• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Deskripsi Hasil Penelitian

2. Deskripsi Hasil Penelitian

14 Maura Wihelmina 80,3

15 Naswa Cintya Bela 80,3

16 Velynda 79,7

17 Reyvan Aditya 79,2

18 Gendis Menku Mukti 79,2

19 Elia Ghein Paula 78,7

20 Satriya Wijaya 78,5

21 Brata Kelana 78,4

22 M. Hafid Alibia Akbar 77,8

23 Mufti Ainur Rofiq 77,8

24 Revan Revaldo Ariesta 77,5 25 Xishen Priceldo Asrafa 77,1

26 Ahmad Zuhri Khan 76,9

27 Nikolaus Sandi Kiswara 76,9

28 Suci Ramadhani 76,2

29 Restu Mukti Wibowo 76

30 Aulia Ferdian 76

31 Merlinda Febriyanti 75,6

32 Ester Sri Mulyani 75,3

33 Ahmad Fitrah Pratama 75

Sumber: Data Nilai Kelas IV SDN 3 Sumbergede

Berdasarkan dari data nilai semester ganjil di atas, maka penulis melakukan penelitian kepada orang tua siswa yang memiliki nilai tertinggi, sedang, dan terendah. Di bawah ini adalah daftar nama orang tua dari masing-masing siswa tersebut.

Tabel 4.4

Daftar Nama Responden

No Nama Siswa Nama Orang Tua Siswa

1 Ayu Andara Anang Iswanto/Ester Vera Saputri 2 Alfian Dwi Cahya Wastono/Eni Suwarni

3 Alarof Alfian Rofuna Mardiyo/Mukilah

4 Velynda Sukardi/Kuati

5 Reyvan Aditya Patah/Mujinem 6 Gendis Menku Mukti Sutarman/Puji Lestari 7 Merlinda Febriyanti Parijo/Erni

8 Ester Sri Mulyani Davit Sugimin/Maria Suratmini 9 Ahmad Fitrah Pratama Wahyudi/Nurdiana

Sumber: Data Absensi Siswa SDN 3 Sumbergede

Pada proses pemetaan skala likert menggunakan beberapa tahapan berikut:46

1) Mengumpulkan Data

Langkah pertama adalah mengumpulkan data yang akan dianalisis dengan cara memberikan angket yang sudah diisi dengan pertanyaan mengenai suatu kondisi atau fenomena sosial.

2) Jumlahkan Seluruh Data

Dari semua data yang sudah terkumpul, anda bisa mengklasifikasikannya berdasarkan jenis jawaban yang diperoleh.

Misalnya jawaban sangat suka, dikumpulkan dengan responden yang juga menjawab sangat suka. Setelah semua data terkumpul, anda bisa menjumlahkan masing-masing jawaban.

3) Pemberian Bobot

Semua data yang sudah dijumlahkan, tidak bisa langsung diolah. Anda harus memberikan bobot pada masing-masing jawaban. Misalnya poin atau bobot pada jawaban dari sangat suka, hingga sangat tidak suka adalah 5,4,3,2, dan 1. Setelah jumlah dikalikan dengan bobot, barulah seluruhnya dijumlahkan.

46 Fadila, Woro Isti Rahayu, dan M. Harry K. Saputra, Penerapan Metode Naive Bayes dan Skala Likert Pada Aplikasi Prediksi Kelulusan Mahasiswa (Kreatif, 2020), 62–63.

4) Hitung Persentase

Selanjutnya untuk penyelesaian, dalam mengetahui kesimpulan dari hasil penelitian adalah dengan menghitung persentase. Formula yang digunakan untuk mengetahui indeks dalam bentuk persen adalah total skor dibagi total skor maksimum dikali 100.

Sesuai dengan pemaparan di atas, kemudian hasil kuesioner yang yang telah dikumpulkan ditabulasikan ke dalam bentuk tabel dan akan dipaparkan hasil jawaban dari orang tua siswa. Untuk mengetahui data tentang pola pendampingan orang tua, penulis menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada Sembilan responden.

