• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI DANA ZAKAT DAN DANA KEBAJIKAN BERDASARKAN PSAK SYARIAH PADA BMT RAHMAT SYARIAH SEMEN KEDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI DANA ZAKAT DAN DANA KEBAJIKAN BERDASARKAN PSAK SYARIAH PADA BMT RAHMAT SYARIAH SEMEN KEDIRI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

357 ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI DANA ZAKAT DAN DANA KEBAJIKAN

BERDASARKAN PSAK SYARIAH PADA BMT RAHMAT SYARIAH SEMEN KEDIRI

Grasia Andiana UN PGRI Kediri [email protected]

Badrus Zaman, M.Ak.

UN PGRI Kediri [email protected]

Abstract

This research is based on the fact that the application of zakat fund accounting and the virtue fund in sharia micro finance institution such as BMT must be in accordance with the guidelines or standard that have been set namely Sharia Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) which aims to report presented can be understood by the parties So that the public can monitor the performance of Islamic financial institutions. This research uses qualitative approach with qualitative descriptive analysis method. The object of research is BMT Rahmat Sharia Semen Kediri and data collection techniques using observation, interview, documentation, and literature study related to the object of research. The results of research show are BMT Rahmat Sharia Semen Kediri has applied Sharia PSAK No.101 for accounting of zakat fund although still not fully in accordance with Sharia PSAK No.101, BMT Rahmat Sharia Semen Kediri has applied Sharia PSAK No. 101 for the accounting of a benevolent fund although it is still not fully compliant with Sharia PSAK No.101.

Keywords: Zakah Fund, Virtue Fund, Sharia PSAK, BMT.

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi bahwa penerapan akuntansi dana zakat dan dana kebajikan pada lembaga keuangan mikro syariah seperti BMT haruslah sesuai dengan pedoman atau standar yang telah ditetapkan yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Syariah yang bertujuan agar laporan yang disajikan dapat dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan sehingga publik dapat melakukan pengawasan terhadap kinerja lembaga keuangan syariah tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Objek penelitian yaitu BMT Rahmat Syariah Semen Kediri dan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, serta studi kepustakaan yang berhubungan dengan objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BMT Rahmat Syariah Semen Kediri telah menerapkan PSAK Syariah No.101 untuk akuntansi dana zakat meskipun masih belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK Syariah No.101, BMT Rahmat Syariah Semen Kediri telah menerapkan PSAK Syariah No.101 untuk akuntansi dana kebajikan meskipun masih belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK Syariah No.101.

Kata kunci : Dana Zakat, Dana Kebajikan, PSAK Syariah, BMT.

PENDAHULUAN

Baitul Maal Wat Tamwil atau yang dikenal dengan sebutan BMT merupakan sebuah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip syari’ah. BMT bergerak dalam dua fungsi, yakni sebagai Baitul Maal (Lembaga Sosial) dan Baitul Tamwil (Lembaga Bisnis) dengan sistem bagi hasil. Salah satu kegiatan BMT sebagai Baitul Maal (Lembaga Sosial) adalah kegiatan penyaluran dana zakat dan dana kebajikan. Dana zakat dan dana kebajikan termasuk dalam ranah keuangan publik, dana yang dihimpun dari masyarakat oleh badan amil harus dipertanggungjawabkan secara terbuka. Hal ini menjadi keharusan dan tidak boleh diabaikan, karena dapat berdampak besar terhadap kepercayaan masyarakat (Hafidhuddin, 2011). Oleh karena itu dalam pengelolaan

dana zakat dan dana kebajikan yang dilakukan oleh entitas syariah haruslah dilakukan secara transparan.

BMT dalam mengelola dana zakat dan dana kebajikan sudah pasti menerapkan akuntansi untuk mencatat transaksi keuangan yang berguna untuk memberikan informasi pada pihak yang berkepentingan. Dalam pencatatan transaksi keuangan, dibutuhkan suatu standar baku sebagai acuan semua pihak yang bertujuan untuk menciptakan keseragaman dalam pelaporan keuangan. Oleh sebab itu, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Syariah sebagai pedoman bagi lembaga keuangan syariah seperti BMT dalam menyusun laporan keuangannya.

PSAK Syariah yang mengatur tentang akuntansi dana zakat dan dana kebajikan berisi

(2)

358 tentang definisi, pengakuan dan pengukuran, penyajian,

serta pengungkapan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan operasional dalam hal penyaluran dana zakat dan dana kebajikan. Dengan adanya PSAK Syariah, maka diharapkan laporan yang disajikan oleh lembaga keuangan syariah seperti BMT dapat dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan sehingga publik dapat melakukan pengawasan terhadap kinerja lembaga keuangan syariah tersebut.

PSAK Syariah yang dianut dalam hubungannya dengan penerapan akuntansi dana zakat dan dana kebajikan adalah PSAK Syariah No. 101. Pada tahun 2010 BMT Rahmat Syariah Semen sebenarnya sudah mulai menerapkan akuntansi tentang zakat yang dilaporkan dalam bentuk laporan Zakat Infaq Sodaqoh (ZIS) namun hal itu belum sesuai dengan PSAK Syariah No. 101.

1. Baitul Maal Wat Tamwil

Menurut Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK, 2011), BMT merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang kegiatan utamanya bergerak di bidang baitul maal (lembaga sosial) dan baitut tamwil (lembaga bisnis).

2. Dana Zakat

Dari segi bahasa, zakat memiliki kata dasar

“zaka” yang berarti berkah, tumbuh, suci, bersih, dan baik. Menurut Nurhayati dan Wasilah (2013:278), zakat merupakan kewajiban dari Allah SWT untuk memeberikan sebagian harta kepada yang berhak menerima dengan ketentuan dan syarat-syarat tertentu.

