collecting data through interviews, observations, and literature study. The method of analysis is by using a descriptive comparative analysis method, which is to compare the assessment and presentation of the financial statements of Pensiun funds at PT.
Bank BTPN Bawakaraeng Makassar Branch with PSAK No. 18.
The results of the study indicate that there are many similarities in the assessment, presentation and recording in the financial statements of PT. Bank BTPN Bawakaraeng Makasssar Branch with PSAK No. 18. There is a difference between the valuation in the financial statements of PT. Bank BTPN Bawakaraeng Makassar Branch with PSAK No. 18, namely the assessment of the direct investment account and the assessment of the other Asets account. There is a difference between the presentation and recording of the financial statements of the Pensiun fund PT. Bank BTPN Bawakaraeng Makassar Branch with PSAK No. 18, namely the difference in the account name, presentation location and completeness of presentation in the financial statements of PT. Bank BTPN Bawakaraeng Makassar Branch. The cause of the difference between the financial statements of PT. Bank BTPN Bawakaraeng Makassar Branch with PSAK No. 18, namely because of additional regulations used by the directors of PT. Bank BTPN Makassar Branch.
Keywords: Valuation, Presentation and Recording of Pensiun Fund Financial Statements, PSAK No. 18
viii DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR GAMBAR ...x
DAFTAR TABEL ... xi
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...6
2.1. Kerangka Teori ... 6
2.1.1. Pengertian Akuntansi ... 6
2.1.2. Perlakuan Akuntansi ... 7
2.1.3. Pengertian Pengelolaan Dana ... 9
2.1.4. Dana Pensiun ... 10
2.1.5. Tujuan Dana Pensiun ... 12
2.1.6. Jenis – Jenis Dana Pensiun ... 13
2.1.7. Asas - Asas Dana Pensiun ... 15
2.1.8. Manfaat Pensiun ... 17
2.1.9. Program pensiun ... 22
2.1.10.Standar Akuntansi Dana Pensiun ... 28
2.1.11.Akuntansi Dana Pensiun ... 29
2.1.12.Laporan keuangan Dana Pensiun ... 30
2.2 Kerangka Pikir ... 39
BAB III METODE PENELITIAN ...40
3.1. Lokasi dan waktu penelitian ... 40
3.2. Metode Pengumpulan Data ... 40
ix
3.3. Jenis dan Sumber Data ... 41
3.4. Metode Analisis ... 42
3.5. Definisi Operasional ... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...44
4.1. Gambaran Perusahaan ... 44
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Bank BTPN ... 44
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 45
4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 47
4.1.4. Uraian Tugas Perusahaan ... 48
4.2. Deskripsi Data ... 53
4.3. Deskripsi karakteristik informan ... 54
4.3.1. Deskripsi Dasar Penilaian Aset ... 55
4.3.2. Deskripsi Penyajian laporan keuangan Dana pensiun PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar ... 68
4.4. Analisis perbedaan antara laporan keuangan menurut PSAK Nomor 18 dengan laporan keuangan PT Bank BTPN ... 96
4.5. Analisis persamaan antara Laporan keuangan menurut PSAK No. 18 dengan PT. Bank BTPN ... 100
4.6. Analisis Penyebab Perbedaan penilaian dan penyajian Laporan Keuangan PT. Bank BTPN dengan PSAK No.18... 104
BAB V PENUTUP ...107
5.1. Kesimpulan ... 107
5.2. Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA ...112
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir 34
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan 42
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan PPMP dan PPIP 27
Tabel 4.1 Data Informan 54
Tabel 4.2 Perbandingan Penilaian Aset 66
Tabel 4.3 Perbandingan Penyajian Laporan Aset neto 75 Tabel 4.4 Perbandingan penyajian Laporan perubahan Aset neto ... 86
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin bertambahnya jumlah manusia yang telah lanjut usia maka semakin besar kewajiban untuk memberikan sebuah kesejahteraan terhadap manusia yang telah lanjut usia. Untuk menjamin kesejahteraan, salah satu usaha yang dilakukan yaitu dengan memberikan pensiun. Pemberian pensiun dilakukan oleh badan usaha melalui Dana Pensiun kepada pegawainya. Pensiun merupakan masa dimana pegawai yang berhenti bekerja dalam suatu perusahaan karena sudah lanjut usia dan berhak mendapatkan dana pensiun di tempat ia bekerja. Program pensiun merupakan kesepakatan yang memutuskan bahwa pemberi kerja memberikan tunjangan kepada karyawan setelah mereka pensiun atas jasa-jasa yang mereka berikan ketika masih bekerja, pemberi kerja dapat melakukan pembayaran kepada pegawai pendanaan pensiun ataupun pengelolanya sendiri.
Dana pensiun merupakan suatu hak yang berupa dana yang kemudian diberikan kepada pegawai yang telah berhenti bekerja di suatu perusahaan karena sudah memasuki usia non-produktif dengan tujuan untuk memberikan kesejahteraan dan jaminan hari tua. Besarnya pemberian dana pensiun diukur tergantung dengan peraturan yang sudah ada dan telah ditetapkan. Dana yang dikumpulkan merupakan iuran dari karyawan dan pemberi kerja, dengan adanya dana ini dapat membantu kehidupan karyawan di masa tua, bukan hanya itu akan tetapi juga akan memberikan motivasi agar pegawai lebih bergairah
dan lebih bersemangat dalam bekerja pada perusahaan. Dana ini dapat diterima sampai mereka tutup usia, bahkan setelah ia meninggal dunia pun juga bisa diwakilkan oleh keluarga, ataupun anak-anak mereka yang belum pernah menikah atau dalam batas umur yang di tentukan.
Dana pensiun sangat berperan penting karena akan bermanfaat di masa depan dimana dana yang didapatkan bisa digunakan sebagai modal usaha agar dapat membuka usaha untuk mendapatkan tambahan penghasilan di masa tua begitupun juga dapat digunakan sebagai dana yang dibutuhkan saat mengalami keadaan darurat, maka dari itu dana pensiun harus di siapkan sejak dini karena biaya hidup akan semakin tinggi. Dana pensiun berhak di terima oleh pegawai tetap, baik itu pegawai negeri maupun swasta yang telah bekerja di perusahaan.
Untuk membiayai masa pensiun ini, maka program dana pensiun yang ada akan menyisihkan dana selama masa kerja seorang pegawai sebagai pengganti upah yang didapatkan.
Bank merupakan suatu badan usaha yang mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit maupun bentuk yang lain dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank dan perusahaan asuransi menyelenggarakan dua jenis dana pensiun yaitu Dana Pensiun Pemberi kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). DPLK dikelola oleh lembaga keuangan seperti Bank, Perusahaan Asuransi Jiwa Sedangkan DPPK dikelola oleh perorangan atau badan yang memberi kerja seperti PT.Telkom, Pertamina dan sebagainya. Dalam penelitian ini, lembaga pengelola dana pensiun dilakukan
oleh DPLK yang memiliki fungsi untuk mengatur dana pensiun pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional.
