BAB V PENUTUP
B. Saran
a. Bagi Penulis
Meningkatkan kemmapuan dan kualitas dalam memberikan asuhan keperawatan anak khususnya pada anak penderita kejang demam dengan memberikan asuhan keperawatan.
49 b. Bagi Institusi
Diharapkan institusi sebagaimana dapat digunakan sbagai referensi baru untuk penanganan masalah klien dengan kejang demam karena banyak referensi yang ditemukan penulis adalah referensi lama.
c. Bagi Lahan Praktek
Untuk pihak rumahsakit khususnya perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien diharapkan dapat melakukan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan.
50 Arief, R. F. (2015). Penatalaksanaan Kejang Demam. Cermin Dunia Kedokteran-
232, 42(9), 658–659.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadulako/article/download/
8333/6614
Arifuddin Adhar. (2016). Analisis Faktor Risiko Kejadian Kejang Demam. Jurnal Kesehatan Tadulako, 2(2), 61.
Deliana, M. (2016). Tata Laksana Kejang Demam pada Anak. Sari Pediatri, 4(2), 59. https://doi.org/10.14238/sp4.2.2002.59-62
Irdawati. (2009). Kejang demam dan penatalaksanaannya. Berita Ilmu Keperawatan, 2 No.3(September), 143–146.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/2377/KEJANG DEMAM DAN PENATALAKSANAANNYA.pdf?sequence=1
Ismet, I. (2017). Kejang Demam. Jurnal Kesehatan Melayu, 1(1), 41.
https://doi.org/10.26891/jkm.v1i1.13
Labir, K., & Mamuaya, N. L. . S. S. (2017). Pertolongan Pertama Dengan
Kejadian Kejang Demam Pada Anak. Journal Nursing, 1–7. http://poltekkes- denpasar.ac.id/files/JURNAL GEMA KEPERAWATAN/DESEMBER 2014/ARTIKEL Ketut Labir dkk,.pdf
Muzayyanah, N. L., Hapsara, S., & Wibowo, T. (2013). Kejang Berulang dan Status Epileptikus pada Ensefalitis sebagai Faktor Risiko Epilepsi Pascaensefalitis. 15(3).
Nurindah, D., Muid, M., & Retoprawiro, S. (2014). Hubungan antara Kadar Tumor Necrosis Factor-Alpha (TNF-α) Plasma dengan Kejang Demam Sederhana pada Anak. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(2), 115–119.
https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2014.028.02.10
Puspitasari, J. D., Nurhaeni, N., & Allenidekania, A. (2020). Edukasi Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencegahan Kejang Demam Berulang. Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI), 4(3), 124. https://doi.org/10.32419/jppni.v4i3.186
Rahmadiliyani, N., & Muhlisin, A. (2008). Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Penyakit Dan Komplikasi Pada Penderita Diabetes Melitus Dengan Tindakan Mengontrol Kadar Gula Darah Di Wilayah Kerja Puskesmas I Gatak Sukoharjo. Berita Ilmu Keperawatan, 1(2), 97–100.
http://journals.ums.ac.id/index.php/BIK/article/view/3744
51 Susanti, Yurika Elizabeth & Wahyudi, T. (2020). Di Rumah Sakit Baptis Batu
Clinical Characteristics of Children With Febrile Seizure in the Baptist Hospital Batu. Journal of Medicine, 19(2), 91–98.
