BAB V. HUBUNGAN KERJASAMA DOMESTIK DAN INTERNASIONAL 5.1. KERJASAMA LEMBAGA DOMESTIK
D. Lembaga Terkait Lainnya
5.1.1. Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
Sebagai salah-satu lembaga utama yang menopang perkembangan industri keuangan dan perbankan syariah nasional, DSN-MUI terus melakukan upaya- upaya yang secara signifikan mampu mendorong pertumbuhan industri perbankan syariah nasional. Otoritas Jasa Keuangan sebagai otoritas di sektor jasa keuangan termasuk perbankan syariah sebagaimana yang dilakukan Bank Indonesia dan Bapepam-LK sebelumnya, terus menjalin kerjasama dengan DSN-MUI dalam rangka mencapai tujuan tersebut, khususnya dalam pelaksanaan penerbitan fatwa produk
101 dan jasa keuangan dan perbankan syariah dan pengawasan kepastian kesesuaian syariah pada lembaga jasa keuangan dan perbankan syariah yang diantaranya melalui rekomendasi calon anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan evaluasi kinerja para DPS pada Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Selain itu, kerjasama juga dilakukan melalui konsultasi timbal balik (mutual consultative) termasuk dalam opini syariah terkait dengan aspek-aspek yang memerlukan pertimbangan aspek pemenuhan prinsip syariah dari berbagai peraturan keuangan syariah yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia. Kerjasama erat Otoritas Jasa Keuangan dengan DSN-MUI juga diwujudkan dalam bentuk program peningkatan kompetensi dan program sosialisasi keuangan dan perbankan syariah.
Program peningkatan kompetensi dilakukan dengan mengikutsertakan anggota DSN-MUI dalam seminar atau konferensi internasional dan kegiatan study visit ke lembaga-lembaga keuangan syariah di luar negeri. Sementara itu program sosialisasi dilakukan dengan mengikutsertakan angota DSN-MUI sebagai narasumber dalam berbagai kegiatan training dan program peningkatan pemahaman masyarakat khususnya kalangan ulama dan perguruan tinggi agama dalam bentuk seminar dan sarasehan/halaqah di berbagai kota.
Kerjasama yang akan terus dibangun dan ditingkatkan oleh Otoritas Jasa Keuangan ini telah dilakukan Bank Indonesia sebelumnya dengan DSN-MUI dari tahun ke tahun. Kerjasama ini bertujuan dalam rangka mengembangkan keuangan dan perbankan syariah melalui kegiatan pengkajian, peningkatan kapasitas dan DPS, saling tukar-menukar informasi dan jasa konsultasi serta kordinasi dalam rangka penetapan fatwa yang akan dijadikan landasan bagi implementasi produk, jasa dan transaksi serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan keuangan dan perbankan syariah. Pada tahun 2013, kegiatan yang telah dilakukan antara lain dalam bentuk program kerja Peningkatan Kapasitas dan Sertifikasi DPS Perbankan, program kerja Penyusunan dan Pembahasan Fatwa terkait perbankan dan keuangan syariah serta pelaksanaan kegiatan Ijtima’ Sanawi (Annual Meeting) Dewan Pengawas Syariah untuk pembinaan DPS dalam bentuk workshop.
Program kerjasama yang dilaksanakan sepanjang tahun 2013, antara lain:
1. Penerbitan kembali Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama lndonesia (DSN-MUl) dalam versi Tiga Bahasa (Arab, lnggris dan lndonesia) sebagaimana yang telah diterbitkan sebelumnya pada Januari 2012. Ketiga versi terbitan tersebut telah didistribusikan secara langsung kepada pihak- pihak yang berkepentingan baik dalam maupun luar negeri dan juga melalui pembuatan web site dsnmui: www.dsnmui.or.id sebagai media sosialisasi fatwa-fatwa dan berbagai ketentuan syariah yang dikeluarkan oleh DSN-MUI.
Sampai saat ini fatwa DSN-MUI berjumlah 89. Adapun fatwa yang baru adalah fatwa Nomor 88/DSN-MUI/XI/2013 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah dan fatwa Nomor 89/DSN-MUI/XII/2013 tentang Pembiayaan Ulang (Refinancing) Syariah. Selain itu, DSN MUI juga telah menetapkan satu keputusan, yaitu Keputusan DSN-MUI Nomor 01/DSN-MUI/X/2013 tentang Pedoman Implementasi Musyarakah Mutanaqishah dalam Produk Pembiayaan.
