• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian yang dilakukan pada pasien Ny. T pada tanggal 04 februari 2021 pukul 21.30 WIB, dengan melakukan wawancara secara langsung terhadap pasien dan keluarganya, kemudian melakukan observasi secara langsung pada pasien saat pemeriksaan fisik dan dengan cara melihat data rekam medic seperti hasil laboratorium dan radiologi. Berdasarkan pengkajian yang sudah dilakukan penulis di ruang baitussalam 2 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang didapatkan data sebagai berikut : pasien bernama Ny.T dengan umur 30 tahun berjenis kelamin perempuan menganut agama islam pendidikan terakhir smp seorang pekerja swasta berasal dari genuk semarang diagnose medis fraktur antebrachii tanggal/jam masuk 02 februari 2021 penulis mengkaji pada tanggal 04 februari 2021.

Status kesehatan saat ini penulis menemukan data keluhan utama pasien mengungkapkan nyeri pada tangan kiri dan tidak bisa digerakkan, alasan masuk rumah sakit pasien mengungkapkan kecelakaan sepeda motor pada jam 22.00 wib dan pasien mengeluh tangan kirinya tidak bisa digerakkan dan mengeluh nyeri kemudian keluarga membawa pasien ke rumah sakit islam sultan agung (RSIA) semarang. Faktor pencetus nyeri adalah saat bergerak, lamanya keluhan setelah kecelakaan, timbulnya keluhan setelah kecelakaan, upaya yang dilakukan untuk mengatasi nyeri langsung dibawa ke rumah sakit, faktor yang memperberat nyeri saat bergerak.

Riwayat kesehatan lalu penulis menemukan data penyakit yang pernah diderita pasien mengemukakan tidak pernah menderita penyakit

19

yang diderita sebelumnya, pasien pada awalnya tidak pernah kecelakaan dan baru pertama kali pasien mengalami kecelakaan, pasien tidak pernah dirawat dirumah sakir pada awalnya, pasien tidak memiliki alergi makanan, obat – obatan atau lainnya, pasien lupa dengan imunisasinya yang lengkap atau tidaknya.

Riwayat kesehatan keluarga penulis menemukan data Ny.T adalah anak ke tiga dari 3 bersaudara sedangkan suami pasien anak ke dua dari empat bersaudara, Ny.T dan suaminya memiliki 2 anak 1 perempuan dan 1 laki – laki. Keluarga pasien tidak ada yang memiliki penyakit seperti yang diderita pasien saat ini dan keluarga pasien juga tidak sedang menderita penyakit yang sedang diderita oleh pasien.

Riwayat kesehatan lingkungan kondisi rumah dan lingkungan pasien bersih, rumah pasien dekat dengan jalan. Pasien mengatakan kemungkinan tidak ada terjadinya bahaya dilingkungannya.

2. Pola Kesehatan Fungsional ( Data Fokus ) a. Pola persepsi dan pemeliharaan fungsional

Ny.T mengungkapkan bahwa kesehatannya itu sangat penting, tetapi pasien belum bisa menerapkan pola hidup sehat dan pasien berusaha untuk menjaga kesehatannya. Selama sakit pasien percaya akan kesembuhannya, pasien menganggap penyakit yang diderita merugikan keluarganya dan pasien sangat berharap semoga penyakitnya bisa segera sembuh dengan normal.

b. Pola nutrisi dan mentabolik

Ny.T mengatakan sebelum sakit pola makan dan minum baik, makan 3x sehari dengan porsi sedang, pasien tidak ada makanan pantangan yang menyebabkan alergi. Selama sakit pola makan pasien menurun, nafsu makan menurun, makan dengan porsi sedang tetapi tidak habis.

