• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Fokus Penelitian

Dalam dokumen MANUNGGAL SATU ATAP KABUPATEN GOWA (Halaman 47-50)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

D. Deskripsi Fokus Penelitian

a. Pemerintah : yang dimaksud dengan pemerintah di dalam penelitian ini yaitu mulai dari pimpinan beserta seluruh seluruh staf di kantor SAMSAT Kabupaten Gowa yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat.

b. Red Tape Birokrasi : yang dimaksud dengan red tape birokrasi di dalam penelitian ini yaitu pelayanan yang diberikan di kantor SAMSAT Kabupaten Gowa cenderung lamban dan berbelit-belit, serta sangat kaku.

c. Lamban : yang dimaksud dengan lamban di dalam penelitian ini yaitu para aparatur Negara di kantor SAMSAT Kabupaten Gowa kurang cekatan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

d. Berbelit-belit : yang dimaksud dengan berbelit-belitdi dalam penelitian ini yaitu pelayanan yang diberikan cenderung tidak jelas urutannya, karena sering terjadi negoisasi antara aparat di kantor SAMSAT Kabupaten Gowa dengan orang yang menerima pelayanan karena suatu alasan tertentu.

33

e. Strategi Pemerintah : yang dimaksud dengan strategi pemerintah di dalam penelitian ini yaitu cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk meminimalkan pelayanan berbelit-belit di kantor SAMSAT Kabupaten Gowa.

f. Participation : yang dimaksud dengan participation di dalam penelitian ini yaitu bagaimana partisipasi pemerintah di kantor SAMSAT Kabupaten Gowa dalam mewujudkan sistem pemerintahan yang baik.

g. Rule Of Law : yang dimaksud dengan rule of law di dalam penelitian ini yaitu kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu sesuai dengan hak asasi manusia.

h. Transparency : yang dimaksud dengan transparency di dalam penelitian ini yaitu kebebasan dan keterbukaan. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi dan sangat diperlukan agar tidak tercipta pelayanan yang berbelit-belit dan masyarakat tidak merasa bingung tentang aturan yang ada.

i. Responsivenes : yang dimaksud dengan responsiveness di dalam penelitian ini yaitu bagaimana keinginan para pegawai di kantor SAMSAT Kabupaten Gowa untuk memberikan pelayanan dengan tanggap.

j. Akuntabilitas : yang dimaksud dengan akuntabilitas di dalam penelitian ini yaitu para pegawai dikantor samsat mempertanggungjawabkan segala sesuatunya kepada para penerima layanan.

k. Faktor Penyebab : yang dimaksud faktor penyebab yaitu merupakan sesuatu yang dapat menjadi faktor pendukung sekaligus sebagai faktor penghambat terjadinya sesuatu.

l. Alat : merupakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses pelayanan publik.

m. Sumber Daya Manusia (SDM) : dapat dikatakan sebagai operator pelayan publik, dalam hal ini merupakan potensi sumber daya manusia yang memberikan pelayanan. Hal ini dapat berupa keahlian, ketekunan, kecepatan kerja, dan lain sebagainya.

n. Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas Kinerja :yang dimaksud denganpeningkatan efisiensi dan efektifitas kinerja di dalam penelitian ini yaitu pelayanan yang diberikan di kantor SAMSAT Kabupaten Gowa bisa terselesaikan secepat mungkin sesuai prosedur yang ada serta tepat sasaran.

35

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian in itelah dilaksanakan kurang lebih 2 (dua) bulan, terhitung mulai 13 Juli 2014 sampai 13 September 2014. Penelitian ini dalam lokasi di kantor SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) Kabupaten Gowa.

Disertai dengan dasar pemikiran yaitu dikarenakan pada instansi tersebut terdapat beberapa patologi birokrasi, dimana yang paling memprihatinkan yaitu adanya pelayanan yang berbelit-belit (red tape).

