transportasi laut baik di dalam maupun di luar negeri untuk barang umum dan produk luar biasa, diskon dan pertukaran eceran alat transportasi, suku cadang dan perangkat keras, serta selanjutnya memberikan administrasi konseling transportasi.
hierarki, serta keinginan untuk melihat peningkatan dalam pelaksanaan hierarki dalam masalah yang dianggap signifikan oleh masing-masing stakeholder. Menurut Rudyanto & Siregar (2018), stakeholder itu sendiri adalah suatu bagian penting dari organisasinya dengan alasan bahwa tanpa mereka organisasi tidak dapat bekerja. Selanjutnya, mitra memiliki kapasitas untuk mengendalikan latihan organisasi dan memberi energi paparan (Anggraini & Handayani, 2021). Tekanan stakeholder yang dalam peneltian ini ialah menggunakan tekanan karyawan. Berikut ini merupakan grafik tekanan stakeholder periode 2018-2021 pada perusahaan pertambangan sektor batubara yang diteliti:
Gambar 4. 1 Grafik Tekanan Stakeholder Perusahaan Pertambangan Sektor Batubara
Tekanan stakeholder pada perusahaan pertambangan sektor batubara yang terdaftar di BEI tahun 2018-2021 menunjukkan bahwa jumlah karyawan pada perusahaan pertambangan sektor batubara cenderung tidak cukup konsisten. Hal ini menunjukkan yaitu tekanan stakeholder terjadi pada setiap perusahaan mengalami perbedaan yang
02.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Tekanan Stakeholder
TAHUN STAKEHOLDER
cukup besar. Dapat dilihat Jumlah karyawan yang terbesar yaitu ipada perusahaan PT. Adora Energy Tbk (ADRO) pada tahun 2018 sebesar 12.538 dan jumlah karyawan yang paling sedikit yaitu PT. Sumber Global Energy Tbk (SGER) pada 2021 sebesar 35 karyawan.
Karena semakin banyak nya karyawan maka semakin besar juga tuntutan untuk melaporkan laporan keberlanjutan tersebut, karena setiap karyawan mempunyai keinginan sendiri untuk perusahaan tempat ia bekerja agar lebih baik dan tidak bermasalah dalam hal apapun.
Kesimpulannya, terdapat variasi yang signifikan dalam jumlah karyawan antara perusahaan-perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI. Hal ini dapat menunjukkan adanya perbedaan dalam ukuran, skala operasional, atau strategi pengelolaan tenaga kerja antara perusahaan- perusahaan tersebut.
Penting bahwa jumlah karyawan yang lebih besar tidak selalu mengindikasikan tekanan yang lebih tinggi pada perusahaan. Organisasi yang lebih besar mungkin memiliki tugas yang lebih besar dan kompleks, membutuhkan lebih banyak perwakilan untuk menyelesaikan latihan mereka. Untuk sementara, organisasi yang lebih sederhana mungkin memiliki aktivitas yang lebih terlibat dan efektif, dengan lebih sedikit perwakilan. Untuk memahami ketegangan yang dialami oleh perwakilan di setiap organisasi, penting untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap variabel-variabel seperti struktur otoritas, strategi sumber daya
manusia, pengaturan pekerja dan eksekutif, dan berbagai elemen yang memengaruhi elemen kerja dalam bisnis pertambangan batubara.
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah salah satu metode atau parameter untuk mengukur skala dari suatu perusahaan, yang dapat diukur berdasarkan total aktiva dan total penjualan yang dimiliki (Buchari, 2020). Ukuran organisasi dapat mencerminkan bahwa organisasi dapat mengelola asetnya secara ideal dan efektif. Organisasi yang memiliki ruang lingkup yang luas, sehingga memberikan kemudahan bagi organisasi dalam mengawasi masuknya modal tambahan.
Menurut Khafid et al., (2018) seiring dengan pertumbuhan bisnis, jumlah dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan inisiatif sosial dan lingkungan juga bertambah. Ukuran perusahaan pada penelitian ini adalah total penjualan. Berikut ini merupakan grafik ukuran perusahaan periode 2018-2021 pada perusahaan pertambangan sektor batubara yang diteliti:
0,00000 5,00000 10,00000 15,00000 20,00000 25,00000 30,00000 35,00000
2016,52017 2017,52018 2018,52019 2019,52020 2020,52021 2021,5
Ukuran Perusahaan
TAHUN SALE
Gambar 4. 2 Grafik Ukuran Perusahaan Perusahaan Pertambangan Sektor Batubara
Ukuran perusahaan pada perusahaan pertambangan sektor batubara yang terdaftar di BEI tahun 2018-2021 menunjukkan bahwa total penjualan pada perusahaan pertambangan sektor batubara mengalami Fluktuasi (kondisi naik turun secara tajam terkait harga pasar). Hal ini menunjukkan perusahaan cukup baik dalam penjualan nya dari tahun 2018-2021. Dapat dilihat pada perusahaann PT. Adora Energy Tbk (ADRO) mengalami kenaikan pada tahun 2020-2021 sebesar 31.723 dan perusahaan yang mengalami penurunan penjualan yaitu perusahaan PT.
Rig Tenders Indonesia Tbk (RIGS) pada tahun 2019-2020 sebesar 25.552.
Jika total penjualan naik, maka pendapatan perusahaan juga akan naik. Yang berarti ada lebih banyak uang yang masuk ke perusahaan, yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasional, membayar biaya overhead, mengembangkan produk baru, atau melakukan investasi.