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) berdiri pada tanggal 16 Februari 1985 merupakanperusahaan yang bergerak dibidang perbankan dan bidang pelayanan khusus bagi pegawai yang 2 tahun menjelang pensiun maupun pegawai pensiun. dalam memperluas kegiatan usahanya, bank btpn melakukan kerja sama dengan perusahaan yang mengelola pensiun pegawai negeri sipil yaitu, yang mcngatur dana pensiun pegawai negeri militer, seperti PT Asabri, PT Taspen, PT Pusri, PT Pertamina, PT Telkom, PT Perkebunan Nasional, Dapenda, dan Iain-lain. Maka dari itu, bagi pihak swasta diberi izin untuk menyelenggarakan dana pensiun, sehingga Bank Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) tidak hanya bisa memberikan sebuah pinjaman dan pcmotongan cicilan pinjaman, akan tetapi dapat juga melaksanakan "Tri Program Taspen" yaitu pembayaran tabungan hari tua, pembayaran jamsostek, dan pembayaran manfaat pensiun. Peserta pensiunan dari berbagai instansi BUMN mempercayakan Bank Bank Tabungan Pensiunan Nasional sebagai tempat pembayaran manfaat pensiunan.
Perlakuan akuntansi merupakan sebuah tindakan atau prosedur yang diterapkan dalam proses akuntansi seperti pengukuran, penilaian, pengakuan dan penyajian informasi keuangan yang ada dalam laporan keuangan di suatu perusahaan. Akuntansi dalam mengelola dana pensiun sangat penting karena dapat membuat laporan keuangan, menyediakan informasi yang akurat mengenai detail keuangan atau keadaan ekonomi perusahaan seperti, dapat
mengetahui berapa jumlah kewajiban pemberi kerja, berapa jumlah kewajiban pensiun yang harus di laporkan dalam laporan keuangan, serta berapa biaya pensiun dalam periode tersebut. Oleh sebab itu, Perlakuan akuntansi sangat penting dilakukan dalam mengelola dana pensiun.
Pengelola dana pensiun berkewajiban untuk membuat laporan keuangan, maka penyusunan Standar Akuntansi secara khusus digunakan sebagai acuan bagi dana pensiun dalam menyusun laporan keuangan agar dapat menghindari sebuah kesalahan-kesalahan yang terjadi seperti kesalahan pencatatan atau penyajian dalam lapooran keuangan maka dari itu, laporan keuangan dana pensiun harus diterapkan sesuai dengan Standar Akuntansi agar penyajiannya lebih relevan dan diharapkan dapat meningkatkan keamanan dana pensiun dan juga dapat membuat adanya keseragaman dalam penyajian laporan keuangan dan memudahkan pemakai untuk memahami informasi yang disajikan. Standar Akuntansi yang mengatur tentang dana pensiun yaitu PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.18. Dengan berlakunya Standar Akuntansi Keuangan tersebut laporan keuangan Dana Pensiun dapat menyajikan informasi keuangan yang relevan, lebih andal dan dapat meningkatkan keamanan dana pensiun.
Pada uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Perlakuan Akuntansi terhadap pengelolaan Dana Pensiun Pada PT.
BANK BTPN Kantor Cabang Bawakaraeng Makassar”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengemukakan dan membahas rumusan masalah pada penelitian ini yaitu apakah prosedur dan perlakuan akuntansi terhadap pengelolaan Dana Pensiun yang diterapkan pada PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar telah sesuai dengan PSAK No.18?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui Apakah Prosedur Perlakuan akuntansi dalam pengelolaan dana pensiun di PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar telah sesuai dengan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.18 mengenai Dana peniun?
1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi peneliti
Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai perlakuan akuntansi dalam mengelola dana pensiun.
b. Bagi pembaca
Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya agar mempermudah dalam melakukan penelitian dan mengetahui tentang bagaimana perlakuan akuntansi dalam mengelola dana pensiun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teori 2.1.1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi berasal dari Bahasa inggris yaitu “to account” yang artinya menghitung atau mempertanggungjawabkan sesuatu yang ada kaitannya dengan pengelolaan bidang keuangan dari suatu perusahaan kepada pemiliknya atas kepercayaan yang telah diberikan kepada pengelola tersebut untuk menjalankan kegiatan perusahaan. (Sujarweni, 2018).
Hans kartikahadi, (2016) “akuntansi merupakan suatu sistem informasi keuangan yang tujuannya yakni ialah untuk menghasilkan dan melaporkan informasi yang relevan bagi pihak-pihak yang berkepentingan”.
Sumarsan (2017) mengemukakan bahwa “Akuntansi merupakan seni mengumpulkan, mengidentifikasi, mengklasifikasi, mencatat transaksi dan juga aktivitas yang berhubungan dengan keuangan, sehingga bisa menghasilkan suatu informasi keuangan yang bisa dipakai oleh pihak yang berwenang”.
Paul Gradi (2017) mendefinisikan akuntansi sebagai:
“ Akuntasi adalah suatu fungsi organisasi yang secara sistematis, bisa dipercaya dan original dalam mencatat, mengklasifikasi, memproses, membuat ikhtisar, menganalisa, menginterpretasi seluruh transaksi dan kejadian serta karakter keuangan yang terjadi serta karakter keuangan yang terjadi dalam operasional suatu perusahaan sebagai tanggung jawab atas kinerja”.
Menurut Manik (2017) Pengertian “Akuntansi adalah suatu proses pencatatan ekonomi yang diawali dari transaksi-transaksi untuk menghubungkan
angka menjadi saldo akun-akun melalui proses pengikhtisaran, pengklarifikasian, menghasilkan informasi keuangan sebagai alat pengambilan keputusan”.
Akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan ekonomi untuk memungkinkan dilakukannya penilaian dan pengambilan keputusan ksecara jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang menggunakan informasi tersebut.
Dari pengertian diatas terkandung tujuan utama akuntansi adalah menghasilkan atau menyajikan informasi ekonomi (economic information) dari suatu kesatuan ekonomi (economic entoty) kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi akuntansi itu pada dasarnya menyajikan informasi ekonomi kepada banyak pihak yang memerlukan, sehingga akuntansi juga sering disebut dengan bahasa dunia usaha karena akuntansi merupakan alat komunikasi dan informasi bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Adapun pihak yang memerlukan akuntansi dapat dibedakan yaitu pihak intern dan pihak ekstern.
2.1.2. Perlakuan Akuntansi
Menurut Suwardjono (2019), “Perlakuan akuntansi adalah Tindakan yang dikenakan terhadap suatu obyek yang bersifat finansial yang meliputi pengukuran (measurement) dan penilaian (valuation), pengakuan (recognition) dan penyajian (presentation)".
Menurut Harnanto (2015) mendefinisikan perlakuan akuntansi:
“Perlakuan akuntansi adalah suatu disiplin Analisa yang mencakup kegiatan mengidentifikasikan berbagai transaksi atau peristiwa yang merupakan kegiatan pencatatan sehingga informasi yang relevan dan mempunyai hubungan antara yang satu dan yang lainnya yang mampu memberikan gambaran secara layak tentang keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan akan digabungkan dan disajikan dalam bentuk laporan keuangan”.
Ardhianto (2019) menyatakan bahwa “Perlakuan akuntansi adalah pedoman dalam melakukan praktik akuntansi, yaitu dengan mengurai kebijakan-kebijakan atau Langkah-langkah yang dilakukan dalamproses akuntansi. Hal ini meliputi pengakuan, pengukuran, pencatatan dan penyajian informasi keuangan dalam laporan keuangan suatu entitas. Termasuk dalam bagaimana suatu transaksi atau kejadian tersebut diperlakukan di dalam akuntansi. Penyusunan perlakuan akuntansi melibatkan suatu Lembaga dengan kemampuan bidang akuntansi yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Menurut Priantinah dalam Dewiyana (2015) Perusahaan yang mengabaikan tanggung jawab sosial akan berakibat buruk bagi lingkungan. Akuntansi selaku bagian integral dalam dunia bisnis dapat menjadi alat untuk mencegah penggunaan sumber daya alam yang tidak semestinya, dengan membuat laporan keuangan yang memperlihatkan apa yang dilakukan oleh perusahaan atas sumber daya. Akuntansi sebagai proses penghasil informasi keuangan harus mampu mengukur upaya perusahaan yang terkait dengan tanggung jawab sosialnya, dan melalui akuntansi sosial. perlakuan akuntansi adalah tindakan yang dikenakan terhadap suatu objek yang bersifat finansial yang meliputi pengukuran (meansurement) dan penilaian (Valuation), Pengakuan (recognition) dan penyajian (Presentation). Adapun tahap- tahap dari perlakuan akuntansi meliputi :
a. Pengukuran Penilaian
Merupakan penentuan jumlah rupiah suatu transaksi yang akan dicatat.