102 2. Kegiatan sertifikasi Dewan Pengawas Syariah (DPS) Level I untuk DPS
Perbankan Syariah Angkatan IX pada tanggal 7 - 9 Oktober 2013. Kedua sertifikasi tersebut telah diikuti oleh peserta yang berasal dari DPS BPD dan DPS BPRS. Cakupan materi yang disampaikan dalam kegiatan ini antara lain: Kebijakan Pengembangan Pengawasan Bank Syariah, Fatwa- fatwa DSN- MUI yang terkait dengan perbankan syariah, Kelembagaan DSN, DPS serta Kode Etik DPS dan GCG, peraturan Bank lndonesia mengenai ke-DPs-an, Produk dan Simulasi, Simulasi Pemeriksaan dan Teknik Pelaporan DPS.
Instruktur kegiatan ini dari Bank Indonesia dan DSN-MUI.
Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan pelaksanaan Sertifikasi Dewan Pengawas Syariah (DPS) Leve II untuk DPS Perbankan Syariah Angkatan l tahun 2013 telah dilaksanakan pada tanggal 18-21 November 2013 di Jakarta. Materi yang disampaikan kepada peserta mencakup : Manajemen Risiko, Akuntasi (Neraca rugi laba), dan Fikih Muamalat Tingkat Lanjut (Uqud Marakkabah). Instruktur kegiatan ini dari Bank Indonesia dan DSN- MUI.
3. Kegiatan Ijtima Sanawi (Annual Meeting). Pada tanggal 09 - 12 Desember 2013, Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) menggelar Ijtima’ Sanawi (Annual Meeting) DPS Perbankan Syariah IX di Hotel Grand Ussu, Cisarua – Bogor, dengan tema “Penguatan Fungsi Pengawasan Syariah: Indonesia Pusat Keuangan Syariah Dunia”. Kegiatan Ijtima Sanawi tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yang mana pesertanya merupakan Dewan Pengawas Syariah (DPS) dari seluruh industri keuangan syariah, seperti DPS Perbankan, Asuransi dan Pasar Modal Syariah. Namun tahun ini khusus hanya diikuti oleh DPS Perbankan. Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 100 DPS yang mewakili Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan sebagian DPS Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Kegiatan Ijtima’ pada tahun 2013 dihadiri oleh Dr. Firdaus Djaelani, M.A. selaku Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank OJK, Edy Setiadi selaku Kepala Departmen Perbankan Syariah Bank Indonesia, Dr.
Anggito Abimanyu selaku Dirjen Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) dan Prof Dr. Abdul Mannan selaku Hakim Agung MA.
4. Kajian akademis sebagai penunjang konsep dan teoritis mengenai berbagai macam fatwa yang dikeluarkan pada tahun 2013.
5.1.2. Working Group Perbankan Syariah (WGPS)
Sebagaimana tahun sebelumnya, WGPS yang merupakan forum diskusi dan koordinasi yang sifatnya mutual consultative antara otoritas pengawas Bank (BI) yang kemudian dialihkan ke OJK, otoritas fatwa (DSN MUI) dan standard setter akuntansi (IAI) dalam rangka harmonisasi dan penyamaan persepsi tentang pengaturan industri keuangan dan perbankan syariah sekaligus ebagai upaya kerjasama strategis untuk mendorong inovasi produk dan meningkatkan daya saing industri keuangan dan perbankan syariah masih melanjutkan kegiatan rapat-rapat pembahasan untuk mengeluarkan rekomendasi yang diperlukan.
103 Selama tahun 2013, WGPS sebagaimana tahun sebelumnya melalui serangkaian kajian dan pembahasan yang menghadirkan berbagai nara sumber telah menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi mengenai topik-topik permasalahan yang berkaitan dengan operasional perbankan syariah sebanyak tujuh topik melampaui jumlah topik yang ditargetkan semula hanya empat untuk dikeluarkan rekomendasinya yang sebagian besarnya sudah ditindaklanjuti dengan keluarnya fatwa DSn MUI. Ketujuh rekomendasi tersebut yaitu;
1. Pembiayaan KPR Indent Syariah 2. Pembiayaan Sindikasi Syariah 3. Sekuritisasi Aset Bank Syariah
4. Refinancing Berdasarkan Prinsip Syariah
5. Islamic Negotiable Certificate of Deposit (NCD Syariah)/Sertifikat Investasi Syariah)
6. Pengalihan Piutang Pembiayaan Antar Lembaga Keuangan Syariah (LKS) 7. Implementasi Produk Musyarakah Mutanaqishah