B. Tipe dan Jenis Penelitian 1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu merupakan penelitian kualitatif. Pada dasarnya penelitian kualitatif diadakan dalam keadaan yang alamiah (natural setting) dan data yang dikumpulkan secara triangulasi (gabungan). Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono dalam Pasolong (2012 : 161) bahwa penelitian kualitatif merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, sebagai lawannya eksperimen, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi atau gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini, peneliti akan

menggambarkan atau mendeskripsikan masalah yang diteliti dalam hal ini, menggambarkan Strategi Pemerintah Daerah dalam Meminimalkan Pelayanan Berbelit-belit (Red Tape) Birokrasi di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kabupaten Gowa.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana penelitian ini akan mendeskripsikan atau menggambarkan tentang Strategi Pemerintah Daerah dalam Meminimalkan Pelayanan Berbelit-Belit (Red Tape) Birokrasi di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kabupaten Gowa.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh penulis langsung dari lapangan atau tempat penelitian atau dengan kata lain, data ini dapat diperoleh melalui wawancara dengan informan maupun melalui pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti sehubungan dengan Strategi Pemerintah Daerah dalam Meminimalkan Pelayanan Berbelit-belit (Red Tape) Birokrasi di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kabupaten Gowa.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan peneliti yang sumbernya dari data-data yang sudah diolah sebelumnya menjadi seperangkat informasi

37

tertulis lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian yakni Strategi Pemerintah Daerah dalam Meminimalkan Pelayanan Berbelit-belit (Red Tape) Birokrasi di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kabupaten Gowa.

D. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong, 2000:97). Pemilihan informan penelitian didasarkan pada tujuan penelitian, dengan harapan untuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya, dengan demikian peneliti mengobservasi terlebih dahulu situasi sosial lokasi penelitian.Untuk lebih jelasnya, informan di dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Data Informan penelitian

No. Nama Informan Keterangan

1. Kepala Administrator Pelayanan 1 Orang

2. Kasi Pendataan dan Penetapan 1 Orang

3. Kasubag Tata Usaha 1 Orang

4. Kasi Penagihan dan Penerimaan 1 Orang

5. Masyarakat Penerima Layanan 6 Orang

Jumlah 10 Orang

Sumber :Olah Data, 2014

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi, yaitu suatu cara mengumpulkan data melalui pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Observasi ini digunakan sebagai teknik yang pertama dilakukan dalam mengamati bagaimana Strategi Pemerintah Daerah dalam Meminimalkan Pelayanan Berbelit-belit (Red Tape) Birokrasi di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kabupaten Gowa.

2. Interview (wawancara), teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dimana wawancara langsung dapat dilakukan dengan tatap muka langsung (personal interview), sementara wawancara secara tidak langsung dapat dilakukan melalui alat komunikasi. Untuk mempermudah proses wawancara yang dilakukan, dalam proses tanyajawab antara penanya dengan penjawab menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau sering juga disebut sebagai panduan wawancara.

3. Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan, memo, pengumuman, instruksi, majalah, buletin, gambar, pernyataan, aturan suatu lembaga masyarakat dan berita yang disiarkan oleh media massa.

F. Teknik Analisis Data

Data untuk Strategi Pemerintah Daerah dalam Meminimalkan Pelayanan Berbelit-belit (Red Tape) Birokrasi di Kantor Sistem Administrasi Manunggal

39

Satu Atap Kabupaten Gowa akan dianalisis dengan cara Miles dan Hubermen.

Miles dan Huberman dalam Sahid (2011 : 5) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif adalah data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data itu mungkin telah dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, intisaridokumen, pita rekaman), dan yang biasanya “diproses” kira- kira sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan, ataualih-tulis), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata, yang biasanya disusun kedalam teks yang diperluas.

Secara umum Miles dan Huberrman dalam Sahid (2011 : 5) beranggapan bahwa analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu:

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Beberapa alur kegiatan yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman sebagaimana yang diungkapkan di atas dapat dijelaskan lebih lanjut tentang ketiga alur kegiatan tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari càtatan-catatan tertulis di lapangan.