Pengukuran lebih berhubungan dengan masalah penentuan jumlah yang dicatat Pertama kali untuk suatu transaksi, sedangkan penilaian lebih berhubungan dengan
masalah penentuan jumlah yang harus ditetapkan untuk tiap pos laporan pada tanggal laporan.
b. Pengakuan
Merupakan proses pembentukan atau pencatatan suatu pos yang memenuhi definisi suatun unsur di dalam laporan keuangan.
c. Pengungkapan
Pengungkapan bersangkutan dengan masalah bagaimana suatu informasi keuangan disajikan dalam laporan keuangan.
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli diatas dapat dirumuskan bahwa perlakuan akuntansi adalah suatu tindakan yang dilakukan dan suatu transaksi yang meliputi proses akuntansi yang terdiri dari proses pengakuan, pengukuran, pencatatan, penilaian, penyajian informasi keuangan dari transaksi-transaksi yang bersifat finansial dan hasilnya sebagai informasi untuk pengambilan suatu keputusan bagi para pemakainya.
2.1.3. Pengertian Pengelolaan Dana
Pengelolaan Dana merupakan segala bentuk kegiatan administratif yang dilakukan dalam bentuk beberapa tahapan yang meliputi: perencanaan, penyimpanan, penggunaan, pencatatan serta pengawasan yang kemudian diakhiri dengan pertanggungjawaban (pelaporan) terhadap siklus keluar masuknya dana/uang dalam sebuah instansi (organisasi/perorangan) pada kurung waktu tertentu. Dengan dilakukannya setiap tahapan dalam pengelolaan dana maka fungsi dasar dan tujuan dari pelaksanaan pengelolaan dana dapat dioptimalkan seperti beberapa poin di bawah ini:
a. Mengoptimalkan segala perencanaan kegiatan yang akan dilakukan dalam kurung waktu tertentu.
b. Meminimalisasi terjadinya pembengkakan pengeluaran dana yang tidak diinginkan di kemudian hari dalam pelaksanaan sebuah proyek perencanaan.
c. Mencapai target perencanaan dengan lebih efisien karena adanya ketersediaan dana yang cukup serta telah direncanakan dan dapat dialokasikan dengan maksimal.
d. Menghindari terjadinya penyimpangan terhadap alokasi dana yang ada dengan cara pemisahan tiap-tiap otoritas dalam pengelolaan dana. Contohnya:
pemisahan bagian pencatatan dana dengan pengawasan dana.
e. Memperlancar segala kegiatan yang terjadi di instansi / organisasi karena adanya transparansi terhadap keuangan yang dimiliki.
f. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat karena didukung oleh siklus keuangan yang berjalan dengan baik dan terencana. Bukan hanya sebuah instansi atau organisasi saja yang memerlukan pengelolaan dana, pada kenyataannya setiap orang membutuhkan sebuah pengelolaan dana yang baik untuk mendukung dan merencanakan setiap tahapan pencapaian yang menjadi tujuan masa depannya.
2.1.4. Dana Pensiun
Dana pensiun berperan sangat penting dalam pembangunan baik dari segi ekonomi maupun kesejahteraan sosial. Karena dahulu masyarakat memiliki pandangan bahwa hanya pegawai sipil dan ABRI saja yang mendapatkan dana pensiun maka pemerintah mengeluarkan Undang – Undang Nomor 11 tahun 1992
pasal 1 ayat (1) tentang Dana Pensiun menyebutkan bahwa Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan menfaat pensiun. Sebagai suatu badan hukum, dana pensiun bertanggungjawab menghimpun dan mengelola dana milik peserta program pensiun.
Menurut salim (2008) pengertian “Dana pensiun adalah pemberi kerja (perusahaan) menyisihkan dana untuk tunjangan pensiun dimasa depan dengan melakukan pembayaran kepada suatu badan pendanaan yang bertanggung jawab mengakumulasi dana Aset dana pensiun dan melakukan pembayaran kepada para penerima ketika tunjangan itu jatuh tempo”.
Menurut Kasmir (2014) “Dana pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan”.
Menurut Wahab (2005 : 34) mengungkapkan “Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan pembayaran berkala kepada peserta pada saat mencapai usia pensiun atau pada saat lain dengan cara ditetapkan dalam peraturan dana pensiun”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI “Dana pensiun merupakan dana yang keuangannya diperoleh dari iuran tetap para peserta ditambah penghasilan perusahaan yang disisihkan dan para peserta berhak memperoleh bagian keuntungan itu setelah pensiun”.
Pengertian dana pensiun menurut PSAK No.18 adalah “Badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dana pensiun adalah badan hukum yang
mengelola dan menjalankan program pensiun yang menjanjikan Manfaat pensiun kepada seluruh pesertanya yang memulai kegiatannya sejak tanggal pengesahan oleh Mentri Keuangan”.
2.1.5. Tujuan Dana Pensiun
Menurut Sholihin (2014) Tujuan pendirian dana pensiun dapat dilihat dari beberapa sisi, antara lain:
a. Pemberi kerja
1. Memberikan penghargaan kepada para karyawannya yang telah mengabdi di perusahaan tersebut.
2. Agar pada masa usia pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil yang diperoleh setelah bekerja di perusahaannya.
3. Memberikan rasa aman dari segi bathiniah, sehingga dapat menurunkan turn over karyawan.
4. Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari 5. Meningkatkan citra perusahaan dimata masyarakat dan pemerintah.
b. Pekerja
1. Kepastian memperoleh penghasilan pada masa yang akan dating sesuai masa pensiun
2. Memberikan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja.
c. Penyelenggara
1. Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan berbagai kegiatan investasi.
2. Turut membantu dan mendukung program pemerintah.
Menurut wahab (2001) tujuan dibentuknya suatu dana pensiun dapat dilihat dari beberapa segi yaitu :
a. Sisi pemberi kerja
Dana pensiun sebagai usaha untuk menarik atau mempertahankan karyawan perusahaan yang memiliki potensi, cerdas, terampil dan produktif yang diharapkan dapat meningkatkan atau mengembangkan perusahaa, disamping sebagai tanggung jawab moral dan sosial pemberi kerja kepada karyawan serta keluarganya pada saat karyawan tidak mampu lagi bekerja atau pensiun atau meninggal dunia.
b. Sisi karyawan
Dana pensiun adalah untuk memberikan rasa aman terhadap masa yang akan datang dalam arti tetap mempunyai penghasilan pada saat memasuki masa pensiun.
c. Sisi pemerintah
Adanya dana pensiun merupakan salah satu lembaga pengumpulan dana yang bersumber dari iuran dan hasil pengembangan. Terbentuknya akumulasi dana yang bersumber dalam negeri teresbut dapat dapat membiayai pembangunan nasioanal dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat
2.1.6. Jenis – Jenis Dana Pensiun
Dana pensiun menurut UU No. 11 Tahun 1992 tentang dana pensiun dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
a. Dana Pensiun Pemberi Kerja
DPPK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan program pensiun mafaat pasti, bagi kepentingan Sebagian atau seluruh karyawannya sebagai peserta dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja. Dengan demikian, dana pensiun jenis ini disediakan langsung oleh pemberi kerja. Pendirian DPPK ini harus mendapatkan pengesahan dari menteri keuangan.
b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan
DPLK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank dan perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggrakan program pensiun iuran pasti bagi perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari DPPK bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Bagi masyarakat pekerja mandiri seperti dokter, petani, nelayan dan lain sebagainya dimungkinkan untuk memanfaatkan DPLK. Tidak tertutup kemungkinan pula bagi para karyawan di suatu perusahaan untuk dapat memanfaatkan DPLK sesuai dengan kemampuannya.
