2014 2015 -
Arahan Strategi
Digital Banking terkemuka
Pengembangan Value Chain Bank dengan Transaksi
Valas yang kompetitif Memanfaatkan Jaringan
CIMB Group
UKM sebagai Jembatan bisnis
Fokus Strategis 2015
Strategi pengembangan bisnis yang akan dilakukan Bank pada tahun 2015 untuk aspek bisnis antara lain sebagai berikut:
• Pertumbuhan dana murah
Meningkatkan pertumbuhan dana masyarakat khususnya dana murah melalui ekspansi strategis cabang-cabang, dan pendekatan nasabah-nasabah korporasi melalui Corporate Client Solution, pengembangan Value Chain melalui pendekatan Ecosystem dari nasabah-nasabah yang ada, serta melalui branchless banking.
• Peningkatan efisiensi
Peningkatan efsisensi ini dilakukan dengan program efisiensi biaya, program transformasi IT dan peningkatan
cabang. Selain itu, aplikasi Corporate Loan Management System (CLMS) yang masih dalam tahap pengembangan juga dapat meningkatkan pelayanan kepada nasabah dalam segmen korporasi dan komersial.
• Transformasi sales & service
Program Bank untuk meningkatkan customer banking experience secara keseluruhan, meningkatkan dan mengembangkan branchless banking seperti optimalisasi ATM, CDM & SST, pengembangan platform baru untuk CIMBClicks (internet banking) dan peningkatan layanan GoMobile (mobile banking), agent banking, dan tablet banking termasuk program–program untuk memperbaiki turn around time sebagai upaya meningkatkan customer experience dalam bertransaksi terus akan mendapat
• Melakukan diversifikasi dari sumber pendapatan
Selain pendapatan yang berasal dari bunga, Bank juga akan melakukan diversifikasi sumber pendapatan dengan terus meningkatkan dan memperkuat layanan melalui produk Transaction Banking, Value Chain, serta meningkatkan layanan bisnis perbankan syariah melalui model dual banking leverage. Dalam layanan Transaction Banking, Bank akan melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan jumlah transaksi (baik transaksi trade finance & bank guarantee, remittance), layanan/jasa foreign exchange, bancassurance, dan wealth management melalui penawaran maupun layanan yang menarik. Di samping itu, Bank terus meningkatkan value proposition dari Transaction Banking yang telah berjalan seperti CIMB@
Work, CIMB@Bizchannel, Value Chain pada segmen nasabah komersial, serta menawarkan layanan produk bancassurance untuk segmen retail. Selain itu, Bank juga berencana untuk menambah layanan EDC (electronic data capture) dengan mayoritas 12 kota besar di Indonesia dan berbagai target industri.
• Bisnis usaha dengan margin yang baik
Bank akan tetap fokus pada bisnis yang memberikan margin yang baik terutama penyaluran kredit kepada beberapa sektor strategis produktif khususnya usaha produktif yang mendukung peningkatan ekspor, serta peningkatan kualitas Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Dengan memegang prinsip kehati-hatian dan penerapan manajemen risiko, Bank juga akan terus mengembangkan pembiayaan kendaraan bermotor melalui anak perusahaannya PT CNAF dan PT KITAF, personal loan, kartu kredit, dan structured finance yang memberikan one stop solution bagi nasabahnya.
• Pengembangan Sumber Daya Manusia
Dalam rangka mencapai target bisnis di tahun 2015, diperlukan pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM) baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal ini dilakukan dengan cara berbagai program rekrutmen (recruitment on campus, job fairs, walk in interviews, scholarship &
talent scouting, employer branding, virtual career fair, social media, staff get staff program), strategi menarik
selaras dengan Misi, maka Bank berinisiatif melakukan program Global Employee Mobility (GEM).
Selain strategi bisnis yang telah disebutkan di atas, Bank juga akan meningkatkan sinergi dan konsolidasi dengan anak-anak perusahaan.