Langkah-langkah dalam tahap reduksi yaitu :

a. Meringkaskan data kontak langsung dengan orang, kejadian dan situasi di lokasi penelitian.

b. Pengkodean.

c. Pembuatan catatan obyektif.

d. Membuat catatan reflektif.

e. Membuat catatan marginal.

f. Penyimpanan data.

g. Pembuatan memo.

h. Analisis antar lokasi.

i. Pembuatan ringkasan sementara antar lokasi.

2. Penyajian Data atau Analisis Data (data display)

Penyajian data atau analisis data bertujuan untuk membatasi suatu

“penyajian” sebagai sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian-penyajian kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakuka lebih jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian tersebut.

Dalam pelaksanaan penelitian Miles dan Huberman dalam Sahid (2011:6) yakin bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. Penyajian-penyajian yang dimaksud meliputi berbagai jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan.

Tahap penyajian, pada tahapan ini dikembangkan model-model : a. Mendeskripsikan konteks dalam penelitian.

b. Cheklist matriks

c. Mendeskripsikan perkembangan antar waktu.

41

d. Matriks tata peran

e. Matriks konsep terklaster.

f. Matriks efek dan pengaruh g. Matriks dinamika lokasi h. Daftar Kejadian

3. Menarik Kesimpulanatau Verifikasi

Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan. penjelasan, konfigurasi- konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi. Kesimpulan hasil penelitian yang diambil dari hasil reduksi dan panyajian data adalah merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi data dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh bukti- bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara yang diambil.

G. Pengabsahan Data

Kredibilitas data sangat mendukung hasil penelitian, oleh karena itu diperlukan teknik untuk memeriksa keabsahan data. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi bermakna silang yakni mengadakan pengecekan akan kebenaran data yang akan dikumpulkan dari

sumber data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang lain serta pengecekan pada waktu yang berbeda yaitu:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah dipeoleh melalui beberapa sumber. Dengan mengacu William Wiersma dalam Sugiyono (2012:273) :

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

3. Triangulasi Waktu

Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian ditanya.

43

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi atau Karakteristik Obyek Penelitian

1. Sejarah SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap)

Pada awalnya, proses perpanjangan STNK harus membuang waktu cukup lama karena mesti mendatangi tiga kantor. Membayar pajak harus datang ke kantor pajak. Esoknya, mereka yang hendak membayar Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) dan harus mendatangi kantor Asuransi Jasa Raharja. Dan mereka pun harus mendatangi kantor polisi lalu lintas untuk memperoleh STNK. Masing-masing instansi tersebut belum terintegrasi hingga tahun 1974. Dengan adanya Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT), atau dalam Bahasa Inggris One Roof System, adalah suatu sistem administrasi yang dibentuk untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan kepentingan masyarakat yang kegiatannya diselenggarakan dalam satu gedung.

Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh Samsat adalah pelayanan administrasi dalam pengurusan kendaraan bermotor.

SAMSAT merupakan suatu sistem kerjasama secara terpadu antara Polri, Dinas Pendapatan Provinsi, dan PT Jasa Raharja (Persero). Pelayanan pengurusan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama diberikan oleh Dinas Pendapatan Provinsi, sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas oleh Jasa Raharja, sedangkan pengurusan surat-surat kendaraan bermotor seperti BPKP, plat nomor,

dan STNK diberikan oleh Kepolisian. Namun dengan adanya SAMSAT, kesemuanya dapat dilayani dalam satu atap, atau bahkan satu loket. Lokasi Kantor bersama SAMSAT umumnya berada di lingkungan kantor Polri setempat, atau di lingkungan Satlantas/Ditlantas Polda setempat.Samsat ada di masing-masing provinsi, serta memiliki unit pelayanan di setiap kabupaten/kota.

Periode I :

1. Di tanah air Indonesia akhir abad ke-19 sudah ada mobil / kendaraan bermotor.

2. Kepolisian berada di bawah Departemen Urusan Dalam Negeri (Departemen Van Binenlandsch Berstuur).

3. Kepala Polisi Kota / Kepala Polisi Karasidenan atas nama Presiden atau Gubernur bisa menerbitkan Surat Izin Mengemudi (SIM).