Pendirian DPLK oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa harus mendapatkan pengesahan dari Menteri keuangan.
Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2006) menguraikan bahwa jenis Dana Pensiun terdiri atas:
a. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) atau Employer Pensiun Funds
Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah danapensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) atau Program Pensiun
Iuran Pasti (PPIP), bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawan sebagai peserta, dan menimbukan kewajiban bagi pemberi kerja.
b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) atau Financial Institution Pensiun Funds
Dana PensiunLembaga Keuangan (DPLK) adalah dana Pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan Asuransi Jiwa untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau asuransi yang bersangkutan dana pensiun lembaga keuangan hanya dapat menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).
2.1.7. Asas - Asas Dana Pensiun
Program pensiun menetapkan adanya 5 (lima) asas-asas dana pensiun yang pada dasarnya merupakan penegasan tentang keberadaan dan peranan uang Pensiun. Kelima asas dana pensiun tersebut adalah:
a. Penyelenggaraan yang dilakukan dengan sistem pendanaan
Dengan asas ini, penyelenggaraan program pensiun, baik bagi karyawan, maupun bagi pekerja mandiri, harus dilakukan dengan pemupukan uang yang dikelola secara terpisah dari kekayaan pendiri sehingga cukup untuk memenuhi pembayaran hak peserta. Pemupukan uang tersebut bersumber dari iuran dan hasil pengembangannya. Oleh karena itu, pembentukan cadangan pensiun dalam perusahaan untuk membiayai pembayaran manfaat pensiun tidak diperkenankan b. Pemisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan pendiri
Asas ini didukung oleh adanya badan hukum tersendiri bagi Dana Pensiun, dan diurus serta dikelola berdasarkkan ketentuan UndangUndang. Berdasarkan asas ini kekayaan Dana Pensiun yang terutama bersumber dari iuran, terlindungi dari hal- hal yang tidak diinginkan yang dapat terjadi pada pendirinya.
c. Penundaan manfaat
Penghimpunan uang dalam penyelenggaraan program pensiun dimaksudkan untuk memenuhi pembayaran hak peserta yang telah pensiun agar kesinambungan penghasilan terpelihara. Sejalan dengan itu, berlaku asas penundaan manfaat yang mengharuskan pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta memasuki masa pensiun dan dapat diberikan secara berkala.
d. Pembinaan dan pengawasan
Pengelolaan dan penggunaan kekayaan uang pensiun harus dihindarkan dari pengaruh kepentingan-kepentingan yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya maksud utama dari pemupukan uang, yaitu memenuhi kewajiban pembayaran hak peserta. Di samping pengawasan yang dilakukan oleh Direktorat Dana Pensiun Departemen Keuangan dan pelaksanaan sistem pelaporan, pengawasan dilakukan pula melalui kewajiban para pengelola uang pensiun untuk memberikan informasi kepada para pesertanya.
Kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk Dana Pensiun.
Berdasarkan asas ini keputusan membentuk Dana Pensiun merupakan prakarsa pemberi kerja untuk menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawannya, yang membawa konsekuensi pendanaan. Dengan demikian prakarsa tersebut harus didasarkan pada kemampuan keuangan pemberi kerja. Hal pokok yang harus selalu
menjadi perhatian utama adalah bahwa keputusan untuk menjanjikan manfaat pensiun merupakan suatu komitmen yang membawa konsekuensi pembiayaan, bahkan sampai pada saat Dana Pensiun terpaksa dibubarkan
2.1.8. Manfaat Pensiun
Manfaat Pensiun adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam peraturan Dana Pensiun.
Menurut UndangUndang Nomor 11 Tahun 1992, jenis manfaat pensiun tersebut adalah:
a. Manfaat Pensiun Normal (Normal Retirement) Adalah manfaat pensiun bagi peserta yang mulai dibayarkan pada saat peserta pensiun setelah mencapai usia pensiun normal atau sesudahnya, dimana karyawan berhak untuk pensiun tanpa perlu persetujuan dari pemberi kerja dengan memperoleh manfaat pensiun penuh.
b. Manfaat Pensiun Dipercepat (Early Retirement) Adalah manfaat pensiun bagi peserta yang dibayarkan bila peserta pensiun pada usia tertentu sebelum usia pensiun normal, karena satu alasan lain karyawan mengajukan permohonan kepada Pemberi Kerja agar masa pensiunannya dipercepat. Atau pada kondisi tertentu, misalnya karena adanya pengurangan pegawai di perusahaan tersebut.
c. Manfaat Pensiun Cacat (Disable Retirement) Adalah manfaat pensiun bagi peserta menjadi cacat dan dianggap tidak lagi mampu melaksanakan pekerjaannya. Pembayaran pensiun biasanya dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal dimasa kerja diakui seolah-olah sampai usia pensiun normal.
d. Manfaat Pensiun Ditunda (Deffered Retirement) Adalah manfaat pensiun yang dibayarkan bila peserta berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun normal, yang ditunda pembayarannya sampai pada saat peserta pensiun sesuai dengan peraturan dana pensiun.
Manfaat Pensiun adalah hak peserta yang dibayarkan pada saat jatuh tempo dan dengan cara yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Menurut Wahab (2005) manfaat Pensiun terdiri atas beberapa macam sebagai berikut:
a. Manfaat pensiun normal adalah Manfaat Pensiun bagi peserta yang mulai dibayarkan pada saat peserta pensiun setelah mencapai usia normal atau 16 sesudahnya. Usia Pensiun Normal ditetapkan 56 (lima puluh) tahun, usia Wajib Pensiun ditetapkan 60 (enam puluh) tahun.
b. Manfaat pensiun dipercepat adalah Manfaat Pensiun bagi peserta yang berhenti bekerja pada usia sekurang-kurangnya 46 (empat puluh enam) tahun.
c. Manfaat pensiun cacat adalah Manfaat Pensiun bagi peserta yang berhenti bekerja karena dinyatakan cacat oleh dokter yang ditunjuk oleh pemberi kerja d. Manfaat pensiun ditunda adalah Hak atas Pensiun Ditunda yang dibayarkan pada
saat usia pensiun dipercepat atau setelahnya. Hak atas Pensiun Ditunda diberikan kepada Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun dipercepat dan mempunyai masa kerja sekurang- kurangnya 3 (tiga) tahun.
