B. DIGITALISASI ADMINISTRASI PUBLIK
2. Digitalisasi Pemerintahan
berkepentingan, dan dalam praktiknya e-government adalah penggunaan internet untuk melaksanakan urusan pemerintah dan penyediaan pelayanan publik agar supaya lebih baik dan berorientasi pada pelayanan masyarakat. Dukungan SDM dan teknologi informasi harus dimajukan secara bersamaan dan terintegrasi guna menjawab tuntutan dan kebutuhan akan pelayanan publik dan birokrasi yang dinamis, lincah, efektif, dan efisien. Keuntungan yang diperoleh dari e-Government bukan hanya sekedar menyediakan pelayanan online tetapi lebih luas daripada itu, karena kinerja sektor publik juga berkontribusi pada kemajuan ekonomi dan sosial suatu negara. Di era globalisasi penerapan e-Government penting karena telah memodernisasi pemerintahan publik di seluruh dunia dan juga hubungan antara pemerintahan atau negara. Sebagai tambahan selain contoh di Uni Eropa, beberapa negara di Asia bahkan telah menggunakan e-Government-nya dalam melaksanakan hubungan bilateral mereka. Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai cepat atau lambat Indonesia dituntut untuk dapat menerapkan e-Government. Pada saat ini e-Government merupakan suatu keharusan dalam rangka menciptakan pelayanan publik yang lebih baik.
Inovasi dan Digitalisasi Administrasi Publik | 87 Dalam acara yang bertajuk “Penerapan Digitalisasi Manajemen ASN di Era Adaptasi Kerja Baru”, Wapres menilai bahwa hal tersebut perlu untuk dilakukan agar roda pemerintahan dan pembangunan tetap berjalan, sekaligus untuk memperkuat daya saing Indonesia.
“Dukungan SDM (sumber daya manusia) dan teknologi informasi harus dimajukan secara bersamaan dan terintegrasi guna menjawab tuntutan dan kebutuhan akan pelayanan publik dan birokrasi yang dinamis, lincah, efektif, dan efisien,” ujar Wapres.
Selaku Ketua Pengarah Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional (KPRBN), Wapres pun menekankan pentingnya percepatan transformasi digital pemerintah yang berfokus pada empat hal. Pertama, percepatan penyelesaian regulasi, pedoman dan standar teknis implementasi sistem pemerintahan berbasis elektronik.
Kedua, penyelesaian pembangunan dan pengembangan infrastruktur digital dan percepatan integrasi sistem aplikasi pemerintahan (E-Goverment) yang terpadu dan terintegrasi secara nasional.
“Ketiga, penataan dan penyederhanaan struktur proses bisnis kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah, sebagai respon atas perubahan perilaku dan kebutuhan layanan masyarakat di era digital. Keempat, peningkatan kapasitas dan kompetensi ASN, utamanya dalam literasi digital untuk mewujudkan transformasi digital birokrasi menuju birokrasi kelas dunia,” jelas Wapres.
Kendati demikian, Wapres mengingatkan agar transformasi digital yang dilakukan harus diikuti dengan perubahan perilaku. Tidak hanya mengubah layanan menjadi daring melalui aplikasi, namun juga harus diikuti dengan perubahan perilaku penggunanya.
“Transformasi digital ini juga mencakup bagaimana mengintegrasikan seluruh area layanan sehingga mampu menciptakan suatu nilai tambah yang memberikan
kepuasan kepada masyarakat sebagai pengguna layanan,”
kata Wapres.
Di samping itu, Wapres menekankan bahwa percepatan terwujudnya SMART ASN juga menjadi prioritas utama dalam mendukung keberhasilan reformasi birokrasi. Yakni ASN yang menguasai teknologi, bahasa internasional, berwawasan global, dan memiliki integritas nasional.
“Percepatan ini merupakan basis utama bagi kemampuan kita untuk beradaptasi terhadap tuntutan perubahan secara tepat dan cepat, serta menentukan keberlangsungan dan keberhasilan reformasi birokrasi,” ungkap Wapres.
Menutup sambutannya, Wapres mengajak seluruh ASN, para pejabat pembina kepegawaian di lingkungan kementerian, lembaga dan pemerintah daerah untuk mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi. Termasuk implementasi digitalisasi pemerintahan sebagai suatu kebutuhan yang harus diterapkan di era adaptasi kerja baru.
