• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan ialah estimasi klinis dari aksi pasien terhadap masalah kesehatan aktual dan potensial atau proses kehidupan. Diagnosa keperawatan memiliki tujuan untuk memahami respon pribadi, keluarga serta masyarakat terhadap kondisi yang berkenaan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017).

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada pasien Ny. T ditemukan 3 diagnose keperawatan yaitu petama nyeri akut, kedua gangguan mobilitas fisik dan ketiga gangguan integritas kulit. Pada menegakkan diagnose penulis kurang lengkap dalam menegakkan diagnose, seharusnya penulis menambahkan diagnose resiko infeksi sebagai diagnose tambahan karena pada data penunjang diketahui leukosit pasien sedikit tinggi sehingga bisa menyebabkan resiko infeksi

37

pada pasien. Dari hasil pengkajian penulis menegakkan 3 diagnose antara lain :

1. Nyeri akut kulit berhubungan dengan agen pencedera fisik. Nyeri akut adalah pengalaman sensitive atau sentimental dengan intensitas ringan sampai sedang yang berkembang secara tiba – tiba atau lambat berlangsung kurang dari 3 bulan dan berhubungan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional (Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017). Alasan penulis mengangkat diagnose nyeri akut sebagai diagnosa prioritas dikarenakan pada waktu pengkajian diperoleh data subjektif : P : pasien mengemukakan nyeri cekot- cekot pada tangannya, Q : ditusuk – tusuk , R : tangan bagian kiri, S : 4, T : nyeri selama digerakkan. Data objektif didapatkan pasien terlihat meringis, tampak gelisah, dan tampak menahan nyeri, TD : 117/87 mmHg, N : 90x/mnt, S : 36.7 °c, RR : 20x/mnt.

Dalam merumuskan rencana keperawatan penulis kurang tepat dalam mendokumentasikan pada tujuan dan kriteria hasil, seharusnya penulis mengacu pada smart (specific, measurable, achievable, realistic, time) agar penulis mengatahui target yang akan dicapai. Pada intervensi kolaborasi pemberian analgesik penulis kurang tepat dalam mendokumentasikan, seharusnya penulis mendokumentasikan berikan ketorolac karena pasien sudah mendapat obat dari dokter. Adapun intervensi keperawatan penulis menggunakan teknik manajemen nyeri. Manajemen nyeri ialah mengidentifikasi dan mengendalikan pengalaman sensitif atau sentimental yang berkenaan dengan kerusakan atau hilangnya jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan sampai berat dan konstan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2018). Manajemen nyeri non farmakologi adalah cara yang dilakukan untuk menanggulangi atau menghilangkan nyeri dengan pendekatan non farmakologi (Mayasari 2016).

38

Selama penulis melakukan implementasi selama 3 hari mulai tanggal 04 februari sampai 06 februari 2020 penulis tidak mendapatkan hambatan, penulis melakukan tindakan tarik nafas dalam untuk mengatasi rasa nyeri. Metode relaksasi nafas dalam adalah suatu cara asuhan keperawatan yang pada masalah ini seorang perawat melatih pada klien prosedur teknik melaksanakan nafas dalam, nafas lambat (menunda ide secara maksimal) &

bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Selain bisa menurunkan kedalaman nyeri, metode relaksasi nafas dalam juga bisa menaikkan aliran udara paru & menaikkan oksigenasi darah (Utami 2016). Relaksasi merupakan cara pengendalian nyeri non farmakologik yang menggunakam pendidikan & pelatihan bernafas dengan prinsip bisa menanggulangi nyeri dan mengontrol intensitas terhadap nyeri (Mayasari 2016).

Hasil evaluasi yang penulis dapatkan setelah melakukan implementasi selama 3 hari penulis mendapatkan data pasien masih merasakan nyeri tetapi sudah sedikit berkurang dengan scale 3 dan pasien terlihat menahan nyeri, tampak meringis. Maka dapat disimpulkan bahwa diagnose nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisik belum tertanggulangi dan penulis merencanakan untuk melanjutkan intervensi pada hari berikutnya yaitu memberikan obat ketorolac 2x30 mg melaui injeksi vena.