53 Lampiran 1
SURAT KESEDIAAN MEMBIMBING
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ns. Kurnia Wijayanti, M.Kep NIDN : 0628028603
Pekerjaan : Dosen
Menyatakan bersedia menjadi pembimbing Karya Tulis Ilmiah atas nama mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan UNISSULA Semarang, sebagai berikut:
Nama : Septyan Indah Lestari NIM : 40901800092
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Anak Pada An.A Dengan Kejang Demam di Ruang Baitunnisa 1 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, 2 Juni 2021 Pembimbing
( Ns. Kurnia Wijayanti, M.Kep ) NIDN : : 06-2802-8603
54 Lampiran 2
SURAT KETERANGAN KONSULTASI Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ns. Kurnia Wijayanti, M.Kep NIDN : 0628028603
Pekerjaan : Dosen
Menyatakan bersedia menjadi pembimbing Karya Tulis Ilmiah dari mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan UNISSULA Semarang, sebagai berikut :
Nama : Septyan Indah Lestari NIM : 40901800092
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Anak Pada An.A Dengan Kejang Demam di Ruang Baitunnisa 1 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut diatas benar-benar telah melakukan konsultasi pada pembimbing Karya Tulis Ilmiah pada tanggal 1 Februari – 1 Juni 2021 bertempat di Prodi D-III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan UNISSULA Semarang.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, 1 Juni 2021 Pembimbing
Ns. Kurnia Wijayanti, M.Kep NIDN : 06-2802-8603
55 Lampiran 3
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA PRODI DIII KEPERAWATAN
FIK UNISSULA 2021 NAMA MAHASISWA : Septyan Indah Lestari
NIM : 40901800092
JUDUL KTI : Asuhan Keperawatan Anak Pada An. A dengan Kejang Demam di Ruang Baitunnisa 1 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
PEMBIMBING : Ns. Kurnia Wijayanti, M.Kep
HARI / TANGGAL
MATERI KONSULTASI
SARAN PEMBIMBING
TTD PEMBIMBING Selasa, 16
Februari 2021
Responsi Askep Perbaikan askep
Senin, 25 Mei 2021
Responsi BAB I, BAB II & BAB
III
Perbaikan latar belakang, penambahan di
BAB II dan pelengkapan BAB
III Jumat , 28 Mei
2021 Responsi BAB I-
BAB V
Perbaikan penulisan dan
penambahan pembahasan
56 Senin, 1 Juni
2021 Response BAB 1-
BAB V
Perbaikan penulisan dan
penambahan pembahasan
57
58 Tabel gambar 1.1 Pamflet kejang demam
59
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA AN. A DENGAN DIAGNOSA KEJANG DEMAM DI RUANG BAITUNNISA 1
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
DISUSUN OLEH:
SEPTYAN INDAH LESTARI 40901800092
PRODI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2021
60
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN I. DATA UMUM
1. Identitas
a. Identitas pasien Nama: An.A Umur: 3 bulan
Jenis kelamin: laki-laki Agama: Islam
Pekerjaan:-
Suku/bangsa: Jawa/Indonesia
Alamat: Genuk Sari RT 01/RW 01, Kecamatan genuk, Kota Semarang
Diagnosa medis: kejang demam
Tanggal dan jam masuk: 30 januari pukul 09.00 WIB b. Identitas penanggung jawab
Nama: Ny. M Umur: 25 tahun
Jenis kelamin: perempuan Agama: Islam
Pekerjaan: guru
Suku/bangsa: jawa/Indonesia Pendidikan terakhir: S1
Alamat: Genuk Sari RT 01/RW 01, Kecamatan genuk, Kota Semarang
Hubungan dengan pasien: orang tua 2. Status kesehatan saat ini
Ibu klien mengatakan anaknya panas naik turun selama kurang lebih 4 hari sejak tanggal 26 Januari 2021 disertai kejang selama 2 kali kurang lebih 15 menit pada tanggal 29 Januari 2021 pukul 16.00 pada bagian tangan setelah berhenti dilakukan kompres hangat dan meminum obat paracetamol dari
61 klinik. Pada 30 januari 2021 pukul 07.00 ibu klien mengatakan klien mengalami kejang kaku pada kaki dan tangan hingga pupil mata tidak terlihat. Setelah kejang berhenti, klien langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang pada 30 Januari 2021 pukul 09.00. Sebelumnya An. A sudah dibawa ke klinik dan diberi terapi obat sanmol pereda demam namun An.