Adapun hasil kuesioner selengkapnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel hasil kuesioner sebagai berikut:

Tabel 4.5 Data Hasil Kuesioner

No Pernyataan

Jenis Skor

Skor Juml ah

Perse ntase

S K TP

Positif 3 2 1 Negatif 1 2 3 Pola Permisif

1 Saya melarang anak agar tidak terus bermain

Positif 4 1 4 18

108 26%

2 Saya membantu mempelajari kembali mata pelajaran yang belum dimengerti

Positif 7 1 1 24

3 Ketika anak tidak mau belajar, saya

menegurnya

Positif 6 1 2 22 4 Saya mengabaikan

anak ketika ia mengerjakan PR

Negatif 2 2 5 21

seorang diri 5 Saya tidak

memperhatikan belajar anak

Negatif 2 7 23

Pola Otoriter

1 Saya mengharuskan anak memiliki prestasi tertinggi di sekolah

Positif 9 9

65 16%

2 Ketika mendapat tugas dari guru, saya tidak memeriksa apakah anak sudah mengerjakan tugas tersebut atau belum

Positif 3 6 12

3 Saya tidak

mengharuskan anak belajar belajar meskipun di akhir pecan

Negatif 9 9

4 Saya memberikan hukuman kepada anak ketika anak tidak mau belajar

Negatif 1 8 26

5 Saya memperbolehkan anak bermain sebelum mengerjakan tugas

Negatif 9 9

Pola Autoritatif

1 Saya membuat jadwal belajar dan bermain untuk anak

Positif 2 1 6 14

107 26%

2 Saya selalu

mendampingi anak dalam belajar

Positif 4 3 2 20 3 Saya membantu anak

saat mengerjakan tugas ketika anak bertanya

Positif 7 2 25

4 Saya tidak

memberikan semangat kepada anak ketika anak jenuh

Negatif 2 2 5 21

5 Ketika anak membuat kesalahan, saya akan memukulnya

Negatif 9 27

Pola Demokratif

1 Saya tidak memaksa ketika anak lelah dan tidak mau belajar

Positif 9

27

131 32%

2 Saya memberikan pujian ketika anak mendapat nilai yang bagus

Positif 7 2

23 3 Saya selalu

memastikan anak untuk terus-menerus belajar

Negatif 9

27 4 Ketika prestasi anak

menurun saya langsung memarahinya

Negatif 9

27 5 Saya melarang anak

melakukan sesuatu tanpa memberikan penjelasan terlebih dahulu

Negatif 9

27

Total Skor 411 Sumber: Data Hasil Kuesioner Penelitian

Berdasarkan data di atas, dapat peneliti uraikan bahwa Pola Demokratif mendapat persentase paling banyak yaitu sebesar 32%

dibandingkan dengan pola yang lainnya. Sehingga dapat peneliti simpulkan bahwa orang tua cenderung menggunakan Pola Demokratif dalam mengasuh atau mendampingi anak.

b. Peran Orang Tua dalam Pendampingan Belajar

Untuk memperoleh data terkait peran orang tua dalam pendampingan belajar siswa kelas IV SDN 3 Sumbergede, maka peneliti melakukan wawancara kepada beberapa orang tua siswa yang memiliki nilai tertinggi, sedang, dan terendah. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam pendampingan belajar anak. Orang

tua tentu saja memberikan yang terbaik untuk anaknya agar tetap belajar meskipun tidak sepenuhnya belajar di sekolah.

“Saya selalu mendampingi anak belajar karena tidak mau jika tidak didampingi oleh ibunya. Jika anak merasa jenuh ya saya menasihati untuk belajar, jika anak tidak mau saya juga tidak memaksa. Waktu mendampingi belajar jika anak sudah siap belajar dan saya juga siap saya akan mendampingi belajar, karena saya juga bekerja jadi lebih sering malam hari untuk belajar. Ketika anak bertanya mengenai materi yang tidak bisa juga sering bertanya dan saya bantu. Dan apapun yang anak butuhkan untuk sekolah ya sebisa mungkin saya penuhi”.47 Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ibu Mujinem orang tua dari Reyvan Aditya. Orang tua sebisa mungkin mendampingi anak belajar selama di rumah. Serta memberikan fasilitas yang dibutuhkan selama belajar di rumah. Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Wastono orang tua dari Alfian Dwi Cahya berikut:

“Kalau belajar di rumah selalu didampingi dan biasa belajar setelah maghrib. Saya juga membantu anak jika ia bertanya dan tidak bisa mengerjakan tugas. Jika saya juga tidak bisa bertanya dengan tetangga yang kebetulan sering bertanya dengan tetangga tersebut. Jika anak merasa bosan belajar di rumah, saya mengarahkan, memotivasi, dan menasihati anak agar kembali semangat belajar. Dan kebutuhan sekolah seperti alat tulis dan lain-lain selalu saya penuhi”.48

Ibu Kuati orang tua dari Velynda dan Ibu Maria Suratmini orang tua dari Ester Sri Mulyani berikut jug menyatakan bahwa orang tua selalu mengawasi kegiatan belajar anak selama di rumah.

“Saya selalu mendampingi anak belajar, karena jika tidak didampingi anaknya tidak mau belajar. Sebisa mungkin jika anak bertanya tentang tugas yang tidak bisa, saya selalu bantu

47 Wawancara dengan Ibu Mujinem selaku Orang Tua dari Reyvan Aditya pada Tanggal 14 April 2022

48 Wawancara dengan Bapak Wastono selaku Orang Tua dari Alfian Dwi Cahya pada Tanggal 12 April 2022

dengan sebisa saya, terkadang bertanya juga dengan kakaknya, jika saya juga tidak bisa meminta bantuan tetangga yang bisa.

Saya juga berusaha memenuhi kebutuhan sekolah anak, namun untuk kuota juga terkadang telat”.49

“Ketika belajar di rumah saya selalu mendampingi anak belajar, karena anak saya juga susah untuk memahami materi karena belum bisa dan susah membaca. Namun juga terkadang anak saya bertanya langsung dengan gurunya melalui HP. Saya juga selalu menasihati, memberikan semangat agar anak semangat belajar terutama membaca. Saya juga memberikan apapun yang anak butuhkan untuk sekolah dan belajar, dan kuota juga tidak pernah telat sebenarnya. Namun memang anak saya lambat untuk membaca”.50

Orang tua yang juga bekerja tidak dapat mendampingi anak belajar setiap saat. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Wahyudi orang tua dari Ahmad Fitrah Pratama berikut:

“Ketika saya sedang berada di rumah saya selalu mendampingi anak belajar karena saya bekerja dan tidak setiap hari pulang ke rumah, dan anak saya senang-senang saja jika diminta untuk belajar walaupun terkadang juga tidak mau belajar dan jenuh belajar di rumah, yang saya lakukan ya menghibur, memberikan semangat untuk belajar. Kebutuhan anak saya untuk sekolah sebisa mungkin saya penuhi”.51

Tidak jauh berbeda dengan Bapak Wahyudi, Ibu Erni orang tua dari Merlinda Febriyanti juga menyampaikan bahwa ia tidak bisa sepenuhnya mendampingi anak belajar di rumah. Namun, untuk fasilitas yang dibutuhkan untuk sekolah sebisa mungkin terpenuhi.

“Saya tidak mendampingi anak belajar di rumah, saya hanya memberikan HP untuk anak belajar dan anak belajar sendiri.

49 Wawancara dengan Ibu Kuati selaku Orang Tua dari Velynda pada Tanggal 9 April 2022

50 Wawancara dengan Ibu Maria Suratmini selaku Orang Tua dari Ester Sri Mulyani pada Tanggal 12 April 2022

51 Wawancara dengan Bapak Wahyudi selaku Orang Tua dari Ahmad Fitrah Pratama pada Tanggal 14 April 2022

Jika tidak bisa terkadang bertanya dengan kakaknya. jika anak tidak mau belajar atau merasa jenuh saya menasihati. Saya membelikan kebutuhan untuk anak sekolah”.52

Senada dengan pernyataan dari Ibu Erni, Ibu Puji Lestari orang tua dari Gendis Menku Mukti tidak bisa mendampingi anak belajar di rumah. Namun, beliau memberikan fasilitas berupa mendaftarkan anaknya untuk mengikuti bimbingan belajar.