Ketorolac tertera dalam golongan obat non steroidal anti- inflammatory drug (NSAID) yang dapat memberikan analgesia dengan cara menghambat sintesis prostaglandin. Ketotolac cocok untuk manajemen nyeri jangka pendek (<5 hari). Ketorolac tidak menyebabkan depresi pernafasan, sedasi, atau mual dan muntah karena tidak melewati sawar darah otak (Hanindito et al 2019) 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan

musculoskeletal. Gangguan mobilitas fisik ialah keterikatan dalam gerak fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri (Tim

39

Pokja SDKI DPP PPNI 2017). Alasan penulis mengangkat diagnose gangguan mobilitas fisik dikarenakan pada saat pengkajian diperoleh data subjektif : pasien mengemukakan nyeri saat digerakkan, pasien mengeluh sulit beraktvitas , aktivitas pasien dibantu oleh keluarga, pasien mengatakan tangan kiri sulit digerakkan. Data objektif : pasien tampak terbaring ditempat tidur, pasien tampak takut menggerakkan tangannya karena nyeri..

Dalam merumuskan rencana keperawatan penulis kurang tepat dalam mendokumentasikan pada tujuan dan kriteria hasil, seharusnya penulis mengacu pada smart (specific, measurable, achievable, realistic, time) agar penulis mengatahui target yang akan dicapai. Pada intervensi fasilitasi aktivitas ambulasi dan ajarkan ambulasi sederhana penulis kurang tepat dalam merumuskan intervensi, karena kondisi pasien tidak ada gangguan pada ekstremitas bawah. Adapun intervensi keperawatan penulis menggunakan teknik dukungan mobilisasi. Dukungan mobilisasi ialah memudahkan pasien untuk mengembangkan kegiatan pada pergerakan fisik (Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2018). Selama penulis melakukan implementasi selama 3 hari dari tanggal 04 februari sampai 06 februari 2020 penulis mendapatkan hambatan pada tindakan ambulasi dini karena pasien kurang kooperatif. Ambulasi dini ialah langkah kegiatan yang dilaksanakan pada pasien setelah operasi (S. Wahyuni 2014). Dukungan ambulasi adalah memfasilitasi pasien untuk berpindah, sedangkan dukungan mobilisasi yaitu memfasilitasi

pasien untuk meningkatkan kegiatan pergerakan fisik (Nursyiham, Ardi, and Basri 2019).

Hasil evaluasi yang penulis dapatkan setelah melakukan implementasi selama 3 hari penulis mendapatkan data S : pasien mengatakan nyeri saat bergerak, pasien mengeluh sulit menggerakkan tangannya karena nyeri, O : pasien tampak terbaring

40

ditempat tidur, pasien tampak takut mengerakkan tangannya. Maka dapat disimpulkan bahwa masalah dengan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal belum tertanggulangi dan penulis merencakan untuk melanjutkan intervensi pada hari berikutnya yaitu identifikasi nyeri dan keluhan fisik lainnya.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi. Kerusakan integritas kulit ialah kerusakan pada kulit (dermis atau epidermis) atau jaringan (mukosa, fasia, otot, tendon, kornea, tulang, tulang rawan, sendi atau ligamen) (Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017). Alasan penulis mengangkat diagnose gangguan integritas kulit dikarenakan pada swaktu pengkajian diperoleh data subjektif : pasien mengungkapkan nyeri pada bekas operasi saat bergerak. Data objektif : terdapat cedera operasi orif, tangan pasien tampak bengkak, tangan pasien tampak berdarah.

Dalam merumuskan rencana keperawatan penulis kurang tepat dalam mendokumentasikan pada tujuan dan kriteria hasil, seharusnya penulis mengacu pada smart (specific, measurable, achievable, realistic, time) agar penulis mengatahui target yang akan dicapai, adapun intervensi keperawatan penulis menggunakan teknik perawatan integritas kulit. Perawatan integritas kulit adalah identifikasi dan perawatan kulit untuk menjaga integritas, kelembaban dan mencegah perkembangan mikroorganisme (Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2018). Semasa penulis melakukan implementasi selama 3 hari mulai tanggal 04 februari sampai 06 februari 2020 penulis tidak mendapatkan hambatan.

Hasil evaluasi yang penulis dapatkan setelah melakukan implementasi selama 3 hari penulis mendapatkan data S : pasien mengemukakan nyeri pada bekas operasi, O : terdapat cedera operasi orif, tangan pasien tampak bengkak dan berdarah. Maka dapat disimpulkan bahwa masalah gangguan integritas kulit belum

41

teratasi dan penulis merencanakan mengobservasi menggunakan pelembab ( mis. lotion, serum ).

42

BAB V PENUTUP

Sesudah penulis melaksanakan pengkajian selama tiga hari diruang baitussalam 2 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang mulai tanggal 04 februari sampai dengan 06 februari 2021 dan melakukan asuhan keperawatan pada Ny.T dengan diagnosa fraktur antebrachii. Maka penulis menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1) Konsep Dasar

Patah tulang merupakan istilah berakhirnya kesinambungan tulang, baik yang bersifat menyeluruh maupun sebagian yang ditetapkan berdasarkan beragam dan luasnya. Patah tulang atau fraktur merupakan terbukanya kesinambungan selaput tulang atau tulang rawan yang biasanya dimunculkan oleh ruda paksa.