A tidak mengalami perubahan. Munculnya keluhan bertahap mulai dari suhu tubuh yang naik turun. Suhu An. A naik setiap hari sampai menyebabkan anaknya kejang-kejang, ibu mengatakan bahwa anaknya juga tidak mempunyai alergi obat atau makanan apapun.
3. Riwayat kesehatan lalu
Ibu klien mengatakan tidak mengalami preklamasi dan tidak ada keluhan serius saat melahirkan. ibu klien mengatakan selama kehamilannya ibu klien selalu periksa sebulan sekali dan mengikuti kelas ibu hamil di kelurahan setempat, makanan juga terjaga, Ibu klien mengatakan saat hamil mempunyai keluhan kadang-kadang sakit, pegel-pegel, tidak mengkonsumsi obat atau jamu-jamu selain dari klinik. ibu klien mengatakan saat persalinan An. A di klinik Genuk Sari secara normal, lahir spontan dan normal. ibu kien mengatakan An.A lahir normal dan spontan dengan (BB) berat badan 3100 gram,panjang badan (PB) 50 cm, bayi sehat, An.A sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakithanya mengonsumsi obat- obatan yang dari klinik. tidak mempunyai alergi obat ataupun makanan, belum pernah mengalami kecelakaan. ibu klien mengatakan An. A baru mendapatkan imunisasi yaitu imunisasi Difteri, Petusis, dan Tetanus (DPT) tahap 1.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien mengatakan dalam kelurga tidak ada riwayat penyakit kejang demam seperti yang diderita An.A juga tidak
62 mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi, jantung, diabetes melitus dan lain-lain. Saat ini tidak ada anggota keluarga yang dirawat dirumah sakit selain An.A.
5. Riwayat kesehatan lingkungan.
Ibu klien mengatakan klien tinggal satu rumah dengan ayah, ibu. Rumah klien berada dilingkungan pedesaan dengan udara yang cukup panas, ibu klien mengatakan jika keadaan rumahnya cukup bersih, dan memiliki sirkulasi udara yang cukup.
II. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
12) Persepsi kesehatan/Penanganan Kesehatan e. Status kesehatan anak sejak lahir
Ibu klien mengatakan klien lahir secara normal dengan berat lahir 3,1 kg dan baru pertama kali masuk rumah sakit di RSI Sultan Agung Semarang
f. Pemeriksaan kesehatan rutin
Ibu klien rutin datang ke Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) untuk menimbang berat badan anaknya dan untuk imunisasi klien.
g. Apakah orang tua merokok? Didekat anak ?
Ibu klien mengatakan ayah klien merupakan perokok aktif.
h. Mainan anak/bayi aman ?
Ibu klien mengatakan mainan anaknya dirasa masih aman digunakan oleh anak sesuai dengan usianya.
13) Nutrisi/Metabolik
d. Masalah dengan makan, menelan dan penceraan
Ibu klien mengatakan jika anaknya tidak memiliki masalah menelan, tidak ada gangguan nutrisi dan belum memakan makanan tambahan. Klien mendapatkan vitamin tambahan dan terpasang infus ditangan sebelah kiri
e. Mual/muntah
63 Ibu klien mengatakan klien tidak mengalami mual ataupun muntah.
f. Terpasang selang nasogastric
Klien tidak terpasang selang nasogastric.
14) Eliminasi
Ibu klien mengatakan klien Buang Air Besar (BAB) normal sehari 1 kali berwarna kekuningan, Buang Air Kecil (BAK) normal dalam sehari bisa 6-7, tidak terpasang kateter, usus normal tidak ada gangguan pada usus dan tidak diare.
Orangtua : orang tua klien tidak memiliki gangguan pada eliminasi.