20 c. Pola eliminasi

Ny.T mengatakan sebelum sakit feses lunak, warna feses kuning pekat, BAK lancar, warna BAK jernih. Selama sakit feses pasien sedikit cair, warna kuning, BAK tidak tentu, warna BAK kuning pekat.

d. Pola aktivitas dan latihan

Ny.T mengungkapkan sebelum sakit aktivitas pasien sehari-hari sebagai seorang ibu dan istri yang mengurus keluarga sekaligus seorang pekerja. Selama sakit aktivitas pasien hanya terbaring diatas tempat tidur, pasien sulit beraktivitas, aktivitas pasien dibantu oleh keluarga sepenuhnya mulai dari bathing, dressing, toileting, transferring, continence dan feeding.

e. Pola istirahat dan tidur

Ny.T mengatakan sebelum sakit tidurya 6-7 jam dalam sehari, pasien tidak sulit untuk memulai tidur. Selama sakit pola tidur pasien menjadi terganggu, pasien hanya tiudr 2-3 jam dalam sehari, kualitas tidur pasien memburuk sehingga sulit untuk memulai tidur.

f. Pola kognitif – perseptual sensori

Ny.T mengatakan tidak memiliki masalah pada pendengaran, penglihatan, daya ingat pasien baik, pasien tidak sering pusing.

Selama sakit pasien mengatakan nyeri setelah di operasi pada tangan kirinya P : nyeri cekot-cekot pada tangan Q : ditusuk-tusuk, R : tangan bagian kiri, S : 4, T : nyeri selama bergerak.

g. Pola persepsi dan konsep diri

Ny.T mengatakan sebelum sakit berperan sebagai istri dan ibu, pasien berharap dirinya tetap sehat agar bisa melindungi anak dan suami, pasien aktif dalam bersosialisasi. Selama sakit pasien focus pada pengobatan penyakitnya dan pasien aktif dalam bersosialisasi, pasien berharap agar penyakitnya segera sembuh dan pulih.

21 h. Pola mekanisme dan koping

Ny.T mengatakan dalam mengambil keputusan dengan cara berdiskusi kepada suami, jika ada masalah pasien meminta bantuan kepada suami dan keluarganya, pasien tidak ada kesulitan hubungan dalam keluarga. Selama sakit jika ada masalah pasien meminta bantuan kepada suami dan tenaga medis.

i. Pola seksual – reproduksi

Ny.T menganggap fungsi seksual itu penting, tetapi paisen lebih mengutamakan kesehatannya saat ini agar cepat sembuh, menstruasi pasien teratur dalam 1 bulan sekali.

j. Pola peran – berhubungan dengan orang lain

Ny.T mengungkapkan dalam berkomunikasi dengan sopan, orang berpengaruh pada pasien adalah anak, suami dan tenaga medis.

k. Pola nilai dan kepercayaan

Ny.T mengatakan sebelum sakit konsisten menjalankan ibadah 5 waktu, tidak ada pertentangan pengobatan dalam kesehatan pasien.

Selama sakit pasien tidak pernah menjalankan ibadah, tetapi pasien selalu berdoa dan pasien percaya bahwa penyakit yang diderita saat ini bisa sembuh dengan total.

3. Pemeriksaan Fisik ( Head to Toe )

Hasil pengkajian pemeriksaan fisik pada Ny.T post op orif fraktur antebrachii hari pertama didapatkan kesadaran : composmentis, penampilan : lemas, pucat, gelisah, meringis, vital sign ( Suhu : 36,7°c, tekanan darah : 117/87 mmHg, respirasi 20x/menit, nadi : 90x/menit ), kepala : bentuk kepala mesocephal, bersih, rambut tidak rontok, tidak ada ketombe, warna rambut klien hitam . Mata : penglihatan normal, bentuk selaras, konjungtiva merah muda, sclera mata berwarna putih, klien tidak memakai alat bantu.. Hidung : bentuk simetris, tidak ada secret, tidak ada epistaksis, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping hidung, tidak memakai oksigen. Telinga : bentuk simetris, telinga