“Saya minta kepada pegawai ASN di seluruh Indonesia, untuk tetap produktif, menjadi teladan, dan motor penggerak bagi masyarakat untuk tetap patuh pada protokol kesehatan,” tandas Wapres.
Sebelumnya, Kepala BKN Bima Haria Wibisana mengungkapkan harapan dari terselenggaranya Rakornas Kepegawaian Tahun 2020 yaitu adanya program kesinambungan sinergitas dan kerja sama, serta akselerasi program dan rencana kegiatan antara BKN dengan para unit pengelola kepegawaian ASN instansi pusat dan daerah.
“Rakornas Kepegawaian ini diharapkan menjadi momentum penting bagi segenap komunitas kepegawaian nasional untuk menyamakan persepsi dan perspektif, sekaligus untuk penguatan konsolidasi dan koordinasi seluruh pejabat pembina kepegawaian,” mendatang pengembangan implementasi e-government Indonesia akan berhasil.
Inovasi dan Digitalisasi Administrasi Publik | 89 3. Tranformasi Digital
Saat ini kita berada pada era revolusi industri generasi keempat (4IR). Dalam 4IR, telah ditemukan berbagai teknologi baru yang bersifat disruptif atau disruptive technology. Teknologi hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan- perusahaan incumbent. Sama seperti perusahaan swasta, pemerintah berada juga didorong untuk meningkatkan efisiensi prosesnya. Hal ini merupakan dampak dari 4IR, di mana telah hadir inovasi teknologi yang sangat efisien dan cepat di tengah-tengah masyarakat. Peluang efisiensi sangatlah besar untuk diterapkan oleh Pemerintah, salah satunya melalui digitalisasi administrasi publik dan otomasi proses bisnis atau yang dikenal dengan Government 4.0. Karena p ermasalahan di atas, Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (WANTIKNAS) berupaya untuk mencari jalan keluar agar Digital Government dapat sepenuhnya diadopsi dan diterapkan di Indonesia.
Pengembangan Digital Government juga selaras dengan 9 Program Reformasi Birokrasi dan Nawacita kelima, yaitu membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintah yang bersih, efektif, demokratif, dan terpercaya. Untuk itu, WANTIKNAS ingin menyusun sebuah kajian pengembangan Digital Government. Berdasarkan kajian dapat disimpulkan beberapa hal berikut: (1) Digital Government sebagai upaya modernisasi pelayanan publik melalui adopsi teknologi digital, dapat memberikan peluang bagi pemerintah dalam melayani publik serta meningkatkan partisipasi dan kolaborasi publik dalam menciptakan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat (citizen- driven approach); (2) Indonesia telah memiliki regulasi e- Government berupa Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang dapat menjadi acuan dalam pengembangan SPBE bagi seluruh instansi pemerintah maupun Digital Government di Indonesia; dan (3) Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menerbitkan Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika Nomor 4 Tahun 2016 tentang Sistem Manajemen Pengamanan Informasi (SMPI) yang telah mengadopsi standar SNI/ISO 270001:2013 dan dapat diadopsi dalam penerapan strategi Digital Government untuk meningkatkan kepercayaan publik.
Rekomendasi yang telah dirumuskan antara lain: (1) memastikan penggunaan teknologi digital pada seluruh layanan pemerintah termasuk kebijakan; (2) merancang kerangka kerja organisasi dan tata kelola; (3) mengembangkan business case dalam penerapan Digital Government ; (4) mengadopsi standar keamanan informasi dalam penerapan Digital Government ; dan (5) menyusun dan menerapkan strategi pengembangan Digital Government secara berkelanjutan adalah dengan mengupayakan terlaksananya Digital Transformation, sehingga akses, waktu, biaya dan prosedur pelayanan publik menjadi lebih efektif, efisien dan akuntabel,” Urusan tanah, usaha, bahkan urus paspor, izin-izin semua menyatu dalam satu institusi atau lembaga. Jadi dengan adanya pelayanan tersebut kita harapkan akan meningkatkan kepuasan masyarakat sekaligus kepuasan institusi”.