15) Aktivitas dan Latihan
Ibu klien mengatakan klien tidak memiliki gangguan saat beraktivitas, klien belum bisa berjalan, klien belum berbicara baru bisa merengek dan menangis, ibu klien mengatakan jika anaknya tidak memiliki gangguan pada pernafasannya.
Ibu klien mengatakan klien mandi 2 kali sehari menggunakan sabun dan sampo, ibu klien mengganti pakaian klien setelah mandi atau dirasa pakaian yaing dipakai sudah kotor, ketika dirumah klien biasa bermain sendiri dengan jari kaki dan tangannya atau dengan mainan yang aman untuk seusia klien.
Menurut ibunya klien adalah anak yang cukup aktif.
16) Tidur/istirahat
Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien tidak pernah mengalami kesulitan tidur, klien tidur malam kurang lebih 10-11 jam perhari, dan tidur siang 1-2 jam perharinya. Namun setelah sakit ibu klien mengatakan tidur klien sedikit terganggu karena ibu klien merasa klien tidak nyaman dengan lingkungan dirumah sakit jadi ketika tidur sering terbangun dan rewel.
17) Kognitif dan Perseptual
Sebelum sakit ibu klien mengatakan klien anak yang aktif, klien mampu menggunakan jari tangan dan kakinya untuk
64 dimainkan. Namun setelah sakit dan dirawat dirumah sakit klien terlihat tidak nyaman dengan suasana rumah sakit, tampak ketika dihampiri perawat klien menangis dan menarik selang infus yang ada ditangannya.
18) Persepsi diri/Konsep diri
Tampak klien merasa bosan dan tidak nyaman berada diruang perawatan terkadang terlihat klien sering rewel dan menangis. Orangtua : ibu klien mengatakan ingin anaknya segera sembuh dan bisa berkumpul dengan keluarganya dirumah karena ibu klien merasa sangat khawatir dan baru memiliki anak.
19) Peran dan Hubungan
Ibu klien mengatakan jika klien paling dekat dengan nenek dan ibunya karena yang sudah terbiasa tinggal bersama dirumah.
Ibu klien mengatakan sebenarnya klien adalah anak yang periang dan klien takut apabila digendong atau di dekati jika bertemu dengan orang yang baru dikenalnya.
65 20) Seksualitas/Reproduksi
Klien adalah anak laki-laki, klien terlihat merasa aman ketika berada didekat ibunya.
Orangtua : ibu klien mengatakan baru memiliki anak pertama . 21) Koping/Toleransi stress
Ibu klien mengatakan klien sering menangis jika ingin tidur, dan merasa tidak nyaman dengan ruang perawatan saat ini.
Orangtua : ayah klien mengatakan ibunya adalah orang terdekat klien.
22) Pola Nilai dan Kepercayaan
Ibu klien mengatakan klien belum terlalu mengerti dan paham apa yang dikatakan dan lakukan oleh orang lain.
Orangtua : ibu klien percaya bahwa semua yang dialami oleh anak dan suaminya saat ini adalah ujian dari Allah, dan menganggap jika sakit yang diderita saat ini adalah rezeki dari Allah dan manusia hanya bisa berikhtiar untuk kesembuhan dengan berobat.
III. Pemeriksaan Fisik
l. Pada saat dikaji didapatkan data keadaan umum pasien composmentis, lemah, pucat dan gelisah.
m. Ketika dikaji didapatkan data tanda-tanda vital Suhu : 390C, Nadi : 90x/menit, Respiratory Rate: 30x/menit, berat badan : 8,9kg, tinggi badan : 50cm, lingkar kepala : 48cm
n. Kepala
Kepala mesocepal, tampak rambut berwarna kemerahan, pertumbuhan rambut tipis, rambut mudah patah, kepala bersih tidak ada kotoran atau ketombe.
o. Mata
Tampak mata simetri kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sklera putih.
p. Hidung
66 Tampak hidung simetris, hidung bersih tidak ada polip, tidak ada kotoran dihidung, klien tidak memiliki masalah pada saluran pernafasan.