Perbankan Syariah
Melanjutkan kebijakan 2014, arah dan kebijakan pengembangan bisnis syariah PT Bank CIMB Niaga pada tahun 2015 memiliki enam fokus pengembangan bisnis sebagai berikut:
a. Fokus kepada Visi 2015, yaitu menjadi 5 besar pemain industri perbankan syariah dan menjadi bank syariah dengan pelayanan digital terbaik di industri.
b. Peningkatan kinerja keuangan dan pangsa pasar Syariah dengan meningkatkan partisipasi seluruh unit bisnis dengan implementasi dual banking leverage model dan metode porsi anggaran distribusi per segmen (budget portion).
c. Pertumbuhan yang berkelanjutan dalam berbagai fokus bisnis dengan meluncurkan produk pembiayaan dan pendanaan yang lebih inovatif yang selaras dengan strategi UUS dan kebutuhan masyarakat.
d. Penyelarasan bisnis dengan mengkapitalisasi kekuatan bank induk, optimalisasi produktivitas, penguatan diversifikasi produk, penyetaraan produk dan layanan serta pengoptimalan layanan syariah untuk menjangkau seluruh nasabah CIMB Niaga dan pengembangan pasar.
e. Penekanan berkelanjutan mengenai pentingnya Indonesia sebagai basis pengembangan bisnis perbankan syariah dan telah disampaikannya rencana spin off ke OJK untuk memacu CIMB Niaga Syariah agar dapat menjadi 5 besar pelaku industri perbankan syariah di Indonesia.
f. Mempersiapkan fondasi keuangan, kesiapan infrastrukstur, model binis, model operational, sumber daya manusia, organisasi management dan produk yang variatif dan memiliki keunggulan di pasar melalui strategi jangka pendek dan jangka panjang dalam menyusun frame work Spin off UUS CIMB Niaga.
Rencana & Strategi 2014
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan Data Perusahaan
Manajemen Risiko
Pada tahun 2015, Satuan Kerja Manajemen Risiko (Risk Management Group) menerapkan kerangka kerja Enterprise Wide Risk Management (EWRM) dalam menjalankan tata kelola manajemen risiko dengan mengkombinasikan strategi, proses, sumber daya, teknologi dan kompetensi yang bertujuan untuk mengevaluasi dan mengelola potensi risiko yang mencakup manajemen risiko secara konsolidasi terhadap Bank, anak perusahaan dan Unit Usaha Syariah (UUS). EWRM merupakan pendekatan manajemen risiko yang menilai risiko secara holistic yang menghilangkan silo dan melihat risiko secara terintegrasi dan berfokus pada masa yang akan datang serta berorientasi pada proses agar Bank dapat mengelola semua risiko utama bisnis.
Risk objectives, risk appetite dan risk tolerance dapat disusun dalam berbagai lapisan organisasi serta dapat diukur dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan tingkat dampak yang ditimbulkan. Penetapan risk objectives, risk appetite dan risk tolerance tercermin dalam setiap kebijakan dan prosedur yang melingkupi seluruh aktifitas dan produk Bank serta dibuat dengan memperhatikan kemampuan permodalan Bank. Sesuai dengan yang tercantum dalam kebijakan manajemen risiko Bank, risk appetite juga harus mengacu kepada ekspektasi pemegang saham dengan mempertimbangkan berbagai faktor antara lain: strategi bisnis, tingkat pengembalian dan pertumbuhan yang diinginkan, posisi kompetitif, efisiensi operasional, economic capital, dan budaya sadar risiko.