Menurut Ascarya (2007:9), zakat merupakan sebagian harta yang dengan syarat-syarat tertentu diberikan kepada kaum yang berhak sebagai bentuk kewajiban dari Allah SWT untuk orang yang mampu.

3. Dana Kebajikan

Menurut Yaya dkk (2014:284), dana kebajikan merupakan dana sosial di luar zakat yang diterima dari masyarakat untuk dikelola oleh bank syariah.

Awalnya dana kebajikan ini disebut dengan dana Qardh namun kemudian diganti dengan istilah dana kebajikan karena dana kebajikan lebih bersifat fleksibel baik dalam hal sumber maupun penggunaanya.

Sumber dana kebajikan menurut PSAK 101 terdiri atas : infaq, sedekah, hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang – undangan yang berlaku, pengembalian dana kebajikan produktif, denda, dan pendapatan non halal. Sedangkan penggunaan dana kebajikan dipergunakan untuk dana kebajikan produktif, sumbangan, dan penggunaan lainnya untuk kepentingan umum.

a. Infak

Menurut Nurhayati (2013) dalam jurnal Syawal dan Diana (2014), infaq berarti mengeluarkan harta sebagai bentuk manifestasi ketaatan pada Allah SWT. Syawal dan Diana (2014:3) menyatakan bahwa menurut UU No 23 Tahun 2011 infaq adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.”

b. Sedekah

Menurut Mu’is (2011) dalam jurnal Syawal (2014), sedekah adalah memberikan sebagian harta pada kaum yang berhak tanpa disertai syarat dan aturan tertentu.

Menurut Nurhayati (2013 : 285), sedekah adalah segala macam pemberian yang dilakukan untuk mengharapkan ridho dari Allah SWT.

c. Hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang – undangan yang berlaku

Menurut UU Wakaf No.41 Tahun 2004 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan/

memberikan sebagian harta miliknya guna dimanfaatkan untuk kepentingan sosial/ ibadah baik untuk selamanya atau dengan jangka waktu tertentu dan harta yang diwakafkan tidak boleh dijadikan jaminan, ditukar, ataupun dialihkan haknya

d. Pengembalian Dana Kebajikan Produktif (Qardhul Hasan)

Menurut Nurhayati dan Wasilah (2013 : 259), Qardhul Hasan artinya pinjaman yang hanya perlu dikembalikan sebesar angsuran pokoknya saja tanpa adanya bunga dan ini sudah sesuai dengan ketentuan syariah.

Sedangkan menurut Yaya dkk (2014:287), Qardhul Hasan berarti menyerahkan harta kepada orang yang menggunakannya untuk dikembalikan gantinya sewaktu-waktu.

e. Denda

Menurut Yaya dkk (2014: 285), denda merupakan hukuman atau sanksi berupa uang yang diberikan bank syariah kepada nasabah yang mampu tetapi dengan sengaja menunda pembayaran pinjamannya.

f. Pendapatan Non Halal

Menurut Yaya dkk (2014: 285), pendapatan non halal adalah pendapatan yang diterima bank syariah yang berasal dari bunga bank konvensional sebagai bentuk adanya transaksi yang terjadi antara bank syariah dengan lembaga keuangan yang tidak menerapkan skema syariah. Sehingga pendapatan ini

(3)

359 harus diakui sebagai tambahan dana kebajikan dan bukan

sebagai pendapatan operasional.

g. Sumbangan/Hibah

Menurut Yaya dkk (2014:285), sumbangan/hibah merupakan salah satu bentuk sedekah sunah yang bersifat universal dalam arti bantuan yang mungkin berasal dari pihak non muslim atau dari instansi yang cenderung memakai istilah umum untuk memberikan suatu bantuan.

4. PSAK Syariah

Sebuah entitas syariah dalam membuat laporan keuangan haruslah berpedoman pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Syariah. Dana zakat dan dana kebajikan merupakan bagian dari PSAK Syariah No.101 tentang laporan keuangan entitas syariah. Menurut Hana Rahmanida (2015), PSAK 101 mengatur penyajian dan pengungkapan laporan keuangan entitas syariah guna mencapai tujuan entitas.

a. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat Menurut Rifqi (2008) dalam jurnal Umi dan Murtadho (2014) menyatakan laporan sumber dan penggunaan dana zakat merupakan informasi keuangan yang berisi rekapitulasi penerimaan zakat yang dikelola oleh entitas syariah.

Menurut PSAK 101, entitas syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan dana zakat sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan :

1) Dana zakat berasal dari wajib zakat;

2) Dari dalam entitas syariah;

3) Dari pihak luar entitas syariah

4) Penyaluran dana zakat melalui entitas pengelola zakat sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku

5) Kenaikan atau penurunan dana zakat 6) Saldo awal dana zakat; dan

7) Saldo akhir dana zakat

Hal-hal yang harus diungkapkan terkait transaksi dana zakat menurut Yaya dkk (2014:

283) antara lain :

1) Sumber dana zakat yang berasal dari internal entitas syariah;

2) Sumber dana zakat yang berasal dari eksternal entitas syariah;

3) Kebijakan penyaluran zakat; dan

4) Proporsi dana yang disalurkan untuk masing- masing penerima zakat yang diklasifikasikan menjadi pihak berelasi dan pihak ketiga.

b. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

Menurut PSAK 101, entitas syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan dana

kebajikan sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan :

1) Sumber dana kebajikan berasal dari penerimaan

infak, sedekah, hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, pengembalian dana kebajikan produktif, denda, dan pendapatan non- halal.