Dengan meningkatnya penjualan, perusahaan memiliki peluang untuk meningkatkan laba bersihnya.
Namun, ini tergantung pada biaya produksi, pengeluaran operasional, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi marjin keuntungan. Dan perusahaan mungkin perlu memperluas operasionalnya untuk memenuhi permintaan yang lebih tinggi, seperti membuka cabang baru, memperluas jangkauan geografis, meningkatkan kapasitas produksi, atau mempekerjakan lebih banyak karyawan. Kenaikan penjualan yang konsisten dapat meningkatkan nilai perusahaan di mata investor dan
pemangku kepentingan. Ini dapat berdampak positif pada harga saham, reputasi perusahaan, dan daya tarik bagi calon investor.
Jika total penjualan turun maka pendapatan perusahaan juga akan turun, hal ini dapat membatasi kemampuan perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya dan mempengaruhi likuiditas. Dengan penjualan yang menurun, perusahaan mungkin menghadapi tekanan pada margin keuntungan dan laba bersih. Biaya operasional dan produksi yang tetap dapat menjadi beban yang lebih berat pada pendapatan yang lebih rendah.
Penurunan penjualan dapat mendorong perusahaan untuk menyesuaikan operasionalnya. Hal ini bisa meliputi mengurangi produksi, mengurangi stok, atau mengurangi jumlah karyawan untuk mengurangi biaya. Jika penjualan terus menurun, nilai perusahaan dapat terpengaruh.
Investor mungkin kehilangan kepercayaan dan minat terhadap perusahaan, yang dapat berdampak pada harga saham dan valuasi perusahaan.
3. Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)
Sustainability Report, juga dikenal sebagai laporan keberlanjutan, adalah strategi khusus yang mendorong refleksi, perencanaan, dan perilaku yang berfokus pada akuntabilitas sehubungan dengan bagaimana sebuah organisasi beroperasi ketika mengupayakan proyek-proyek jangka panjang. Laporan Keberlanjutan merupakan kontribusi bisnis kepada masyarakat yang berfokus pada tiga bidang utama: ekonomi, sosial, dan lingkungan. Artikel ini menjelaskan bagaimana bisnis berinteraksi dengan
masyarakat umum dalam berbagai konteks, dan juga berfungsi sebagai sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan dalam mengartikulasikan kebijakan (Suharyani et al., 2019).
Laporan Keberlanjutan memiliki seperangkat standar untuk pengungkapan yang mencakup semua kegiatan usaha sosial perusahaan.
Dengan dimasukkannya laporan kemajuan berkelanjutan ini, pemerintah, masyarakat umum, organisasi lokal, media massa, serta investor dan kreditor, dapat mengevaluasi kinerja perusahaan.
Kualitas Sustainability Report dalam penelitian ini diukur menggunakan GRI-G4 dikarenakan banyak organisasi menggunakan GRI- G4 sebagai alasan untuk mengungkap laporan pengelolaan. Keunggulan GRI-G4 adalah tidak sulit untuk dilaksanakan, lugas dan memberikan banyak proporsi pelaksanaan sosial dan alam. Selain itu, sudut administrasi GRI-G4 memberikan penanda poin demi poin untuk mengukur pelaksanaan administrasi perusahaan yang baik.Laporan keberlanjutan dalam penelitian ini adalah SRI 4. Berikut ini merupakan grafik laporan keberlanjutan periode 2018-2021 pada perusahaan pertambangan sektor batubara yang diteliti:
Gambar 4. 3 Grafik Laporan Keberlanjutan Perusahaan Pertambangan Sektor Batubara
Sustainability report pada perusahaan pertambangan sektor batubara yang terdaftar di BEI tahun 2018-2021 menunjukkan hasil tidak cukup konsisten dalam melaporkan laporan keberlanjutannya dalam periode 2018-2019. Dapat dilihat pada perusahaan PT. Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) merupakan perusahaan yang paling besar dalam menngungkapkan laporan keberlanjutan pada tahun 2020-2021 sebesar 59,341. Dan perusahaan yang paling sedikit dalam mengungkapkan laporan keberlanjutan yaitu perushaan PT. Indika Energy Tbk (INDY) pada tahun 2018 sebesar 10,989 dan perusahaan PT. Transcoal Pacific Tbk (TCPI) pada tahun 2019 sebesar 10,989.
Artinya, perusahaan hanya fokus dalam melaporkan laporan keuangan perusahaan saja dan mengabaikan laporan keberlanjutan yang menyangkut beberapa aspek yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Sehingga terdapat ketidak konsistenan dalam pelaporan keberlanjutan di
0 10 20 30 40 50 60 70
2016,52017 2017,52018 2018,52019 2019,52020 2020,52021 2021,5
Sustainability Report
TAHUN SRI 4
sektor batubara. Beberapa perusahaan mungkin kurang aktif atau tidak terlalu fokus dalam mengungkapkan informasi terkait keberlanjutan perusahaan mereka
Dalam konteks ini, penting untuk menganalisis secara lebih mendalam mengapa ada ketidakkonsistenan dalam pelaporan keberlanjutan dan apakah ada alasan atau faktor-faktor tertentu yang memengaruhi perusahaan-perusahaan dalam industri pertambangan batubara dalam mengungkapkan laporan keberlanjutan mereka. Evaluasi yang lebih rinci terhadap konten dan kualitas laporan keberlanjutan dari masing-masing perusahaan dapat memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang keterlibatan dan komitmen mereka terhadap praktik keberlanjutan.