2) Pengkajian

Pada saat mengkaji penulis mendapatkan data pasien berupa data subjektif dan objektif. Data subjektif pasien mengemukan nyeri cekot- cekot pada tangan kirinya, nyeri seperti ditusuk – tusuk dengan skala 4, pasien mengatakan nyeri saat bergerak, pasien mengeluh sulit beraktvitas , aktivitas pasien dibantu oleh keluarga.

Data obyektif didapatkan pasien terlihat meringis, terlihat gelisah, terlihat menahan nyeri, pasien terlihat terbaring ditempat tidur, pasien terlihat takut menggerakkan tangannya karena nyeri, terdapat luka operasi orif, tangan pasien tampak bengkak, tampak berdarah, TD : 117/87 mmHg, N : 90x/mnt, S : 36.7 °c, RR : 20x/mnt.

3) Diagnosa

43

Diagnosa yang ditemukan ada 3 yaitu : nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan pasien mengemukakan nyeri cekot – cekot pada tangan kiri, gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musculoskeletal dibuktikan dengan nyeri saat bergerak, merintih sulit beraktivitas dan gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi dibuktikan dengan tangan pasien tampak bengkak dan berdarah.

4) Intervensi

Penyusunan perencanaan yang akan dilakukan pasa pasien Ny.T yaitu : identifikasi letak, karakteristik, frekuensi, kelebihan dan kedalaman nyeri, identifikasi skala nyeri, berikan metode non – farmakologi nyeri (nafas dalam), kolaborasi pemberian analgetik.

Identifikasi nyeri atau keluhan fisik lainnya, pantau kondisi umum selama melaksanakan ambulasi, fasilitasi kegiatan ambulasi dengan alat bantu, sarankan ambulasi dini. Identifikasi penyebab gangguan integirtas kulit, alih posisi tiap 2 jam sekali, menganjurkan menyarankan menggunakan pelembab.

5) Implementasi

Implementasi dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dirangkai berdasarkan kondisi mulai hari pertama sampai hari terakhir. Tindakan yang dilakukan selama 3 hari yaitu : mengidentifikasi letak, karakteristik, frekuensi, kelebihan dan kedalaman nyeri, mengidentifikasi skala nyeri, memberikan tmetode non – farmakologis nyeri (nafas dalam), berkolaborasi pemberian analgetik. Mengidentifikasi nyeri atau keluhan fisik lainnya, memantau kondisi umum selama melaksanakan ambulasi, memfasilitasi kegiatan ambulasi dengan alat bantu, mengajarkan ambulasi dini. Mengidentifikasi penyebab gangguan integirtas kulit, mengalihkan posisi tiap 2 jam sekali, menganjurkan menggunakann pelembab.

44 6) Evaluasi

Evaluasi atau catatan perkembangan pada klien dengan asuhan keperawatan pada pasien fraktur antebrachii di ruang baitussalam 2 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, 3 diagnosa keperawatan belum teratasi yaitu : nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik, gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musculoskeletal, gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi.

B. Saran

a. Bagi Institusi

Bagi institusi agar dapat mengembangkan daya tampung dan keunggulan pendidikan agar informasi hasil penyelidikan ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan tambahan untuk memperbanyak wawasan dan keperluan tumpuan ilmu keperawatan medical bedah mengenai pengetahuan pada fraktur.

b. Bagi Rumah Sakit

Dalam hal meningkatkan mutu asuhan keperawatan, maka diharapkan bagi rumah sakit utnuk dapat melengkapi segala fasilitas kesehatan yang dibutuhkan agar dapat dilaksanakan tanpa adanya hambatan.

c. Bagi Perawat

Bagi perawat hendaknya meningkatkan kerjasama yang harmonis terhadap seluruh tim kesehatan, meningkatkan ilmu pengetahuan dan skill tindakan sehingga asuhan keperawatan dapat dilaksanakan dengan baik.

45

DAFTAR PUSTAKA

Anestessia, dr. Ira Juliet. 2017. “Konfigurasi Fraktur Dan Implan Yang Digunkan Pada Kasus Fraktur Femur Aakibat Trauma Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Periode Januari 2015 – Desember 2016.”

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/19729/127041111.pdf

?sequence=1.

Dr.Jeff, Loren. 2017. “Karakteristik Pasien Cedera Muskuloskeletal Yang Menolak Tindakan Dari Orthopaedi.” Universitas Sumatera Utara.