2) Penggunaan dana kebajikan untuk dana kebajikan produktif, sumbangan, dan penggunaan lain untuk kepentingan umum 3) Kenaikan atau penurunan sumber dana

kebajikan

4) Saldo awal dana kebajikan 5) Saldo akhir dana kebajikan

Menurut PSAK 101, penerimaan dana kebajikan oleh entitas syariah diakui sebagai liabilitas paling likuid dan diakui sebagai pengurang liabilitas ketika disalurkan.

Hal-hal yang harus diungkapkan terkait transaksi dana kebajikan menurut Yaya dkk (2014: 287) antara lain :

1) Sumber dana kebajikan

2) Kebijakan penyaluran dana kebajikan kepada masing-masing penerima

3) Proporsi dana yang disalurkan untuk masing-masing penerima dana kebajikan yaitu pihak berelasi dan pihak ketiga 4) Alasan terjadinya dan penggunaan atas

penerimaan non halal

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2014: 9), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Menurut Sanusi (2011:13) penelitian deskriptif adalah desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian. Penelitian deskriptif berfokus pada penjelasan sistematis tentang fakta yang diperoleh saat penelitian dilakukan.

Pada penelitian ini data diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Analisis data dilakukan dengan cara menganalisis pencatatan transaksi dan pelaporan dana zakat dan dana kebajikan di BMT Rahmat Syariah lalu membandingkannya dengan prosedur

(4)

360 pencatatan dan pelaporan berdasarkan PSAK Syariah

No.101 guna menghasilkan kesimpulan hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum BMT Rahmat Syariah

BMT Rahmat Syariah didirikan sebelum tahun 2003 yang dulunya berawal dari koperasi karyawan di suatu perusahaan lalu dikembangkan menjadi BMT oleh sejumlah orang karena mereka memiliki visi dan misi yang sama dengan tanggal resmi pendirian yaitu pada tanggal 25 Agustus 2003 dan mulai memiliki badan hukum pada September 2006. Dasar operasional KSU BMT Rahmat Syariah yaitu Sertifikat Presiden RI 7 Desember 1995 tentang pengukuhan BMT sebagai gerakan ekonomi nasional serta Badan Hukum KSU BMT ”Rahmat” Syari’ah No.175 Tahun 2006.

Visi BMT Rahmat Syariah yaitu Bersama KSU BMT Rahmat Syariah Menjadikan Seluruh Anggota Sejahtera, Mandiri, Bermartabat dan Beriman dengan Berpedoman pada Prinsip Syariah.

Misi BMT Rahmat Syariah antara lain : 1) Berusaha memfasilitasi seluruh kebutuhan anggota dengan membangun jaringan pada mayarakat atas dasar tolong menolong dan gotong royong yang berpedoman pada prinsip syariah. 2) Selalu berperan aktif mendampingi dan mendorong anggota untuk meningkatkan kualitas hidup dengan memacu pertumbuhan kegiatan usahanya. 3) Mendorong jiwa sosial, kepedulian, serta kebersamaan seluruh anggota dan masyarakat dengan menggalakkan kegiatan zakat, infaq, sedekah ,pengajian, dan kegiatan keagamaan.

Prinsip kerja BMT Rahmat Syariah meliputi prinsip operasional, prinsip bagi hasil, serta prinsip jual beli. Sebagai lembaga bisnis, BMT Rahmat Syariah mengelola dana simpanan dan pembiayaan.

Produk-produk simpanan BMT Rahmat Syariah meliputi : simpanan pokok khusus (simpokus), simpanan mudharabah (simuda), simpanan berjangka (sijaka), simpanan pendidikan (sidik), dan simpanan pensiun barokah (sipensi berkah). Untuk produk pembiayaan meliputi : pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, Ba’i Bitsaman Ajil, dan Qardhul Hasan. Sedangkan sebagai lembaga sosial, BMT Rahmat Syariah mengelola dana zakat dan dana kebajikan.

2. Pencatatan Transaksi Dana Zakat

Praktik pencatatan transaksi dana zakat di BMT Rahmat Syariah meliputi pencatatan dalam bentuk jurnal dan penyajiannya dalam laporan keuangan.

Pencatatan di sini meliputi akun-akun yang digunakan BMT pada saat terjadi transaksi yang berhubungan dengan dana zakat.

a. Pada PSAK Syariah No. 101 transaksi penerimaan dana zakat dari internal entitas syariah dijurnal :

Dr.Kas Rp.xxx

Cr.Dana zakat Rp.xxx Jurnal pada BMT Rahmat Syariah :

Dr.Kas Rp.xxx

Cr.Dana zakat Rp.xxx

Pada transaksi di atas, penerimaan dana zakat dari pihak internal entitas syariah dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dana zakat dan akun tersebut berada di sisi kredit yang berarti nilainya bertambah karena ada penerimaan dana.

Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah juga sama dengan PSAK No.101 yaitu penerimaan dana zakat dari pihak internal diakui sebagai dana zakat dan akun tersebut berada di sisi kredit dan ini berarti pencatatan yang dilakukan BMT Rahmat Syariah terkait penerimaan dana zakat dari pihak internal entitas sudah sesuai dengan PSAK No.101.

b. Pada PSAK Syariah No. 101 transaksi penerimaan dana zakat dari eksternal entitas syariah dijurnal :

Dr.Kas Rp.xxx

Cr.Dana zakat Rp.xxx Jurnal pada BMT Rahmat Syariah :

Dr.Kas Rp.xxx

Cr.Dana zakat Rp.xxx

Pada transaksi di atas, penerimaan dana zakat dari pihak eksternal entitas syariah dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dana zakat dan akun tersebut berada di sisi kredit yang berarti nilainya bertambah karena ada penerimaan dana.

Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah juga sama dengan PSAK No.101 yaitu penerimaan dana zakat dari pihak eksternal diakui sebagai dana zakat dan akun tersebut berada di sisi kredit dan ini berarti pencatatan yang dilakukan BMT Rahmat Syariah terkait penerimaan dana zakat dari pihak eksternal entitas sudah sesuai dengan PSAK No.101.

c. Pada PSAK Syariah No. 101 transaksi penyaluran dana zakat kepada para mustahiq dijurnal :

Dr.Dana Zakat Rp.xxx

Cr.Kas Rp.xxx

Jurnal pada BMT Rahmat Syariah : Dr.Dana Zakat Rp.xxx

Cr.Kas Rp.xxx

(5)

361 Pada transaksi di atas, penyaluran dana zakat kepada

para mustahiq yang disebut asnaf (8 golongan yang berhak menerima zakat) dalam PSAK No.101 diakui sebagai dana zakat dan

akun tersebut berada di sisi debet yang berarti nilainya berkurang karena telah disalurkan. Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah juga sama dengan PSAK No.101 yaitu penyaluran dana zakat kepada mustahiq diakui sebagai dana zakat dan akun tersebut berada di sisi debet dan ini berarti pencatatan yang dilakukan BMT Rahmat Syariah terkait penyaluran dana zakat kepada para mustahiq sudah sesuai dengan PSAK No.101.

3. Penyajian Laporan Dana Zakat Berdasarkan PSAK Syariah No.101

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat BMT Rahmat Syariah mengacu pada PSAK Syariah No.101 di mana laporan ini merupakan hasil penyajian dari akun-akun sebelumnya yang telah tercatat pada transaksi jurnal. Adapun perbandingan penyajian laporan sumber dan penggunaan dana zakat berdasarkan PSAK No. 101 dan di BMT Rahmat Syariah adalah sebagai berikut :

Tabel 1

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat KSU BMT Rahmat Syariah Kediri

Untuk Tahun 20XX

Uraian Jumlah

I. Sumber Dana Zakat

1. Zakat dari SHU Anggota tahun buku

20XX Rp xxx

Jumlah Sumber dana Zakat Rp xxx

II. Penggunaan Dana Zakat

1. Fakir miskin Rp xxx

2. Ghorim Rp xxx

3. Amil zakat Rp xxx

Jumlah Penggunaan Dana Zakat Rp xxx Kenaikan / Penurunan Atas Sumber

Dana Zakat Rp xxx

Saldo Dana Zakat Awal Tahun Rp xxx Saldo Dana Zakat Akhir Tahun Rp xxx Sumber : BMT Rahmat Syariah

Tabel 2

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat

PT Bank Syariah “X”

Untuk Tahun 20XX

Uraian Jumlah

I. Sumber Dana Zakat 1. Zakat dari dalam bank syariah Rp xxx 2. Zakat dari pihak luar bank

syariah Rp xxx

Jumlah Sumber dana Zakat

Rp xxx II. Penggunaan Dana Zakat

1. Fakir Rp xxx

2. Miskin Rp xxx

3. Amil Rp xxx

4. Muallaf Rp xxx

5. Gharim Rp xxx

6. Riqab Rp xxx

7. Fisabilillah Rp xxx

8. Ibnu sabil Rp xxx

Jumlah Penggunaan Dana Zakat

(Rp xxx) Kenaikan (Penurunan) Dana

Zakat Rp xxx

Saldo Awal Dana Zakat Rp xxx Saldo Akhir Dana Zakat Rp xxx Sumber : PSAK Syariah No.101

Untuk mengetahui apakah laporan dana zakat yang disajikan BMT Rahmat Syariah sudah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 atau belum maka dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3

Perbandingan Laporan Dana Zakat Berdasarkan PSAK Syariah No 101 dengan Laporan Dana

Zakat BMT Rahmat Syariah

Pengungkapan Informasi

Laporan Dana Zakat PSAK No. 101

Laporan Dana Zakat BMT Rahmat

Syariah

Judul Laporan

sumber dan penggunaan dana zakat

Laporan sumber dan penggunaan dana zakat Sumber dana

zakat

Dari internal dan eksternal bank syariah

Untuk saat ini masih berasal dari pihak internal BMT Rahmat Syariah yaitu

(6)

362 para anggota

Penggunaan dana zakat

Zakat disalurkan melalui entitas pengelola zakat untuk para asnaf (8 golongan penerima zakat)

Zakat disalurkan sendiri oleh BMT Rahmat untuk para asnaf khususnya untuk kaum dhuafa (fakir miskin).

Jumlah dana zakat

Jumlah penggunaan dana zakat

Jumlah penggunaan dana zakat Lanjutan Tabel 3

Pengungkapan Informasi

Laporan Dana Zakat PSAK No. 101

Laporan Dana Zakat BMT Rahmat

Syariah Kondisi dana

zakat

Kenaikan atau penurunan dana zakat

Kenaikan atau penurunan atas sumber dana zakat Saldo awal Saldo awal

dana zakat

Saldo dana zakat awal tahun Saldo akhir Saldo akhir

dana zakat

Saldo dana zakat akhir tahun Sumber : Data hasil olahan

Analisis :

1) Komponen laporan sumber dan penggunaan dana zakat BMT Rahmat Syariah sudah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 yang didalamnya disajikan informasi tentang : sumber dana zakat yang berasal dari pihak internal dan eksternal entitas syariah, penggunaan dana zakat, kondisi kenaikan/penurunan dana zakat, saldo awal dana zakat, dan saldo akhir dana zakat.