Periode II :

1. Pada tanggal 25 Juni 1946, Presiden RI menetapkan pemisahan Kepolisian dari Kementerian Dalam Negeri, sehingga menjadi jawatan tersendiri yang berkoordinasi dengan Perdana Menteri dan berwenang menerbitkan dokumen kendaraan bermotor.

2. Staatblad 1999 direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 7 tahun 1951 yaitu Tanda Nomor Kendaraan Mengemudi yang dikeluarkan Residen diserahkan seluruhnya kepada polisi.

3. UU Nomor 7 Tahun 1951 tentang UULL Jalan disempurnakan menjadi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1965 tentang Lalu Lintas angkutan jalan yang mengukuhkan Peraturan Pemerintah Lalu Lintas Jalan (PPL), dan Peraturan

45

Lalu Lintas Jalan Perhubungan (PLJP) dan Peraturan Lalu Lintas Jalan Dalam Negeri (PLDN).

Periode III tahun 1965-1974 :

1. STNK, STCK, dan SIM diselenggarakan / diterbitkan oleh polisi.

2. Seluruh pemilik kendaran bermotor (100%) mendaftarkan STNK ke polisi.

Mereka mendaftarkan kendaraannya karena takut pada kewenangan polisi dalam penegakan hukum yang mempunyai upaya paksa.

3. Realisasi pemilik kendaraan yang melakukan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor / Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PKB dan BBNKB) hanya 30% saja yang melaksanakan kewajibannya.

4. Demikian pula realisasi pelaksanaan pembayaran Setoran Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) kurang lebih hanya 10% saja.

Periode IV tahun 1974-1976 :

1. Pihak Dipenda dan PT Jasa Raharja meminta dukungan/bantuan polisi agar pembayaran PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ dapat terdaftar seluruhnya seperti pendaftaran STNK pada polisi.

2. Atas prakarsa Kapolantas Kodak VII Jakarta Raya Kolonel Polisi Drs. Putra Astaman yang mendapat dukungan dari Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, dibuatlah konsep pendaftaran kendaraan bermotor, pembayaran PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ dalam satu atap untuk tingkat daerah khusus ibu kota Jakarta.

3. Konsep pendaftaran kendaraan bermotor dan pembayaran PKB/BBN-KB serta SWDKLLJ dalam sistem satu atap mulai disosialisasikan.

Periode V tahun 1976-1978 :

1. Masa sosialisasi dan uji coba pelaksanaan pendaftaran kendaraan bermotor dengan sistem satu atap di wilayah DKI Jakarta ternyata signifikan dengan pemasukan kas daerah pendapatan melalui Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS) meningkat pesat.

2. Masa berlaku STNK adalah 1 (satu) Tahun.

3. Dari keberhasilan tersebut maka pelaksanaan pendaftaran kendaraan bermotor di wilayah DKI Jakarta sebagai pilot proyek diangkat ke tingkat nasional untuk dibentuk Samsat dengan landasan Instruksi Bersama (Menhankam Pangab, Mendagri dan Menkeu RI).

Periode tahun 1978 sampai sekarang :

1. Pada tahun 1992 UU No. 3/1965 tentang Lalu Lintas dan angkutan jalan direvisi menjadi UU No. 14/1992, kemudian diterbitkan secara efektif Perpu berlakunya UU No. 14/1992 pada tahun 1993.

2. Tahun 1993 terdapat revisi Instruksi Bersama Menhamkam Pangab, Mendagri dan Menkeu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 yaitu dengan masa berlaku STNK dari 1 Tahun menjadi 5 Tahun namun pembayaran PKB dan SWDKLLJ dilaksanakan setiap tahun melalui pengesahan STNK dilaksanakan oleh Polri.

3. Dengan demikian Samsat sampai sekarang masih tetap beroperasional dengan baik, terbukti dengan terselenggaranya pelayanan publik melalui kerjasama antar instansi melalui Samsat.

47

2. Gambaran Umum Kantor SAMSAT Kabupaten Gowa

Lokasi penelitian yang dipilih penulis adalah di Kantor SAMSAT Kabupaten Gowa yang terletak di Kecamatan Somba Opu, Jalan Tumanurung No.