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/5049/137041159.pdf?

sequence=1&isAllowed=y.

Emmanuel, dr. Dea. 2019. “LAPORAN KASUS FRAKTUR TIBIA PLATEU.”

http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/29196/1/01190409e2bebb50661cc21743bec b44.pdf.

Hanindito, Elizeus et.al. 2019. Anastesiologi Dan Terapi Intensif. Edisi ke-.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Insani, Risnanto dan Uswatun. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah : Sistem Muskuloskeletal. Ed 1. Yogyakarta: deepublish.

Lubis, Citra Amelia. 2019. “Efektivitas Kompres Dingin Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Fraktur Di RSUP H. Adam Malik Medan.” Universitas Sumatera Utara.

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30859/177046036.pdf

?sequence=1&isAllowed=y.

Mayasari, Cristiani Dewi. 2016. “Pentingnya Pemahaman Manajemen Nyeri Non Farmakologi Bagi Seorang Perawat.” Jurnal Wawasan Kesehatan 1(1): 35–

42.

Nopianti, Wikeu, Diyah Setyorini, and Sandra Pebrianti. 2019. “Gambaran

46

Implementasi Perawat Dalam Melakukan Mobilisisasi Dini Pada Pasien Post Operasi ORIF Fraktur Ekstremitas Bawah Di Ruang Orthopedi RSUD Dr.

Slamet Garut.” Manuju: Malahayati Nursing Journal 1(2): 196–204.

Nursyiham, Muhammad Ardi, and Muhammad Basri. 2019. “Asuhan

Keperawatan Pemennuhan Kebutuhan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke Non Hemoragik Di RSKD DADI Makssar.” Jurnal Media Keperawatan 10(01): 59–66. http://journal.poltekkes-

mks.ac.id/ojs2/index.php/mediakeperawatan/article/download/1555/pdf.

PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Purwaningtyas, Niniek et al. 2019. Breast and Advanced Cardiovascular Examination : Pemeriksaan Kardiovaskular Lanjut. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Purwanto, Hadi. 2016. KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II. ke-1. Jakarta:

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.

Rahmasari Ikrima. 2015. “Progressive Muscle Relaxatiom Can Reduce Headache.” Jurnal kesehatan 2(2).

http://ejournal.ijmsbm.org/index.php/ijms/article/download/54/58.

Siregar, Henrianto Karolus. 2020. “Pengaruh Program Intervensi Keperawatan Berbasis Model Konseptual Levine Terhadap Pemulihan Pasien Fraktur Di RSUP H. ADAM MALIK MEDAN.” UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. https://www.researchgate.net/profile/Henrianto-Siregar-

2/publication/342467832_TESIS_HENRIANTO_KAROLUS_SIREGAR_M Kep/links/5ef5e34c92851c52d6fde2b1/TESIS-HENRIANTO-KAROLUS- SIREGAR-MKep.pdf.

47

Sulistyowati, Dina, and Fitria Handayani. 2012. “Peran Perawat Dalam

Pelaksanaan Personal Hygiene Menurut Persepsi Pasien Imobilisasi Fisik.”

Diponegoro Journal of Nursing 1(1): 169–74.

Supratti, Supratti, and Ashriady Ashriady. 2018. “Pendokumentasian Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Mamuju.” Jurnal Kesehatan Manarang 2(1): 44.

Suriya, Melti & Zuriati. 2019. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Pada Sistem Muskuloskeletal Aplikasi NANDA NIC & NOC. Padang:

Pustaka Galeri Mandiri.

Susanto, Randy. 2019. “C - Reactive Protein Sebagai Deteksi Awal Terhadap Infeksi Pada Operasi Fraktur Tertutup DI Rumah Sakit Umum Pusat Haji ADAM MALIK MEDAN.” Universitas Sumatera Utara.

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/15226/137041161.pdf

?sequence=1&isAllowed=y.

Sutaryo. 2016. “Universitas Sebelas Maret - Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret - Fakultas Teknik.” 7(36): 1–3.

Utami, Sri. 2016. “Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Dan Distraksi Dengan Latihan 5 Jari Terhadap Nyeri Post Laparatomi.” Universitas Riau 4(1): 64–

67.

Wahyuni, Tavip Dwi. 2021. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Cetakan 1. Jawa Tengah: PT. Nasya Expanding Management.

Zahrawaani, Munqidz. 2014. “Analisi Kasus Fraktur Patologis Post Tiroidektomi Pada NY.M Di Lantai Bedah RSPAD Gatot Soebroto.” Universitas

Indonesia. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391042-PR-Munqidz Zahrawaani.pdf.