22

bersih tidak ada serumen, tidak terdapat benjolan, tidak, tidak memakai alat bantu pendengaran. Mulut dan tenggorokan : tidak kesulitan berbicara, tidak ada gigi ompong, warna gigi sedikit kuning, tidak kesusahan menelan, tidak ada benjolan di leher, tidak ada pembesaran tonsil. Dada : ( jantung) : inspeksi : normal, ictus cordis tidak tampak, palpasi : detak jantung normal, ictus cordis pada ics 5, perkusi : normal auskultasi : suara ireguler ( paru ) : inspeksi : bentuk dada simetris, palpasi : tidak ada nyeri tekan, perkusi : suara sonor, auskultasi : suara vesikuler. Abdomen ( inspeksi : simestris, palpasi : tidak ada bising usus, perkusi : suara timpani, auskultasi : normal, terdengar tiap 10-30 detik. Genetalia : daerah genital sedikit kotor, tidak ada luka, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak terpasang kateter. Ekstremitas atas dan bawah : inspeksi kuku, kulit : kulit dan kuku bersih tidak ada turgor, tidak ada edema, kulit dan kuku utuh. Capillary refill : kurang dari 3 detik. Kemampuan befungsi : kemampuan otot menurun, ekstremitas atas susah di gerakkan, klien takut menggerakkan tangannya karena nyeri. Bila terpasang infus : daerah tusukan infus dibagian tangan kanan, tak ada gejala infeksi pada infus, ada nyeri tekan ringan pada daerah tusukan infus. Kulit : kulit bersih, warna kulit coklat tua, lembab, tidak ada turgor, ada edema pada tangan kiri, ada luka pada tangan kiri, ada perdarahan pada tangan kiri klien.

4. Data Penunjang

a. Hasil pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai

Rujukan

Satuan Ket

HEMATOLOGI Darah Rutin 1 Hemoglobin Hematokrit

15.0 H 45.8

11.7 – 15.5 33.0 – 45.0

g/dl

%

23 Leukosit

Trombosit

PPT PT

PT ( control)

APTT APTT

ATT ( kontrrol )

KIMIA KLINIK Glukosa Darah Sewaktu Ureum Creatinin

Elektrolit ( Na, K, Cl) Natrium ( Na ) Kalium ( K ) Klorida ( Cl )

H 12.69 279

10.6 11.5

24.1 27.1

100 20 0.67

136.0 3.90 H 108.0

3.00 – 11.00 150 – 440

9.3 – 11.4 9.1 – 12.3

21.8 – 28.4 21.0 – 26.4

75 – 100 10 – 50 0.60 – 1.10

135 – 147 3.5 – 5.0 95 – 105

ribu / µL ribu / µL

detik detik

detik detik

mg/ dl mg/dl mg/dl

mmol/dl mmol/dl mmol/dl

Pemeriksaan instalasi radiologi 1. Ekstremitas Atas Besar ( Non Kontras )

Yth. TS

X FOTO ANTEBRACHII SINISTRA AP LAT Struktur tulang baik

Tampak diskontinuitas komplit, arah transversal pada distal OS radius, disertai angulasi dorsal, alignment dan aposisi tidak baik

Caput os ulna tampak lebih ke dorsal

24

Soft tissue swelling di region wrist join sinistra Tak tampak lusensi soft tissue

KESAN :

Fraktur komplit, arah transversal pada distal os radius, disertai angulasi dorsal, alignment dan aposisi tidak baik

2. Ekstremitas Bawah Kecil ( Non Kontras ) X FOTO PEDIS DEKSTRA AP/ LATERAL Struktur tulang baik

Tak tampak diskontinuitas pada tulang

Sendi talocruralis, talocalcaneal, intertarsalia, tarsotarsalia, metatarsophalangeal dan

interphalages baik

Tak tampak soft tissue swelling maupun lusensi soft tissue KESAN :

Tak tampak kelainan pada tulang dan sendi pedis dekstra

3. Thorax Besar ( Non Kontras ) X FOTO THORAKS

Skoliosis Vertebra torakalis dengan konveksitas ke kanan Cor : Apeks ke lateracaudal