Pada level operasional manajemen risiko sehari-hari, Bank memiliki 3 (tiga) tingkat pertahanan (three lines of defence), yaitu sebagai berikut:
1. Kelompok business unit (serta supporting unit yang seluruhnya disebut dengan Risk Taking Unit).
2. Kelompok Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dan Satuan Kerja Kepatuhan.
3. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
Sampai 4 tahun mendatang, proses implementasi Basel II/III merupakan inisiatif utama terkait manajemen risiko
Sumber Daya Manusia
Dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Perusahaan memiliki fokus pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Pengembangan kompetensi SDM dilaksanakan melalui program yang terintegrasi untuk mendukung kebutuhan dan sasaran bisnis yang dilakukan dengan berbagai cara, antara lain program pendidikan dan pelatihan, program pembelajaran dan penugasan luar negeri, pengembangan talenta dan seterusnya.
b. Program pendidikan dan pelatihan dirancang untuk mengembangkan kompetensi kepribadian, manajerial dan kepemimpinan serta kompetensi fungsional dan teknis.
c. Program pertukaran karyawan memberikan kesempatan kepada karyawan Perusahaan untuk memperoleh pengalaman melalui penugasan di dalam negeri antar direktorat ataupun penugasan di berbagai negara dimana terdapat representasi holding CIMB.
Operasional & Teknologi Informasi
Bidang Teknologi & Sistem Informasi
Unit kerja Teknologi dan Sistem Informasi akan secara konsisten menyediakan layanan Teknologi Informasi (TI) yang berkualitas. Inisiatif-inisiatif yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
• Mempersiapkan sarana teknologi dan sistem informasi baru (core banking & data center renewal).
• Meningkatkan kompetensi pengelolaan proyek TI berskala besar, terkait dengan rencana mempersiapkan sarana, sistem informasi baru dan staff ahli yang kompeten (lokal dan/ atau asing).
• Memperbaiki secara menyeluruh siklus tata kelola proyek dan melaksanakannya secara konsisten.
• Menyempurnakan tata kelola manajemen operasional infrastruktur yang memenuhi standar internasional ITIL (IT Infrastructure Library).
• Menyelenggarakan tata kelola data keseluruhan Perusahaan dan kelengkapan perangkat pendukungnya.
• Meningkatkan kemampuan, memperbaiki dan menyederhanakan proses-proses bisnis dan perangkat pendukung di area customer facing point baik cabang maupun e-channels.
• Mendukung pelayanan kepada nasabah melalui peningkatan peran dalam pelaporan dan pengaduan nasabah yg secara umum terkait dengan sistem pembayaran.
Bidang Bank Quality Assurance
Unit kerja Bank Quality Assurance memiliki fokus utama mendukung unit bisnis dalam memperbaiki proses bisnis menjadi lebih baik dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya inherent control untuk mengurangi risiko operasional melalui risk self assessment dan ditunjang oleh Pedoman Standar Operasi yang komprehensif dan terkini.
Inisiatif-inisiatif yang akan dilaksanakan adalah:
1. Meningkatkan peran dan fungsi sebagai partner unit bisnis
2. Meningkatkan penerapan proses kontrol dalam setiap proses bisnis guna mengurangi terjadinya risiko operasional, meliputi :
• Peningkatan inherent control melalui penerapan sistem Self-Assessment Review Program (ShARP) sebagai sarana mitigasi risiko operasional.
• Melakukan assessment untuk memastikan implementasi DCFC (Department Control Function Checklist) di Branch Service/ Operations dan Centralized Bank Operations telah berjalan dengan baik dan konsisten.
• Meningkatkan pemantauan risiko operasional untuk unit-unit bisnis tertentu guna mendukung pengembangan bisnisnya.
3. Melakukan People Management yang berkesinambungan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan kompeten
Strategy Map dan Penetapan KPI
Dalam mencapai sasaran utama, perusahaan terus menggunakan Strategy Map yang dirumuskan dengan mempertimbangkan kondisi eksternal dan internal perusahaan. Strategy Map tersebut merupakan strategi umum bank yang akan diturunkan ke dalam strategi usaha tiap unit bisnis untuk memastikan adanya keterkaitan strategi.
Strategy Map di turunkan ke dalam Key Performance Indicators (KPI) yang merupakan target terukur dari perspectives: Financial, Customer, Internal Process dan People. Setiap KPI tersebut merupakan parameter pengukuran yang bertujuan mendukung strategi unit yang selaras dengan strategi bank.
Rencana & Strategi 2014
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan Data Perusahaan