Disamping itu terdapat pula Manfaat Pensiun Janda/Duda atau Anak, yakni:
a. Manfaat Pensiun Janda/Duda adalah Manfaat Pensiun dari Peserta/pensiun Peserta yang meninggal dunia dan masih memiliki pasangan yang tercatat dalam
Daftar Susunan Keluarga yang diketahui/disetujui oleh Perusahaan sebagai Penerima Manfaat Pensiun.
b. Manfaat Pensiun Anak adalah Manfaat Pensiun dari Peserta/Pensiun Peserta yang meninggal dunia dan tidak memiliki pasangan yang tercatat dalam Daftar Susunan Keluarga yang diketahui/disetujui oleh Perusahaan sebagai Penerima Manfaat Pensiun. Anak berhak menerima Manfaat Pensiun apabila:
1. Pensiunan meninggal dunia dan tidak mempunyai janda/duda;atau 2. Janda/Duda menikah lagi atau
3. Janda/Duda meninggal dunia
Menurut PSAK No.24, “Manfaat Pensiun adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun”. Dengan kata lain, manfaat pensiun berarti besarnya tunjangan yang akan diterima pensiunan baik berdasarkan rumus manfaat bulanan maupun rumus manfaat sekaligus. Menurut keputusan Menteri Keuangan No. 343 Tahun 1998 Pasal 26 ayat 1, “Manfaat pensiun untuk setiap peserta berupa dana yang terdiri dari jumlah telah disetor atas namanya dan pengalihan dana dari Dana Pensiun Pemberi Kerja serta hasil pengembangannya”.
Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan No.343 Tahun 1998 Pasal 2:
Rumus Bulanan Manfaat Pensiun merupakan hasil perkalian dari:
1. Faktor penghargaan per tahun masa kerja dalam persentase.
2. Masa Kerja.
3. Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata Penghasilan Dasar Pensiun selama beberapa bulan terakhir (phDP). Rumus Manfaat Pensiun yang
digunakan wajib dimuat dalam peraturan Dana Pensiun. Dalam hal Dana Pensiun dihitung dengan menggunakan Rumus Bulanan, besar faktor penghargaan per tahun tidak boleh melebihi 2,5% (dua setengah per seratus) dan Manfaat Pensiun per bulan tidak boleh melebihi 80% (delapan puluh per seratus) dari Penghasilan Dasar Pensiun per Bulan. Dalam hal Manfaat Pensiun dihitung dengan menggunakan Rumus sekaligus, besar faktor penghargaan per tahun masa kerja tidak boleh melebihi 2,5 (dua setengah), dan Manfaat Pensiun tidak boleh melebihi 80 (delapan puluh) kali penghasilan Dasar Pensiun per bulan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.343 Tahun 1998 Bagian ketiga:
1. Jumlah iuran per tahun yang dibukukan atas nama masing-masing peserta dalam Program Pensiun Iuran Pasti, sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh per seratus) dari Penghasilan Dasar Pensiun per tahun.
2. Dalam hal peserta turut mengiur, iuran peserta sebanyak-banyaknya 60%
(enam puluh per seratus) dari iuran pemberi kerja.
Dalam petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) Peraturan Dana Pensiun yang disahakan berdasarkan keputusan Menteri Keuangan No.KEP-352/KM.6/2004 Tanggal 24 Agustus 2004, manfaat pensiun dibagi menjadi beberapa jenis yang mempunyai formula perhitungan masing-masing. Adapun pembagian manfaat pensiun dan formula perhitungannya adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Pensiun Normal Batasan: Masa Kepesertaan > = 3 Tahun Rumus Perhitungan: Masa Kerja × Penghargaan Manfaat Pensiun × phDP = PMKP (Penghargaan Masa Kerja Pensiun) × phDP
2. Manfaat Pensiun Dipercepat Batasan: Masa Kepersertaan > = 3 Tahun Rumus Perhitungan : Nilai Sekarang x PMKP x phDP
3. Manfaat Pensiun Cacat Batasan:
a) Masa Kerja Pensiun yang dihitung = (Usia Pensiun Normal – Usia pada saat berhenti kerja karena cacat) + Masa Kerja Sampai Berhenti
b) Tanpa ada batasan masa kepesertaan
c) Manfaat pensiun diberikan mulai bulan berikutnya sejak peserta diberhentikan karena cacat
d) Usia peserta pada saat berhenti bekerja karena cacat tidak dibulatkan Rumus Perhitungan: PMKP × phDP
4. Manfaat Pensiun Ditunda Rumus Perhitungan: Manfaat Pensiun Ditunda Per bulan × {Faktor SOLP + (60% × Faktor SOLJ)} × 12 Manfaat pensiun sekaligus akan dihitung berdasarakan rumus manfaat pensiun sekaligus yang digunakan BPK, sebagai berikut :
a) Manfaat Pensiun Normal Faktor Nilai Sekarang Sekaligus × Manfaat Pensiun Normal Per Bulan × 12
b) Manfaat Pensiun Dipercepat Faktor Nilai Sekarang Sekaligus × Manfaat Pensiun Dipercepat Peer Bulan × 12
c) Manfaat Pensiun Cacat Faktor Nilai Sekarang Sekaligus × Manfaat Pensiun Cacat Per Bulan × 12
d) Manfaat Pensiun Ditunda Faktor Nilai Sekarang Sekaligus × (Faktor Penghargaan × Masa Kerja × phDP) × 12 Manfaat pensiun per bulan yang akan diterima harus dihitung untuk tiap peserta karena kekushusan faktor
yang mempengaruhi perhitungan tersebut.Jumlah nominal untuk peserta program pensiun pada golongan yang menerima penghasilan dasar pensiun yang sama bisa saja berbeda karena faktor PMKP yang tidak sama.
Akibatnya, manfaat pensiun sekaligus juga pembeda untuk masing-masing peserta karena pada dasarnya manfaat pensiun sekaligus dapat dihitung setelah manfaat pensiun perbulan diketahui. Hal ini berlaku untuk manfaat pensiun normal, manfaat pensiun dipercepat, manfaat pensiun cacat, maupun manfaat pensiun ditunda.
2.1.9. Program pensiun
Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2002), program pensiun (Pensiun plan) adalah sebuah perjanjian yang menetapkan bahwa pemberi kerja atau majikan memberikan tunjangan (pembayaran) kepada para karyawan setelah mereka pensiun atas jasa-jasa yang mereka berikan ketika masih bekerja.
Menurut Undang-Undang No. 11 1992 (1), Program Pensiun adalah setiap program yang mengupayakan manfaat pensiun bagi pesertanya. Program pensiun mempersiapkan pemberi kerja menyediakan manfaat (pembayaran) kepada pekerja setelah mereka berhenti memberikan jasa, dimana dana tersebut dihimpun selama karyawan bekerja dan pada masa karyawan pensiun, dana dan pendapatan dari investasi perusahaan akan dikembalikan kepada karyawan.
Menurut PSAK No.18 (IAI 2015) program manfaat purnakarya kadang dikenal dengan berbagai isilah, seperti program pensiun, tunjangan hari tua, atau manfaat purnakarya. Program manfaat purnakarya adalah pengaturan yang mana entitas menyediakan manfaat purnakarya untuk karyawan pada saat atau setelah
berhenti bekerja (baik dalam bentuk penghasilan bulanan atau lump sum) Ketika manfaat tersebut atau iuran kepada program manfaat purnakarya, dapat ditentukan atau diestimasi sebelum masa purnakarya berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam dokumen atau praktik entitas tersebut.
a. Jenis-jenis Program Pensiun
Pada garis besarnya program pensiun terbagi atas 2 (dua), yaitu:
1. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)
Berdasarkan Undang-Undang No.11 Tahun 1992 (1) “Program pensiun iuran pasti adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun.”
Menurut PSAK No.18 (IAI 2015:475-476) program iuran pasti adalah program manfaat purnakarya ditentukan oleh iuran kepada suatu dana beserta dengan pendapatan investasi.