Pulmo : Corakan vaskuler meningkat

Tampak bercak di lapangan tenah paru kanan dan kiri Tak tampak lusensi avascular ma upun plureal viscelar line kedua hemitoraks

Diafragma dan sinus costofrenicus kanan kiri baik Tak tampak diskontinuitas pada tulang

b. Diit yang diperoleh

25 Ny. T memperoleh diit nasi c. Therapy

- RL 20 tpm

- L - alanin extra 1 flabot - Ketorolax 2x30 mg

B. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 04 februari 2021 penulis mendapatkan hasil analisa data dari pasien dengan data subjektif pertama : P : pasien mengatakan nyeri cekot- cekot pada tangannya, Q : seperti ditusuk – tusuk , R : tangan kir i, S : 4, T : nyeri selama bergerak. Data obyektif didapatkan pasien terlihat meringis, terlihat gelisah, dan terlihat menahan nyeri, TD : 117/87 mmHg, N : 90x/mnt, S : 36.7 °c, RR : 20x/mnt. Dari data tersebut maka dapat ditegakkan diagnose keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan pasien mengatakan nyeri cekot – cekot pada tangan kirinya.

Analisis data yang kedua, memperoleh data subjektif : pasien mengemukakan nyeri saat digerakkan, pasien mengeluh sulit beraktvitas , aktivitas pasien dibantu oleh keluarga, pasien mengatakan tangan kiri sulit digerakkan. Data objektif : pasien tampak terbaring ditempat tidur, pasien tampak takut menggerakkan tangannya karena nyeri. Dari data tersebut maka dapat ditegakkan diagnose keperawatan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musculoskeletal dibuktikan dengan nyeri saat bergerak, pasien mengeluh sulit beraktivitas.

Analisa data yang ketiga, memperoleh data subjektif : pasien mengemukakan nyeri pada bekas luka operasi saat bergerak. Data objektif : terdapat luka operasi orif, tangan pasien tampak bengkak, tangan pasien tampak berdarah. Dari data tersebut maka dapat ditegakkan diagnose keperawatan gangguan integritas kulit/ jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi dibuktikan dengan tangan pasien tampak bengkak dan berdarah.

26 C. Intervensi Keperawatan

Tahap ini merupakan tahapan keperawatan yang digunakan untuk menetapkan intervensi keperawatan yang akan dilaksanakan.

Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan pasien mengatakan nyeri cekot – cekot pada tangan kirinya.

Sesudah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x8 jam diharapkan tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil : melaporkan keluhan nyeri menurun dari skala 4 menjadi skala 2, meringis berkurang, frekuensi nadi membaik. Intervensi yang akan dilakukan antara lain : identifikasi letak, karakteristik, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri , identifikasi skala nyeri, berikan metode non- farmakologi untuk menurunkan rasa nyeri (tarik nafas dalam ), kolaborasi pemberian analgetik.

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musculoskeletal dibuktikan dengan nyeri saat bergerak, mengeluh sulit beraktivitas. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x8 jam diharapakan mobilitas fisik meningkat dengan kriteria hasil : kekuatan otot meningkat, saat menggerakkan ekstremitas tidak nyeri, rentang gerak (ROM) meningkat. Intervensi yang akan dilakukan antara lain : identifikasi nyeri atau keluahn fisik lainnya, pantau kondisi umum selama melakukan ambulasi, fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis.

tongkat, kruk ), sarankan melakukan ambulasi dini, latih ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi ).

Gangguan integritas kulit/ jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi dibuktikan dengan tangan pasien tampak bengkak dan berdarah.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x8 jam diharapkan integritas kulit/ jaringan meningkat dengan kriteria hasil : kerusakan jaringan menurun, perdarahan menurun, kerusakan lapisan menurun.