“Saya tidak pernah mendampingi anak belajar di rumah, karena saya sibuk bekerja dan tidak ada waktu untuk mendampingi, anak juga tidak pernah mengeluhkan dan tidak pernah bercerita tentang sekolahnya. Namun terkadang juga bertanya tentang tugas jika tidak bisa. Jika anak tidak mau belajar saya menasehati dan saya memasukkan anak ke dalam program bimbingan belajar agar anak mau belajar. Untuk kebutuhan sekolah seperti alat tulis, seragam, dan keutuhan lainnya saya usahakan terpenuhi”.53

Namun, terdapat juga orang tua yang memiliki anak mandiri dengan belajar sendiri ketika penerapan Blended Learning. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Ester Vera Saputri orang tua dari Ayu Andara dan Ibu Mukilah orang tua dari Alarof Alfian Rofuna berikut:

“Saat anak belajar di rumah, terkadang saya mendampingi, kadang belajar sendiri. Saya juga membantu anak ketika anak bertanya tentang tugas. Namun anak saya juga bertanya langsung dengan gurunya melalui video call tentang tugas yang belum paham, dan tugas langsung dikumpulkan. Jika anak merasa jenuh saya beri semangat dan menasihati agar kembali semangat dalam belajar. Kebutuhan sekolah seperti buku, alat tulis, seragam saya penuhi, untuk kuota terkadang telat untuk membelikan”.54

52 Wawancara dengan Ibu Erni selaku Orang Tua dari Merlinda Febriyanti pada Tanggal 10 April 2022

53 Wawancara dengan Ibu Puji Lestari selaku Orang Tua dari Gendis Menku Mukti pada Tanggal 10 April 2022

54 Wawancara dengan Ibu Ester Vera Saputri selaku Orang Tua dari Ayu Andara pada Tanggal 14 April 2022

“Saya tidak selalu mendampingi anak belajar, terkadang saya dampingi dan terkadang anak belajar sendiri. Namun jika anak mengeluh tentang tugas atau materi yang tidak bisa, ditanyakan dengan saya ataupun dengan kakaknya. Kebutuhan sekolah saya penuhi, namun untuk kuota internet terkadang macet dan tugas menjadi telat”.55

c. Problematika Orang Tua dalam Pendampingan Belajar

Pembelajaran selama pandemi Covid-19 dilakukan secara daring dan ada pula yang dilakukan secara daring dan luring (blended learning). SDN 3 Sumbergede menjadi salah satu sekolah yang melakukan pembelajaran daring dan luring (Blended Learning).

Namun, dalam pelaksanaannya pembelajaran di masa pandemi terdapat problematika yang dialami oleh siswa, guru, dan juga orang tua yang mendampingi anak-anak belajar selama masa pandemi.

Selama masa pandemi, anak-anak cenderung sulit untuk diminta belajar. Seperti pernyataan yang disampaikan oleh Ibu Mujinem berikut:

“Anak saya susah untuk belajar, kadang-kadang mau belajar kadang-kadang tidak. Dan ketika didampingi anak saya mengeyel jika diberitahu. Dan juga terkadang tidak mau mengerjakan tugas, tugas harus dikerjakan bersama ibunya, jadi harus menunggu ibu terlebih dahulu”.56

Senada dengan pernyataan dari Ibu Mujinem, Ibu Kuati juga memaparkan hal yang sama seperti berikut:

“Jika diminta untuk belajar selalu banyak alasan, malas belajar jika di rumah, dan jika tidak ditemani selalu pergi bermain dan tidak belajar. Dan juga biaya kuota yang bertambah di pandemi

55 Wawancara dengan Ibu Mukilah selaku Orang Tua dari Alarof Alfian Rofuna pada Tanggal 14 April 2022

56 Wawancara dengan Ibu Mujinem selaku Orang Tua dari Reyvan Aditya pada Tanggal 14 April 2022

seperti ini, dan terkadang juga telat dalam membelikan kuota sehingga tugasnya tertunda”.57