2) Pihak BMT Rahmat Syariah mengelola dana zakat yang untuk saat ini masih berasal dari pihak internal BMT saja yaitu para anggota yang meliputi para pendiri BMT Rahmat dan para anggota biasa dan hal ini telah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 paragraf 118 tentang Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat yang berbunyi “Entitas syariah menyajikan laporan sumber dan penyaluran dana zakat sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan dana zakat berasal dari wajib zakat yaitu dari dalam entitas syariah dan dari pihak luar entitas syariah”.

3) Zakat yang dikelola BMT Rahmat Syariah langsung disalurkan kepada para asnaf khususnya untuk kaum fakir miskin dan ini sudah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 karena dalam PSAK Syariah No.101 telah dijelaskan bahwa “Penyaluran dana zakat melalui entitas pengelola zakat sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang

berlaku”. BMT Rahmat Syariah langsung menyalurkan sendiri dana zakat kepada para mustahiq tanpa melalui entitas utama pengelola zakat karena BMT Rahmat selain sebagai lembaga bisnis (Baitut Tamwil) juga sebagai lembaga sosial (Baitul Maal).

4) Berdasarkan hasil wawancara, BMT Rahmat

mengungkapkan kebijakan

penyaluran/pendistribusian dana zakat yaitu apabila jumlah anggota BMT Rahmat di sebuah desa di Kecamatan Semen lebih banyak daripada jumlah anggota di desa lainnya, maka otomatis akan mendapatkan jumlah zakat yang lebih banyak pula dan hal ini sudah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 paragraf 122 bahwa

“Entitas syariah mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

mengenai kebijakan penyaluran zakat”.

5) Berdasarkan hasil wawancara, BMT Rahmat Syariah tidak mematok proporsi khusus berapa persen dalam penyaluran dana zakat untuk tiap penerima zakat namun hanya disesuaikan dengan kebutuhan saja dan hal ini masih belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK Syariah No.101 bahwa “Entitas syariah harus mengungkapkan proporsi dana yang disalurkan untuk masing- masing penerima zakat”.

4. Pencatatan Transaksi Dana Kebajikan

Praktik pencatatan transaksi dana kebajikan di BMT Rahmat Syariah meliputi pencatatan dalam bentuk jurnal dan penyajiannya dalam laporan keuangan. Pencatatan di sini meliputi akun-akun yang digunakan BMT pada saat terjadi transaksi yang berhubungan dengan dana kebajikan.

a. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi penerimaan dana kebajikan dari infak dijurnal:

Dr.Kas Rp.xxx

Cr.Dana kebajikan Rp.xxx Jurnal pada BMT Rahmat Syariah :

Dr.Kas Rp.xxx

Cr.Dana kebajikan Rp.xxx

Pada transaksi penerimaan dana kebajikan dari infak, dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dana kebajikan dan akun tersebut berada di sisi kredit yang berarti nilainya bertambah karena ada penerimaan dana.

Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah juga sama dengan PSAK No.101 yaitu penerimaan infak diakui sebagai dana kebajikan dan akun tersebut berada di sisi kredit dan ini berarti pencatatan yang dilakukan BMT Rahmat Syariah terkait

(7)

363 penerimaan dana kebajikan dari infak sudah sesuai

dengan PSAK No.101.

b. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi penerimaan dana kebajikan dari sedekah dijurnal :

Dr.Kas Rp.xxx

Cr.Dana kebajikan Rp.xxx Jurnal pada BMT Rahmat Syariah :

Dr.Kas Rp.xxx

Cr.Dana kebajikan Rp.xxx

Pada transaksi penerimaan dana kebajikan dari sedekah, dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dana kebajikan dan akun tersebut berada di sisi kredit yang berarti nilainya bertambah karena ada penerimaan dana.

Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah juga sama dengan PSAK No.101 yaitu penerimaan sedekah diakui sebagai dana kebajikan dan akun tersebut berada di sisi kredit dan ini berarti pencatatan yang dilakukan BMT Rahmat Syariah terkait penerimaan dana kebajikan dari sedekah sudah sesuai dengan PSAK No.101.

c. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi penerimaan dana kebajikan dari pengelolaan wakaf dijurnal :

Dr.Kas Rp.xxx

Cr.Dana kebajikan Rp.xxx Jurnal pada BMT Rahmat Syariah :

Tidak dijurnal

Pada transaksi penerimaan dana kebajikan dari hasil pengelolaan wakaf, dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dana kebajikan dan akun tersebut berada di sisi kredit yang berarti nilainya bertambah karena ada penerimaan dana. Sementara untuk transaksi ini pihak BMT Rahmat Syariah tidak mencatatnya karena BMT Rahmat tidak mengelola dana wakaf.

d. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi penerimaan dana kebajikan dari pengembalian dana kebajikan produktif dijurnal :

Jurnal pada BMT Rahmat Syariah :

Dr.Kas Rp.xxx

Cr.Piutang Qardhul Hasan Rp.xxx

Pada transaksi penerimaan dana kebajikan dari pengembalian dana kebajikan produktif (Qardhul Hasan) dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dana kebajikan dan akun tersebut berada di sisi kredit yang berarti nilainya bertambah karena ada penerimaan dana. Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah diakui sebagai piutang Qardhul Hasan dan berada di sebelah kredit yang

berarti nilai piutang Qardhul Hasan berkurang karena ada pengembalian piutang tersebut dan hal ini belum sesuai dengan PSAK No.101.

e. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi penerimaan dana kebajikan dari denda dijurnal :

Dr.Kas Rp.xxx

Cr.Dana kebajikan Rp.xxx Jurnal pada BMT Rahmat Syariah :

Dr.Kas Rp.xxx

Cr.Dana kebajikan Rp.xxx

Pada transaksi penerimaan dana kebajikan dari denda, dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dana kebajikan dan akun tersebut berada di sisi kredit yang berarti nilainya bertambah karena ada

penerimaan dana. Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah juga sama dengan PSAK No.101 yaitu penerimaan denda diakui sebagai dana kebajikan dan akun tersebut berada di sisi kredit dan ini berarti pencatatan yang dilakukan BMT Rahmat Syariah terkait penerimaan dana kebajikan dari denda sudah sesuai dengan PSAK No.101.

f. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi penerimaan dana kebajikan dari pendapatan non halal dijurnal :

Dr.Kas Rp.xxx

Cr.Dana kebajikan Rp.xxx Jurnal pada BMT Rahmat Syariah :

Dr.Kas Rp.xxx

Cr.Pendapatan lain-lain Rp.xxx Pada transaksi penerimaan dana kebajikan dari pendapatan non halal, dalam PSAK No.

101 diakui sebagai dana kebajikan dan akun tersebut berada di sisi kredit yang berarti nilainya bertambah karena ada penerimaan dana. Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah diakui sebagai pendapatan lain-lain dan berada di sebelah kredit yang berarti akun pendapatan bertambah dan hal ini belum sesuai dengan PSAK No.101.

Berdasarkan hasil wawancara, pendapatan non halal yang didapat dari penerimaan bunga bank konvensional masih diperlakukan sebagai pendapatan lain-lain karena besarnya dinilai belum cukup signifikan mengingat besarnya bunga bank biasanya lebih kecil atau bahkan tidak cukup untuk membayar biaya administrasi yang harus dikeluarkan pihak BMT Rahmat Syariah sehingga pihak BMT belum membuatkan akun tersendiri.

Dr.Kas Rp.xxx

Cr.Dana kebajikan Rp.xxx

(8)

364 g. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi penggunaan

dana kebajikan untuk dana kebajikan produktif dijurnal :

Dr.Dana kebajikan Rp.xxx

Cr.Kas Rp.xxx

Jurnal pada BMT Rahmat Syariah : Dr.Piutang Qardhul Hasan Rp.xxx

Cr.Kas Rp.xxx

Pada transaksi penggunaan dana kebajikan untuk dana kebajikan produktif, dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dana kebajikan dan akun tersebut berada di sisi debet yang berarti nilainya berkurang karena ada penggunaan dana. Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah diakui sebagai piutang Qardhul Hasan dan berada di sebelah debet yang berarti akun piutang bertambah karena ada penerimaan piutang dan hal ini belum sesuai dengan PSAK No.101. Berdasarkan hasil wawancara, dahulu BMT Rahmat pernah mengelola dana kebajikan produktif (Qardhul Hasan) namun sekarang ditiadakan karena BMT masih belum menemukan pihak yang layak yang pantas untuk mendapatkan pembiayaan Qardhul Hasan sesuai kriteria.

h. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi penggunaan dana kebajikan untuk sumbangan dijurnal :

Dr.Dana kebajikan Rp.xxx

Cr.Kas Rp.xxx

Jurnal pada BMT Rahmat Syariah : Dr.Dana kebajikan Rp.xxx

Cr.Kas Rp.xxx

Pada transaksi penggunaan dana kebajikan untuk sumbangan, dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dana kebajikan dan akun tersebut berada di sisi debet yang berarti nilainya berkurang karena ada penggunaan dana. Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah juga sama dengan PSAK No.101 yaitu penggunaan untuk sumbangan diakui sebagai dana kebajikan dan akun tersebut berada di sisi debet dan ini berarti pencatatan yang dilakukan BMT Rahmat Syariah sudah sesuai dengan PSAK No.101.

i. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi penggunaan dana kebajikan untuk kepentingan umum dijurnal :

Dr.Dana kebajikan Rp.xxx

Cr.Kas Rp.xxx

Jurnal pada BMT Rahmat Syariah : Dr.Dana kebajikan Rp.xxx

Cr.Kas Rp.xxx

Pada transaksi penggunaan dana kebajikan untuk kepentingan umum, dalam PSAK No. 101 diakui

sebagai dana kebajikan dan akun tersebut berada di sisi debet yang berarti nilainya berkurang karena ada penggunaan dana.

Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah juga sama dengan PSAK No.101 yaitu penggunaan dana kebajikan untuk kepentingan umum diakui sebagai dana kebajikan dan akun tersebut berada di sisi debet dan ini berarti pencatatan yang dilakukan BMT Rahmat Syariah terkait penggunaan dana kebajikan untuk kepentingan umum sudah sesuai dengan PSAK No.101.