Adapun intervensi yang akan dilakukan antara lain : identifikasi penyebab gangguan integritas kulit, alih posisi tiap 2 jam sekali, lakukan pemijatan

27

pada area penonjolan, anjurkan menggunakan pelembab ( mis. lotion, serum ).

D. Implementasi Keperawatan

Intervensi telah disusun berdasarkan masalah yang sudah ada, kemudian melakukan implementasi sebagai tindakan lanjut dari proses asuhan keperawatan pada Ny.T. Implementasi dilaksanakan untuk melampaui masalah yang dirasakan pasien.

Implementasi hari pertama pada tanggal 04 februari 2021

Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan pasien mengungkapkan nyeri cekot – cekot pada tangan kirinya.

Pukul 08.20 wib mengidentifikasi letak, karakteristik, jangka, frekuensi, kelebihan dan kekuatan nyeri didapatkan data pasien mengungkapkan nyeri selama bergerak, pasien tampak meringis, pasien tampak menahan nyeri. Pukul 08.30 wib mengidentifikasi skala nyeri didapatkan data pasien mengatakan nyeri cekot – cekot dengan skala 4, pasien tampak gelisah. Pukul 08.40 wib memberikan metode non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (tarik nafas dalam) didapatkan data bahwa pasien melakukan tarik napas dalam dengan baik. Pukul 09.00 mengkolaborasi pemberian analgetik.

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musculoskeletal dibuktikan dengan nyeri saat bergerak, merintih sulit beraktivitas . Pukul 11.15 wib mengidentifikasi nyeri atau keluhan fisik lainnya didapatkan data pasien mengatakan nyeri saat bergerak. Pukul 11.22 wib memonitor kondisi umum selama melakukan ambulasi didapatkan data pasien tampak kesulitan menggerakkan tangannya. Pukul 11.25 wib memfasilitasi kegiatan ambulasi dengan alat bantu (mis.

tongkat, kruk) didapatkan data pasien belum menggunakan kruk, pasien masih terbaring. Pukul 11.30 wib mengajarkan melakukan ambulasi dini didapatkan data pasien belum melakukan ambulasi mandiri. Pukul 11.35 mengajarkan ambulasi sederhana yang harus dikerjakan (mis. berjalan dari

28

tempat tidur ke kamar mandi) didapatkan data pasien mengatakan belum berani untuk melakukan ambulasi karena kakinya sakit dan pasien tampak tegang.

Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi dibuktikan dengan tangan pasien tampak bengkak dan berdarah.

Pukul 11.40 wib mengidentifikaasi gangguan integritas kulit didapatkan data pasien mengaemukakan nyeri pada bekas operasi dan pasien tampak gelisah. Pukul 11.45 wib mengubah posisi tiap 2 jam sekali didapatkan data pasien mengatakan gatal pada punggungnya, kulit pasien tampak kemerahan. Pukul 11.50 wib melakukan pemijatan pada area penonjolan didapatkan data pasien mengatakan jika bekas operasinya disentuh terasa nyeri, pasien tampak menahan nyeri. Pukul 12.00 wib menganjurkan menggunakan pelembab (mis. serum, lotion) didapatkan data pasien sudah mengerti cara menggunakannya.

Implementasi hari kedua pada tanggal 05 februari 2021

Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibutktikan dengan pasien mengemukakan nyeri cekot - cekot pada tangan kirinya.

Pukul 15.10 wib mengidentifikasi skala nyeri didapatkan data pasien mengatakan nyeri cekot – cekot dengan skala 4, pasien tampak gelisah.

Pukul 15.15 wib memberikan metode non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (tarik nafas dalam) didapatkan data bahwa pasien melakukan tarik napas dalam dengan baik. Pukul 15.20 mengkolaborasi pemberian analgetik.