Dalam program iuran pasti, jumlah manfaat masa depan yang diterima oleh peserta ditentukan dari jumlah iuran yang dibayarkan pemberi pekerja, peserta atau keduanya dan efisiensi kegiatan operasioanal serta pendapatan investasi dari dana purnakarya. Kewajiban pemberi kerja biasanya diselesaikan melalui iurannya kepada dana purnakarya. Bantuan aktuaris biasanya tidak diperlukan walaupun kadang digunakan untuk mengestimasi manfaat purnakarya yang akan diterima peserta berdasarkan iuran kini dan perbedaan tingkat iuran masa depan serta pendapatan investasi.
Menurut PSAK No.18 (IAI 2015) dalam PPIP, peserta berkepentingan pada aktivitas purnakarya karna secara langsung mempengaruhi tingkat manfaat purnakarya yang akan diterima di masa depan. Peserta berkepentingan mengetahui apakah iuran telah diterima dan pengendalian yang tepat telah dilakukan untuk melindungi hak penerima manfaat purnakarya. Pemberi kerja berkepentingan pada kegiatan operasional yang efisien dan wajar dari program purnakarya.
Tujuan dari pelaporan oleh program iuran pasti adalah memberi informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program purnakarya dan kinerja investasinya. Tujuan tersebut biasanya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan keuangan yang mencakup antara lain hal berikut :
a) Deskripsi atas aktivitas signifikan program manfaat purnakarya selama periode dan dampak setiap perubahan terkait dengan program, serta keanggotaan dan syarat dan ketentuannya.
b) Pelaporan kinerja transaksi dan investasi selama periode dan posisi keuangan program purnakarya pada akhir periode.
c) Deskripsi atas kebijakan investasi.
2. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)
Berdasarkan Undang-Undang No.11 Tahun 1992 (1) “Program pensiun manfaat pasti adalah program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun atau program pensiun lain yang bukan merupakan program pensiun iuran pasti.”
Menurut PSAK No.18 (IAI 2015) program imbalan pasti adalah program manfaat purnakarya yang mana jumlah yang dibayarkan sebagai manfaat
purnakarya ditentukan dengan mengacu pada suatu formula yang biasanya didasarkan pada penghasilan karyawan dan / atau masa kerja.
Dalam program imbalan pasti, pembayaran manfaat purnakarya terjanji bergantung pada posisi keuangan program purnakarya dan kemampuan pemberi iuran untuk melakukan iuran masa depan kepada program purnakarya maupun kinerja investasi dan efisiensi operasional program purnakarya.
Laporan keuangan program imbalan pasti mencakup laporan yang menyajikan:
a) Aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya.
b) Nilai kini aktuarial dari manfaat purnakarya terjanji, yang membedakan antara manfaat telah menjadi hak dan manfaat belum menjadi hak.
c) Surplus atau defisit
Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya yang mencakup salah satu dari:
a) Catatan yang mengungkapkan nilai kini aktuarial dari manfaat purnakarya terjanji, yang membedakan antara manfaat telah menjadi hak dan belum menjadi hak.
b) Acuan atas informasi aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya yang disertakan dalam laporan aktuarial.
Dalam laporan keuangan dana pensiun yang menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti, perlu diungkapan penjelasan yang memadai mengenai sumber perhitungan kewajiban akturia, seperti metode penilaian dan asumsi aktuarial yang digunakan aktuaris, nama aktuaris dan tanggal laporan aktuaris yang terakhir.
Dana pensiun yang menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti, wajib memiliki laporan aktuaris sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam laporan keuangan dana pensiun harus disebutkan tanggal laporan aktuaris terakhir yang digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan yang bersangkutan.
Adapun Perbedaan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)
Tabel 2.1 Perbedaan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)
Aspek Program Pensiun Manfaat Pasti
Program Pensiun Iuran Pasti
Jenis Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
a. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Manfaat Pensiun
a. Nilai manfaat pensiun sudah pasti, dihitung dengan rumus tertentu sesuai Peraturan Dana Pensiun.
b. Tidak ada risiko bagi peserta
a. Nilai manfaat pensiun tidak pasti, tergantung pada besaran iuran dan hasil pengemban gan atau investasi.
b. Ada risiko bagi peserta.
Iuran
a. Besaran iuran bagi peserta sudah pasti
b. Besaran iuran bagi pemberi kerja tidak pasti (fluktuatif ) c. Terdapat risiko pendanaan
bagi pemberi kerja
a. Besaran iuran bagi peserta sudah pasti
b. Besaran iuran bagi pemberi kerja sudah pasti
c. Tidak ada risiko pendanaan bagi pemberi kerja.
Risiko Pendanaan/
Investasi
Pemberi Kerja Peserta
Administrasi
Dana Bersifat Kelompok Bersifat Individual
b. Fungsi Program Pensiun
Menurut Nurul Huda (2010) pada dasarnya program pensiun memiliki 3 fungsi, meliputi:
1. Fungsi Asuransi
Program pensiun memiliki fungsi asuransi karena memberikan jaminan kepada peserta untuk mengatasi risiko kehilangan pendapatan yang disebabkan oleh kematian atau usia pensiun.
2. Fungsi Tabungan
Program pensiun memiliki fungsi tabungan, karena selama masa program peserta diharuskan untuk membayar iuran. Program pensiun bertugas untuk mengumpulkan dan mengembangkan dana yang merupakan dana terakumulasi dari iuran peserta, dimana iuran tersebut diperlakukan seperti halnya tabungan.
3. Fungsi Pensiun
Program pensiun memiliki fungsi pensiun, karena manfaat yang akan diterima oleh peserta dapat dilakukan secara berkala selama hidup. Peserta akan diberikan
kelangsungan pendapatan dalam bentuk pembayaran secara berkala seumur hidup setelah memasuki masa pensiun.
2.1.10. Standar Akuntansi Dana Pensiun
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi didalamnya mencakup hampir semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan kemampuan dalam bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Dengan kata lain, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah buku petunjuk bagi pelaku akuntansi yang berisi pedoman tentang segala hal yang ada hubungannya dengan akuntansi.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 18 tentang Akuntansi Dana Pensiun. Latar belakang PSAK NO. 18
a. Peraturan perundangan Dana Pensiun menentukan badan badan hukum dana pensiun harus terpisah dari pemberi kerja atau pendiri dana pensiun.
b. Tujuan dan kegiatan usaha dana pensiun berkaitan dengan perusahaan pada umumnya
c. Terdapat kekhususan isi laporan keuangan, penilaian Aset, dan penentuan kewajiban manfaat pensiun
Tujuan PSAK NO. 18 Sebagai pedoman proses akuntansi serta proses penyusunan laporan keuangan Dana Pensiun
Berdasarkan PSAK No. 18, Dalam PPMP (Program Pensiun Manfaat Pasti), besarnya Manfaat Pensiun yang dijanjikan kepada peserta ditentukan dengan rumus
Manfaat Pensiun yang telah ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Rumus tersebut dipengaruhi oleh masa kerja, faktor penghargaan pertahun masa kerja dan penghasilan dasar pensiun.
2.1.11. Akuntansi Dana Pensiun
Akuntansi terus berkembang mengikuti perkembangan dunia bisnis yang semakin kompleks belakangan ini. Semakin luasnya jaringan bisnis juga menambah kompleksitas informasi yang harus disajikan akuntansi secara benar, tepat, singkat, tetapi juga jelas dan menyeluruh. Hal ini menuntut para akuntan untuk mempunyai keahlian spesifik dalam menangani jenis informasi tertentu, karena hampir tidak mungkin menguasai seluruh aspek yang menjadi lingkup akuntansi secara mendalam.