5. Penyajian Laporan Dana Kebajikan Berdasarkan PSAK Syariah No.101

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan BMT Rahmat Syariah mengacu pada PSAK Syariah No.101 di mana laporan ini merupakan hasil penyajian dari akun-akun sebelumnya yang telah

tercatat pada transaksi jurnal. Adapun perbandingan penyajian laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan berdasarkan PSAK No. 101 dan di BMT Rahmat Syariah adalah sebagai berikut :

Tabel 4

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

KSU BMT Rahmat Syariah Kediri Untuk Tahun 20XX

Sumber : BMT Rahmat Syariah

Uraian Jumlah

I. Sumber Dana Kebajikan

1. Infaq dan shodaqoh Rp xxx

2. Ta'jir / denda pembiayaan bermasalah Rp xxx Jumlah Sumber Dana Kebajikan Rp xxx

II. Penggunaan Dana Kebajikan

1. Paket sembako fakir miskin Rp xxx

2. Pembiayaan Qardhul Hasan Rp xxx

Jumlah Penggunaan Dana Kebajikan Rp xxx Kenaikan / Penurunan Atas Sumber Dana Kebajikan Rp xxx Saldo Dana Kebajikan Awal Tahun Rp xxx Saldo Dana Kebajikan Akhir Tahun Rp xxx

(9)

365 Tabel 5

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

PT bank Syariah “X”

Untuk Tahun 20XX

Sumber : PSAK Syariah No.101

Untuk mengetahui apakah laporan dana kebajikan yang disajikan BMT Rahmat Syariah sudah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 atau belum maka dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6

Perbandingan Laporan Dana Kebajikan Berdasarkan PSAK Syariah No 101 dengan Laporan Dana

Kebajikan BMT Rahmat Syariah

Pengungkapan Informasi

Laporan Dana Kebajikan PSAK 101

Laporan Dana Kebajikan BMT Rahmat

Syariah

Judul Laporan

Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan Sumber dana

kebajikan

Infak, sedekah, hasil

pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang- undangan yang berlaku, pengembalian dana kebajikan produktif, denda, dan penerimaan

Infaq anggota, shodaqoh, ta’jir (denda

keterlambatan dari anggota yang melakukan pembiayaan).

Pengungkapan Informasi

Laporan Dana Kebajikan PSAK 101

Laporan Dana Kebajikan BMT Rahmat

Syariah non halal

Penggunaan dana kebajikan

Dana kebajikan produktif, sumbangan, dan

penggunaan lain untuk kepentingan umum.

Beasiswa, sumbangan, pembiayaan qardhul hasan, dan kegiatan sosial lainnya.

Jumlah dana kebajikan

Jumlah penggunaan dana kebajikan

Jumlah penggunaan dana kebajikan Kondisi dana

kebajikan

Kenaikan (penurunan) dana kebajikan

Kenaikan/penur unan atas sumber dana kebajikan Saldo awal Saldo awal

dana kebajikan

Saldo dana kebajikan awal tahun

Saldo akhir Saldo akhir dana kebajikan

Saldo dana kebajikan akhir tahun

Sumber : Data hasil olahan

Analisis :

1) Komponen laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan BMT Rahmat Syariah sudah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 yang didalamnya disajikan informasi tentang : sumber dana kebajikan, penggunaan dana kebajikan, kondisi kenaikan/penurunan dana kebajikan, saldo awal dana kebajikan, dan saldo akhir dana kebajikan.

2) Pihak BMT Rahmat Syariah mengelola dana kebajikan yang berasal dari infaq anggota, shodaqoh, dan ta’jir (denda keterlambatan dari anggota yang melakukan kredit pembiayaan).

Dan hal ini telah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 paragraf 123 tentang Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan yang berbunyi

“Entitas syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan sumber dana kebajikan berasal dari penerimaan infak, sedekah, hasil pengelolaan wakaf, pengembalian dana kebajikan produktif, denda, dan penerimaan non halal”.

3) Dana kebajikan yang dikelola BMT Rahmat Syariah dipergunakan untuk pemberian beasiswa, sumbangan, dan kegiatan sosial lainnya dan ini sudah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 paragraf 123 yang menyatakan bahwa

“Penggunaan dana kebajikan untuk dana

Uraian Jumlah

I. Sumber Dana Kebajikan

Infak dari bank syariah Rp xxx

Sedekah Rp xxx

Hasil pengelolaan wakaf Rp xxx Pengembalian dana kebajikan produktif Rp xxx

Denda Rp xxx

Pendapatan non halal Rp xxx

Jumlah Sumber Dana Kebajikan Rp xxx II. Penggunaan Dana Kebajikan

Dana kebajikan produktif Rp xxx

Sumbangan Rp xxx

Penggunaan lainnya untuk kepentingan umum Rp xxx Jumlah Penggunaan Dana Kebajikan (Rp xxx) Kenaikan (Penurunan) Dana Kebajikan Rp xxx Saldo Awal Dana Kebajikan Rp xxx Saldo Akhir Dana Kebajikan Rp xxx

(10)

366 kebajikan produktif, sumbangan, dan penggunaan lain

untuk kepentingan umum”.

4) Berdasarkan hasil wawancara, BMT Rahmat Syariah belum mengungkapkan secara jelas mengenai kebijakan penyaluran dana kebajikan untuk tiap penerima dan hanya disesuaikan dengan kebutuhan saja dan hal ini masih belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK Syariah No.101 paragraf 127 bahwa

“Entitas syariah mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan mengenai kebijakan penyaluran dana kebajikan kepada masing-masing penerima”.

5) Berdasarkan hasil wawancara, BMT Rahmat Syariah tidak mematok proporsi khusus berapa persen dalam penyaluran dana kebajikan untuk tiap penerima dana namun hanya disesuaikan dengan kebutuhan saja dan hal ini masih belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK Syariah No.101 bahwa “Entitas syariah harus mengungkapkan proporsi dana yang disalurkan untuk masing-masing penerima dana kebajikan”.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penerapan akuntansi dana zakat dan dana kebajikan di BMT Rahmat Syariah maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. BMT Rahmat Syariah Semen Kediri telah

menerapkan PSAK Syariah No.101 untuk akuntansi dana zakat meskipun masih belum sepenuhnya sesuai karena BMT Rahmat Syariah masih belum mengungkapkan proporsi dana yang harus disalurkan untuk masing-masing penerima zakat.