Zuhrotul, Umaroh. 2016. “Efektifitas Psikoedukasi Terhadap Adaptasi Pasien

48

Fraktur Di RSUD Jombang.” Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

http://ejournal.poltekkes-

smg.ac.id/ojs/index.php/jrk/article/downloadSuppFile/3539/5090.

49

LAMPIRAN

Lembar Konsultasi Bimbingan

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA PRODI DIII KEPERAWATAN

FIK UNISSULA 2020

NAMA MAHASISWA : Haliza Aula Ramadhani Sulistia

JUDUL KTI : Asuhan Keperawatan Pada Ny.T Dengan Fraktur Antebrachii Di Ruang Baitussalam 2 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang PEMBIMBING : Ns. Dwi Retno Sulistyaningsih, M.Kep, Sp.KMB

Hari / Tanggal

Materi Konsultasi

Saran Pembimbing TTD

Pembimbing 25 Januari

2021

Judul KTI - Cari pasien dengan diagnose yang jelas

27 Januari 2021

Judul KTI - Cari pasie dengan diagnose yang lebih jelas

4 Februari 2021

Judul KTI - Judul KTI sesuai dengan kasus

- Melanjtkan pengkajian pada pasien

24 Maret 2021

BAB I (Latar belakang dan

- Gunakan referensi expert - Satu paragraph terdiri kurang

50

Tujuan) lebih setengah halaman - Satu paragraph membahas 1

ide atau tema

- Latar belakang berisi : definisi, data – data atau angka kejadian, dampak atau akibat yang ditimbulkan dan peran perawat

26 Maret 2021

BAB I (Penjelasan melalui google meeting)

- Tambahkan beberapa referensi sesuai bidangnya - Menjelaskan isi dari BAB I

sampai BAB V

14 April 2021

Revisi BAB I - Perhatikan alur berfikir : definisi – angka kejadian – akibat atau dampak – penatalaksanaan – peran perawat

05 April 2021

Mengirimkan berkas foto copy ASKEP

- Sesuaikan dengan kondisi pasien

- Lengkapi data – data yang kurang

23 April 2021

Revisi BAB I - Cari referensi expert - Penambahan

penatalaksanaan sesuai dengan kasus yang akan dibahas

- Gambarkan data – data fraktur dari tingkat global ke lingkup yg lebih kecil

51 03 Mei

2021

BAB II - Cari referensi expert

20 Mei 2021

BAB III dan IV (

penjelasan melalui wa call )

- Bab III disesuaikan dengan askep yang asli

- Bab IV berisi pembernaran askep

26 Mei 2021

BAB IV ( penjelasan melalui wa call )

- BAB IV pembenaran dibahas di awal

29 Mei 2021

Revisi BAB I, II, III, IV, V

- Bab II cari referensi yang expert

- Penatalaksanaan fraktur pada BAB I sesuaikan dengan kasus yang dibahas

52

BERITA ACARA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.T DENGAN FRAKTUR ANTEBRACHII DI RUANG BAITUSSALAM 2

RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Nama : Haliza Aula Ramadhani Sulistia Nim : 40901800037

No. Nama Penguji Direvisi bagian Halaman Ya Tidak Tanda Tangan 1. Ns. Fitria

Endah Janitra, M.Kep

1. Paragraph bab IV terlalu panjang 2. Masukan diagnose

resiko infeksi sebagai diagnose tambahan pada bab IV 3. Masukan

pemeriksaan psikologis pada pengkajian di bab IV

1. 33 – 35

2. 35 &

36

3. 35

Ya

Ya

Ya -

-

-

2. Ns. Indah Sri Wahyuningsih, M.Kep

1. Tambahkanreferensi manajemen nyeri jangan hanya dari PPNI

2. Alasan penulis mengangkat diagnose

3. Tambahkan definisi dan indikasi dari obat ketorolac 4. Pembahasan terkait

pengkajian belum

1. 36

2. 36 - 39

3. 36

4. 33 - 35

Ya

Ya

Ya

Ya -

-

-

-

53 dikaitkan dengan teori

5. Lihat cara menulis referensi PPNI pada mendeley

5. 33 - 39

Ya -

3. Ns. Dwi Retno Sulistyaningsih, M.Kep,

Sp.KMB

1. Cari

referensiexpert pada definisi dan manifestasi klinik 2. Penatalaksanaan

dikaitkan dengan salah satu

intervensi

3. Pada bab IV lebih dipertajam lagi

1. 6 & 9

2. 2

3. 33 - 39

Ya

Ya

Ya

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

Dokumen terkait