q. Mulut
Tampak mukosa bibir kering, belum tumbuh gigi, tidak ada bau mulut, klien tidak memiliki riwayat kesulitan saat menelan makanan.
r. Telinga
Tampak telinga simetris, telinga bersih tidak ada kotoran ataupun serumen, klien tidak memiliki riwayat gangguan pendengaran.
s. Pemeriksaan jantung
Jantung : tampak ketika diinspeksi ictus cordis tidak tampak, ketika diperkusi suara jantung pekak, dan saat dipalpasi ictus cordis teraba di intercosta (ICS) 5, Auskultasi vesikuler .
t. Paru-paru : pada pemeriksaan paru-paru ketika diinspeksi tampak pengembangan dada simetris, tidak terdapat adanya retraksi dinding dada, irama nafas teratur, ketika diperkusi sonor, saat dipalpasi tidak teraba adanya masa ataupun benjolan, tidak ada edema, auskultasi terdengar suara paru vesikuler.
u. Pemeriksaan abdomen : ketika diinspeksi tampak perut datar, perut simetris, auskultasi terdengar peristaltic usus, ketika diperkusi suara timpani, dan saat dipalpasi tidak teraba adanya pembesaran limpa dan hati.
v. Ektremitas
Tampak tangan kiri terpasang infus, tidak ada edema pada ekstremitas atas bawah, klien tidak memiliki gangguan berjalan.
w. Genetalia
67 Genetalia bersih, tidak terpasang kateter, tampak kulit disekitar anus normal.
x. Kulit
Tampak kulit normal, turgor kulit normal, capillary refil 2 detik.
y. Data penunjang
Saat ini klien mendapatkan therapy Infus futrolit 6tpm, glybotic 2x150, sanmol 80mg, phenytoin 2x12,5, piracetam 2x12,5, asam valproate 2x1cc, triamcinolone inj, nalgestan ¼, cetirizine 1,5, erdosteine 75m
B. ANALISA DATA
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan Hematologi
Darah rutin 1
Hemoglobin 9.8 9.6-12.8 g/dl
Hematokrit 30.9 31.0-43.0 %
Leukosit 9.95 5.50-18.00 Ribu/uL
Trombosit 481 217-497 Ribu/uL
KIMIA KLINIK Elektrolit
Natrum 136 129-143 mmol/L
Kalium 5.45 3.6-5.8 mmol/L
Klorida 103.6 93-112 mmol/L
Calcium 8.2 8.8-10.8 mg/Dl
Magnesium 2.3 1.6-2.4 mg/dL
68
TGL/jam Data fokus Problem Etiologi TTD
Tanggal 02 februari 2021 pukul 12.00 wib
Ds: ibu pasien mengatakan anaknya badan anaknya panas sudah 4 hari Do: tanda- tanda vital suhu 39℃, tampak lemas, mukosa kering, tubuh teraba panas
hipertermia peningkatan laju
metabolisme
Tanggal 02 februari 2021 pukul 12.00 wib
Ds:
- ibu klien mengatakan
anaknya kejang 2 kali dirumah selama kurang lebih 15 menit kurang dari 24 jam saat kejang badan anak kaku dan tidak sadar lalu saat kejang berhenti anak sadar kembali.
- ibu klien tidak tau berapa suhu anak saat kejan dan mengatakan ini
defisit pengetahuan
Kurangnya terpapar informasi.
69 kejang pertama
kali pada anaknya disaat usia 3 bulan, ibu klien merasa
cemas akan
kondisi anaknya saat ini
Do: ibu merasa cemas dengan kondisi anaknya S:39℃,
N:94x/menit, RR:24x/menit
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS MASALAH
3. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme.
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
D. PLANNING/ INTERVENSI KEPERAWATAN Tgl/jam Diagnosa
keperawatan
Tujuan & kriteria hasil
Planning TTD
Tangga l 02 februari 2021 pukul 12.00 wib
Hipertermia berhubunga n dengan peningkatan laju
metabolisme .