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musculoskeletal dibuktikan dengan nyeri saat bergerak, merintih sulit beraktivitas. Pukul 15.22 wib memonitor kondisi umum selama melakukan ambulasi didapatkan data pasien tampak kesulitan menggerakkan tangannya. Pukul 15.25 wib memfasilitasi kegiatan ambulasi dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk) didapatkan data pasien belum menggunakan kruk, pasien masih terbaring. Pukul 15.35 mengajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. berjalan dari tempat tidur ke kamar

29

mandi) didapatkan data pasien mengatakan belum berani untuk melakukan ambulasi karena kakinya sakit dan pasien tampak tegang.

Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi dibuktikan dengan tangan pasien tampak bengkak dan berdarah.

Pukul 15.40 wib mengidentifikaasi gangguan integritas kulit didapatkan data pasien mengatakan nyeri pada bekas operasi dan pasien tampak gelisah. Pukul 15.45 wib mengubah posisi tiap 2 jam sekali didapatkan data pasien mengatakan gatal pada punggungnya, kulit pasien tampak kemerahan. Pukul 16.00 wib menganjurkan menggunakan pelembab ( mis.

serum, lotion ) didapatkan data pasien sudah mengerti cara menggunakannya.

Implementasi hari ketiga pada tanggal 06 februari 2021

Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibutktikan dengan pasien mengemukakan nyeri cekot - cekot pada tangan kirinya.

Pukul 09.00 wib mengidentifikasi skala nyeri didapatkan data pasien mengatakan nyeri cekot – cekot dengan skala 3, pasien terlihat gelisah.

Pukul 09.05 wib memberikan metode non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (tarik nafas dalam) didapatkan data bahwa pasien melakukan tarik napas dalam dengan baik. Pukul 09.10 mengkolaborasi pemberian analgetik.

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musculoskeletal dibuktikan dengan nyeri saat bergerak, merintih sulit beraktivitas. Pukul 09.15 wib memonitor kondisi umum selama melakukan ambulasi didapatkan data pasien tampak kesulitan menggerakkan tangannya. Pukul 09.20 wib memfasilitasi kegiatan ambulasi dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk) didapatkan data pasien belum menggunakan kruk, pasien masih terbaring. Pukul 09.25 mengajarkan ambulasi sederhana yang dapat dilakukan (mis. berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi) didapatkan data pasien mengatakan belum berani untuk melakukan ambulasi karena kakinya sakit dan pasien tampak tegang.

30

Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi dibuktikan dengan tangan pasien tampak bengkak dan berdarah.

Pukul 09.30 wib mengidentifikaasi gangguan integritas kulit didapatkan data pasien mengatakan nyeri pada bekas operasi dan pasien tampak gelisah. Pukul 09.35 wib mengubah posisi tiap 2 jam sekali didapatkan data pasien mengatakan gatal pada punggungnya, kulit pasien tampak kemerahan. Pukul 09.40 wib menganjurkan menggunakan pelembab ( mis.

serum, lotion ) didapatkan data pasien sudah mengerti cara menggunakannya.

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tindakan untuk menakar respon pasien atas implementasi keperawatan yang sudah diberikan.

Evaluasi hari pertama pada tanggal 04 februari 2021

Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik didapatkan data S : klien mengungkapkan tangannya masih terasa nyeri dengan skala 4 P : klien mengemukakan nyeri cekot – cekot Q : ditusuk – tusuk R : tangan bagian kiri S : 4, T : nyeri selama digerakkan, pasien tampak menahan nyeri, tampak meringis. Maka dapat disimpulkan bahwa diagnose nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisik belum teratasi dan penulis merencanakan untuk melanjutkan intervensi pada hari berikutnya yaitu yang pertama identifikasi skala nyeri, berikan metode non- farmakologis untuk menurunkan rasa nyeri dan kolaborasi pemberian analgetik.

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musculoskeletal didapatkan data S : pasien mengungkapkan nyeri saat bergerak, pasien mengeluh sulit menggerakkan tangannya karena nyeri, O : pasien tampak terbaring ditempat tidur, pasien tampak takut mengerakkan tangannya. Maka dapat disimpulkan bahwa masalah dengan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskulokeletal belum teratasi dan penulis merencakan untuk melanjutkan intervensi pada

31

hari berikutnya yaitu yang pertama fasilitasi kegiatan ambulasi dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk ),sarankan ambulasi sederhana yang dapat dilakukan (mis. berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi ).

Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi didapatkan data S : pasien mengemukakan nyeri pada bekas operasi, O : terdapat cedera operasi orif, tangan pasien tampak bengkak dan berdarah. Maka dapat disimpulkan bahwa masalah gangguan integritas kulit/jaringan belum teratasi dan penulis merencanakan melanjutkan intervensi pada hari berikutnya yaitu yang pertama identifikasi penyebab pada gangguan integritas kulit, alih posisi tiap 2 jam sekali, lakukan pemijatan pada daerah penonjolan, anjurkan menggunakan pelembab ( mis. lotion, serum ).

Evaluasi hari kedua pada tanggal 05 februari 2021

Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik didapatkan data S : klien mengungkapkan tangannya masih terasa nyeri dengan skala 4 P : klien mengemukakan nyeri cekot – cekot Q : ditusuk – tusuk R : tangan bagian kiri S : 4, T : nyeri selama digerakkan, O : pasien tampak menahan nyeri, tampak meringis. Maka dapat disimpulkan bahwa diagnose nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisik belum tertanggulangi dan penulis merencanakan untuk melanjutkan intervensi pada hari berikutnya yaitu yang pertama identifikasi skala nyeri, berikan metode non- farmakologi untuk menurunkan rasa nyeri dan kolaborasi pemberian analgetik.

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musculoskeletal didapatkan data S : pasien mengungkapkan nyeri saat bergerak, pasien mengeluh sulit menggerakkan tangannya karena nyeri, O : pasien tampak terbaring ditempat tidur, pasien tampak takut mengerakkan tangannya. Maka dapat disimpulkan bahwa masalah dengan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskulokeletal belum teratasi dan penulis merencakan untuk melanjutkan intervensi pada hari berikutnya yaitu yang pertama fasilitasi kegiatan ambulasi dengan alat

32

bantu (mis. tongkat, kruk ), sarankan ambulasi sederhana yang dapat dilakukan (mis. berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi ).

Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi didapatkan data S : pasien mengemukakan nyeri pada bekas operasi, O : terdapat cedera operasi orif, tangan pasien tampak bengkak dan berdarah. Maka dapat disimpulkan bahwa masalah gangguan integritas kulit/jaringan beum teratasi dan penulis merencanakan melkanjutkan intervensi pada hari berikutnya yaitu yang pertama identifikasi penyebab gangguan integritas kulit, alih posisi tiap 2 jam sekali, lakukan pemijatan pada area penonjolan, anjurkan menggunakan pelembab ( mis. lotion, serum ).

Evaluasi hari ketiga pada tanggal 06 februari 2021

Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik didapatkan data S : pasien mengemukakan tangannya masih terasa nyeri tetapi sudah sedikit berkurang P : klien mengatakan nyeri cekot – cekot Q : ditusuk – tusuk R : tangan kiri S : 3, T : nyeri selama digerakkan, pasien tampak menahan nyeri, tampak meringis. Maka dapat disimpulkan bahwa diagnose nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisik belum tertanggulangi dan penulis merencanakan untuk melanjutkan intervensi pada hari berikutnya yaitu kolaborasi pemberian analgetik.

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musculoskeletal didapatkan data S : pasien mengemukakan nyeri saat bergerak, pasien mengeluh sulit menggerakkan tangannya karena nyeri, O : pasien tampak terbaring ditempat tidur, pasien tampak takut mengerakkan tangannya. Maka dapat disimpulkan bahwa masalah dengan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskulokeletal belum tertanggulangi dan penulis merencakan untuk melanjutkan intervensi pada hari berikutnya yaitu latih ambulasi sederhana yang hdapat dilakukan (mis. berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi ).

Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi didapatkan data S : pasien mengemukakan nyeri pada bekas

Dokumen terkait