Sulitnya jika diminta untuk belajar juga disampaikan oleh Ibu Erni, Ibu Puji Lestari, dan Bapak Wastono berikut:

“Anak saya susah untuk belajar, sering tidak mau jika diminta untuk belajar dan saya juga tidak memaksa jika anak tidak mau belajar”.58

“Kendalanya susah belajar, banyak alasan jika disuruh belajar, sering mengeyel dan lambat jika belajar. Tugasnya juga banyak banget dan kendalanya juga saya yang tidak paham menggunakan HP”.59

“Karena di masa pandemi ini belajar di sekolah tidak full dan tugas juga sering lewat HP jadi anak saya terlena karena tidak full belajar di sekolah. Dan kendala lainnya anak saya tidak selalu belajar jika di rumah, dan terkadang susah jika diminta untuk belajar”.60

Orang tua yang sibuk bekerja dan tidak setiap hari pulang juga menjadi kendala dalam pendampingan belajar anak. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Wahyudi.

“Kendalanya itu HP dan juga kuota yang kadang tidak ada, karena saya harus bekerja dan tidak setiap hari pulang. Jadi jika ada tugas terkadang terlambat”.61

Problematika yang dirasakan orang tua selama pandemi salah satunya adalah terkendala kuota internet. Kendala ini juga dialami oleh Ibu Ester Vera Saputri dan Ibu Mukilah.

57 Wawancara dengan Ibu Kuati selaku Orang Tua dari Velynda pada Tanggal 9 April 2022

58 Wawancara dengan Ibu Erni selaku Orang Tua dari Merlinda Febriyanti pada Tanggal 10 April 2022

59 Wawancara dengan Ibu Puji Lestari selaku Orang Tua dari Gendis Menku Mukti pada Tanggal 10 April 2022

60 Wawancara dengan Bapak Wastono selaku Orang Tua dari Alfian Dwi Cahya pada Tanggal 12 April 2022

61 Wawancara dengan Bapak Wahyudi selaku Orang Tua dari Ahmad Fitrah Pratama pada Tanggal 14 April 2022

“Sampai saat ini waktu belajar di sekolah tidak full, jadi membuat waktu belajarnya berkurang. Dan juga kuota internet yang kadang tidak ada dan juga menjadi tambahan biaya untuk kuota internet”.62

“Jika di rumah jarang belajar, kadang materi atau tugas yang diberikan guru susah jadi anak bingung dan bertanya. Dan kuota juga terkadang telat sehingga tugas juga sering menyusul”.63

Kesulitan membaca juga dialami oleh siswa kelas 4 SDN 3 Sumbergede yang juga menjadi problematika saat mendampingi belajar di rumah seperti yang disampaikan oleh Ibu Maria Suratmini.

“Anak saya terkadang tidak mau belajar, terkadang juga semangat belajar, namun karena belum bisa membaca jadi mengeluh karena tidak bisa. Dan saya yang mendampingi belajar juga terkadang lelah karena anak saya susah membaca dan masih lupa dengan huruf”.64

d. Solusi dari Problematika Orang Tua dalam Pendampingan Belajar

Solusi yang dapat membantu mengatasi problematika yang dialami orang tua dalam mendampingi anak belajar yaitu selalu mendampingi anak belajar di rumah agar anak tetap belajar meskipun di masa pandemi yang tidak bisa full belajar tatap muka di sekolah.