17 Sungguminasa, Kabupaten Gowa. Letak kantor ini sangat strategis. Selain di sekitar kantor terdapat beberapa aneka macam kedai makanan, letak Kantor Samsat Gowa ini juga sangat mudah ditemukan dengan batas-batas yang dikenal oleh masyarakat Kabupaten Gowa pada umumnya. Berikut batas-batas wilayah Kantor Samsat Gowa yaitu :

a) Batas Sebelah Utara: Kantor Kelurahan Kalegowa, Lapangan Tenis, Perumahan Penduduk.

b) Batas Sebelah Selatan : Jalan Raya, Lapangan Syech Yusuf, Kantor Bupati Gowa, SMK 1 Somba Opu, Universitas Syech yusuf, DPRD Kabupaten Gowa c) Batas Sebelah Timur : Gedung Haji Bate, Kementrian Perdagangan RI, Balai

Standardisasi Metrologi Legal Regional IV, Badan Pembangunan Daerah d) Batas Sebelah Barat: Bengkel, Warung Makan,Asosiasi Kontraktor Listrik

dan Mekanikal Indonesia, PLN Gowa, Sekretariat Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I Partai Golkar Kabupaten Gowa.

Visi, misi dan motto Kantor Samsat Kabupaten Gowa Visi :

Terwujudnya pelayanan prima sebagai bukti pengabdian kepada masyarakat.

Misi :

1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menjunjung tinggi etika profesi.

2. Melaksanakan proses administrasi kendaraan bermotor secara cepat dan tepat.

3. Mewujudkan aparat pelaksana Samsat yang bersih, jujur, dan cakap, bertanggung jawab dan professional.

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak.

5. Penataan arsip kendaraan yang tertib untuk memudahkan identifikasi dan keamanan dokumen.

Motto :

Kepuasan masyarakat dalam menyelesaikan administrasi kendaraan bermotor adalah kehormatan kami.

Inovasi Pelayanan Unggulanyaitu :

1. Proses administrasi STNK dengan sistem komputerisasi.

2. Info layanan wajib pajak dengan sistem komputerisasi.

3. Pro-Aktif melayani wajib pajak melalui Samsat Keliling.

Kebijakan Pimpinan Unit :

1. Meningkatkan pelayanan yang berkaitan dengan Pajak Kendaraan Bermotor.

2. Pengembangan SDM personil SAMSAT.

3. Disiplin waktu.

4. Tertib administrasi.

5. Keamanan dokumen.

49

6. Adaptif terhadap perubahan lingkungan dan melakukan peningkatan mutu pelayanan secara berkesinambungan.

Janji pelayanan di kantor SAMSAT Kabupaten Gowa yaitu : 1. Pelayanan cepat, tepat dan tidak berbelit-belit.

2. Pemberian pelayanan yang santun dan ramah.

3. Tidak membebankan biaya kepada masyarakat dalam bentuk apapun di luar ketentuan.

Adapun mengenai standar sikap dan perilaku petugas di kantor SAMSAT Kabupaten Gowa terhadap wajib pajak yaitu :

1. Rajin 2. Disiplin

3. Memiliki dedikasi yang tinggi 4. Pro-Aktif

5. Profesionalisme

6. Peka dan tanggap dalam tugasnya 7. Tidak apatis

8. Loyalitas 9. Kreatif

10. Betanggung jawab

11. 5-S (Senyum, Sapa, Salam, dan Sopan Santun) 12. Tidak arogan

13. Peduli dengan lingkungannya.

Kantor SAMSAT Kabupaten Gowa merupakan sebuah instansi yang bertugas dan berwenang untuk melakukan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), selain itu kantor SAMSAT Kabupaten Gowa merupakan wadah yang melaksanakan tugas secara bersamaan 3 (tiga) instansi yaitu Dispenda, Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan PT Jasa Raharja (Persero) untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam memenuhi kewajiban di bidang pendaftaran kendaraan bermotor, pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) serta Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ). Pada dasarnya suatu kantor SAMSAT harus berada pada setiap kabupaten dan kota dengan memperhatikan situasi, kondisi dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.