Tujuan setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan suhu tubuh normal 360C-370C, kulit tidak teraba panas klien, klien tidak lemas
- Identifikasi penyebab hipertermia untuk
mengetahuin penyebab suhu tubuh klien diatas batas normal - monitor suhu
tubuh untuk
70 mengetahui perkembangan suhu tubuh klien - melakukan
kompres hangat permukaan tubuh dapat membantu mempercepat penurunan suhu tubuh
- Kolaborasikan pemberiaan cairan dan elektrolit
intravena dengan pemberian terapi obat sanmol untuk
menurunkan suhu tubuh.
Tangga l 02 Februar i 2021 pukul 12.00 WIB
Defisit pengetahua n
berhubunga n dengan kurang terpapar informasi.
tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan keluarga dapat memahami tentang penyakit klien dengan kriteria hasil:
perilaku sesuai anjuran, verbalisasi minat belajar meningkat,
kemampuan menggambarkan pengalaman
- mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi - menyediakan
materi dan media pendidikan kesehatan - menjadwalkan
pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan - memberikan
71 sebelumnya yang
sesuai topik meningkat
kesempatan untuk bertanya - menjelaskan
faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan - mengajarkan
perilaku hidup bersih dan sehat - ajarkan strategi
yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup hidup.
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Tgl/Ja
m
Diagnosa Keperawat an
Implementasi Respon Tt
d
tangga l 02 februar i 2021 12.00
Hipertermi a
berhubung an dengan peningkata laju
metabolism
Memonitor suhu S: Ibu pasien mengatakan suhu tubuh anaknya masih panas
O: klien anak nampak lemas, berbaring di tempat tidur dan gelisah dengan S: 39℃, N :90
72
e x/menit dan
RR:24x/menit.
12.30 Melakukan
kompres hangat
S: ibu pasien mengatakan anaknya mau dikompres hangat,melakukan kompres hangat dibagian dahi,aksila,dan di daerah lipatan paha
O: klien nampak
kooperatif dan suhu 38℃.
12.45 Mengkolaborasik
an pemberian antipiretik sanmol
S: ibu klien mengatakan anaknya sudah diberi obat oral sanmol 1 sendok takar (5ml).
O: klien tampak tertidur 13.15 Defisit
pengetahua n
berhubung an dengan kurang terpapar informasi
Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
S: ibu pasien mengatakan mampu dan siap untuk menerima pendidikan kesehatan tentang kejang demam
O: klien tampak tidak kejang S:38℃, N:94x/menit, RR:24x/menit
13.20 Menyediakan
materi dan media
S: ibu klien mengatakan mampu memahami
73 pendidikan
kesehatan
dengan apa yang digunakan untuk menyampaikan materi dan media yang diberikan untuk pendidikan
kesehatan
O: klien tampak tidur dengan meminum ASI (Air Susu Ibu)
Tangg al 3 februar i 2021 Pukul 10.35
Hipertermi a
berhubung an dengan peningkata n laju metabolism e
Memantau monitor suhu
S: ibu klien mengatakan sushu anaknya sudah turun dari sebelumnya.
O: klien tampak tenang S:37,5℃, nadi:92x/menit, RR:24x/menit.
10.40 Melakukan
kompres hangat
S: ibu pasien mengatakan anaknya mau dikompres hangat
O: klien tampak tenang S:37,5℃, nadi:92x/menit, RR:24x/menit.
10.45 Kolaborasi
pemberian antipiretik sanmol
S: ibu klien mengatakan sudah diberi sanmol 1 sendok takar (5ml).
O: klien tampak tenang dan
74 tidurS:37,5℃,RR:24x/me nit, N:94x/menit.