Dan menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Mujinem, Ibu Kuati, dan Bapak Wahyudi berikut:

62 Wawancara dengan Ibu Ester Vera Saputri selaku Orang Tua dari Ayu Andara pada Tanggal 14 April 2022

63 Wawancara dengan Ibu Mukilah selaku Orang Tua dari Alarof Alfian Rofuna pada Tanggal 14 April 2022

64 Wawancara dengan Ibu Maria Suratmini selaku Orang Tua dari Ester Sri Mulyani pada Tanggal 12 April 2022

“Saya akan membujuk dan menemani anak belajar jika anak sedang susah atau tidak mau belajar, akan saya dampingi selama belajar agar anak tetap belajar meski di rumah”.65

“Akan saya temani dan saya tunggu saat belajar dan tidak bisa ditinggal. Sebisa mungkin ketika anak bertanya mengenai materi yang tidak dimengerti akan saya bantu mengerjakan. Dan untuk kuota yang juga sering boros, terkadang meminta kakaknya untuk berbagi internet jika kuota internet linda sudah habis".66

“Saya selalu mendampingi belajar selama saya di rumah dan jika saya tidak ada di rumah, tugas akan dikerjakan atau diganti hari berikutnya jika saya sudah di rumah”.67

Orang tua juga berperan sebagai fasilitator dalam pendampingan belajar anak selama masa pandemi yang lebih banyak belajar di rumah. Gadget dan juga kuota internet menjadi fasilitas paling penting selama pembelajaran daring dan luring. Sebagai orang tua pasti sebisa mungkin akan memberikan fasilitas yang diperlukan selama pembelajaran daring dan luring berlangsung. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Ester Vera Saputri, Ibu Mukilah, dan Ibu Puji Lestari.

“Selama belajar daring ini pasti biaya kuota akan semakin bertambah, ketika kuota untuk belajar habis dan saya belum membeli lagi, saya biasanya meminta bantuan tetangga untuk tetring jika kuota tidak ada, sebisa mungkin saya usahakan agar tidak tertinggal pelajaran dan selama belajar di rumah saya pantau terus belajarnya. Terkadang memang anaknya sendiri yang bertanya langsung ke gurunya mengenai tugas”.68

65 Wawancara dengan Ibu Mujinem selaku Orang Tua dari Reyvan Aditya pada Tanggal 14 April 2022

66 Wawancara dengan Ibu Kuati selaku Orang Tua dari Velynda pada Tanggal 9 April 2022

67 Wawancara dengan Bapak Wahyudi selaku Orang Tua dari Ahmad Fitrah Pratama pada Tanggal 14 April 2022

68 Wawancara dengan Ibu Ester Vera Saputri selaku Orang Tua dari Ayu Andara pada Tanggal 14 April 2022

“Jika belajar di rumah terkadang saya meminta kakaknya untuk menemani Alfin belajar dan saat materi atau tugasnya susah dibantu oleh kakaknya. Jika kuota tidak ada maka di hari berikutnya baru mengerjakan tugas dan juga minta bantuan kakaknya agar berbagi internet”.69

“Anak memang biasanya susah untuk jika disuruh belajar, jadi memang harus dipaksa harus belajar. Saya tidak bisa mendampingi anak belajar, jadi anak saya masukkan ke program bimbingan belajar, jika tidak maka anak tidak akan belajar”.70

Orang tua juga bisa menjadi motivator, dengan memberikan dorongan atau motivasi kepada anak. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Wastono dan Ibu Maria Suratmini.

“Saya sebagai orang tua tidak bosan-bosan mengarahkan anak untuk belajar. Karena terkadang namanya juga anak-anak pasti merasa bosan jika belajarnya hanya sering di rumah, jadi saya sebagai orang tua memberikan semangat kepada anak agar mau belajar lagi dengan semangat”.71

“Saya mendampingi anak belajar ini tentu dengan sabar saya dampingi, perlahan-lahan saya meminta anak untuk belajar terutama membaca. Saya nasihati agar anak saya tetap semangat untuk belajar”.72

69 Wawancara dengan Ibu Mukilah selaku Orang Tua dari Alarof Alfian Rofuna pada Tanggal 14 April 2022

70 Wawancara dengan Ibu Puji Lestari selaku Orang Tua dari Gendis Menku Mukti pada Tanggal 10 April 2022

71 Wawancara dengan Bapak Wastono selaku Orang Tua dari Alfian Dwi Cahya pada Tanggal 12 April 2022

72 Wawancara dengan Ibu Maria Suratmini selaku Orang Tua dari Ester Sri Mulyani pada Tanggal 12 April 2022

Dokumen terkait