2. BMT Rahmat Syariah Semen Kediri telah menerapkan PSAK Syariah No.101 untuk akuntansi dana kebajikan meskipun masih belum sepenuhnya sesuai yang disebabkan antara lain :

a. BMT Rahmat Syariah belum mengungkapkan secara jelas mengenai kebijakan penyaluran dana kebajikan untuk masing-masing penerima.

b. BMT Rahmat Syariah masih belum mengungkapkan proporsi dana yang harus disalurkan untuk masing-masing penerima dana kebajikan.

c. BMT Rahmat Syariah masih memperlakukan bunga bank konvensional bukan sebagai penerimaan non halal tetapi sebagai pendapatan lain-lain.

d. BMT Rahmat Syariah sebelumnya pernah mengelola dana kebajikan produktif namun sekarang ditiadakan karena BMT Rahmat Syariah masih belum menemukan orang yang tepat untuk bisa dikategorikan layak dalam mendapatkan dana tersebut. Dan pada saat masih diterapkan, akun yang berpengaruh adalah akun piutang Qardhul Hasan dan ini masih belum sesuai dengan PSAK Syariah No.101 karena belum berpengaruh langsung terhadap akun dana kebajikan

SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti mencoba untuk memberikan beberapa saran pada semua pihak dan pada BMT Rahmat Syariah khususnya diantaranya :

1. BMT Rahmat Syariah sebaiknya mengungkapkan secara jelas dalam catatan atas laporan keuangan mengenai kebijakan penyaluran dana serta menentukan besarnya proporsi dana yang disalurkan dalam hal pengelolaan dana zakat dan dana kebajikan agar informasi keuangan yang disajikan lebih rinci dan mampu dipahami oleh banyak pihak.

2. Sebaiknya lembaga keuangan syariah konsisten dalam menerapkan PSAK Syariah yang berlaku dan menyesuaikan perubahannya sebagai acuan untuk mempermudah dalam pembuatan laporan keuangan dan sebagai sumber data bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini dengan memperdalam analisis pembahasan mengenai penerapan pengelolaan dana zakat dan dana kebajikan di lembaga keuangan syariah lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ascarya. 2007. Akad dan Produk Bank Syariah.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Cholifah, A. 2015. Penyajian Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan KJKS BMT Mandiri Sejahtera Gresik Berdasarkan Psak No. 101. Jurnal Akuntansi Integratif Vol.1, No.1. Diunduh pada tanggal 01 Juni 2017.

Hafidhuddin,D. 2011. PSAK Zakat Harus Dipaksakan, Majalah Akuntan Indonesia, No.3, September-Oktober 2011.

Harianto,Syawal & Diana. 2014. Analisis Penerapan Akuntansi Zakat, Infaq, dan Sedekah pada Baitul Mal Kota Lhokseumawe. Jurnal Ilmiah Dosen Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe. Diunduh pada tanggal 04 Oktober 2016.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2017. SAK Standar Akuntansi Keuangan Syariah. Jakarta: IAI.

Naimah, U.F., & Ridwan, M. 2014. Analisis Implementasi Akuntansi Syariah Di Bmt “X”

(11)

367 Kudus. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Stain Kudus.

Diunduh pada tanggal 19 Desember 2016.

Nurhayati, Sri., &Wasilah. 2013. Akuntansi Syariah di Indonesia. Edisi 3.Jakarta: Salemba Empat.

Pinbuk. 2011. Modul Pelatihan Calon Pengelola Lembaga Keuangan Mikro Syariah Baitiul Maal Wat Tamwil (BMT).Tulungagung: Pinbuk.

Rahmanida,H. 2015. Penerapan PSAK No.101 Pada Penyusunan Laporan keuangan PT Bank Syariah Mandiri. Skripsi. Dipublikasikan. Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah.

Sanusi,A. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta:

Salemba Empat.

Selayang pandang tentang BMT Rahmat Syariah.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang RI Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. (Online), tersedia : https:// www.ndaru.net, diunduh 11 Mei 2017.

Yaya,R.,Aji E.M & Ahim A. 2014. Akuntansi Perbankan Syariah. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Dana amil adalah bagian amil atas dana zakat dan infak sedekah serta dana lain yang oleh pemberi diperuntukkan bagi amil. Dana amil digunakan untuk

Dari hasil penelitian diketahui bahwa laporan keuangan BMT Al-Ittihad belum sepenuhnya menerapkan PSAK No.101, karena (1) tidak menyajikan laporan sumber dan penggunaan

Akuntansi Keuangan (PSAK) tetapi tidak disajikan di Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Sumber dan Penggunaan dana Zakat,2.

Laporan Arus kas, terdiri dari Arus kas Aktivitas Operasi yang terdiri dari penerimaan (Penerimaan dana zakat, dana Infak/Sedekah, Amil, Jasa Giro, Bagi Hasil) dan pengeluaran

59, karena BMT pada saat menerima dana sumbangan diakui sebagai dana Infaq, shodaqah (sosial) bukan sebagai tabungan dana qard al hasan - infaq, shadaqah dan untuk

Entitas syariah menyajikan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan :.. Dari dalam entitas

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PENGELOLAAN ZAKAT HUBUNGANNYA DENGAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN.. BERDASARKAN PSAK 109 PADA LEMBAGA ZAKAT

Paragraf 11 PSAK 101 mengatur tentang kompenen – kompenen laporan keuangan entitas syariah yang wajib disajikan sebagai standar penyajian antara lain: a Neraca, b Laporan Laba Rugi, c