Berikut beberapa penjelasan terkait instansi yang bekerjasama dalam melayani masyarakat di kantor SAMSAT Kabupaten Gowa, yaitu :

a) Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA)

Dinas Pendapatan Daerah atau yang dikenal dengan sebutan Dipenda atau Dispenda adalah organisasi yang berada di bawah pemprov pemerintah provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki tanggung jawab dalam pemungutan pendapatan daerah melalui pengkoordinasian dan pemungutan pajak, retribusi, bagi hasil pajak, dana perimbangan, dan lain sebagainya.

Tugas pokok dinas pendapatan daerah yaitu Menyelenggarakan pemungutan pendapatan daerah dan mengadakan koordinasi dengan instansi lain dalam perencanaan, pelaksanaan, serta pengendalian pemungutan pendapatan daerah.

51

Fungsi dinas pendapatan daerah yaitu :

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan daerah.

2) Penyusunan rencana dan program kegiatan di bidang pendapatan daerah.

3) Penelitian, pengkajian, evaluasi, penggalian dan pengembangan pendapatan daerah.

4) Pembinaan pelaksanaan kebijakan pelayanan di bidang pemungutan pendapatan daerah.

5) Penyelenggaraan pelayanan dan pemungutan pendapatan daerah.

6) Pengkoordinasiaan pelaksanaan pemungutan dana perimbangan.

7) Pemberian izin tertentu di bidang pendapatan daerah.

8) Evaluasi, pemantauan dan pengendalian pungutan pendapatan daerah.

9) Pengelolaan dukungan teknis dan administrasi.

10) Pembinaan teknis pelaksanaan kegiatan suku dinas dan unit pelayanan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor.

Visi, misi dan motto Dinas Pendapatan Daerah Visi :

Maksimalnya peningkatan pendapatan daerah melalui pengelolaan pendapatan daerah yang bersih, tertib, transparan, akuntabel dan inovatif.

Misi :

1) Meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) sekitar 13% pertahun dan total pendapatan daerah sekitar 10% pertahun.

2) Meningkatkan kapasitas, efektifitas dan efisiensi unit kerja dalam rangka memberi kualitas prima dalam pelayanan pajak.

3) Mewujudkan aparatur laki-laki dan perempuan yang cakap, handal, jujur, bertanggung jawab dan profesional dalam mengelola pendapatan daerah.

4) Mewujudkan sistem dan prosedur pengelolaan pendapatan daerah yang transparan dan akuntabel.

Motto :

Melayani setulus hati

53

Struktur Organisai UPTD Wilayah Gowa

Gambar 2.Struktur Organisasi UPTD

Wilayah Gowa

Kasubag Tata Usaha Rina Trisnawaru, S.Sos

1. Zubaidah, S.Sos 2. Kurniaman 3. Dewi Rany, SE

Kasi Penagihan Dan Penerimaan Hj. A. Rahmania, SE, M.Si

1. Achmad Ilham, S.Kom 2. Salim, S.Ip, MA 3. Abd. Malik, SE

4. Mohammad Hidayat, SH 5. A. Rini Heriyanti

Kasi Pendataan Dan Penetapan Raden Asnawi, S.Sos, MM

1. Drs. A. Suhaib Hanafie 2. Allo Bungin Raggina, S.P 3. Faisal M. Betta

4. Muh. Yusri

Adpel

Nurliah Nur, S.Sos, M.Ap 1. Ahmad Lahmuddin. U 2. Ir. Andi Suryani 3. Hj. Sarintang, S.Sos 4. Hj. Suratni Nonsi

5. Rahmawati Djamaluddin, SE 6. A. Syahraeni, SE

7. Idris. M

8. Muhammad Ihsan Kepala UPTD Hj. Zainab Saleh, SE. M,si Nip. 1970022 1998033 2 006

Dalam dokumen MANUNGGAL SATU ATAP KABUPATEN GOWA (Halaman 47-50)

Dokumen terkait