Akuntansi dana pensiun dimaksudkan untuk menyajikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk memperkirakan kemampuan dana pensiun pada masa sekarang maupun dimasa yang akan datang dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar manfaat pensiun kepada peserta pada waktu mereka pensiun. Dana pensiun sebagai suatu institusi keuangan yang memiliki kekayaan cukup besar dibandingkan institusi lainnya selain perbankan, sebenarnya memiliki potensi data yang memiliki nilai tambah yang tinggi bila dikelola dengan baik dan benar. Potensi dimaksud mungkin belum berupa keuntungan dalam penjualan data, tetapi potensi yang sangat berguna dalam melakukan evaluasi pengelolaan dana pensiun dan mengarahkan pengelolaan dana pensiun dalam membuat suatu perencanaan di masa yang akan datang.
Masalah yang penting dalam akuntansi pensiun adalah menentukan berapa jumlah kewajiban pensiun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan.
Sebagian besar akuntan sepakat bahwa kewajiban pensiun perusahaan adalah merupakan kompensasi kepada pegawai yang ditangguhkan (ditunda) dalam jangka waktu yang ditentukan dalam program pensiun. Namun demikian, berkembang beberapa cara alternatif untuk mengukur kewajiban itu.
Salah satu ukuran alternatif itu adalah mendasarkannya pada tunjangan yang dijamin sepenuhnya kepada karyawan. Kewajiban tunjangan terjamin dihitung dengan memakai tingkat gaji sekarang berlaku dan hanya mencakup tunjangan yang dijamin. Ukuran kewajiban lainnya adalah mendasarkan perhitungan jumlah kompensasi yang ditangguhkan itu dengan seluruh tahun masa kerja yang di jalani karyawan setelah mengikuti program dengan menggunakan tingkat gaji yang sekarang berlaku. Ukuran yang ketiga adalah mendasarkan perhitungan jumlah kompensasi yang ditangguhkan atas masa kerja yang terjamin maupun tidak terjamin dengan menggunakan gaji masa depan. Ukuran kewajiban ini disebut proyeksi kewajiban tunjangan yaitu nilai sekarang tunjangan yang terjamin diakrualkan samapai tanggal ini berdasarkan tingkat gaji masa depan karyawan.
2.1.12. Laporan keuangan Dana Pensiun
Berdasarkan keputusan Mentri Keuangan Nomor.76/KMK.017/1995 Tujuan penyusunan laporan keuangan dana pensiun adalah untuk memberikan informasi mengenai keadaan keuangan dana pensiun dalam suatu periode tertentu kepada semua pihak yang berkepentingan, khususnya pendiri, peserta, pengurus
dan Departemen Keuangan. Tujuan ini dapat dipenuhi dengan Menyusun laporan yang antara lain:
a. Penjelasan tentang kegiatan penting selama satu periode pelaporan dan dampak dari setiap perubahan peraturan dana pensiun
b. Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan posisi keuangan dana pensiun pada akhir periode pelaporan
c. Penjelasan mengenai arahan kebijakan investasi Adapun Laporan keuangan Berdasarkan PSAK Nomor 18:
Laporan keuangan dana pensiun terdiri dari laporan Aset neto, laporan perubahan Aset neto, neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Khusus untuk dana pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), Laporan mengenai kewajiban aktuaria dan perubahannya perlu disusun sebagai lampiran laporan keuangan.
Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Dana Pensiun adalah untuk memberikan informasi mengenai keadaan keuangan dana pensiun dalam suatu periode tertentu kepada semua pihak yang terkait, khususnya pendiri/pemberi kerja, peserta, pengurus dan pemerintah (dalam hal ini Departemen Keuangan).
Unsur- unsur laporan keuangan yang diaudit oleh Akuntan Publik terdiri dari Laporan Aset neto, Laporan perubahan Aset neto, Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Catatan Atas Laporan Keuangan.
Sebagai Informasi tambahan atas laporan keuangan, perlu disajikan antara lain portfolio investasi, rincian biaya yang merupakan beban dana pensiun selama periode sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun
a. Penyajian informasi dalam Laporan Keuangan Dana Pensiun
Laporan Keuangan Dana Pensiun perlu mengungkapkan informasi relevan sebagai berikut:
1. Laporan Aset Neto
a) Nilai Aset pada akhir periode dengan klasifikasi yang tepat
1) Aset investasi terdiri atas Deposito berjangka, Obligasi, Investasi lainnya
2) Aset lancar
a) Kas, Bank dan giro b) Piutang
3) Aset Operasional a) Tanah
b) Gedung kantor dan rumah dinas c) Computer
d) Investaris Kantor 4) Aset lain-lain
5) Utang dan kewajiban lainnya b) Dasar penilaian aset
c) Investasi sesuai dengan rincian jumlah investasi menurut jenis dan
d) Kewajiban selain daripada kewajiban aktuaria
Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang jumlah aset neto yang tersedia untuk membayar kewajiban manfaat pensiun kepada peserta pada tanngal laporan.Total seluruh aset dana pensiun tidak termasuk piutang jasa lalu (Past service) yang belum jatuh tempo, dikurangi seluruh kewajiban kecuali kewajiban aktuaria, menunjukkan jumlah Aset neto yang tersedia untuk manfaat pensiun pada tanggal laporan.
2. Laporan Perubahan Aset Neto:
a) Biaya jasa kini (iuran normal) yang jatuh tempo baik yang berasal dari pemberi kerja atau pemberi kerja dan peserta atau pemberi kerja atau peserta
b) Biaya jasa lalu (iuran tambahan) yang jatuh tempo c) Hasil investasi antara lain bunga, deviden, dan sewa;
d) Pendapatan lain-lain
e) Manfaat yang sudah dibayarkan dan yang masih terhutang, dirinci untuk peserta yang pensiun, yang meninggal, atau yang cacat, juga untuk pembayaran manfaat secara sekaligus
f) Beban administrasi g) Beban Investasi h) Beban lain-lain i) Pajak Penghasilan
j) Keuntungan atau kerugian dari pelepasan investasi dan penurunan atau kenaikan nilai investasi, dan
k) Pengalihan dana ke dan dari dana pensiun lain.
Laporan mengenai perubahan Aset neto ini berisi informasi tentang perubahan atas jumlah Aset neto yang tersedia untuk manfaat pensiun, serta menguraikan penyebab perubahan tersebut, diperinci atas pertambahan dan atau pengurangan yang terjadi selama satu periode tertentu.
3. Neraca
a) Posisi keuangan dana pensiun,
b) Nilai historis, khusus untuk investasi ditentukan juga nilai wajarnya.
4. Perhitungan Hasil Usaha:
a) Pendapatan dan beban investasi, b) Beban administrasi,
c) Pendapatan lain-lain.
5. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disajikan sesuai dengan sifat kegiatan usaha Dana Pensiun selama periode pelaporan
Untuk neraca, laporan hasil usaha dan laporan arus kas disusun berdasarkan kerangka dasar penyusunan dan pelaporan laporan keuangan yang berasas utama biaya historis. Khusus untuk investasi, ditentukan pula nilai wajarnya. Selisih antara biaya historis dan nilai wajar disajikan sebagai selisih penilaian investasi. Selisih penilaian investasi bukan merupakan unsur hasil usaha, tetapi akan mengoreksi nilai historis menjadi nilai wajar.