10.55 Menjadwalkan
pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
S:Ibu pasien mengatakan menyetujui tentang waktu yang disepakati untuk melakukan pendidikan kesehatan
O: Pasien tampak tidur dengan nyaman
11.00 Memberikan
kesempatan untuk bertanya
S: ibu klien mengatakan tidak memahami tentang penyakit anaknya
O: ibu klien tampak aktif bertanya
Tangg al 4 februar i 2020 Pukul 09.15
Hipertermi a
berhubung an dengan peningkata n laju metabolism e
Memantau monitor suhu
S: ibu klien mengatakan suhu tubuh anaknya sudah turun dari sebelumnya
O: klien tampak tenangS:
36,5℃, N:92x/menit, RR:24x/menit 09.35 Defisit
pengetahua n
berhubung an dengan peningkata
Menjelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
S: ibu pasien mengatakan paham tentang edukasi yang diberikan.
O: klien tampak tidur dengan tenang dan ibu tampak kooperatif
75 n laju
metabolism e
mendengarkan
09.35 Mengajarkan
perilaku hidup bersih dan sehat
S: ibu pasien mengatakan akan melakukan sesuai dengan edukasi yang diberikan
O: ibu klien kooperatid mendengarkan dan anak sudah tidak kejang
11.15 Mengajarkan
strategi yang dapat digunakan untuk
mengingatkan perilaku hidup bersih dan sehat
S: ibu pasien mengatakan akan melakukan apa yang sudah diedukasikan untuk lebih menjaga kesehatan
O: klien tampak tenang dan tidak terjadi kejang berulang S:36,5℃, N:90x/menit, RR:24x/menit F. EVALUASI KEPERAWATAN
TGL/jam Diagnosa keperawatan
Catatan pembangan TTD
Tanggal 2 februari 2021 Pukul
Hipertermia berhubungan
dengan peningkatan laju metabolise
S: ibu pasien mengatakan suhu tubuh anaknya panas O: tubuh klien teraba panas,wajah klien tampak gelisah dan lemas, S: 390C,
76
15.30 N:90x/menit, RR:24x/menit
A: masalah teratasi sebagian P: pantau bila kejang kembali terjadi
Pukul 15.45
Defisit pengetahuan berhubungan
dengan kurang terpapar informasi
S: ibu pasien mengatakan tidak memahami tentang penyakit anaknya secara medis
O: ibu klien tampak cemas dengan kondisi anaknya A: masalahterasi sebagian P: pantau bila kejang kembali terjadi
Tanggal 3 februari 2021 Pukul 15.15
Hiprtermia berhubungan
dengan peningkatan laju metabolisme
S: ibu pasien mengatakan suhu anaknya sudah mulai menurun
O: tubuh klien teraba hangat, wajah tampak gelisah
A: masalah teratasi sebagian P: pantau TTV
Pukul 15.25
Defisit pengetahuan berhubungan
dengan kurang terpapar informasi
S: ibu mengatakan pahan tentang edukasi yang disampaikan tentang cara penanganan anak saat demam dan kejang
O: ibu klien mampu
77 mengulangi kembali
penjelasan yang diberikan tentang kejang demam, klien tampak tidak kejang
A: masalah teratasi sebagian P: pantau bila kejang kembali tejadi, beri umpan balik Tanggal
4 februari 2021 Pukul 14.30
Hipertermia berhubungan
dengan peningkatan laju metabolisme
S: ibu klien mengatakan suhu badan anaknya sudah turun O: tubuh klien tidak teraba hangat,wajah klien tampak segar, S: 36,50C,
N:90x/menit, RR:24x/menit A: masalah teratasi
P: lanjutkan TTV dan hentikan kompres hangat Pukul
15.00
Defisit pengetahuan berhubungan
dengan kurang terpapar informasi
S: ibu klien mengatakan akan melakukan sesuai edukasi yang susdah diberikan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan
O: ibu klien tampak tenang dan sudah paham tentang edukasi yang diberikan A: masalah teratasi P: pertahankan intervensi