Untuk penyusunan laporan keuangan dana pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), penentuan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris terakhir. Dalam neraca selisih antara nilai kewajiban aktuaria dan Aset neto disajikan sebagai selisih kewajiban aktuaria. Dalam neraca dana pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), piutang kepada pember kerja sehubungan dengan masa lalu karyawan diakui sebesar jumlah yang telah jatuh tempo pada tanggal laporan.
6. Catatan atas laporan keuangan, mencakup:
a) Penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama periode laporan, antara lain:
1) nama pendiri Dana Pensiun dan mitra pendiri (jika ada), 2) kelompok karyawan yang menjadi peserta program pensiun, 3) jumlah peserta program pensiun dan jumlah pensiunan, 4) jenis program pensiun,
5) iuran yang berasal dari peserta, jika ada,
6) untuk PPMP, penjelasan mengenai manfaat pensiun yang dijanjikan,
7) Penjelasan mengenai rencana penggabungan, pemisahan, pemindahan kelompok peserta dan pembubaran Dana Pensiun (jika besar kemungkinannya terjadi)
b) Penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting, c) Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan
d) Rincian portofolio investasi, dan
e) Perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuarial, nama dan tanggal laporan aktuaris terakhir (dalam hal PPMP).
b. Penilaian Aset
Untuk tujuan penyusunan laporan aset neto dan laporan perubahan aset neto, investasi dana pensiun dinilai berdasarkan nilai wajarnya (fair value).
Surat-surat berharga dinilai berdasarkan harga pasar karena dianggap sebagai nilai yang paling tepat untuk mengukur nilai surat berharga pada tanggal laporan dan hasil investasi selama periode tersebut. Surat berharga yang dinilai jatuh temponya sudah ditetapkan dan memang dimaksudkan untuk membayar manfaat pensiun dinilai berdasarkan nilai jatuh temponya dengan asumsi tingkat pengambilan yang tetap. Jika suatu investasi tidak mempunyai nilai wajar, maka perlu diungkapkan alasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan.
Untuk tujuan penyusunan laporan Aset bersih dan laporan perubahan Aset bersih, Aset dinilai sebagai berikut:
1) uang tunai, rekening giro dan deposito di bank dinilai menurut nilai nominal;
2) sertifikat deposito, Surat Berharga Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang dan surat pengakuan hutang lebih dari setahun dinilai berdasarkan nilai tunai;
3) surat berharga berupa saham dan obligasi yang diperjualbelikan di bursa efek, dinilai menurut nilai pasar yang wajar pada tanggal
laporan;
4) penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek, dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai hasil penilaian independen;
5) investasi pada tanah dan bangunan dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai hasil penilaian independen;
6) piutang dilaporkan berdasarkan jumlah yang dapat ditagih, setelah memperhitungkan penyisihan piutang tak tertagih; dan
7) Aset operasional antara lain komputer, peralatan kantor dan peralatan lainnya dilaporkan berdasarkan nilai buku.
Bila suatu Aset, misalnya gedung digunakan sebagian untuk investasi dan sebagian untuk kegiatan operasional, maka penggolongan Aset sebagai investasi atau Aset operasional ditentukan berdasarkan yang mana yang lebih signifikan.
2.2 Kerangka Pikir
Sumber: Diolah Sendiri PT. Bank BTPN
Cabang Bawakaraeng Makassar
RUMUSAN MASALAH
Apakah perlakuan akuntansi terhadap pengelolaan dana pensiun yang diterapkan oleh perusahaan telah seusuai dengan
PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 18?
?
Metode Analisis Deskriptif Komparatif
Kesimpulan
Rekomendasi Prosedur Penilaian,
Penyajian dan Pencatatan Dana Pensiun Menurut PSAK No. 18
Prosedur Penilaian, Penyajian dan Pencatatan Dana Pensiun Pada PT. Bank BTPN Cabang
Bawakaraeng Makassar Gambar 2.1
Kerangka Teori
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan waktu penelitian
Pada penelitian ini, untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan maka penulis akan melaksanakan penelitian disuatu perusahaan yaitu pada PT. Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar yang beralamat Jalan Gunung Bawakaraeng No.170-176, Sulawesi-Selatan 901250 Telp: (0411) 458585, Fax: (0411) 430450.
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juni.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu:
a. Metode penelitian Pustaka
Metode yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian kepustakaan (Library research). Kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan menggunakan literatur baik pengambilan data dari internet, buku-buku, dan karya ilmiah. Pada penelitian ini, literatur yang digunakan adalah jurnal dan skripsi yang berkaitan dengan perlakuan akuntansi terhadap pengelolaan dana pensiun.
b. Wawancara (Interview)
Untuk mendapatkan informasi tentang perlakuan akuntansi dalam mengelola dana pensiun di suatu perusahaan, maka metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu menggunakan metode wawancara. Wawancara merupakan percakapan secara langsung atau kegiatan tanya jawab yang dilakukan
oleh pimpinan perusahaan, bagian pengelolaan dana pensiun atau bagian keuangan dan sejumlah pegawai yang berkaitan dengan penelitian ini.
c. Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan secara langsung yang dilakukan penulis untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan topik penelitian.yang akan dibahas.
d. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengambilan data melalui bahan tertulis untuk memperoleh dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3.3. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data
Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan yaitu Data Kualitatif. Data kualitatif merupakan data dalam bentuk lisan ataupun tulisan yang diperoleh dari perusahaan yang berupa gambaran umum, struktur organisasi, visi dan misi serta uraian tugas masing-masing jabatan pada PT Bank BTPN Cabang Bawakaraeng Makassar.
b. Sumber Data 1. Data primer
Data Primer merupakan data yang didapatkan dari sumber aslinya secara langsung. salah satu cara yang di lakukan untuk mendapatkan data yaitu dengan melakukan wawancara dengan pihak perusahaan yang memiliki wewenang untuk memberikan informasi dari masalah yang diajukan saat melakukan penelitian.
2. Data sekunder
Data Sekunder merupakan data yang didapatkan pada arsip suatu perusahaan yang berhubungan dengan penelitian.
3.4. Metode Analisis
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode analisis Deskriptif Komperatif. Metode deskriptif komperatif digunakan untuk membandingkan antara penilaian, penyajian, dan pencatatan dilaporan keuangan dana pensiun yang diterapkan oleh PT Bank BTPN Cabang Makassar dengan PSAK No. 18. Peneliti menganalisis hasil dari perbandingan PSAK No.18 dengan data yang diperoleh dari perusahaan. Kemudian penulis menarik kesimpulan sebagai tahap akhir dalam proses analisis data.
3.5. Definisi Operasional
a. Akuntansi adalah proses pencatatan dan pengolahan data keuangan perusahaan untuk memperoleh informasi yang digunakan dalam pengambilan suatu keputusan yang tepat.
b. Perlakuan akuntansi adalah Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses akuntansi yang terdiri dari proses pengakuan, pengukuran, pencatatan, penilaian, dan penyajian informasi keuangan yang bertujuan untuk memperoleh informasi dalam pengambilan keputusan
c. Pengelolaan adalah suatu proses atau bentuk kegiatan yang dilakukan dengan berbagai macam tahapan, seperti perencanaan, penyimpanan, penggunaan, pencatatan serta pengawasan dan kemudian diakhiri dengan pertanggungjawaban (pelaporan).
d. Dana pensiun adalah suatu hak yang berupa dana yang kemudian diberikan kepada pegawai yang telah berhenti bekerja di suatu perusahaan karena sudah memasuki usia non-produktif dengan tujuan untuk memberikan kesejahteraan dan jaminan hari tua kepada pegawai.